Anda di halaman 1dari 11

Pengantar Lingkungan

MASALAH DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
TAMBANG NIKEL

Disusun untuk Kelompok 1


About Us
IDAM LA KARI 07382111049
NAFARUDDIN 07382111063
AYU INDIRA 07382111068
MINGGRIANI ALIMUDIN 07382111057
NOFRINCE KARIMU 07382111048
ZELIKA Z. A. G 07382111055
Apa Itu Nikel?
Nikel adalah salah satu bahan tambang yang sangat berharga dan memiliki nilai
jual tinggi di pasar global. Hal ini dikarenakan manfaatnya yang begitu besar bagi
kehidupan sehari-hari. Beberapa manfaat dari nikel antara lain dapat digunakan
dalam pembuatan logam anti karat, campuran dalam pembuatan stainless steel,
baterai nickel-metallic hybride dan berbagai jenis barang lainnya.

Biji nikel diperoleh dari endapan nikel laterit yang terbentuk akibat pelapukan
batuan ultrafamik yang mengandung nikel 0,2 – 0,4%. Nikel laterit umumnya
ditemukan di daerah tropis, dikarenakan iklim yang mendukung terjadinnya
pelapukan, selain topografi, drainase, tenaga tektonik, batuan induk, dan struktur
geologi.
Pertambangan

Pertambangan merupakan suatu aktifitas penggalian, pembongkaran

serta pengangkutan suatu mineral yang terkandung dalam suatu area

berdasarkan beberapa tahapan kegiatan secara efektif dan ekonimis

dengan menggunakan peralatan mekanis serta beberapa peralatan

sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.


Dampak Pertambangan Nikel
Kegiatan penambangan menyebabkan Aktivitas tambang juga
terjadinya perubahan hidrologi akibat menyebabkan jumlah timbunan
adanya pembukaan lahan, pemindahan limbah pada berupa sampah organik
tanah pucuk (topsoil), pengupasan dan anorganik yang berasal dari
lapisan tanah penutup (sub soil/ kegiatan mess, dapur, kantin, dan
overburden), dan penggalian bijih nikel. kantor termasuk limbah Bahan
Semua aktivitas ini menyebabkan Berbahaya dan Beracun (B3). Untuk
terjadinya penurunan kualitas air meminimalkannya, limbah padat
permukaan (sungai dan pesisir)dan organik maupun anorganik (plastik,
merubah pola aliran permukaan, erosi logam, kaca dan sejenisnya) dikelola
dan sedimentasi. tersendiri dengan cara insinerasi
Dampak kegiatan pertambangan terhadap lingkungan tidak hanya
bersumber dari pembuangan limbah, tetapi juga perubahan komponen
lingkungan atau meniadakan fungsi lingkungan. Semakin besar skala
kegiatan pertambangan, maka semakin besar pula dampak yang
ditimbulkan. Perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan
pertambangan dapat bersifat permanen, atau tidak dapat dikembalikan
kepada keadaan semula.
Dampak Negative Dari Pertambangan Nikel

01 02 03 04 05

Perusahaan Pembukaan Limbah dari Membahayaka Sengketa lahan


pertambangan berbagai lahan kegiatan n masyarakat antara
di tuding tidak sebagai lokasi penambangan sekitar masyarakat
memperhatika penambangan. mencemari lingkungan setempat
n kelestarian lingkungan. tambang. dengan
perusahaan
lingkungan.
tambang
Tanggung Jawab Pelaku Usaha Pertambangan dalam

Melakukan Reklamasi Lahan

Konsep tanggung jawab hukum dalam kegiatan pertambangan dapat


diartikan sebagai liability. Liability memiliki arti menanggung segala
kerugian yang terjadi akibat perbuatannya atau perbuatan orang lain
yang bertindak atas namanya.

Dalam melakukan kegiatan pertambangan pelaku usaha berkewajiban untuk menaati


hukum dan seluruh Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. Kewajiban untuk
memenuhi atau mematuhi peraturan merupakan akibat hukum yang harus diterima oleh
setiap pelaku usaha khususnya di bidang pertambangan. Salah satu akibat hukum yang
harus ditaati dari dilaksanakannya kegiatan pertambangan adalah merehabilitas lahan
dengan cara reklamasi.
Reklamasi
Program reklamasi merupakan program yang wajib dilakukan oleh setiap
perusahaan baik perusahaan swasta maupun non swasta. Reklamasi dilakukan
untuk mengembalikan fungsi lahan semaksimal mungkin agar dapat kembali
sesuai peruntukannya. Dalam melakukan kegiatan reklamasi tentunya sangat
dibutuhkan pemikiran matang mengenai manfaat bagi masyarakat lokal dan
dapat bermanfaat pula bagi generasi yang akan datang.
Pemerintah Dapat Mengontrol dan Mengatasi Dampak
Perubahan Lingkungan
Munculnya tanggung jawab bagi pelaku usaha pertambangan pemegang IPR diatur
dalam Pasal 44 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 2010 tentang
Reklamasi dan Pascatambang. Pasal tersebut menjelaskan bahwa sebelum
menerbitkan IPR pada wilayah pertambangan rakyat kabupaten/kota wajib
menyusun rencana reklamasi dan rencana pascatambang untuk setiap wilayah
pertambangan rakyat.

Peraturan tersebut juga menjelaskan bahwa pemerintah dalam memberikan izin


atau mengeluarkan IPR kepada pelaku usaha pertambangan harus jeli karena
pemerintah daerah memiliki peran penting dalam menyusun tanggung jawab
pelaksanaan kegiatan reklamasi pascatambang
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai