8.1 Lingkungan
Dalam pekerjaan tambang baik secara langsung maupun tidak langsung sangat
membahayakan sehingga dapat mengakibatkan berbagai dampak negatif salah
satunya kerusakan terhadap lingkungan karena telah merubah Rona Lingkungan
Awal, apabila hal tersebut tidak diantisipasi maka akan mengakibatkan gangguan
terhadap keseimbangan dari ekosistem yang ada di daerah penambangan tersebut.
Namun di lain sisi tidak hanya dampak negatif saja yang ditimbulkan, kegiatan
penambangan juga memiliki dampak positif yang lebih banyak.
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Nomor 17 tahun 2001tentang
AMDAL Pasal 3, tentang jenis usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Kepmen ESDM
No.1457K/28/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Lingkungan
diBidang Pertambangan dan Energi Pasal 4, dan 5. Maka kegiatan penambangan
PT. BAYAT JAYA MANDIRI. hanya berkewajiban untuk menyusun Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL dan UPL). Hal
ini dikarenakan WIUP pada PT. BAYAT JAYA MANDIRI. hanya 50 Ha dan
direncanakan produksi penambangan pada tahun pertama sekitar 120.000
ton/tahun. Dalam penyusunan laporandisesuai dengan Kepmen LH No. 86 Tahun
2002 tentang Pedoman Pelaksanaan UKL dan UPL.
Oleh karena itu maka perlu dilakukan suatu studi dalam rangka untuk
memperoleh informasi dampak kegiatan penambangan yang disusun dalam
KEGIATAN YA YA KEGIATAN
WAJIB SUSUN WAJIB
AMDAL? DOKUMEN AMDAL?
AMDAL
PENYUSUNAN
UKL DAN UPL
Gambar 8.1
Bagan Alur Permohonan AMDAL Dan UKL/UPL
Aspek Aspek
Teknis Lingkungan Dampak
Yang Terjadi
Bentang alam
Lapisan Penutup Sifat fisik & kimia
Tanah erosi & sedi-
Mentasi & vegetasi
Bentang alam
Debu
Penambangan
Erosi & sedimentasi
Deposit Diorit
Getaran
Kebisingan
Pengolahan Debu
Deposit Diorit
Gambar 8.6
Pengelolaan Limbah Tambang
Tabel 8.2
Baku mutu limbah cair bagi kawasan industri
Kadar Maksimum Beban Pencemaran Maksimum
Parmeter
(mg/l) (kg/hari.Ha)
BOD 50 4.3
COD 100 8.6
TSS 200 17.2
PH 6.0 – 9.0
Debit Limbah Cair Maksimum
1 L per detik per HA lahan kawasan yang terpakai
PemantauanKualitas air pada PT. BAYAT JAYA MANDIRI ada pada tiga
titik pemantuan yaitu SP1 terletak disekitar pengolahan, SP2 terletak pada areal
penambangan Diorit dan SP3 terletak disekitar penimbunan Stockpile. Pemantauan
dilakukan setiap 6 bulan sekali namun dalam pengontrolannya dilakukan berkala
perbulan.
8.1.2.2Pemantauan Debu
Pemantauan debu pada PT. BAYAT JAYA MANDIRI.dilakukan setiap dua
minggu sekali di sekitar tambang, jalan akses ke lokasi dan persimpangan jalan.
Baku mutu kualitas terdapat pada tabel 8.3.
Adapun hasil pemantauan yang dilakukan PT. BAYAT JAYA
MANDIRI.pada tiga titik utama adalah sebagai berikut QU-1 lokasi yang diamati
pada sekitar areal penambangan, QU-2 pada areal pengolahan dan QU-3 pada
lokasi persimpangan jalan yang berbatasan langsung dengan pemukiman penduduk
yang terlihat pada table 8.4.
Tabel 8.4.
Hasil Pemantauan Kualitas Udara
Termi- Stasiun Pengamatan Baku
No. Parameter Satuan nologi
QU-1 QU-2 QU-3 Mutu
Waktu
Kecepatan
1 m/det - 0.02-1.5 0.03-4.3 0.02-2.9 -
Angin
2 Arah Angin - - T-B T-B B-T -
0
22.0- 22.3- 22.3-
3 Suhu C - -
33.7 33.1 32.4
4 Kelembaban % - 64-96 62-95 76-97 -
5 Cuaca - - Cerah Cerah Cerah -
Hasil Analisa
1 Debu µgr/m3 1 jam 104,48 528,55 3151,34 230
2 SO2 µgr/m3 1 jam 61,05 71,53 96,15 900
3 NO2 µgr/m3 1 jam 44,20 14,62 14,61 400
4 CO2 µgr/m3 1 jam Ttd 35,27 35,09 30,000
8.1.2.3Pemantauan Kebisingan
Pengukuran tingkat kebisingan secara langsung harus menggunakan Sound
Level Meteryang memenuhi persyaratan standard nasioanl (SNI). Sesuai dengan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/II/1996.
Dengan mengikuti petunjuk pengukuran seperti yang dianjurkan pada Baku Mutu
yang digunakan, diperoleh hasil pemantauan tingkat kebisingan pada kawasan
industri seperti pada Tabel 8.5.Pengamatan dilakukan pada areal sekitar
penambangan (QB-1), Jalan akses ke areal penambangan (QB-3) dan pada pabrik
Adapun peralatan dan bahan untuk penanganan ceceran adalah sebagai berikut :
(a) Absorban adalah untuk menyerap ceceran atau tumpahan berupa oil
biasanya digunakan pada ceceran yang terjadi di air pada sungai
(b) Serbuk gergaji dan pasir untuk penanganan ceceran di tanah
biasanya pada lingkungan workshop.
Tabel 8.9
Ringkasan UKL & UPL
kegiatan penambangan deposit diorit pada tahap persiapan
Tahap
Dampak UKL UPL
Kegiatan
Pembebasan - Konflik - Musyawara - Melakukan
Lahan Sosial h mengenai ganti pengamatan langsung
rugi. di lapangan.
- Membentuk
Tim dalam
pembebasan
lahan.
- Mengumum
kan hasil
inventarisasi.
- Memberika
Tahap
Dampak UKL UPL
Kegiatan
- Mempriorita
skan penerimaan - Melakukan
tenaga kerja pencatatan dan
- Terbuka
local pengecekan secara
nya
- Memberika langsung pada saat
Kesempatan
n gaji sesuai penerimaan karyawan.
Kerja.
dengan tingkat - Pengamatan
Penerimaan - Peningk
pendidikan dan langsung dilapangan
Tenaga Kerja atan
keterampilan dan wawancara
Pendapatan
serta jabatannya. mengenai standarisasi
Masyarakat.
- Memberika gaji karyawan.
- Kecemb
n pengumuman
uruan Sosial.
bahwa akan ada
penerimaan
tenaga kerja.
Tahap
Dampak UKL UPL
Kegiatan
- Pemeliharaan
dan parawatan
alat-alat berat - Pengambilan
- Melakukan sampling kualitas udara
penghijauan (pengukuran debu)
- Terjadiny
Mobilisasi - Mengatur - Analisis data
a penurunan
Peralatan kecepatan pengukuran debu dan
kualitas udara
kendaraan hasilnya dibandingkan
pengangkut dengan angka baku
- Melakukan mutu lingkungan
pengerasan jalan
- Melakukan
- Degrada - Melakukan
pengamatan langsung
si Vegetasi pembatasan
dilapangan terhadap
Pembersihan dan dalam
kegiatan pembersihan
Lahan Bekurangnya pelaksanaan
lahan yang dilakukan.
Populasi pembukaan
Satwa lahan.
Tahap
Dampak UKL UPL
Kegiatan
1 2 3 4
Pengupasan - - Membandingka
Tanah Pucuk Penurunan - M n hasil analisa dari kualitas
Kualitas Air elakukan ke- air permukaan dengan baku
giatan pengupas- mutu air yang telah
an tanah pucuk ditetapkan.
pada musim ke-
marau.
- M
elakukan kegi-
atan pengupasan
tanah pucuk se-
Pemindahan - - Melakukan
Tanah Penurunan - M pengambilan sampling air
Penutup kualitas air embuat parit lim-bah dari buang-an /
tanah disekeliling lo- outlet kolam pengendapan
kasi penimbun- dan dianalisis di la-
an tanah pucuk boratorium.
untuk menya-
lurkan larian air - Pengamatan
permukaan. langsung di la-pangan dan
- M penggunaan tongkat
elakukan kegi- penduga.
- atan pengupasan
Peningkatan dan penimbunan
Erosi tanah pucuk se-
suai dengan arah
kemajuan pe-
nambangan.
1) Tahap persiapan
Persiapan lahan dilakukan pada daerah penimbunan tanah penutup yang
hendak dilakukan reboisasi lahan sebagai usaha pemulihan daerah tambang.
Pekerjaan persiapan lahan meliputi penyusunan struktur tanah dan perataan lahan
dengan mengoperasikan bulldozer. Persiapan lahan dijadwalkan setelah pekerjaan
dengan backhoe yang telah digunakan untuk pengupasan tanah penutup. Pekerjaan
ini merupakan tahap lanjut dari pengupasan tanah penutup dan penimbunannya.
Perataan lahan disesuaikan dengan sistem reboisasi lahan.
2) Tahap penanaman kembali
Lahan yang telah dipersiapkan ditanami dengan tanaman pohon sengon dan
pada musim hujan lahan tersebut dapat dimanfaatkan oleh petani sebagai ladang
maupun sawah.
8.2.1 Organisasi
Penanganan
External K-3Audit
& Internal marupakan tanggung jawab Divisi Keselamatan
Komite K3 Kerja yang
langsung akan bertanggung jawab kepada Kepala Teknik Tambang atau Manajer
Tambang lihat pada struktur organisasi.
Kepala Teknik Tambang
Program K3
Pengawas Teknis
Gambar 8.9
Organisasi Manajemen Keselamatan Kerja
8.2.3Peralatan
Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja yang akan disediakan diberbagai
lokasi kegiatan penambangan, pemuatan, pengangkutan dan penumpukan diorit
adalah seperti terlihat pada tabel 8.10.
Tabel 8.10
Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Peralatan Keselamatan
No Lokasi
dan Kesehatan Kerja
1 Tambang a) Helm pengaman
b) Sepatu pengaman
c) Sarung tangan
d) Alat pemadam api
2 Instalasi pemotongan a) Helm pengaman
ukuran deposit diorit b) Sepatu pengaman
c) Sarung tangan kulit