Abstrak
Hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak
fundamental manusia yang diatur dalam Undang-undang Dasar 1945 dan peraturan
perundang-undangan di bawahnya. Di sisi lain, negara membutuhkan pembangunan
sebagai upaya dalam memajukan negaranya. Sayangnya, kedua hal ini sulit berjalan
beriringan secara optimal. Hal ini dikarenakan pemenuhan hak atas lingkungan yang
baik dan sehat sering kali terhambat oleh aktivitas industri yang tidak bertanggung
jawab. Contohnya, hal ini dapat dilihat pada kasus pembuangan limbah tekstil PT.
Kahatex di Kabupaten Bandung yang telah mencemari Sungai Cikijing di Rancaekek,
Jawa Barat. PT. Kahatex masih terlihat melaksanakan aktivitasnya yang berdampak
pada pencemaran lingkungan, meski izin pembuangan limbahnya telah dicabut. Le-
bih lanjut, Bupati Sumedang tidak berani menghentikan operasi perusahaan terse-
but mengingat jumlah karyawan PT. Kahatex yang terancam kehilangan pekerjaan.
Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan lingkungan
yang ada serta memberikan saran terhadap penegakan hukum yang sebaiknya dila-
kukan.
Kata kunci: Cikijing, industri, lingkungan, penegakan hukum, PT. Kahatex
Abstract
The right to a good and healthy environment is a fundamental right which is regulated in the
Indonesian Constitution and the regulations below it. On the other hand, the state needs deve-
lopment to make the people prosperous. However, these two concepts are difficult to go hand in
hand optimally. This due to the right to a good and healthy environment is often hampered by
irresponsible industrial activities. For example, this could be seen in textile waste disposal by
PT. Kahatex in Bandung Regency which has polluted the Cikijing River in Rancaekek, West
Java. PT. Kahatex was still carrying out its activities which impacted in polluting the environ-
ment, However, whereas the waste disposal permit has been revoked. Moreover, The Sumedang
Regent did not have the courage to stop the company's operations, considering the number of
employees from PT Kahatex is threatened to be jobless. Therefore, this paper aims to analyze
existing environmental problems and suggests recomendation for the law enforcement.
Keywords: Cikijing, industry, environment, law enforcement, PT. Kahatex
1
Penulis adalah Mahasiswa Program Sarjana di Fakulltas Hukum Universitas Padjadjaran.
98
Agung Kurniawan Sihombing
Penegakan Hukum Terhadap Pencemaran Lingkungan di Sungai Cikijing, Jawa Barat
Akibat Aktivitas Industri Tekstil PT. Kahatex
I. Pendahuluan
Hak atas lingkungan hidup yang baik yang sangat berpotensi merusak ling-
dan sehat merupakan bagian dari hak kungan hidup. Hal ini juga ditandai oleh
asasi manusia (HAM) yang diatur dalam banyaknya kasus perusahaan industri
Pasal 28 H Undang-Undang Dasar Nega- yang diberikan sanksi denda dengan
ra Republik Indonesia Tahun 1945.2 Hal jumlah yang besar akibat kerusakan
ini memiliki konsekuensi bahwa negara lingkungan yang mereka sebabkan.6 Ke-
harus memastikan terpenuhinya hak atas rusakan yang dihasilkan oleh industri-
lingkungan hidup dengan kualitas mini- -industri tersebut dapat berupa polusi
mal yang memungkinkan terwujudnya udara, polusi air, dan polusi tanah yang
kehidupan yang bermartabat dan sejah- masing-masing memiliki dampak berba-
tera dengan penegakan hukum yang ba- haya dan kesulitan upaya penanganan-
ik.3 Salah satu upaya penegakan hukum nya masing-masing.7
yang penting di bidang lingkungan ialah Melihat besarnya potensi pencemar-
adanya sanksi terhadap pelanggarannya. an lingkungan oleh aktivitas industri,
Sanksi ini dapat berbentuk sanksi pida- Valentino Darsono mengatakan, apabila
na, sanksi perdata, dan sanksi adminis- hal ini tidak mendapat perhatian yang se-
trasi.4 rius, maka antara industri dan lingkung-
Di sisi lain, sebagai negara berkem- an hidup tidak berjalan seiring, akan me-
bang, Indonesia harus mendorong laju nimbulkan kesan bahwa semakin maju
pembangunannya dengan aktivitas in- industri maka semakin rusak lingkungan
dustrial.5 Sayangnya, kegiatan industri hidup.8 Permasalahan tersebut tercermin
menjadi salah satu sektor pembangunan pada tindakan PT. Kahatex yang mence-
2
Indonesia (a), Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, ps. 28 H.
3
Junior B. Gregorius, “Hak Asasi Manusia (HAM) Atas Lingkungan Hidup (Suatu Rekfleksi So-
sio-Yuridis atas Implementasi Penyelesaian Sengketa Lingkungan)”, Jurnal Hukum dan Pembangunan
Tahun ke-39, No. 23, (2009), hlm. 288.
4
Harry Agung Ariefianto, “Penerapan Sanksi Administrasi Pencemaran Lingkungan Hidup Aki-
bat Kegiatan Industri (Studi Kasus Di CV. Slamet Widododi Semarang)”, Unnes Law Journal, Vol. 4, No.
1, (2015), hlm. 81.
5
Yeni Nuraeni, “Dampak Perkembangan Industri Pertambangan Nikel Terhadap Kondisi Sosial,
Ekonomi Dan Budaya Masyarakat”, Seminar Nasional Edusainstek FMIPA UNIMUS, 2018, hlm. 13.
6
Restu Diantina Putri, “11 Perusahaan Perusak Lingkungan Rugikan Negara Rp18 Triliun Baca
selengkapnya di artikel “11 Perusahaan Perusak Lingkungan Rugikan Negara Rp18 Triliun”, Tirto.id,
2019, https://tirto.id/dgZ6”https://tirto.id/11-perusahaan-perusak-lingkungan-rugikan-negara-rp-
18-triliun-dgZ6, diakses tanggal 6 Oktober 2020.
7
Ita Rustiati Ridwan, “Dampak Industri Terhadap Lingkungan Dan Sosial”, Jurnal Geografi Gea,
Vol., No. 2, (2010), hlm. 4.
8
Valentinus Darsono, Pengantar Ilmu Lingkungan, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
99
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 98 - 117
mari sungai Cikijing sejak lama, sehingga tempat yang dapat dilihat dari indikator
berakibat dengan kerugian masyarakat pencerna seperti adanya bau menyengat
setempat, seperti mengganggu aktivitas dan warna hitam pekat air limbah yang
sehari-hari dan menyebabkan kegagalan dibuang ke Sungai Cikijing. Pasalnya,
panen karena rusaknya lahan.9 Bahkan, air limbah ini paling banyak berasal dari
pada Februari 2020 lalu, Dedi Kurniawan limbah cair proses industri seperti bahan
selaku Ketua Dewan Daerah Walhi Jawa pewarna tekstil yang dihasilkan oleh ke-
Barat mengatakan bahwa bau banjir di giatan produksi garmen.12
Rancaekek yang terjadi di bulan tersebut Sungai Cikijing sendiri berada di Ka-
dipengaruhi oleh limbah pabrik PT. Ka- bupaten Bandung, melintasi empat ka-
hatex yang dibuang saat musim hujan.10 wasan desa, yaitu Desa Jelegong, Desa
PT. Kahatex merupakan industri Linggar, Desa Sukamulya dan Desa Bo-
tekstil yang terletak di Jalan Raya Ran- jongloa, di mana keempat Desa tersebut
caekek Km.23 No. 25, Kabupaten Sume- adalah kawasan pertanian lahan basah
dang, Provinsi Jawa Barat. Perusahaan dan kawasan permukiman. Selain itu,
ini berkembang menjadi sebuah pabrik masyarakat juga menggunakan air su-
yang besar, sebagai produsen terlengkap ngai tersebut untuk keperluan sehari-
mulai dari pembuatan serat, pemintalan, -hari seperti mandi, cuci dan memasak.
pertenunan, penyempurnaan, dan pem- Sungai ini melewati dua kabupaten, yak-
buatan pakaian jadi (garmen) dengan ni Kabupaten Sumedang dan Kabupaten
mempekerjakan puluhan ribu karya- Bandung.13 Hal tersebut menyebabkan
wan.11 Aktivitas industri ini mengakibat- pembuangan limbah yang dilakukan di
kan penurunan kualitas lingkungan se- sekitar daerah Rancaekek ini pun meng-
100
Agung Kurniawan Sihombing
Penegakan Hukum Terhadap Pencemaran Lingkungan di Sungai Cikijing, Jawa Barat
Akibat Aktivitas Industri Tekstil PT. Kahatex
alir sampai kepada Kabupaten Bandung lah dipenuhinya aturan yang berlaku.17
yang merupakan daerah kabupaten lain. PTUN Bandung menyatakan bahwa su-
Permasalahan atas tercemarnya ling- rat Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC)
kungan dari limbah tekstil PT. Kahatex tiga perusahaan, termasuk PT. Kahatex,
ini sudah ada sejak tahun 1990-an. Na- untuk segera dicabut dalam Putusan No
mun, kasus tersebut memuncak pada 178/G/2015/PTUN-BDG.18
tahun 2016 ketika Koalisi Melawan Lim- Atas hal ini, PTUN Bandung telah
bah (KML) bertindak. 14 Pada awalnya, memerintahkan Pemerintah Kabupaten
dasar pembuangan limbah cair PT. Ka- (Pemkab) Sumedang mencabut IPLC
hatex dijustifikasikan Surat Keputusan perusahaan tersebut.19 Setelah itu, PT.
Bupati Sumedang nomor 660.31/Kep. Kahatex melakukan upaya banding, na-
509-IPLC/2014 tentang Izin Pembuang- mun hasilnya tidak lah memuaskan bagi
an Limbah Cair (IPLC) ke Sungai Cikijing PT. Kahatex.20 Namun nyatanya, sampai
(SK Bupati).15 Atas kekhawatiran masya- pada tahap tersebut ketiga perusahaan
rakat yang memuncak, pada tahun 2016, masih beroperasi dan mengajukan lang-
SK Bupati tersebut dijadikan objek per- kah hukum hingga kasasi ke Mahkamah
kara di Pengadilan Tata Usaha (PTUN) Agung (MA). Lagi-lagi, pada bulan Mei
Bandung oleh koalisi gabungan organi- 2017, permohonan mereka tidak dika-
sasi pemerhati lingkungan yang disebut bulkan dengan dasar tidak adanya kesa-
dengan KML.16 Lewat kuasa hukumnya, lahan dalam putusan sebelumnya, serta
PT. Kahatex membantah tudingan ada- memerintahkan Pemkab Sumedang un-
nya pencemaran lingkungan dan te- tuk mencabut IPLC perusahaan tersebut
14
Yusuf Wijanarko, “[Laporan Khusus] Rancaekek dan Limbah yang Menyandera Sawah”, Pikir-
anRakyatcom, https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/pr-01304488/laporan-khusus-ranca-
ekek-dan-limbah-yang-menyandera-sawah?page=3, diakses tanggal 10 Juni 2020.
15
Indonesia (b), Bupati Sumedang, Surat Keputusan tentang Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC)
ke Sungai Cikijing, SK Bupati Sumedang No. 660.31/Kep.509-IPLC/2014 tahun 2014.
16
Dony Iqbal, “Bupati Sumedang Digugat Soal Limbah Cair Di Rancaekek. Ada Apa?”, Mongabay,
2015, https://www.mongabay.co.id/2015/12/22/bupati-sumedang-digugat-soal-limbah-cair-di-ran-
caekek-ada-apa/, diakses tanggal 11 Juni 2020.
17
Anisyah Al Faqir, “Sungai Cikijing Tercemar, diduga berasal Dari PT. Kahatex”, Merdeka.com,
2016, https://www.merdeka.com/peristiwa/sungai-cikijing-tercemar-diduga-berasal-dari-limbah-pt-
-kahatex.html, diakses tanggal 11 Juni 2020.
18
Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung, Putusan No 178/G/2015/PTUN-BDG, hlm. 248-249.
19
Agus Yulianto, “PTUN Kabulkan Gugatan Warga Soal IMB Kahatex”, 2014, https://republika.
co.id/berita/koran/kabar-jabar/14/09/18/nc2z8912-ptun-kabulkan-gugatan-warga-soal-imb-kaha-
tex, diakses tanggal 11 Juni 2020.
20
Pitriyani Gunawan, “Kahatex, Pemkab Banding Putusan PTUN”, Sumedang Online, 2016, htt-
ps://www.sumedang.online/2016/06/kahatex-pemkab-banding-putusan-ptun/, diakses tanggal 11
Juni 2020.
101
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 98 - 117
dalam putusan MA bernomor 187/K/ sebab itu, tulisan ini akan menganalisis
TUN/LH/2017. Pencabutan IPLC PT. permasalahan tersebut serta memberi-
Kahatex tersebut mengakibatkan perusa- kan saran kepada Pemerintah untuk me-
haan tidak lagi dapat melaksanakan akti- nanganinya.
vitas pembuangan limbah cair ke Sungai
Cikijing. II. Peraturan Lingkungan Terkait Pem-
buangan Limbah Cair di Indonesia
Akan tetapi, faktanya setelah enam
bulan dari putusan MA, PT. Kahatex Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang No-
mendapatkan kembali IPLC-nya.21 Pihak mor 32 Tahun 2009 tentang Perlindung-
perusahaan bahkan mengatakan Pemkab an dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sumedang tidak pernah mencabut izin (UUPLH) mengatur bahwa “setiap orang
mereka. Dasar ketidakpastian pelaksana- mempunyai hak yang sama atas ling-
an hukum ini ada pada masalah karya- kungan hidup yang baik dan sehat”.23
wan PT. Kahatex. Dengan dihentikannya Di samping itu, Pasal 6 ayat (1) UUPLH
kegiatan operasional perusahaan terse- mengatur kewajiban setiap orang untuk
but, maka puluhan ribu karyawan PT. “memelihara kelestarian fungsi ling-
Kahatex terancam dirumahkan atau bah- kungan hidup serta mencegah dan me-
kan di-PHK.22 Hal ini pun menyebabkan nanggulangi pencemaran dan perusakan
permasalahan antara penerapan hukum lingkungan hidup”.24 Berdasarkan Pasal
lingkungan Indonesia dengan ancaman 65 ayat (1) sampai dengan ayat (5) UUP-
nasib karyawan PT. Kahatex yang atas LH,25 dapat ditemukan hak-hak yang ter-
haknya untuk bekerja dan mendapatkan dapat dalam bidang lingkungan hidup,
penghidupan yang layak. Ketakutan ini yakni:26
lah yang menjadi penghalang penegakan 1. hak atas lingkungan hidup yang
hukum lingkungan pada masalah pem- baik dan,
buangan lingkungan PT. Kahatex. Oleh
Nadia Astriani, Yulinda Adharani, “Fungsi Izin Dalam Pengendalian Pencemaran Lingkungan
21
(Studi Kasus: Gugatan Penerbitan Izin Pembuangan Limbah Cair di Sungai Cikijing”, Jurnal Hukum
Lingkungan Indonesia, Vol. 03, No. 01, (2016), hlm. 124.
22
Dhio Faiz, “Saat Kahatex ‘Tantang’ Bupati Sumedang Cabut Izin Limbah”, CNN Indonesia, 2018,
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180326204822-75-286090/saat-kahatex-tantang-bupati-
-sumedang-cabut-izin-limbah, diakses tanggal 11 Juni 2020.
23
Indonesia (c), Undang-Undang tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU
No. 32 Tahun 2009, LN No. 140 Tahun 2009, TLN No. 5059, ps. 5 ayat (2).
24
Ibid., Ps. 6 ayat (1).
25
Ibid., Ps. 65 ayat (1)-(5).
26
Lihat juga Ashabul Kahpi, “Jaminan Konstitusional Terhadap Hak Atas Lingkungan Hidup di
Indonesia”, Al Daulah: Jurnal Hukum Pidana dan Ketatanegaraan, Vol. 2, No. 2, (2013), hlm.149.
102
Agung Kurniawan Sihombing
Penegakan Hukum Terhadap Pencemaran Lingkungan di Sungai Cikijing, Jawa Barat
Akibat Aktivitas Industri Tekstil PT. Kahatex
27
Indonesia (d), Undang-Undang tentang Administrasi Pemerintahan, UU Nomor 30 Tahun 2014,
LN No. 292 Tahun 2014, TLN No. 5601, Ps. 1 angka (19).
28
Indonesia (e), Menteri Dalam Negeri, Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Penye-
lenggaraan Terpadu Satu Pintu, Permendagri No. 24 Tahun 2006, ps.1 angka (8) dan (9).
29
N. M. Spelt dan J.B.J. M ten Berge, Pengantar Hukum Perizinan, (Surabaya: Penerbit Yuridika,
1993), hlm. 2-3.
103
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 98 - 117
Indonesia (f), Pemerintah Pusat, Peraturan Pemerintah tentang Izin Lingkungan, PP No. 27 Ta-
31
hun 2012, LN. 2012 No.48, TLN No. 5285, Ps. 48 ayat (2).
32
Indonesia (c), Op.Cit., Ps. 20 ayat (3). Lihat juga Agus Rasyid C.W., Op.Cit., hlm. 27.
33
Indonesia (g), Pemerintah Pusat, Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pe-
ngendalian Pencemaran Air, PP No. 82 Tahun 2001, LN. 2001 No. 153, TLN No. 4161, ps. 37. Lihat juga
Agus Rasyid C.W., Op.Cit., hlm. 21.
34
Nadia Astriani, Op.Cit., hlm. 124.
35
Ibid., hlm. 118.
36
Indonesia (g), Op.Cit., Ps. 1 ayat (9).
104
Agung Kurniawan Sihombing
Penegakan Hukum Terhadap Pencemaran Lingkungan di Sungai Cikijing, Jawa Barat
Akibat Aktivitas Industri Tekstil PT. Kahatex
Selain itu, dalam Pasal 37 PP No. 82 51 yang terdiri dari sanksi administrasi,
Tahun 2001, dikatakan bahwa penang- ganti kerugian, dan sanksi pidana.41
gung jawab usaha atau kegiatan yang
membuang air limbah ke air atau sumber III.
Uraian Permasalahan Penegakan
air wajib mencegah dan menanggulangi Hukum pada Kasus PT. Kahatex
terjadinya pencemaran air.37 Pasal 40 PP Permasalahan hukum yang paling
tersebut juga menjelaskan bahwa untuk utama pada kasus ini adalah penegak-
melakukan pembuangan air limbah ke an putusan PTUN yang telah menyata-
air atau sumber air harus mendapatkan kan bahwa seharusnya IPLC PT. Kaha-
izin tertulis dari Bupati atau Walikota.38 tex dicabut, yang mengakibatkan harus
Untuk mendapatkan izin ini, pemrakar- diberhentikannya aktivitas PT. Kahatex
sa harus terlebih dahulu melakukan kaji- yang menghasilkan limbah yang men-
an pembuangan air limbah ke air terkait cemari Sungai Cikijing. Pasal 1 angka
dengan data hasil pengaruh pembuang- 14 UUPLH menyatakan bahwa pence-
an limbah terhadap hewan dan tanaman, maran lingkungan hidup terjadi ketika
kualitas tanah dan air, serta kesehatan “masuk atau dimasukkannya makhluk
masyarakat. hidup, zat, energi, dan/atau komponen
Dalam memastikan penaatan setelah lain ke dalam lingkungan hidup oleh
diberikannya izin, Bupati atau Walikota kegiatan manusia sehingga melampaui
juga diwajibkan pada Pasal 44 ayat (1) baku mutu lingkungan hidup yang telah
PP No. 82 Tahun 2001 untuk melakukan ditetapkan”.42 Pada putusan MA berno-
pengawasan untuk memastikan ditaati- mor 187/K/TUN/LH/2017, penggugat
nya persyaratan yang dicantumkan da- yang merupakan kumpulan organisasi
lam izin yang diberikan ke perusahaan pemerhati lingkungan telah memberi-
terkait.39 Hal ini dapat dilaksanakan oleh kan bukti dalam bentuk tabel parameter
pejabat pengawas lingkungan daerah.40 baku mutu air kelas II dari tahun 2009
Adapun sanksi apabila melanggar keten- hingga tahun 2015.43 Tabel tersebut telah
tuan-ketentuan di dalam PP tersebut di- menunjukkan bahwa pembuangan lim-
atur pada Pasal 48 sampai dengan Pasal bah pada Sungai Cikijing dari tahun ke
tahun telah melampaui baku mutu. Hal
37
Ibid., ps. 37.
38
Ibid., ps. 40.
39
Ibid., Ps. 44 ayat (1).
40
Ibid., Ps. 44 ayat (2).
41
Ibid., Ps. 48-51.
42
Indonesia (c), Op.Cit., Ps. 1 angka (14).
43
Mahkamah Agung, Putusan No. 187/K/TUN/LH/2017, hlm. 14-25.
105
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 98 - 117
ini juga dapat dilihat dengan mata telan- til yang belum diolah dengan sempur-
jang di sekitar perairan Sungai Cikijing, na.46 Sehingga hasil ini pun dapat me-
dimana airnya berwarna keruh, berwar- nunjukkan bahwa limbah terbesar yang
na coklat hingga hitam dan berbau. Lim- mencemari Sungai Cikijing berasal dari
bah industri tekstil tergolong limbah cair PT. Kahatex sendiri.
dari proses pewarnaan yang merupakan Oleh karena itu, putusan MA yang
senyawa kimia sintetis yang mempunyai menyatakan bahwa sudah sepantasnya
kekuatan pencemar yang kuat dan mam- SK Bupati yang menjadi objek gugatan
pu mencemari lingkungan.44 sudahlah tepat. Hal ini dikarenakan izin
Atas adanya tuduhan tersebut, ma- tersebut tidak lagi sesuai dengan kenya-
najer umum PT. Kahatex, Luddy Suted- taan, dimana pembuangan limbah PT.
ja dan manajer Instalasi Pengolahan Air Kahatex telah melampaui baku mutu
Limbah (IPAL) PT. Kahatex menyangkal dan menyebabkan pencemaran ling-
hal tersebut. Mereka berkata bahwa sejak kungan yang telah dibuktikan oleh data
dulu PT. Kahatex sudah selalu mengikuti lapangan. Akan tetapi, faktanya PT. Ka-
peraturan pemerintah dengan menggu- hatex masih melaksanakan aktivitasnya
nakan tiga unit instalasi IPAL dan tidak Mengikuti putusan MA, Robby De-
membuang limbah yang melebihi baku wantara sebagai kepala Seksi Penataan
mutu yang ditetapkan pemerintah. Lud- Hukum Lingkungan Kabupaten Ban-
dy Sutedja juga menambahkan bahwa dung mengatakan bahwa Bupati me-
bisa saja limbah yang mencemari Sungai mang telah mencabut surat IPLC PT.
Cikijing bukan limbah PT. Kahatex, me- Kahatex. Akan tetapi, tidak lama kemu-
lainkan industri-industri lain yang ber- dian, surat izin yang baru diterbitkan
ada di lokasi yang tidak jauh dari peru- lagi. Penerbitan surat izin yang baru ini
sahaan tersebut.45 Akan tetapi, di tahun pun tidak diikuti oleh langkah-langkah
yang sama ketika pernyataan tersebut di- untuk menyesuaikan penerbitan limbah
publikasikan, Wage Komarawidjaja me- cair PT. Kahatex.47
nyimpulkan dalam penelitiannya bahwa
Hal ini juga dikonfirmasi oleh Pem-
limbah terbesar yang mencemari Sungai
kab Sumedang, dimana penerbitan ter-
Cikijing adalah limbah cair industri teks-
sebut dilakukan oleh Dinas Penanaman
44
Haryono et. al, “Pengolahan Limbah Zat Warna Tekstil Terdispersi dengan Metode Elektroflo-
tasi”, EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan), Vol.3, No.1, (2018), hlm. 95.
45
“Menjawab Keraguan IPAL Kahatex”, Kahatex Peduli, 2016, www.kahatexpeduli.com
/utama/menjawab-keraguan-ipal-kahatex, diakses tanggal 11 Juni 2020.
46
Wage Komarawidjaja, Op.Cit., hlm. 124.
47
Wawancara dengan Robby Dewantara, S.H., M.Si, Kepala Seksi Penataan Hukum Lingkungan/
PPNS LH Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung pada 30 November 2019.
106
Agung Kurniawan Sihombing
Penegakan Hukum Terhadap Pencemaran Lingkungan di Sungai Cikijing, Jawa Barat
Akibat Aktivitas Industri Tekstil PT. Kahatex
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pin- IV. Langkah-langkah yang Harus Di-
tu (DPMPTSP) berdasarkan rekomendasi laksanakan Pemerintah dalam Me-
teknis dari Dinas Lingkungan Hidup dan negakkan Hukum Lingkungan Ter-
Kehutanan (DLHK). Penerbitan kembali kait Kasus PT. Kahatex
tersebut didasari oleh hasil pengujian
Berdasarkan analisis di atas, setidak-
limbah bulanan yang masuk ke DLHK,
nya ada tiga masalah utama yang ada
hasil pemeriksaan kondisi IPAL di la-
dalam kasus ini. Pertama, penegakan
pangan, serta dokumen dampak pembu-
hukum mengenai pencemaran lingkung-
angan limbah. Kepala DLHK Kabupaten
an yang diakibatkan oleh limbah tekstil
Sumedang juga menambahkan, bahwa
PT. Kahatex di Sungai Cikijing; kedua,
kekalahan PT Kahatex di MA pada saat
memastikan hak karyawan PT. Kahatex
itu dikarenakan PT. Kahatex belum me-
yang terancam apabila aktivitas PT. Kah-
lengkapi dokumen pengkajian pembu-
atex diberhentikan; dan ketiga, memasti-
angan air limbah, yang mana telah dipe-
kan kembalinya fungsi lingkungan yang
nuhi saat penerbitan IPLC baru.48
tercemar agar dapat dipergunakan kem-
Di sisi lain, Luddy Sutedja justru bali secara layak oleh masyarakat. Beri-
mengatakan bahwa Bupati Sumedang kut adalah langkah-langkah yang dapat
tidak pernah mencabut izin sama sekali dilakukan pemerintah dalam menyele-
dikarenakan “takut” apabila karyawan saikan permasalahan tersebut.
PT. Kahatex yang tidak bisa bekerja akan
A. Pelaksanaan Putusan MA
menyerang Kabupaten Sumedang.49 Hal
ini pun menunjukkan adanya ketidak- Dikarenakan MA telah menguatkan
pastian dari sisi Pemkab Sumedang. bahwa pencabutan IPLC PT. Kahatex
merupakan langkah yang sudah tepat
karena adanya indikasi pencemaran
lingkungan, sehingga sudah seharusnya
pemerintah daerah mencabut IPLC terse-
but. Pencabutan izin ini merupakan bagi-
an dari sanksi administrasi yang dituju-
kan sebagai bentuk pemulihan keadaan
ketika pemegang izin tidak melakukan
tindakan yang disyaratkan dalam izin
48
Tim Pikiran Rakyat, “[Laporan Khusus] Rancaekek dan Limbah yang Menyandera Sawah”, Pi-
kiranRakyatcom, 2018, https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/pr-01304488/laporan-khu-
sus-rancaekek-dan-limbah-yang-menyandera-sawah?page=4, diakses 20 September 2020.
49
Dhio Faiz, Op.Cit.
107
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 98 - 117
tersebut.50 Selaku pejabat TUN, pelaksa- yakni telah tercemarnya air Sungai Ciki-
naan putusan ini merupakan salah satu jing yang dibuktikan oleh hasil uji baku
kewajiban yang wajib dilaksanakan Bu- mutu air dan tampilan fisik sungai yang
pati Sumedang yang diatur dalam Pasal telah berwarna dan berbau.53 Sayangnya,
97 ayat (8) dan ayat (9) Undang-Undang PT. Kahatex tidak menunjukkan ada-
Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan nya upaya membenahi IPAL-nya untuk
Tata Usaha Negara (UU PTUN). Pasal mengikuti putusan MA tersebut, mela-
tersebut menyatakan bahwa pembatalan inkan tetap bersikukuh taatnya mereka
atau tidak sahnya suatu Keputusan Tata terhadap peraturan yang berlaku. Oleh
Usaha Negara (KPTUN) oleh PTUN ha- karena itu, Pemkab Sumedang seharus-
rus diikuti oleh keputusan pejabat TUN nya melaksanakan putusan MA dengan
untuk mencabut KPTUN terkait.51 Selain diikuti oleh tindakan lanjutan untuk
itu, pejabat TUN juga diwajibkan untuk membenahi pelanggaran yang ada.
menerbitkan KPTUN yang baru. Ada B. Pembuatan IPAL Terpadu
pun sanksi yang dapat diberikan bagi ti-
Apabila putusan MA telah dilaksa-
dak dijalankannya putusan adalah sank-
nakan dengan baik, upaya penyesuaian
si administratif dari atasan pejabat TUN
yang dapat dilakukan oleh Bupati Su-
yang bersangkutan, melalui pengumum-
medang adalah dengan membuat IPAL
an media massa, atau pengenaan uang
Terpadu terlebih dahulu sebelum ke-
paksa.52
mudian boleh menerbitkan kembali izin
Apabila IPLC ini akan diterbitkan yang baru. Hal ini merupakan salah satu
kembali, maka penerbitan tersebut pun gagasan yang diungkapkan oleh Robby
seharusnya diikuti dengan penyesuaian Dewantara yang akan dilaksanakan pi-
yang efektif agar pencemaran tidak terja- hak Dinas Lingkungan Hidup Kabupa-
di lagi. Hal ini sangat penting, karena di- ten Bandung dengan pemerintah daerah
kuatkannya pencabutan SK Bupati bukan terkait. IPAL Terpadu merupakan sistem
hanya karena cacat prosedur penerbitan, pengolahan air limbah yang dilakukan
melainkan dilanggarnya peraturan yang secara terpusat, bukan di masing-masing
menjadi syarat utama pemberian IPLC, daerah secara terpisah, dengan bangun-
50
Andri Gunawan Wibisana, “Tentang Ekor yang Tak Lagi Beracun: Kritik Konseptual atas Sanksi
Administratif dalam Hukum Lingkungan di Indonesia”, Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 6, No.
1, (2019), hlm. 59.
51
Lihat Indonesia (h), Undang-Undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara, UU No. 5 Tahun
1986, LN. 1986/ No.77, TLN No. 3344, ps. 97 ayat (8) dan (9).
52
Putri Kemala Sari, “Penerapan Upaya Paksa dalam Eksekusi Putusan Pengadilan Tata Usaha
Negara Kepada Pejabat Tata Usaha Negara”, Jurnal Ius Civile, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 30.
53
Nadia Astriani, Op.Cit., hlm. 124.
108
Agung Kurniawan Sihombing
Penegakan Hukum Terhadap Pencemaran Lingkungan di Sungai Cikijing, Jawa Barat
Akibat Aktivitas Industri Tekstil PT. Kahatex
109
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 98 - 117
110
Agung Kurniawan Sihombing
Penegakan Hukum Terhadap Pencemaran Lingkungan di Sungai Cikijing, Jawa Barat
Akibat Aktivitas Industri Tekstil PT. Kahatex
tersebut.62 Oleh karena itu, jalan yang tercemar akibat limbah industri juga
ditempuh PT. Kahatex ialah segera men- menjadi keluh kesah petani di Rancae-
daftarkan ulang izin ketika penguatan kek. Berdasarkan penelitian Greenpeace
pencabutan izin yang lama oleh MA de- Asia Tenggara dan Walhi Jabar 2015 di
ngan satu persyaratan tambahan tanpa daerah tersebut, terdapat pencemaran
memperbaiki IPAL mereka.63 Hal ini ten- sawah seluas 1.215 hektar dan bertambah
tunya sangat disayangkan, mengingat 727 hektar saat banjir. Hal ini menyebab-
bahwa sudah kewajiban suatu perusa- kan produktivitas sawah menurun 1-1,5
haan untuk memenuhi persyaratan izin ton per hektar tiap musim. Kerugian
lingkungannya beserta memperhatikan yang diakibatkan mencapai Rp3,65 mili-
kondisi pekerjanya, tanpa harus mengor- ar per tahun.65 Oleh karena itu selain me-
bankan satu daripada yang lain. negakan hukum, pemerintah juga wajib
D. Pemulihan Lahan Pertanian Tercemar memastikan kembalinya daerah sekitar
Sungai Cikijing pada kondisi dan fungsi
Selain masalah penegakan hukum
semula agar dapat dipergunakan dengan
dan pemastian hak karyawan, masalah
layak oleh masyarakat.
lain yang diakibatkan dari oleh pence-
maran masif ini adalah kerusakan la- Atas hal ini, pemerintah Rancaekek
han pertanian di sepanjang Sungai Ci- sempat mewacanakan akan membeli la-
kijing. Adanya pencemaran lingkungan han produktif yang terpapar limbah B3
di Sungai Cikijing dapat diindikasikan tersebut dan dialihfungsikan. Namun,
dengan menurunnya kualitas lahan per- rencana tersebut tidaklah menyelesai-
tanian dan menyebabkan menurunnya kan masalah yang ada.66 Alih fungsi sa-
produksi, bahkan menyebabkan kema- wah menjadi kawasan industri bukanlah
tian tanaman padi atau bulir padinya solusi yang tepat terhadap pencemaran
hampa dan ikan yang dibudidayakan lingkungan, dan tidak sesuai dengan se-
mati.64 Lahan pertanian yang rusak dan mangat pemerintah untuk mewujudkan
62
Yedi Supriadi, “63 Ribu Karyawan Kahatex Terancam Dirumahkan” Pikiran Rakyat, 2016, ht-
tps://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/pr-01261282/63-ribu-karyawan-kahatex-terancam-
-dirumahkan-376101, diakses tanggal 7 Oktober 2020.
63
Tim Pikiran Rakyat, Op.Cit.
64
Indriyati Kamil, “Peran Komunikasi Pemerintahan dalam Penanganan Lingkungan Kumuh”,
Jurnal Komunikasi, Vol 11, No.1, (2018), hlm. 133.
65
Indra Nugraha, “Sawah Tercemar Limbah Pabrik, Beginilah Nasib Petani Rancaekek”, Mong-
abay, 2015, https://www.mongabay.co.id/2015/04/14/sawah-tercemar-limbah-pabrik-beginilah-
-nasib-petani-rancaekek/, diakses tanggal 28 Juli 2020.
66
Ibid.
111
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 98 - 117
112
Agung Kurniawan Sihombing
Penegakan Hukum Terhadap Pencemaran Lingkungan di Sungai Cikijing, Jawa Barat
Akibat Aktivitas Industri Tekstil PT. Kahatex
113
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 98 - 117
DAFTAR PUSTAKA
114
Agung Kurniawan Sihombing
Penegakan Hukum Terhadap Pencemaran Lingkungan di Sungai Cikijing, Jawa Barat
Akibat Aktivitas Industri Tekstil PT. Kahatex
115
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2020: Halaman 98 - 117
116
Agung Kurniawan Sihombing
Penegakan Hukum Terhadap Pencemaran Lingkungan di Sungai Cikijing, Jawa Barat
Akibat Aktivitas Industri Tekstil PT. Kahatex
read/20170605/430/659175/ironi- poran-khusus-rancaekek-dan-lim-
-dari-timur-bandung, diakses pada bah-yang-menyandera-sawah?pa-
20 September 2020. ge=4, diakses 20 September 2020.
Putri, Restu Diantina. “11 Perusahaan Widyastuti, Shinta Ayu. “Analisis Dam-
Perusak Lingkungan Rugikan Nega- pak Normalisasi Daerah Aliran
ra Rp18 Triliun Baca selengkapnya Sungai (Das) Ciliwung Terhadap
di artikel “11 Perusahaan Perusak Masyarakat Kampung Pulo Di Dki
Lingkungan Rugikan Negara Rp18 Jakarta”, Departemen Ekonomi Sum-
Triliun”, Tirto.id, 2019, https://tirto. berdaya Dan Lingkungan Fakultas
id/dgZ6”https://tirto.id/11-perusa- Ekonomi Dan Manajemen Institut
haan-perusak-lingkungan-rugikan- Pertanian Bogor Bogor, 2017.
-negara-rp18-triliun-dgZ6, diakses Wijanarko, Yusuf. “[Laporan Khusus]
tanggal 6 Oktober 2020. Rancaekek dan Limbah yang Me-
Ridwan, Ita Rustiati. “Dampak Industri nyandera Sawah”, PikiranRakyat-
Terhadap Lingkungan Dan Sosial”, com, https://www.pikiran-rakyat.
Jurnal Geografi Gea, Vol. 7, No. 2, 2010. com/bandung-raya/pr-01304488/
Sayori, Wini Elhetria. “Pencemaran laporan-khusus-rancaekek-dan-lim-
Lingkungan Hidup Yang Dilakukan bah-yang-menyandera-sawah?pa-
PT. Kahatex di Kabupaten Bandung ge=3, diakses tanggal 10 Juni 2020.
Dihubungkan Dengan Undang- Yasin, Muhammad, “Masalah Ek-
-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Ten- sekusi Paksa Putusan PTUN”,
tang Perlindungan Dan Pengelolaan Hukum Online, 2013, https://
Lingkungan Hidup”, Skripsi (S1) the- www.hukumonline.com/kli-
sis, Fakultas Hukum Universitas Pa- nik/detail/ulasan/lt5206db0fe23
sundan, 2017. 9e/masalah-eksekusi-paksa-
Supriadi, Yedi. “63 Ribu Karyawan Ka- -putusan-ptun/, diakses tanggal 12
hatex Terancam Dirumahkan” Pi- Juni 2020.
kiran Rakyat, 2016, https://www. Yulianto, Agus, “PTUN Kabulkan Gu-
pikiran-rakyat.com/bandung-raya/ gatan Warga Soal IMB Kahatex”,
pr-01261282/63-ribu-karyawan-kah- 2014, https://republika.co.id/beri-
atex-terancam-dirumahkan-376101, ta/koran/kabar-jabar/14/09/18/
diakses tanggal 7 Oktober 2020. nc2z8912-ptun-kabulkan-gugatan-
Tim Pikiran Rakyat. “[Laporan Khu- -warga-soal-imb-kahatex
sus] Rancaekek dan Limbah
yang Menyandera Sawah”, Pi-
kiranRakyatcom, 2018, https://
www.pikiran-rakyat.com/
bandung-raya/pr-01304488/la-
117