BAB VII.
PEMANTAUAN DAN KRITERIA
KEBERHASILAN
membantu dalam pemantauan lingkungan dan sebagai bahan monitoring atau untuk
mengetahui kinerja Perusahaan selama ini dalam pengelolaan Lingkungan.
Data pemantauan lingkungan di wilayah bekas kegiatan PT. Tujuh Saudara ini
diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan terutama untuk
komponen fisik-kimia dan biologi, sedangkan data sekunder untuk komponen sosial-
ekonomi. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap
komponen/parameter lingkungan atau pengambilan contoh di lapangan, untuk
selanjutnya di bawa dan dianalisis di laboratorium. Data sekunder diperoleh dari
berbagai laporan dan publikasi tentang daerah penelitian yang tersedia.
Pemantauan terhadap kegiatan yang timbul pada tahap ini disebabkan oleh kegiatan
Reklamasi dan Rehabilitasi Lahan, Penanganan Tenaga Kerja, Pembongkaran dan
Pemindahan Sarana Tambang, meliputi :
A. Pemantauan Geofisik-Kimia
Kestabilan Fisik
Komponen yang dipantau adalah perubahan bentang alam (morfologi lahan) akibat
dari kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan.
Sumber dampak berasal dari kegiatan penambangan batubara dan reklamasi dan
revegatasi lahan.
Komponen yang dipantau adalah perubahan sifat fisik dan kimia tanah akibat dari
kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan.
Parameter yang dipantau adalah sifat fisik tanah (berat volume (BV)), berat jenis
(BJ), ruang pori total (RPT), tekstur, struktur, konsistensi dan permeabilitas) dan
perubahan sifat kimia (pH tanah, Nitrogen total, P tersedia, Basa-basa dapat
ditukar, Kapasitas Tukar Kation (KTK), Kejenuhan Basa (KB), dan C-organik).
Tujuan rencana pemantauan sifat fisik dan kimia tanah adalah untuk mengetahui
efektivitas pengelolaan yang telah dilakukan untuk menjaga sifat fisik dan kimia
tanah pada areal pertambangan batubara PT. Tujuh Saudara yang sudah
direklamasi.
3. Erosi Tanah
Komponen yang dipantau adalah potensi erosi tanah. Sumber dampak berasal dari
kegiatan reklamasi dan revegatasi lahan.
Parameter yang dipantau adalah tingkat erosi tanah (ton/ha/tahun) dan nilai TBE
dihitung berdasarkan metode USLE serta tingkat stabilitas tanah/batuan di lokasi
dan sekitar penambangan batubara PT. Tujuh Saudara.
Air Permukaan
Komponen yang dipantau adalah penurunan kualitas air sungai. Sumber dampak
berasal dari kegiatan penambangan batubara, pengolahan batubara serta
Parameter yang dipantau adalah parameter fisik dan kimia. Parameter fisik terdiri
dari temperatur, TSS, TDS, dan pH. Sedangkan parameter kimia terdiri dari Besi
(Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Krom Total (Cr), Cadmium (Cd), Raksa
(Hg), Timbal (Pb), Arsen (As), Nikel (Ni), kobal (Co), Sianida (CN), Sulfida (H2S),
Flourida (F), Klorin Bebas, Amoniak Bebas (NH3-N), NO3, Nitrit (NO2), BOD, COD,
Phenol, minyak / lemak yang berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun
2001, dan kualitas limbah cair mengacu pada kriteria limbah cair menurut Kep.
Men. LH Nomor 113 Tahun 2003.
Tujuan pemantauan kualitas air sungai adalah untuk mengetahui efektivitas hasil
pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan untuk menjaga kualitas air sungai
terutama Sungai Karau dari pencemaran akibat penambangan batubara,
pengolahan batubara, pengelolaan limbah serta reklamasi dan revegetasi lahan
agar kualitas air sungai di lokasi dan sekitar tambang batubara PT. Tujuh Saudara
tidak melebihi baku air kelas II sebagaimana yang tercantum pada Lampiran I
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
B. Pemantauan Biologi
Komponen yang dipantau adalah kelimpahan dan keanekaragaman flora dan fauna
akuatik dan teresterial.
Sumber dampak berasal dari kegiatan pembersihan lahan tapak tambang, reklamasi
dan revegatasi lahan serta pembongkaran dan pemindahan sarana tambang.
Tujuan pemantauan terhadap flora dan fauna akuatik dan teresterial adalah
mengetahui efektivitas hasil pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan sehingga
meminimalkan gangguan yang diperkirakan timbul terhadap komunitas flora dan
fauna di lokasi tapak tambang atau bekas penambangan serta mengupayakan
konservasi sumberdaya hutan (jenis-jenis flora dan fauna dilindungi) sebagai bagian
dari kepedulian terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan.
2. Biota Air
Tujuan rencana pemantauan terhadap biota air adalah mengetahui efektivitas hasil
pengelolaan lingkungan dalam meminimalisir gangguan dampak kualitas air
permukaan atau mencegah terjadinya pencemaran air secara total dari seluruh
kegiatan penambangan terhadap ekosistem perairan di sungai-sungai dalam
wilayah pengelolaan.
1. Sosial Ekonomi
Komponen yang dipantau adalah kesempatan kerja dan berusaha bagi penduduk
yang tinggal berdekatan langsung dengan daerah operasional penambangan serta
hilangnya kesempatan kerja dan berusaha penduduk maupun karyawan akibat
pasca operasional penambangan.
saat operasional sedangkan pada tahap pasca operasi diakibatkan oleh kegiatan
pemutusan hubungan kerja di PT. Tujuh Saudara.
3. Pendidikan
4. Kesehatan Masyarakat
Parameter yang dipantau adalah prevalensi penyakit menular dan tidak menular,
baik sifatnya dominan maupun tidak dominan, dari waktu ke waktu dan pola
penyebaran penyakit dan keterkaitannya dengan kondisi sanitasi lingkungan di
wilayah kegiatan pertambangan.
A. Komponen Geofisik-Kimia
Kestabilan Fisik
- Metode pemantauan terhadap tanah adalah pada parameter sifat fisik dan
kimia tanah, yaitu
1. Membuat profil tanah pada titik-titik tertentu ;
2. Mengebor sampai lapisan padat, kontak litik, dan paralitik.
3. Mengambil contoh tanah tidak terganggu dengan mengguna-
kan ring sampel. Untuk masing-masing plot diambil 2 – 3 ring
sampel ;
4. Mengambil contoh tanah terganggu secara komposit sebanyak ±
1 kg untuk penetapan sifat kimia tanah ;
5. Pengambilan kedua macam contoh tanah di atas dilakukan pada
dua kedalaman yaitu kedalaman 0 – 30 cm dan 30 cm – 60 cm ;
6. Struktur tanah ditetapkan langsung di lapangan dengan
mengambil bongkahan tanah berukuran ± 10 cm 3 kemudian ditekan
dengan jari hingga diperoleh agregat-agregat tanah. Dan agregat
tanah ini ditentukan bentuk, ukuran dan tingkat perkembangan
strukturnya.
7. Sampel tanah yang diperoleh kemudian akan diuji di
Laboratorium yang terakreditasi.
- Frekuensi pemantauan terhadap sifat fisik dan kimia tanah adalah 1 (satu)
kali setahun selama 2 tahun setelah selesainya reklamasi dan revegetasi
akhir untuk setiap lubang bekas galian tambang dan pembongkaran dan
pemindahan sarana tambang.
3. Erosi Tanah
Air Permukaan
B. Komponen Biologi
2. Biota Air
1. Sosial Ekonomi
3. Pendidikan
4. Kesehatan Masyarakat
A. Komponen Geofisik-Kimia
Kestabilan Fisik
Kriteria dan keberhasilan terhadap perubahan morfologi dan bentang alam adalah
infeksi dan pengukuran keberhasilan dalam menentukan kondisi topografi dan
analisis data terhadap morfologi lahan di bekas pit penambangan terakhir
menunjukkan bahwa kriteria keberhasilan dapat dicapai dalam kondisi normal.
Kriteria dan keberhasilan terhadap perubahan sifat fisik dan kimia tanah adalah
pengukuran langsung terhadap parameter fisik dan kimia tanah serta tingkat
kesuburan tanah di bekas pit penambangan, pembongkaran dan pemindahan
Pemenuhan kriteria terhadap perubahan sifat fisik dan kimia tanah di areal
terganggu ditentukan menggunakan data pengukuran kualitas tanah terutama
tekstur, struktur tanah dan kimia tanah. Setiap kriteria akan dianalisa terhadap
batas terendah dari rata-rata data keseluruhan.
3. Erosi Tanah
Air Permukaan
Kriteria dan keberhasilan terhadap kualitas air sungai adalah target mutu air untuk
air tambang pasca penutupan adalah Standar Kelas II PP 82/2001. Parameter utama
yang menjadi perhatian adalah TSS, TDS, dan pH. Sedangkan parameter kimia
terdiri dari Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Krom Total (Cr),
Cadmium (Cd), Raksa (Hg), Timbal (Pb), Arsen (As), Nikel (Ni), kobal (Co), Sianida
(CN), Sulfida (H2S), Flourida (F), Klorin Bebas, Amoniak Bebas (NH3-N), NO3, Nitrit
(NO2), BOD, COD, Phenol, minyak / lemak yang berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 82 tahun 2001, dan kualitas limbah cair mengacu pada kriteria limbah cair
menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 113 Tahun 2003.
Perairan utama yang menerima aliran air dari areal-areal tambang adalah Sungai
Karau. Jarak dari titik-titik pelepasan air tambang ke desa-desa di hilirnya berkisar
antara 5 hingga 10 km.
Strategi pengelolaan air akan menjamin bahwa setelah penutupan, semua air yang
mengalir ke sistem sungai dari areal-areal tambang akan terlebih dahulu melalui
wetland atau kolam pengendap.
Untuk memenuhi kriteria keberhasilan standar mutu air akan ditentukan setiap
tahun dengan membandingkan kriteria keberhasilan yang berlaku dengan batas
tertinggi 95 % dari rata-rata rangkaian data tahunan dengan menggunakan
metode pengujian.
B. Komponen Biologi
Setiap kriteria akan dianalisa terhadap batas terendah 95% dari rata-rata data
keseluruhan. Penggunaan statistik ini menjadi ukuran yang handal mengenai
keberhasilan penanaman atau penghijauan di setiap areal yang terganggu dan
selanjutnya melindungi terhadap kegagalan pemenuhan karena kebakaran, atau
dampak yang diakibatkan manusia, yang berdampak pada areal-areal kecil transect
yang telah ditanami dalam periode pasca penutupan.
2. Biota Air
Kriteria dan keberhasilan terhadap biota air adalah infeksi dan pengukuran
keberhasilan dalam melakukan pengukuran terhadap plankton, benthos dan nekton
(ikan) yang sering digunakan sebagai indikator kondisi baik atau buruknya suatu
badan air, baik sungai, danau, rawa dan bahkan laut. Diantara ketiga organisme
akuatik tersebut, plankton dan benthos merupakan indikator yang baik
dibandingkan dengan ikan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan bergerak
organisme tersebut. Organisme yang mempunyai daya gerak yang lebih lambat
akan dengan mudah terkena dampak dari limbah atau perubahan ke lingkungan
yang buruk. Sehingga akan terekam dengan baik terkait pada perubahan
kelimpahan dan diversitasnya dari waktu ke waktu. Selanjutnya untuk perairan
mengalir seperti sungai, benthos adalah yang terbaik. Dalam pengukuran terhadap
biota perairan di sungai Karau bagian hilir menunjukkan bahwa kriteria
keberhasilan dapat dicapai dalam kondisi normal atau dibawah baku mutu
lingkungan hidup.
Untuk memenuhi kriteria keberhasilan terhadap biota air akan ditentukan setiap
tahun dengan membandingkan kriteria keberhasilan yang berlaku dengan batas
tertinggi 95 % dari rata-rata rangkaian data tahunan dengan menggunakan
metode pengujian.
Kriteria dan keberhasilan terhadap sosial ekonomi dan budaya adalah perubahan
kesempatan kerja dan lapangan usaha dapat terjadi baik peluang secara langsung
ataupun tidak langsung. Peluang secara langsung adalah rekruitmen tenaga kerja
baik bagi dari penduduk lokal maupun dari luar daerah sehingga ikut bekerja pada
industri tambang yang akan dibangun. Secara tidak langsung adalah dengan
menyediakan jasa-jasa atau sarana produksi yang diperlukan untuk mendukung
kegiatan industri pertambangan ataupun kebutuhan tenaga kerja. Dari segi
kependudukan, kegiatan ini menyebabkan terjadinya perubahan jumlah penduduk
akibat masuknya pekerja tambang ataupun penduduk lain yang ingin
memanfaatkan peluang usaha disekitar kawasan proyek pertambangan.
Dilihat dari aspek sosial, kegiatan industri tambang ini dapat menimbulkan
beberapa perubahan sosial di wilayah tambang. Perubahan tersebut dapat berupa
terjadinya interaksi sosial antara warga pendatang dapat memahami dan
menghormati adat istiadat dan hak milik warga lokal (misalnya lahan, hutan adat
dan lain-lain). Sedangkan interaksi sosial yang negatif sehingga berpotensi
mengakibatkan konflik antara warga masyarakat lokal dan warga pendatang.
Perubahan sosial lainnya adalah terjadinya kesenjangan sosial antara warga
pendatang dengan warga masyarakat lokal. Apabila industri tambang yang masuk
ke dalam wilayah tersebut tidak banyak melibatkan warga setempat dapat
dipastikan akan terjadinya kesenjangan di antara masyarakat. Hal ini terjadi karena
terdapat kelompok masyarakat yang tidak dapat mengambil manfaat positif secara
langsung dari keberadaan perusahaan. Terjadinya kesenjangan tersebut dapat
disebabkan dua hal. Pertama, adanya penurunan dan peningkatan penghasilan
pada kelompok mata pencaharian tertentu yang disebabkan perbedaan peluang
dan kesempatan untuk mengakses manfaat positif dari keberadaan industri. Kedua,
adanya alih fungsi dan kepemilikan lahan.
Berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang terjadi, PT. Tujuh
Saudara akan melaksanakan tanggungjawab sosial kepada masyarakat melalui
program yang telah disusun di dalam Rencana Pascatambang. Program ini
merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat disekitar bekas tambang setelah
tambang tidak lagi beroperasi.