Anda di halaman 1dari 16

NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH

TENTANG

PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT

Oleh :

INDRI NURRAHMA FITRIANI

NIM : 12270521865

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM


TP. 2024

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala

karunia dan ridho serta rahmat dari-NYA sehingga Naskah Akademik yang berjudul “Badan

Usaha Milik Desa" di Kabupaten Mahakam Ulu ini dapat diselesaikan. Penyusunan Naskah

Akademik ini disusun untuk digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam penyusunan

Rancangan Peraturan Daerah di Kabupaten Mahakam Ulu.

Dengan keterbatasan pengalaman, pengetahuan maupun pustaka yang ditinjau, kami

menyadari bahwa penyusunan Naskah Akademik ini masih jauh dari sempurna dan perlu

pengembangan lebih lanjut sehingga masih membutuhkan kritik dan saran yang membangun

guna kesempurnaan penyusunan Naskah Akademik ini serta sebagai masukan bagi penulis

untuk penyusunan Naskah Akademik yang akan datang.

Akhir kata, semoga Naskah Akademik ini dapat memberi manfaat dan dapat digunakan

sebagai salah satu bahan acuan pertimbangan untuk penyusunan Rancangan Peraturan Daerah

di Kabupaten Mahakam Ulu dan kami mohon maaf jika masih terjadi kesalahan dan

kekurangan di dalamnya.

Pekanbaru, April 2024


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................2

C. Tujuan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3

A. Pengertian Stress......................................................................................3

B. Jenis – Jenis Stress...................................................................................4

C. Penyebab Stress Dari Individu dan Kelompok........................................4

D. Dampak Stress.........................................................................................7

E. Faktor Yang Mempengaruhi Stress Kerja...............................................9

F. Mengelola Stress....................................................................................11

BAB III PENUTUP..........................................................................................................16

A. Kesimpulan............................................................................................16

B. Saran......................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18

LAMPIRAN......................................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan yang

berperan penting bagi perekonomian Indonesia sebagai salah satu penyumbang devisa dari

sektor nonmigas. Produk minyak kelapa sawit (MKS) diserap oleh industri pangan terutama

minyak goreng dan industri non pangan seperti kosmetik, farmasi, dan lain-lain. Peningkatan

permintaan minyak makan dunia khususnya minyak sawit terus terjadi akibat pertambahan

penduduk dan peningkatan pendapatan per kapita penduduk dunia (Pahan, 2007).

Peningkatan permintaan minyak sawit dan turunannya harus diimbangi dengan

peningkatan produksi kelapa sawit. Usaha untuk meningkatkan produksi kelapa sawit

ditempuh dengan perluasan areal perkebunan kelapa sawit dan peningkatan produktivitas.

Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 7.51 juta hektar

dengan produksi sebesar 18.64 juta ton minyak sawit dan 3.47 juta ton inti sawit (Pusat Data

dan Informasi Pertanian Kementrian Pertanian, 2010).

Peningkatan luas areal dan produktivitas yang cukup tinggi ini diikuti oleh

perkembangan industri kelapa sawit. Perkembangan industri kelapa sawit dicirikan dengan

pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) terpadu dengan perkebunan yang dapat berdampak

positif (melalui penyerapan tenaga kerja dan perbaikan infrastruktur daerah setempat) dan

berdampak negatif bagi lingkungan (melalui penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan

akibat pencemaran serta timbulnya masalah sosial). Oleh karena itu, penerapan konsep zero

waste dalam usaha perkebunan sangat dianjurkan.

ii
Limbah kelapa sawit merupakan sisa hasil tanaman kelapa sawit yang tidak termasuk

dalam produk utama atau hasil ikutan dari proses pengolahan kelapa sawit. Limbah hasil

pengolahan kelapa sawit dibedakan menjadi limbah cair yang biasa dikenal dengan istilah

POME (Palm Oil Mill Effluent) serta limbah padat berupa sabut, cangkang, janjangan kosong

(JJK) dan solid basah (wet decanter solid) (Pahan, 2007).

Limbah industri kelapa sawit banyak mengandung senyawa organik dan anorganik.

Senyawa organik lebih mudah mengalami pemecahan dibandingkan senyawa anorganik.

Senyawa organik dapat dirombak oleh bakteri baik secara aerob maupun anaerob. Kesulitan

limbah untuk dirombak berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan (beban pencemaran).

Limbah kelapa sawit mengandung zat beracun seperti logam berat (tembaga, timbal, perak,

seng, besi, nikel, dll) yang dapat berpengaruh buruk pada mikroorganisme (Sugiharto, 1987).

Di sisi lain kandungan bahan organik yang terkandung dalam limbah hasil pengolahan kelapa

sawit merupakan bahan baku potensial yang bernilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan produksi tanaman.

Dampak negatif yang mungkin ditimbulkan dari limbah industri kelapa sawit dan

pertimbangan potensi bahan organik yang terkandung dalam limbah kelapa sawit yang bisa

dimanfaatkan, menuntut perkebunan untuk melakukan kegiatan pengelolaan limbah dengan

baik. Aplikasi limbah kelapa sawit sebagai pupuk organik perlu dilakukan dengan benar

sehingga biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar dan dapat meminimalisir dampak negatif

yang mungkin ditimbulkan demi mewujudkan pertanian yang berkelanjutan serta industri

yang ramah lingkungan. Kegiatan magang ini bertujuan untuk mempelajari pengelolaan

limbah yang dilakukan perusahaan terutama hal-hal yang berkaitan dengan aplikasi limbah

kelapa sawit sebagai pupuk organik.

Tujuan umum kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan profesionalitas

ii
penulis sesuai dengan kompetensi penulis agar dapat memahami dan mendalami proses kerja

secara nyata serta meningkatkan kemampuan teknis lapangan dan manajerial dalam

pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Tujuan khususnya adalah untuk mempelajari

penanganan dan pemanfaatan limbah kelapa sawit sebagai pupuk organik serta mengetahui

dampak aplikasinya terhadap tanaman dan pengaruh aplikasi limbah cair terhadap sifat tanah

dan air.

1.2 SASARAN YANG DIWUJUDKAN

FFGTG

1.3 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penelitian ini mengidentifikasikan pokok-pokok

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara pengelolaan limbah kelapa sawit agar tidak menimbulkan dampak negatif

bagi penduduk, masyarakat, dan lingkungan pada umumnya?

2. Apa yang menjadi pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, yuridis pembentukan

Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan limbah kelapa sawit?

3. Apa ruang jangkauan, arah pengaturan dan ruang lingkup Rancangan Peraturan Daerah

Tentang pengelolaan limbah kelapa sawit?

1.4 TUJUAN DAN KEGUNAAN

Tujuan yang diharapkan dari kegiatan penyusunan Naskah Akademik Rencana Peraturan

Daerah tentang pengelolaan limbah pabrik kelapa sawit sebagai berikut :

a. Merumuskan cara pengelolaan limbah kelapa sawit agar tidak menimbulkan dampak

negatif bagi penduduk, masyarakat, dan lingkungan pada umumnya

ii
b. Merumuskan pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, yuridis pembentukan

rancangan peraturan daerah tentang pengelolan limbah industri kelapa sawit.

c. Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan, dan

arah pengaturan serta materi muatan rancangan peraturan daerah tentang pengelolaan

limbah industri kelapa sawit.

Adapun kegunaan penyusunan naskah akademik ini adalah sebagai berikut :

a. Sebagai acuan atau refrensi dalam pengelolaan limbah industri kelapa sawit

b. Melahirkan dokumen resmi yang terintegrasi dengan konsep Raperda Kota Rokan Hulu

tentang pengelolaan sampah.

1.5 METODE PENELITIAN

Mengingat penelitian naskah akademik ini dilakukan pada masa lebaran idul fitri,

maka penyusunan naskah akademik peraturan daerah tentang Pengelolaan Limbah Industri

Kelapa Sawit menggunakan pendekatan yuridis normatif melalui studi pustaka yang

menelaah data skunder berupa peraturan perundang-undangan, hasil penelitian, dan refrensi

lainnya, analisis ditujukan pada data dan informasi lalu dilihat keterkaitannya dengan

peraturan perundang-undangan yang berada ditingkat yang sama , maupun peraturan

perundang-undangan yang berada ditingkat diatasnya, dalam hal ini harmonisasi bahan

hukum. Secara garis besar tahapan penelitian dimulai dari merumuskan masalah sebagai

fokus penelitian, mengumpulkan data di lapangan, menganalisa data, merumuskan hasil studi

dan berujung penyusunan rekomendasi yang tepat dalam rancangan peraturan daerah tentang

pengelolaan limbah industri kelapa sawit di Kabupaten Rokan Hulu tepatnya di Kecamatan

Ujung Batu.

ii
BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTEK EMPIRIS

2.1 KAJIAN TEORITIS

2.1.1 Definisi Kelapa Sawit

Kelapa sawit adalah tumbuhan industri/ perkebunan yang berguna sebagai penghasil

minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Pohon Kelapa Sawit terdiri dari dua

spesies yaitu elaeis guineensis dan elaeis oleifera yang digunakan untuk pertanian komersil

dalam pengeluaran minyak kelapa sawit. Pohon Kelapa Sawit elaeis guineensis, berasal dari

Afrika barat diantara Angola dan Gambia, pohon kelapa sawit elaeis oleifera, berasal dari

Amerika tengah dan Amerika selatan. Kelapa sawit menjadi populer setelah revolusi industri

pada akhir abad ke-19 yang menyebabkan tingginya permintaan minyak nabati untuk bahan

pangan dan industri sabun (Badan Stastistik Perkebunan, 2007).

Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon, tingginya dapat mencapai 0- 24 meter.

Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil, apabila masak

berwarna merah kehitaman. Daging dan kulit buah kelapa sawit mengandung minyak.

Minyak kelapa sawit digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Hampasnya

dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya sebagai salah satu bahan pembuatan

makanan ayam.

Ciri-ciri fisiologi kelapa sawit yaitu:

1. Daun

9
Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk berwarna hijau tua, pelapah

berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak

hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam.

2. Batang

Batang tanaman diselimuti bekas pelapah hingga umur ±12 tahun. Setelah umur

±12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip

dengan tanaman kelapa.

3. Akar

Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu

juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas

untuk mendapatkan tambahan aerasi.

4. Bunga

Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda

sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki

bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan

mekar.

5. Buah

Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah

tergantung bibit yang digunakan.

10
BAB III

EVALUASI DAN ANALISIS PERUNDANG-UNDANGAN

TERKAIT

11
BAB IV

LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS DAN YURIDIS

aSWHJ

4.1 Landasan Filosofis

Dasar filosofis adalah pandangan hidup bangsa indonesia dalam berbangsa dan bernegara,

yaitu pancasila.

4.2 Landasan Sosiologis

Landasan sosiologis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa

peraturan yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek. Landasan

sosiologis sesungguhnya menyangkut fakta empiris mengenai perkembangan masalah dan

kebutuhan masyarakat dan negara.

Fakta empiris yang dirumuskan dalam penyusunan Naskah Akademik Dan Rancangan

Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Limbah Industri Kelapa sawit Kabupaten Rokan Hulu

Kecamatan Ujung Batu dituangkan dalam tujuan dan sasaran Pengelolaan Limbah Industri Kelapa

Sawit yang diharapkan dapat memajukan

4.3 Landasan Yuridis

Landasan yuridis ialah ketentuan hukum yang menjadi dasar bagi pembuatan peraturan

perundang-undangan. Landasan yuridis terdiri dari landasan yuridis formil dan landasan yuridis

12
materiil. Landasan yuridis formil adalah landasan yang berasal dari peraturan perundang-undangan

lain yang memberi kewenangan bagi suatu lembaga/instansi untuk membuat aturan hukum tertentu,

sedangkan landasan yuridis materiil yaitu dasar hukum yang mengatur permasalahan (obyek) yang

akan diatur.

Adanya landasan yuridis menjadi sangat penting untuk memberikan arah pengaturan dari

suatu peraturan perundang-undangan agar tidak terjadi konflik hukum atau pertentangan hukum

dengan peraturan perundang-undangan di atasnya. Di samping itu landasan yuridis dimaksudkan

untuk mencegah terjadinya peraturan perundang- undangan yang saling tumpang tindih antar

peraturan perundangundangan sejajar dan menghindari terjadinya ketidakharmonisan dan

inkonsistensi antara suatu peraturan dengan peraturan lainnya yang terkait. Ketidakharmonisan

antar peraturan perundang-undangan akan mengurangi efektivitas peraturan perundang undangan

yang bersangkutan dan akan menyulitkan implementasinya di lapangan. Oleh karena setiap tindakan

pemerintahan harus berdasar kewenangan yang diberikan oleh hukum. Maka dalam rangka

penyelenggaraan pelayanan publik tindakan pemerintahan haruslah berdasarkan pada hukum, tanpa

adanya kewenangan yang diberikan oleh hukum suatu kewenangan tersebut dapat berakibat batal

demi hukum.

13
BAB V

JANGKAUAN DAN RUANG LINGKUP

AdwdA

14
BAB VI

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

JDUEJKCD

6.2 SARAN

SDCDX

15
DAFTAR PUSTAKA

Pahan, I. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. 3. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. 411 hal.

Pusat Data dan Informasi Pertanian Kementerian Pertanian. 2010. Outlook Komoditas Pertanian -

Perkebunan. [Internet] [diunduh 5 Jan 2011]. Tersedia pada :

http://www.deptan.go.id/pusdatin/admin/P UB/Outlook/o utlook_komoditas_bun.pdf.

Sugiharto. 1987. Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta (ID): Penerbit Universitas Indonesia

(UI-Press). 190 hal.

Silalahi,B, M. Dan Supijatno. 2017. Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

Angsana Estate, Kalimantan Selatan. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2007. Pembakuan Statistik Perkebunan. Jakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai