DISUSUN
OLEH:
B. Aturan adat dalam penyiapan lahan agar tidak terjadi kebakaran hutan.
Berdasarkan hasil wawancara,pengelolaan dan pemanfaatan lahan gambut
oleh masyarakat dilakukan secara tradisional. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan
gambut yang masih tradisional atau kearifan lokal disebut sistem handel.
Pengelolaan lahan gambut dengan kearifan lokal handelsudah sejak dulu
diterapkan oleh masyarakat.Hal ini berbeda dengan pengelolaan dan pemanfaatan
lahan gambut dengan kearifan lokal di Sumatera Selatan yaitu sistem sonor. Sistem
sonoradalah sistem budidaya padi di lahan rawa dalam yang dilakukan pada saat rawa
mengering di musim kemarau panjang (tiga bulan) (Lakitan & Benjami
2001).Keraf (2010) menyatakan bahwa, semua bentuk pengalaman, keyakinan,
pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku
manusia dalam komunitas ekologis.
Sistem handelyang dilakukan oleh masyarakat Dayak Ngajudilakukan secara
berkelompok di satu hamparan lahan luasnya ± 20 hapada satu sungai kecil.
Berdasarkan hal tersebut ada beberapa aturan adat yang diterapkan dalam
melakukan sistem handelsebagai berikut:
1. Struktur organisasi handelyaitu ketua, wakil ketua, bendahara, kepala padan
dan anggota.
2. Dilakukan secara bergotong royong
3. Semua kegiatan harus dilakukan dengan cara barundingdalam
menentukan semua kegiatan.
4. Penyiapan lahan dengan pembakaran harus dengan terkendali yaitu dengan
membuat sekat bakar berupa parit atau membersihkan kayu, rumput dan dedaunan
sekeliling lahan selebar 3-6 meter.
5. Pemberian hukuman Jipenjika terjadi pelanggaran aturan adat.
Sistem handelyang dilakukan oleh masyarakat Dayak Ngaju dilakukan secara
berkelompok di satu hamparan lahan yang luas pada satu sungai kecil. Satu
hamparan lahan yang luas diketuai oleh ketua handel. Ketua handeldibantu oleh
wakil ketua handel, bendahara, dan kepala padang. Ketua handeladalah orang yang
bertugas memimpin dari satu hamparan lahan tersebut. Wakil ketua handelmembantu
ketua handel. Bendahara handelberfungsi sebagai orang yang menyimpan uang dalam
kegiatan penyiapan lahan. Kepala padang berfungsi sebagai orang yang mengatur
dalam pembagian lahan dan yang bertanggungjawab jika terjadi perselisihan antar
anggota.
terjadi di Kalimantan.
ritual adat sebelum pembakaran lahan pada
Tabel 2
Variabel penelitian dan definisi istilah
No Variabel Definisi istilah Cara ukur Alat ukur
1 pengetahu Segala sesuatu yang diktahui Wawancara Pedoman
an tentang tentang pentingnya pengetahuan mendalam wawancar
hutan
2 aturan Kesadaran dalam pengetahuan Wawancara Pedoman
adat bahwa aturan adat dalam mendalam wawancara
an lahan
4 Tata pembakan lahan sangat penting Wawancara Pedoman
urutan dilakukan dengan mengikuti tata mendalam wawancara
an lahan
E. Instrumen Penelitian
Pada kegiatan ini instrumen penelitian adalah peneliti melakukan wawancara
terhadap ketua adat, tokoh dan petani dilakukan untuk mendapatkan informasi
terkait pengolahan dan pemanfaatan lahan yang dilakukan oleh masyarakat setempat
Alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah perekam suara, kamera, dan
seperangkat komputer yang dilengkapi dengan softwareArcGis 10.1, MS Exceluntuk
pengolahan grafik dan tabulasi. Bahan yang digunakan adalah peta areal, data
hotspot, curah hujan dan daftar pertanyaan wawancara mendalam
G. Validitas Data
Data merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap penelitian untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka digunakan cara-cara
sebagai berikut:
1. Triangulasi Sumber Data
Dilakukan dengan cara membandingkan wawancara dan mengecek kembali
informasi yang diperoleh melalui narasumber.
2. Triangulasi Metode
Melakukan perbandingan dengan hasil wawancara yang diproleh dari informan
dengan hasil observasi.
3. Validitas Data
Dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh, meminta respon dari
informan berupa saran dan informasi dan membandingkan dengan teori.
H. Etika Penelitian
Penelitian harus menjunjung tinggi etik penelitian yang merupakan standar etik
dalam melakukan penelitian. Ada pun prinsip-prinsip etik penelitian adalah :
1. Prinsip menghormati harkat martabat manusia (respect for persion)
Saya selaku peneliti akan menghormati hak-hak responden yang terlibat dalam
penelitian, termasuk diantaranya: hak untuk membuat keputusan untuk terlibat atau tidak
terlibat dalam penelitian dan hak untuk dijaga kerahasiaannya berkaitan dengan data yang
di peroleh selama penelitian.
2. Perinsip berbuat baik (beneficence)
Adapun manfaat yang di peroleh responden dalam penelitian ini adalah sebagai bahan
evaluasi bagi masyarakat tentang pentingnya mengkosumsi sayur dan buah bagi
kesehatan tubuh. Penelitian ini bebas dari exploitasi karena penelitian sudah
mempertimbangkan manfaat dari penelitian
3. Perinsip keadilan (Justie)
Dalam hal ini penelitian akan memperlakukan responden secara adil dan tidak
membeda-bedakan berdasarkan ras, agama, atau status social ekonomi. Peneliti akan
memperlakukan responden sesuai dengan desain penelitian dan tujuan penelitian, antara
lain hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dan hak untuk dijaga privasinya.
Penelitian ini telah melakukan kaji etik oleh komisi etik STIKes Hangtuah Pekanbaru,
dibuktikan dengan adanya surat etik No.165/KEPK/STIKes-HTP/V/2020.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/
337829742_Dampak_Kebakaran_Hutan_Terhadap_Sustainability_Suku_Dayak_Serta_Strategi_
Pemerintah_Untuk_Mengatasinya
https://core.ac.uk/reader/294854710
https://nasional.tempo.co/read/709568/kebakaran-hutan-ini-penjelasan-tokoh-masyarakat-dayak
https://www.ugm.ac.id/id/berita/4714-kearifan-lokal-suku-dayak-mencegah-kebakaran-hutan