Anda di halaman 1dari 15

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS KEHUTANAN


Jl. Daya Nasional Pontianak 78124, Telp. (0561) 764153/767673

Ringkasan Seminar Pra - Penelitian Mahasiswa Jurusan Kehutanan


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak
Nama : MIJA WATI
NIM : G1011161310
Jurusan : Kehutanan
Judul : Potensi Hutan Desa Terhadap Ketahanan Pangan Di Dusun Manjau
Desa Laman Satong Kecamatan Matan Hilir Utara Kabupaten Ketapang
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. H. Gusti Hardiansyah, M.Sc, QAM, IPU
2. Dr. H. A. Oramahi, S.TP, MP

I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perhutanan sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam
kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat
atau masyarakat hukum adat sebaagaai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraannya,
keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial budaya dalam bentuk Hutan Desa, Hutan
Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Rakyat, Hutan Adat dan Kemitraan
Kehutanan. hutan desa adalah hutan negara yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk
kesejahteraan desa. Hutan hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas
tanah. Hutan adat adalah hutan yang berada didalam wilayah masyarakat hukum adat
(Permenlhk, 2016).
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 Tentang Perhutanan Sosial, hutan desa merupakan
hutan negara yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa.
Penyelenggaraan hutan desa dimaksudkan dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui pemberian akses kepada masyarakat setempat melalui lembaga desa
dalam memanfaatkan sumberdaya hutan (Supratman dan Sahide, 2010).
Pengelolaan Hutan Desa pada intinya adalah mengelola hutan secara lestari sesuai
fungsi-fungsi hutan masing masing fungsi hutan tersebut yang dilakukan secara optimal.
Kolaborasi dan komitmen dari berbagai pihak sangat perperan mewujudkan tujuan
pengelolaan hutan desa (Hasanuddin dkk, 2019). Hutan sebagai suatu ekosistem yang tidak
hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi hasil hutan
bukan kayu (HHBK) yang dapat diambil manfaatnya, salah satunya adalah tumbuhan sebagai

1
sumber pangan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan
sehari-hari ( Sumarlin et al. 2015).
Ketersediaan pangan saat ini menjadi perhatian penting pada skala nasional maupun
lokal. Dewan Ketahanan Pangan (2010) menyatakan beberapa faktor yang menjadi alasan
untuk lebih memperhatikan ketersediaan pangan meliputi pertambahan penduduk yang
berdampak terhadap menyempitnya lahan untuk bercocok tanam dan semakin banyak
manusia yang membutuhkan pangan.Hal ini memberi arti bahwa dibutuhkan berbagai peran
dari berbagai sektor untuk mengatasi masalah pangan indonesia. Kehutanan selain
berorientasi pada produksi kayu dan kelestarian lingkungan hutan. Definisi atau pengertian
ketahanan pangan versi negara Republik Indonesia telah dirumuskan dalam UU Pangan
(Suryana, 2013b).
Tumbuhan pangan tersebut dapat berupa biji-bijian, buah-buahan, sayur-sayuran, dan
umbi-umbian (Juliana, 2013). Tumbuhan juga dapat menjadi kebutuhan dasar manusia
berupa sandang, pangan dan papan. Jenis pangan tidak harus dengan tidak harus pangan yang
langsung dimakan sepeti buah-buahan atau pun lainnya, tetapi bisa juga sebelumnya diolah
terlebih dahulu baru kemudian bisa di manfaatkan atau di makan. Kebutuhan pangan adalah
kebutuhan yang paling utama bagi manusia. Kebutuhan pangan terus meningkat karena
peningkatan jumlah penduduk, pemenuhan kebutuhan pangan seharusnya dapat dilakukan
dengan memanfaatkan sumber daya alam yang berpotensi disekitar kita.
I.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Memeperoleh informasi mengenai terbentuknya Hutan Desa Dusun Manjau Desa Laman
Satong Kecamatan Matan Hilir Utara Kabupaten Ketapang
2. Mengetahui sumber pangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Hutan Desa Dusun
Manjau Desa Laman Satong Kecamatan Matan Hilir Utara Kabupaten Ketapang.
I.3 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi yang lebih mendalam
terkait Hutan Desa dan jenis pangan seperti apa yang di manfaatkan di Dusun Manjau Desa
Laman Satong Kecamatan Matan Hilir Utara Kabupaten Ketapang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Hutan Desa
Menurut Peraturan Menteri Kehutanan (2008), hutan desa adalah hutan negara yang
dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa serta belum dibebani izin/hak.
Selanjutnya, bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Alam (2003) mendefinisikan hutan desa sebagai kawasan hutan negara, hutan rakyat,
dan tanah negara yang berada dalam wilayah administrasi desa yang dikelola oleh lembaga
ekonomi yang ada di desa, antara lain rumah tangga petani, usaha kelompok, badan usaha
milik swasta, atau badan usaha milik desa yang khusus dibentuk untuk itu, dimana lembaga
desa memberikan pelayanan publik terkait dengan pengurusan dan pengelolaan hutan.
Hutan adalah suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama pepohonan atau
tumbuhan berkayu lainnya yang menempati daerah yang cukup luas. Salah satu program
perhutanan sosial yang digagas oleh pemerintah adalah Hutan Desa. Penyelenggaraan hutan
desa dimaksudkan untuk memberikan akses kepada masyarakat desa melalui lembaga desa
dalam memanfaatkan sumber daya hutan secara lestari serta bertujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan (Kemenhut, 2014).
Menurut Alif dan Supratman (2010) pembangunan hutan desa dapat memberi
kontribusi untuk pengembangan keamanan mata pencaharian bagi masyarakat yang memiliki
ketergantungan terhadap sumberdaya hutan, melalui tanggung jawab dan akuntabilitas yang
lebih besar terhadap kebijakan dan institusi publik dalam penguasaan sumberdaya alam.
2.2.1 Sekilas Tentang Hutan Desa Manjau
Hutan Desa Manjau ditetapkan sebagai areal kerja oleh Menteri Kehutanan RI
berdasarkan SK 493/Menhut II/2011, terletak pada hutan produksi yang dapat dikonversi
seluas 1.070 hektar.
Hutan Desa di Dusun Manjau memiliki luas wilayah 1.070 Ha, terbagi dalam 2 wilayah
yaitu Bukit Kiderun dan Tatap. Potensi keanekaragaman hayati seperti pohon yang sudah
langka misalnya belian, bengkirai dan gaharu masih dapat dijumpai. Bukit Kiderun terdapat
sumber air yang dimanfaatkan warga dusun untuk kehidupan sehari-hari. Ada juga Gua
Maria di Bukit Kiderun yang memiliki nilai sakral dalam kebudayaan warga sekitar.
Masyarakat yang memiliki sikap positif terhadap Hutan Desa di Dusun Manjau adalah
masyarakat yang menghormati peraturan yang terkait dengan Hutan Desa, selain itu
masyarakat tersebut juga mempunyai kesadaran bahwa dengan terus menjaga dan
melestarikan Hutan Desa sama dengan menjaga kelangsungan hidup dan masa depan orang
banyak.
2.2.2 Manfaat Hutan Desa
1) Tempat Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu
2) Penyerap Karbon
3) Keanekaragaman hayati
2.2 Ketahanan Pangan
Ketersediaan pangan merupakan persyaratan utama terciptanya ketahanan pangan
karena pada subsistem inilah awal dari bahan pangan diproduksi. Ada empat dimensi utama
dalam pembahasan ketahanan pangan. Pertama, adalah ketersediaan pangan yang merupakan
sisi suplai dari ketahanan pangan yang ditentukan oleh tingkat produksi pangan, tingkat stok,
dan selisih antara ekspor dan impor pangan. Kedua, adalah akses pangan yang diukur dengan
akses secara fisik dan secara ekonomi, yang berarti bahwa secara fisik pangan harus
terjangkau dalam jumlah yang mencukupi. Akses pangan secara ekonomi, yang berarti bahwa
konsumen, utamanya masyarakat rawan pangan mempunyai daya beli yang cukup untuk
mengakses pangan. Ketiga, adalah pemanfaatan pangan, yaitu suatu dimensi yang terkait
dengan kecukupan gizi dan keamanan pangan. Keempat, adalah stabilitas, yaitu stabilitas dari
dimensi pertama sampai ketiga sepanjang waktu (Teng, 2013).
Ketahanan pangan menurut FAO adalah situasi dimana semua orang mempunyai akses
baik fisik maupun ekonomi untuk memperoleh pangan bagi seluruh anggota keluarganya
(Hanani, 2011). Pangan merupakan salah satu kebutuhan primer yang memiliki fungsi pokok
dalam kehidupan manusia. Berbagai jenis pangan diperoleh dari tumbuhan yang
dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
Manfaat tumbuhan pangan yang besar tersebut menjadikan tumbuhan tertentu dibudidayakan
di sekitar kawasan pemukiman penduduk yang dimanfaatan masyarakat sebagai bahan
makanan sehari-hari (Pradityo, 2016).
Mayoritas masyarakat di Indonesia masih mengkonsumsi beras sebagai bahan makanan
pokok mereka. Persediaan pangan pokok dalam rumah tangga dipengaruhi oleh cara rumah
tangga tersebut memperoleh bahan pangan. Rumah tangga yang berlokasi di perdesaan
terutama di daerah pertanian umumnya memperoleh bahan pangan secara mandiri yang
diperoleh dari hasil produksi lahan pertanian mereka sendiri.
2.3 Masyarakat Desa Laman Satong
Afiff et al. (2011) mengidentifikasi Masyarakat Desa Laman Satong sebagian besar
beretnis Dayak, sebagian kecil lainnya berasal dari Etnis Melayu, Jawa, dan Cina. Sebagian
besar masyarakat memeluk agama Kristen Katolik, sebagian lainnya merupakan pemeluk
agama Kristen Protestan, Islam dan Budha. Para warga yang beretnis Dayak dan Cina identik
dengan Agama Kristen Katolik, Protestan dan Budha, sedangkan Etnis Melayu dan Jawa
identik dengan Agama Islam. Komposisi penduduk berdasarkan gender hampir seimbang
yaitu penduduk laki-laki berjumlah 1,405 dan perempuan sebanyak 1,278 jiwa (BPS
Kabupaten Ketapang 2014). Ada pun rata-rata warga memiliki latar belakang pendidikan
terakhir Sekolah Dasar dan SMP. Dan di Desa Laman Satong terbagi lagi menjadi beberapa
Dusun yaitu salah satunya Dusun Manjau lokasi yang akan di teliti oleh penulis. Masyarakat
Dusun Manjau sebagian besar adalah adalah Suku Dayak, yaitu Dayak Tolak Sekayam.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian akan dilakukan di Dusun Manjau Desa Laman Satong Kecamatan Matan
Hilir Utara Kabupaten Ketapang dan waktu penelitian ± 4 minggu dilapangan.
3.2 Alat dan Objek Penelitian
3.2.1 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Alat tulis untuk mencatat data yang di peroleh
2. Kamera untuk dokumentasi
3. Kusioner
4. Alat perekam
3.2.2 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah ibu rumah tangga dan juga anggota keluarga yang tau tentang
pangan di Dusun Manjau Desa Laman Satong Kecamatan Matan Hilir Utara Kabupaten
Ketapang.
3.3 Prosedur penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan wawancara terhadap responden untuk mendapatkan
informasi tentang pangan. Pemilihan responden merupakan teknik purposive sampling yaitu
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013).
Penelitian ini menggunakan persentase galat atau ketelitian kesalahan pengambilan sampel
yang masih bisa di toleransi adalah 5% (0,05) yang di hitung dengan rumus Slovin dalam
penelitian Patarianto (2015) sebagai berikut :
N
n=
1+ Ne ²
n = jumlah responden
N = jumlah populasi
e = derajat kebesan 5% (0,05)
Dik : N = 43
5
e = 5% = = 0,05
100
N
n=
1+ Ne ²
43
=
1+ 43( 0 ,05) ²
= 38 responden
Kriteria masyarakat yang akan dijadikan responden, yaitu :
1. Masyarakat yang tinggal di Dusun Manjau Desa Laman Satong Kecamatan Matan Hilir
Utara Kabupaten Ketapang
2. Kepala Desa
3. Kepala Dusun
4. Pemuda Pemudi Desa yang usianya 17 tahun ke atas.
5. Kepala Keluarga
6. Ibu rumah tangga atau yang mengetahui tentang pangan yang ada di rumah tangga
7. Sehat jasmani dan rohani
8. Penduduk asli dan penduduk pendatang yang telah menetap di Dusun Manjau Desa
Laman Satong Kecamatan Matan Hilir Utara Kabupaten Ketapang, minimal selama
kurang lebih 5 tahun.
3.4 Teknik pengumpulan data
3.4.1 Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara
terhadap responden terpilih. Karakteristik populasi dalam rencana penelitian ini adalah
penduduk yang bertempat tinggal di Dusun Manjau Desa Laman Satong Kecamatan Matan
Hilir Utara Kabupaten Ketapang.
1) Wawancara
2) Observasi
3) Literatur
3.4.2 Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, seperti jurnal atau
literatur terkait dan yang lain-lain.
3.5 Analisis Data
Hasil wawancara langsung tentang pangan yang dihasilkan dari hutan dan
dimanfaatkan masyarakat. Data tersebut kemudian di analisis dengan teknik deskriptif
kualitatif sehingga diperoleh gambaran secara sistematis dan akurat. Pengumpulan data ini
peneliti menggunakan data primer sebagai data utama dan data sekunder sebagai data
dukungan penguat dari data utama. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari
catatan lapangan, gambar, foto, dokumen berupa laporan, struktur organisasi, artikel, tape
recorder dan sebagainya.
3.6 Matriks Penelitian
N Tujuan Sumber Data Metode Analisis Data Output
o

1 Memperoleh Informasi warga Wawancara Deskriptif Didapatnya


informasi setempat yang langsung dan kualitatif informasi
mengenai memang asli dari kusioner lebih akurat
terbentuknya desa tersebut. tentang
Hutan Desa Hutan Desa
Dusun
Manjau Desa
Laman
Satong
Kecamatan
Matan Hilir
Utara
Kabupaten
Ketapang

2 Mengetahui Ibu rumah Wawancara Deskriptif Didapatnya


sumber tangga atau yang dengan kualitatif informasi
pangan yang mengetahui kusioner tentang
dimanfaatkan tentang pangan jenis
oleh pangan
masyarakat
di Hutan
Desa Dusun
Manjau Desa
Laman
Satong
Kecamatan
Matan Hilir
Utara
Kabupaten
Ketapang.
DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Ketapang. 2014. Kecamatan Matan Hilir Utara
Dalam Angka 2014. Ketapang : BPS
Alam, S. 2003. Mewujudkan hutan desa sebagai alternatif pengelolaan hutan berbasis
masyarakat. Makalah Lokakarya Hutan Desa Universitas Hasanuddin. Makassar
Affif S, Purwanto SA. Utami S. Haryono, Nugroho AC, Rokhdian AD. 2011. Kajian Sosial
dan Kelembagaan Terkait Dengan Pengelolaan Hutan Dalam Skemass REDD Di
Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat. Jakarata : Pusat Kajian Antropologi,
Fisip Universitas Indonesia
Dewan Ketahanan Pangan. 2011. Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2010-2014. Jakarta
(ID): Dewan Ketahanan Pangan
Hanani, N. 2011. Penguatan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Dalam Mewujudkan
Ketahanan Pangan. Fakultas Pertanian. Universitas Jambi. Jambi.
Hasanuddin, D.A.L, Supratman, S dan Mahbub, A.S. 2019. Outlining the Dynamics of Forest
Landscape and Farmer Lifescape in a Village Forest Profil in Indonesia.IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science 343, hal. 1–11
Juliana, Rizal L, Mukarlina. 2013.Pemanfaatan Tumbuhan Yang Berpotensi Sebagai Sumber
Pangan Di G2unung Peramas Desa Pangkalan Buton Kecamatan Sukadana
Kabupataen Kayong Utara. Jurnal Protobiont. 2 (3) :117-121
Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia SK.493/Menhut-II 2011. Tentang
Penetapan Kawasan Hutan Produksi Yang Dapat Dikonserbasi Sebagai Areal Kerja
Hutan Desa Manjau Seluas ±1.070 Hektar Di Kabupaten Ketapang Provinsi
Kalimantan
Peraturan Menteri Kehutanan. 2008. Nomor:P.49/Menhut-II/2008. Tentang Hutan Desa.
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.89/ Menhut-II/2014 Tentang Hutan Desa
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.38/Menlhk/Setjen/Kum.1/10/2016
Pradityo, T. 2016. Etnobotani Dikebun Tembawang Suku Dayak Iban Desa Sungai Mawang
Kalimantan Barat. Jurnal media konservasi. 21 (2) : 183-198
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:Alfabeta.CV
Sumarlin D, M.dirhamsyah, Ardian H. 2015. Identifikasi Tumbuhan Sumber Pangan di
Hutan
Tembawang Desa Aur Sampuk Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak. Jurnal
Hutan Lestari. 4 (1):32-39
Supratman dan Alif. 2010. Pembangunan Hutan Desa Di Kabupaten Bantaeng. Konsep,
Proses Dan Refleksi. Regional Comunity Forestry Training Center For Asia And The
Pasifik. CV. Bumi Bulat Bundar
Suryana, A. 2013b. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Disampaikan
dalam Kuliah Umum Mahasiswa Sarjana dan Pasca Sarjana Jurusan Agribisnis IPB. 14
Desember 2013. Bogor.
Teng, P.S. 2013. A Food Security Framework for Collaboration. Nanyang Technological
University. SEARCA. Agriculture & Development Discussion Paper Series No. 2013-5
(special Anniversary Issue)
KUSIONER RENCANA PENELITIAN

POTENSI HUTAN DESA TERHADAP KETAHANAN PANGAN DI DUSUN


MANJAU DESA LAMAN SATONG KECAMATAN MATAN HILIR UTARA
KABUPATEN KETAPANG

I. Kusioner Untuk Mengetahui Pengetahuan Masyarakat Tentang Hutan Desa


1. Nomor Responden :
2. Nama :
3. Umur :
4. Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
5. Status pernikahan : a. Menikah b. Belum menikah
6. Lama tinggal Di Dusun : ........ tahun
7. Tingkat Pendidikan :
a. SD b. SMP c. SMA/SMK d. Perguruan tinggi
e. Tidak Sekolah/Tidak Tamat
8. Pekerjaan :
a. Petani/Pekebun b. Pegawai Negeri c. Buruh d. Pedagang
9. Saudara termasuk Suku apa ?
a. Melayu b. Dayak c. Cina d. Jawa
10. Sebelum terbentuknya Hutan Desa, apakah saudara mengetahui informasi tentang Hutan
Desa?
a. Sangat mengetahui c. ragu-ragu e. Sangat tidak mengetahui
b. Mengetahui d. Tidak mengetahui
11. Hutan Desa adalah Hutan Negara yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk
kesejahteraan desa serta belum dibebani izin atau hak, apakah saudara menegrti dengan
pernyataan ini?
a. Sangat mengerti c. kurang mengerti e. Sangat tidak mengerti
b. Mengerti d. Tidak mengerti
12. Hutan memiliki fungsi dan manfaat baik dari segi ekonomis, ekologis maupun dalam
sosial budaya. Apakah saudara mengerti mengenai fungsi dan manfaat hutan bagi
masyarakat setelah dijadikan Hutan Desa?
a. Sangat mengerti c. kurang mengerti e. Sangat tidak mengerti
b. Mengerti d. Tidak mengerti
13. Menurut saudara apakah Hutan Desa ini bermanfaat bagi masyarakat desa?
a. Sangat bermanfaat c. kurang bermanfaat e. Sangat tidak bermanfaat
b. Bermanfaat d. Tidak bermanfaat
14. Hutan tidak lepas dari masyarakat terutama masyarakat yang berada disekitar hutan oleh
karena itu hutan perlu dijaga kelestariannya, bagaimana menurut saudara?
a. Sangat setuju c. kurang setuju e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
15. Dalam pengelolaan Hutan Desa masyarakat harus ikut serta didalamnya, bagaimana
menurut Saudara?
a. Sangat setuju c. kurang setuju e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju

I. Kusioner Untuk Mengetahui Jenis Pangan


a. Identitas responden
1. Nomor Responden :
2. Nama :
3. Umur :
4. Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
5. Status pernikahan : a. Menikah b. Belum menikah
6. Lama tinggal Di Dusun : ........ tahun
7. Tingkat Pendidikan :
a. SD b. SMP c. SMA/SMK d. Perguruan tinggi
e. Tidak Sekolah/Tidak Tamat
8. Pekerjaan :
a. Petani/Pekebun b. Pegawai Negeri c. Buruh d. Pedagang
9. Saudara termasuk Suku apa ?
a. Melayu b. Dayak c. Cina d. Jawa
10. Apakah Saudara penduduk asli desa ini ? ( Ya) / (Tidak)
Jika (Tidak), dari mana asalnya......
11. Sudah berapa lama Saudara tinggal di desa ini....... tahun
b. Pengetahuan Jenis Pangan
1. Apakah saudara mengetahui tentang jenis pangan yang ada disini?
a. Ya b. Tidak
2. Darimana Saudara mengetahui tentang jenis pangan tersebut?
a. Turun Temurun b. Tetangga c. Informasi Media
3. Apakah Saudara mengetahui dimana menemukan/mendapatkan jenis pangan tersebut?
a. Dalam Kawasan Hutan b. Ladang/Kebun c. Tidak Tahu

4. Menurut Saudara bagaimana tingkat kesulitan utuk mendapatkan jenis pangan tersebut
didalam hutan?
a. Mudah b. Agak Sulit c. Sulit
c. Pengetahuan Tentang Ketahanan Pangan
1. Apakah saudara biasa menyimpan persediaan pangan untuk beberapa hari kedepan?
a. Ya b. Tidak
2. Pangan apa saja yang biasa disimpan untuk persediaan beberapa hari kedepan?
a. Beras b. Sayur c. Buah-buahan
3. Apakah saudara membuat olahan dari pangan tersebut untuk disimpan?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah masyarakat melakukan pembudidayaan terhadap jenis pangan tersebut?
a. Ya b. Tidak
5. Jika dilakukan pembudidayaan, pembudidayaan seperti apa yang dilakukan masyarakat?
a. Berladang b. Berkebun c. Lainnya

Anda mungkin juga menyukai