Anda di halaman 1dari 4

KERUSAKAN LINGKUNGAN DIKABUPATEN RANCAEKEK AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH PT.

KAHATEX Makalah Di ajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Hukum Lingkungan UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG Disusun oleh : Tian Dwi Rahmatika 10040010053 Arty Dewi Utary 10040010062 Pendi 10040010071 Fajar Rachman Rizkiansyah 10040010077 Dicky Angga Prawira 10040010081

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG BANDUNG 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas kehendak-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kerusakan Lingkungan Akibat Pembuangan Limbah PT. Kahatex di Rancaekek Kab.Bandung untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Lingkungan di Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung. Dalam pengerjaannya, penulis tidak lepas dari bantuan pihak luar yang turut serta menyusun makalah ini diantaranya : 1. Dosen Hukum Lingkungan Universitas Islam Bandung. 2. Teman teman yang telah mendukung penyusunan makalah ini. 3. Pihak pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kita dan umumnya bagi pembaca. Penulis masih banyak kekurangan maka dari itu, kritik dan saran yang membangun penulis tunggu guna perbaikan pada masa datang. Bandung, Desember 2011 Penulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam lingkungan. dapat juga diartikan sebagai perubahan tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh aktivitas alam sehingga kualitas alam turun hingga tingkat tertentu. Rancaekek merupakan kawasan potensial yang dimanfaatkan sebagai sentra industri teksil daerah Bandung. Menurut Pemerintah Kabupaten Bandung, di kawasan ini terdapat 42 buah Pabrik tekstil yang terletak di sepanjang jalan Rancaekek Cicalengka dan antara Cicalengka Majalaya, yaitu di bagian daerah persawahan Rancaekek, Cicalengka, dan Majalaya, diantaranya PT Kahatex yang bergerak di bidang industri tekstil. P.T. KAHATEX didirikan oleh Mr. L.H. Song pada Tahun1979, beliau mengikuti visinya untuk menjadi bagian dari kemajuan industri tekstil di Indonesia.Industri tekstil di Indonesia adalah industri terbesar ketiga di samping industri minyak dan gas, dan mempunyai kontribusi terbesar untuk pasar ekspor. Sejak saat itu perusahaan ini berkembang menjadi sebuah komplek pabrik yang besar, terbentang di atas dua lokasi pembuatan di Cijerah, Rancaekek dan di luar kota Bandung. Kahatex saat ini adalah salah satu produsen terlengkap mulai dari pembuatan serat, pemintalan, pertenunan, penyempurnaan dan pembuatan pakaian jadi. Untuk memelihara dan mengembangkan posisi mereka di pasaran, perusahaan mengikuti perkembangan secara teratur dan proses perluasan dengan memperluas jangkauan produk mereka. Saat ini grup Kahatex sebagai salah satu pemasok terbesar pada sektor tekstil dan memberikan kontribusi yang sangat berarti untuk pasar ekspor. 35% dari produksi diekspor langsung ke berbagai negara di dunia, sementara 45% dari produksi sebagai ekspor tidak langsung dan 20% dari produksi untuk pasar dalam negeri. Grup Kahatex saat ini mempekerjakan 26.000 karyawan dengan kapasitas untuk memproses 120.000 ton bahan baku (katun dan serat sintetik) per tahun. 400.000 mata pintal, 2.000 rotor dan 17.000 air jet spinning dan juga dilengkapi 2.000 mesin tenun dan 1.500 mesin rajut. Yang kami bahas dalam makalah ini adalah dampak pembuangan limbah PT Kahatex Cabang Rancaekek[1]).

Selama ini limbah industri PT Kahatex alternatifnya dibuang ke Sungai Cikijing yang merupakan anak Sungai Citarik dan Sungai Cimande yang pada akhirnya bermuara ke Sungai Citarum. Pembangunan industri menyebabkan penurunan produksi pertanian, dan berkurangnya luasan areal pertanian.Hal ini diduga karena kegiatan pertanian di wilayah tersebut memanfaatkan pengairan dari drainase yang melewati lokasi industri di bagian hulunya. Sistem pertanian menjadi terancam menggunakan pengairan yang tercemar, terutama saat debit kering, karakteristik air saluran tidak sesuai lagi untuk kegiatan pertanian[2]). Limbah industri tekstil adalah berupa limbah padat, gas, dan cair. Diantara jenis limbah tersebut yang sangat menjadi masalah adalah limbah cair, yang dapat mencemari sungai karena kandungan zat organiknya tinggi serta tingkat keasaman rendah, sehingga limbah sebelun dibuang ke badan sungai harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Untuk mengetahui pengaruh limbah industri kahatex terhadap kulitas air sungai, maka perlu diketahui dari tiap tiap parameter yang dipengaruhi oleh limbah industri kahatex. Sifat sifat air yang umum di uji dapat digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran air misalnya, nilai derajat keasaman (PH) . Alasan kami memilih judul Kerusakan Lingkungan di Kawasan Rancaekek yang Diakibatkan Pembuangan Limbah PT Kahatex karena PT Kahatex merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil terbesar di Indonesia, dengan permintaan pasar yang begitu tinggi maka untuk memenuhi permintaan, PT Kahatex menggunakan mesin mesin modern dalam produksinya, dengan hasil produksi yang besar dan berkualitas bersamaan itu pula PT Kahatex tentu menghasilkan limbah pabrik yang tidak sedikit. Pembuangan limbah yang dilakukan oleh PT Kahatex telah memberikan dampak yang sangat besar bagi lingkungan dan merugikan mayarakat sekitar Rancaekek, Bandung. Seharusnya PT Kahatex sebagai perusahaan yang memiliki izin dapat mengelola limbah perusahaannya dengan baik, tapi pada kenyataannya PT Kahatex gagal melakukan ini yang terjadi justru kerusakan lingkungan di sekitar kawasan pabrik. Dalam pembahasan ini aturan yang berkaitan dengan kasus PT Kahatex adalah : 1. UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian 2. PP No. 18 Tahun 1999 3. PP No. 85 Tahun 1999 4. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 5. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) 1.2 Identifikasi Masalah

(1). Bagaimana kasus posisi dan fakta hukum dari Dampak Pembuangan Limbah PT Kahatex ? (2). Bagaimana pengelolaan lingkungan di Rancaekek sehingga terjadi kerusakan lingkungan oleh PT Kahatex selama ini ? (3). Bagaimana upaya penyelesaian atas kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh PT Kahatex selama ini ?

Anda mungkin juga menyukai