TENTANG
Oleh :
NIM : 12270521865
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
karunia dan ridho serta rahmat dari-NYA sehingga Naskah Akademik yang berjudul “Badan
Usaha Milik Desa" di Kabupaten Mahakam Ulu ini dapat diselesaikan. Penyusunan Naskah
Akademik ini disusun untuk digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam penyusunan
menyadari bahwa penyusunan Naskah Akademik ini masih jauh dari sempurna dan perlu
pengembangan lebih lanjut sehingga masih membutuhkan kritik dan saran yang membangun
guna kesempurnaan penyusunan Naskah Akademik ini serta sebagai masukan bagi penulis
Akhir kata, semoga Naskah Akademik ini dapat memberi manfaat dan dapat digunakan
sebagai salah satu bahan acuan pertimbangan untuk penyusunan Rancangan Peraturan Daerah
di Kabupaten Mahakam Ulu dan kami mohon maaf jika masih terjadi kesalahan dan
kekurangan di dalamnya.
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
A. Pengertian Stress......................................................................................3
D. Dampak Stress.........................................................................................7
F. Mengelola Stress....................................................................................11
A. Kesimpulan............................................................................................16
B. Saran......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18
LAMPIRAN......................................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
berperan penting bagi perekonomian Indonesia sebagai salah satu penyumbang devisa dari
sektor nonmigas. Produk minyak kelapa sawit (MKS) diserap oleh industri pangan terutama
minyak goreng dan industri non pangan seperti kosmetik, farmasi, dan lain-lain. Peningkatan
permintaan minyak makan dunia khususnya minyak sawit terus terjadi akibat pertambahan
penduduk dan peningkatan pendapatan per kapita penduduk dunia (Pahan, 2007).
peningkatan produksi kelapa sawit. Usaha untuk meningkatkan produksi kelapa sawit
ditempuh dengan perluasan areal perkebunan kelapa sawit dan peningkatan produktivitas.
Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 7.51 juta hektar
dengan produksi sebesar 18.64 juta ton minyak sawit dan 3.47 juta ton inti sawit (Pusat Data
Peningkatan luas areal dan produktivitas yang cukup tinggi ini diikuti oleh
perkembangan industri kelapa sawit. Perkembangan industri kelapa sawit dicirikan dengan
pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) terpadu dengan perkebunan yang dapat berdampak
positif (melalui penyerapan tenaga kerja dan perbaikan infrastruktur daerah setempat) dan
berdampak negatif bagi lingkungan (melalui penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan
akibat pencemaran serta timbulnya masalah sosial). Oleh karena itu, penerapan konsep zero
ii
Limbah kelapa sawit merupakan sisa hasil tanaman kelapa sawit yang tidak termasuk
dalam produk utama atau hasil ikutan dari proses pengolahan kelapa sawit. Limbah hasil
pengolahan kelapa sawit dibedakan menjadi limbah cair yang biasa dikenal dengan istilah
POME (Palm Oil Mill Effluent) serta limbah padat berupa sabut, cangkang, janjangan kosong
Limbah industri kelapa sawit banyak mengandung senyawa organik dan anorganik.
Senyawa organik dapat dirombak oleh bakteri baik secara aerob maupun anaerob. Kesulitan
Limbah kelapa sawit mengandung zat beracun seperti logam berat (tembaga, timbal, perak,
seng, besi, nikel, dll) yang dapat berpengaruh buruk pada mikroorganisme (Sugiharto, 1987).
Di sisi lain kandungan bahan organik yang terkandung dalam limbah hasil pengolahan kelapa
sawit merupakan bahan baku potensial yang bernilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan untuk
Dampak negatif yang mungkin ditimbulkan dari limbah industri kelapa sawit dan
pertimbangan potensi bahan organik yang terkandung dalam limbah kelapa sawit yang bisa
baik. Aplikasi limbah kelapa sawit sebagai pupuk organik perlu dilakukan dengan benar
sehingga biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar dan dapat meminimalisir dampak negatif
yang mungkin ditimbulkan demi mewujudkan pertanian yang berkelanjutan serta industri
yang ramah lingkungan. Kegiatan magang ini bertujuan untuk mempelajari pengelolaan
limbah yang dilakukan perusahaan terutama hal-hal yang berkaitan dengan aplikasi limbah
ii
penulis sesuai dengan kompetensi penulis agar dapat memahami dan mendalami proses kerja
secara nyata serta meningkatkan kemampuan teknis lapangan dan manajerial dalam
penanganan dan pemanfaatan limbah kelapa sawit sebagai pupuk organik serta mengetahui
dampak aplikasinya terhadap tanaman dan pengaruh aplikasi limbah cair terhadap sifat tanah
dan air.
FFGTG
1. Bagaimana cara pengelolaan limbah kelapa sawit agar tidak menimbulkan dampak negatif
2. Apa yang menjadi pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, yuridis pembentukan
3. Apa ruang jangkauan, arah pengaturan dan ruang lingkup Rancangan Peraturan Daerah
Tujuan yang diharapkan dari kegiatan penyusunan Naskah Akademik Rencana Peraturan
a. Merumuskan cara pengelolaan limbah kelapa sawit agar tidak menimbulkan dampak
ii
b. Merumuskan pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, yuridis pembentukan
c. Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan, dan
arah pengaturan serta materi muatan rancangan peraturan daerah tentang pengelolaan
a. Sebagai acuan atau refrensi dalam pengelolaan limbah industri kelapa sawit
b. Melahirkan dokumen resmi yang terintegrasi dengan konsep Raperda Kota Rokan Hulu
Mengingat penelitian naskah akademik ini dilakukan pada masa lebaran idul fitri,
maka penyusunan naskah akademik peraturan daerah tentang Pengelolaan Limbah Industri
Kelapa Sawit menggunakan pendekatan yuridis normatif melalui studi pustaka yang
menelaah data skunder berupa peraturan perundang-undangan, hasil penelitian, dan refrensi
lainnya, analisis ditujukan pada data dan informasi lalu dilihat keterkaitannya dengan
perundang-undangan yang berada ditingkat diatasnya, dalam hal ini harmonisasi bahan
hukum. Secara garis besar tahapan penelitian dimulai dari merumuskan masalah sebagai
fokus penelitian, mengumpulkan data di lapangan, menganalisa data, merumuskan hasil studi
dan berujung penyusunan rekomendasi yang tepat dalam rancangan peraturan daerah tentang
pengelolaan limbah industri kelapa sawit di Kabupaten Rokan Hulu tepatnya di Kecamatan
Ujung Batu.
ii
BAB II
Kelapa sawit adalah tumbuhan industri/ perkebunan yang berguna sebagai penghasil
minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Pohon Kelapa Sawit terdiri dari dua
spesies yaitu elaeis guineensis dan elaeis oleifera yang digunakan untuk pertanian komersil
dalam pengeluaran minyak kelapa sawit. Pohon Kelapa Sawit elaeis guineensis, berasal dari
Afrika barat diantara Angola dan Gambia, pohon kelapa sawit elaeis oleifera, berasal dari
Amerika tengah dan Amerika selatan. Kelapa sawit menjadi populer setelah revolusi industri
pada akhir abad ke-19 yang menyebabkan tingginya permintaan minyak nabati untuk bahan
Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil, apabila masak
berwarna merah kehitaman. Daging dan kulit buah kelapa sawit mengandung minyak.
Minyak kelapa sawit digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Hampasnya
dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya sebagai salah satu bahan pembuatan
makanan ayam.
1. Daun
9
Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk berwarna hijau tua, pelapah
berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak
hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam.
2. Batang
Batang tanaman diselimuti bekas pelapah hingga umur ±12 tahun. Setelah umur
±12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip
3. Akar
Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu
juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas
4. Bunga
Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda
bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan
mekar.
5. Buah
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah
10
BAB III
TERKAIT
11
BAB IV
aSWHJ
Dasar filosofis adalah pandangan hidup bangsa indonesia dalam berbangsa dan bernegara,
yaitu pancasila.
peraturan yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek. Landasan
Fakta empiris yang dirumuskan dalam penyusunan Naskah Akademik Dan Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Limbah Industri Kelapa sawit Kabupaten Rokan Hulu
Kecamatan Ujung Batu dituangkan dalam tujuan dan sasaran Pengelolaan Limbah Industri Kelapa
Landasan yuridis ialah ketentuan hukum yang menjadi dasar bagi pembuatan peraturan
perundang-undangan. Landasan yuridis terdiri dari landasan yuridis formil dan landasan yuridis
12
materiil. Landasan yuridis formil adalah landasan yang berasal dari peraturan perundang-undangan
lain yang memberi kewenangan bagi suatu lembaga/instansi untuk membuat aturan hukum tertentu,
sedangkan landasan yuridis materiil yaitu dasar hukum yang mengatur permasalahan (obyek) yang
akan diatur.
Adanya landasan yuridis menjadi sangat penting untuk memberikan arah pengaturan dari
suatu peraturan perundang-undangan agar tidak terjadi konflik hukum atau pertentangan hukum
untuk mencegah terjadinya peraturan perundang- undangan yang saling tumpang tindih antar
inkonsistensi antara suatu peraturan dengan peraturan lainnya yang terkait. Ketidakharmonisan
yang bersangkutan dan akan menyulitkan implementasinya di lapangan. Oleh karena setiap tindakan
pemerintahan harus berdasar kewenangan yang diberikan oleh hukum. Maka dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan publik tindakan pemerintahan haruslah berdasarkan pada hukum, tanpa
adanya kewenangan yang diberikan oleh hukum suatu kewenangan tersebut dapat berakibat batal
demi hukum.
13
BAB V
AdwdA
14
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
JDUEJKCD
6.2 SARAN
SDCDX
15
DAFTAR PUSTAKA
Pahan, I. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. 3. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. 411 hal.
Pusat Data dan Informasi Pertanian Kementerian Pertanian. 2010. Outlook Komoditas Pertanian -
Sugiharto. 1987. Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta (ID): Penerbit Universitas Indonesia
Silalahi,B, M. Dan Supijatno. 2017. Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di
16