ABSTRAK
Sungai Ciliwung sebagai salah satu perairan umum yang mengalir melewati berbagai
daerah mulai dari wilayah yang belum terganggu sampai dengan wilayah kegiatan manusia.
Penelitian tentang makrozoobentos masih sedikit oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
tentang makrozoobentos. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman
makrozoobentos di Sungai Ciliwung. Pengambilan sampel terbagi menjadi 3 titik. Stasiun I
Puncak-Cisarua Kabupaten Bogor), Stasiun II di daerah bendungan Katulampa (Kota
Bogor), dan Stasiun III di Kedung Halang (Kota Bogor). Pada setiap stasiun dilakukan
pengulangan sebanyak tiga kali. Dari hasil penelitian diperoleh komposisi 7 spesies dari kelas
Gastropoda yaitu Elimia sp, Pila sp, Floridobia sp, Tarebia sp, Ademietta sp, Pomacea
canaliculata, dan Pleurocera sp. 1 spesies dari kelas Crustacea yaitu Scylla sp dan 1 spesies
dari kelas Bivalvia yaitu Corbicula sp. Keaekaragaman tertinggi adalah pada stasiun I
(Cisarua) dengan indeks keanekaragaman 0,544 dan keanekaragaman yang terendah
terdapat pada stasiun III (Kedung Halang) tidak terdapat makrozoobentos. Kepadatan
populasi yang didapat pada stasiun I (Cisarua) yang tertinggi jenis Tarebia sp dengan indeks
kepadatan populasi 0,1188 dan terendah pada jenis Pila sp yaitu 0,006. Pada stasiun II
(Katulampa) tertinggi jenis Elimia sp dengan indeks kepadatan populasi 0,1188 dan terendah
pada jenis Tarebia sp dan Corbicula sp yaitu 0,006. Frekuensi kehadiran pada stasiun I
(Cisarua) yang tertiggi pada jenis Elimia sp, Tarebia sp dan Ademietta sp dengan frekuensi
kehadiran 100% dan yang terendah pada jenis Pila sp dan Parathelphusa sp dengan
frekuensi kehadiran 33,3%. Pada stasiun II (Katulampa) yang tertinggi pada jenis Pomacea
sp dan Elimia sp yaitu dengan frekuensi kehadiran 100% dan terendah pada jenis Tarebia sp
dan Corbicula sp dengan frekuensi kehadiran 33,3%.
Analisis Data
a. Indeks Keanekaragaman Shannon-
Wiener Kategori Frekuensi Kehadiran:
Indeks keanekaragaman meng- FK = 0-25% : Kehadiran sangat jarang
gambarkan keadaan makrozoobentos FK = 25-50% : Kehadiran jarang
secara matematis agar memudahkan dalam FK = 50-75% : Kehadiran sedang
mengamati keanekaragaman populasi. FK > 75% : Kehadiran sering/absolute
Dalam perhitungan ini digunakan indeks
Shannon dan Wiener (Siregar, 2009). HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
∑ telah dilakukan di sungai Ciliwung,
H’ : indeks keanekaragaman diperoleh jenis-jenis makrozoobentos yang
ln : logaritma nature ditemukan selama pengamatan menurut
Pi : ni/N pengelompokannya yang dapat dilihat pada
ni : jumlah individu suatu jenis i Tabel 1.
N : jumlah total individu seluruh jenis
Tabel 2. Total dan Distribusi Spesies mudah terpengaruh oleh adanya bahan
Makrozoobenthos pada Tiap pencemar kimia maupun fisika (Odum,
Stasiun 1996). Hal ini disebabkan makrozoobentos
Stasiun Nama Spesies Jumlah pada umumnya tidak dapat bergerak
individu
Stasiun I (Cisarua) Elimia sp 18
dengan cepat dan habitatnya di dasar
Pila sp 1 perairan yang umumnya adalah tempat
Floridobia sp 2 bahan tercemar. Menurut Wilhm (1975)
Tarebia sp 19
Ademietta sp 4
sifat substrat dan penambahan bahan
Parathelpusa sp 2 pencemaran akan berpengaruh terhadap
Total jumlah 46 kelimpahan dan keanekaragamannya.
Stasiun II Pomacea sp 4
(Katulampa) Elimia sp 19 Keanekaragaman Makrozoobentos
Tarebia sp 1 Keanekaragaman makrozoobentos
Corbicula sp 1
Pleurocera sp 2 di Sungai Ciliwung yang terdapat pada tiap
Total jumlah 27 stasiun dapat dilihat pada Grafik 2.
Stasiun III _ 0
(Kedung Halang) Keanekaragaman
0,600 0,544
0,500 0,3957
Total spesies tiap stasiun yang 0,400
tertinggi terletak pada stasiun I total 46 0,300 Stasiun I
individu dari 6 spesies yang paling tinggi 0,200 (Cisarua)