Anda di halaman 1dari 3

Perbandingan Artikel Ilmiah

Penataan Perusahaan Tambang Batubara Di Kalimantan Timur Terhadap Peraturan Air Limbah
Pertambngan
Dan
Pengelolaan Dan Pemanfaatan Sumber Daya Mineral Berwawasan Lingkungan
Oleh:
Dimal Sabil Annashr
Teknologi Geologi, dimalsabil123@gmail.com

1. Perbandingan Objek Penelitian


 Alasan Dan Latar Belakang
(Artikel 1)
Pengendalian pencemaran lingkungan merupakan salah satu bentuk implementasi
mandatori dari Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, yaitu pengendalian pencemaran dan atau
kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi
lingkungan hidup [1]. Untuk memenuhi mandat UU No. 32 tahun 2009, Pusarpedal
sebagai unit teknis Kementrian Lingkungan Hidup, melakukan pemantauan di lokasi
pertambangan batubara dengan tujuan mengetahui kualitas air limbah
usaha/kegiatan pertambangan batubara yang berada di Kalimantan Timur serta
menyediakan data yang dapat digunakan untuk menentukan kebijakan pengelolaan
lingkungan hidup berkelanjutan yang terkait dengan pertambangan batubara.
Pertambangan batubara mempunyai dua sisi, yaitu sebagai pemicu kemakmuran
ekonomi dan sisi lainnya sebagai sesuatu yang berpotensi menimbulkan dampak
terhadap lingkungan diantaranya adalah masalah kerusakan struktur tanah dan tata
air, menurunnya kualitas perairan serta menurunnya kualitas udara. Terkait dengan
kerusakan lahan, telah terjadi indikasi daerahdaerah bekas pertambangan akan
terbentuk lubang-lubang bekas tambang yang tidak dapat lagi di tutup atau
dikembalikan seperti semula.

(Artikel 2)
Sisi pertama adalah untuk pembangunan dan kemakmuran ekonomi negara,
sementara di sisi yang lainnya adalah potensi dampak kerusakan lingkungan.
Kondisi ini juga diiringi oleh laju pertumbuhan penduduk, pesatnya pembangunan
infrastruktur, pola hidup masyarakat yang cenderung konsumtif, terjadinya
perubahan iklim, lemahnya penegakan hukum serta belum optimalnya kapasitas
sumberdaya manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup. Kabupaten Halmahera
Utara merupakan salah satu Kabupaten yang masuk dalam katagori kawasan daerah
tertinggal. Kabupaten Halmahera Utara yang merupakan daerah tertinggal, untuk
itu perlu memanfaatkan potensi sumberdaya mineral demi mempercepat
pembangunan daerah dan kesejateraan masyarakat Halmahera Utara. Dengan
demikian dalam proses pengelolaan potensi sumber daya mineral tersebut di
harapkan seoptimal mungkin, untuk dapat mengoptimalkan potensi sumber daya
mineral maka diupayakan potensi dampak negatif terhadap lingkungan hidup
kegiatan pertambangan mineral dapat di minimalisir.

Kedua jurnal ini sama sama membahas dampak negatif lingkungan bagi Masyarakat.
Pada artikel 1 tentang peraturan air limbah dan artikel 2 tentang sumber daya
mineral
 Kepentingan Objek Penilitian
(Artikel 1)
Uji air limbah yang berasal dari kegiatan pertambangan batubara diambil guna
mengetahui kandungan logam total dan parameter anorganik lainnya.
(Artikel 2)
Keterdapatan potensi sumber daya mineral mempunyai peran strategis untuk
mempercepat laju pembangunan di Kabupaten Halmahera Utara dimana status
wilayah dalam katogori daerah tertinggal.
 Penentuan Waktu dan Lokasi penelitian
(Artikel 1)
Penelitian dilaksanakan di laboratorium Air Pusat Sarana Pengendalian Dampak
Lingkungan (Pusarpedal), Jalan Raya Puspiptek Gedung 210, Serpong, Tangerang
Selatan 15314. Waktu penelitian dilakukan selama 6 (enam) bulan terhitung sejak
Maret 2012 sampai dengan Agustus 2012.
(Artikel 2)
Saat ini Kabupaten Halmahera Utara terdiri dari 17 Kecamatan dan 196 desa.
Kawasan terbangun adalah ruang dalam kawasan permukiman yang mempunyai
ciri dominasi penggunaan lahan secara terbangun atau lingkungan binaan untuk
mewadahi kegiatan daerah (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 20 tahun 2011
tentang Pedoman Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten).
 Pendapat Pribadi
Kedua artikel memiliki lokasi penelitian yang tepat dan sesuai dengan sumber daya
yang mereka teliti. Tentu saja ini mempermudah para peneliti untuk melakukan
penelitian baik tentang pertambangan maupun dampak terhadap masyarakat yang
berada di sekitar daerah pertambangan.
2. Perbandingan Metode Penelitian
 Alasan dan Latar Belakang
(Artikel 1)
Analisis Air limbah pertambangan dilakukan oleh Laboratorium Air Pusarpedal.
Parameter Metode
pH SNI 06-6989-11-2004
Sulfat SNI 19-6964.5-2003
Sianida SNI 19-6964.6-2003
Total Nitrogen JIS K.0102-45.2-2002

(Artikel 2)
Analisis deskriptif dengan pendekatan Kajian Lingkungan Hidup Strategis. KLHS
merupakan bagian dari keselurahan kajian lingkungan hidup (environmental
assesment), yang dalam konteks proses pengambilan keputusan pembangunan,
dimanfaatkan mulai dari perumusan kebijakan, rencana dan program. Sifat kajian
terhadap aspek kebijakan, aspek regional, aspek programatik dan aspek sektoral.
Sedangkan untuk AMDAL, implementasinya adalah pada tingkat proyek.
 Perbandingan Hasil Penelitian
(Artikel 1)
Hasil analisa air limbah yang berasal dari 6 perusahaan tambang batubara yang
berada di Kalimantan Timur dibandingkan dengan Kepmen-LH tentang bakumutu
air limbah bagi usaha atau kegiatan pertambangan batubara yang mengatur
airlimbah yang berasal dari kegiatan penambangan dan pengolahan/ pencucian
batubara. Pengukuran pH yang dilakukan di lokasi pertambangan yang berada di
propinsi Kalimantan Timur menunjukkan masih ada air limbah yang belum
memenuhi kriteria Kepmen-LH yang dipersyaratkan yaitu 6 – 9. Nilai pH bersifat
asam/rendah masih ditemukan di Outlet B-1 (4,2) dan run off B-3 (4,8) namun di
lokasi preeplant B-2 di peroleh nilai pH sudah normal (7,0). Air limbah dengan nilai
pH yang rendah/asam akan semakin memudahkan logam-logam yang terkandung
didalamnya untuk melarut sehingga mengakibatkan kandungan logam dalam
contoh uji tersebut meningkat.
(Artikel 2)
Hasil Penelitian ialah perlu menentukan arah kebijakan pengelolaan potensi
sumberdaya mineral di Kabupaten Halmahera Utara yang berwawasan lingkungan.
Kondisi eksisting di Kabupaten Halmahera Utara menunjukan hampir seluruh wilayah
daratan merupakan kawasan kehutanan dengan persentase 87 %, sedangkan sisanya
adalah areal penggunaan lain (APL). Selain itu dalam megeksploitasi potensi
sumberdaya mineral juga berdampak terhadap kelautan dan spesies endemik serta
pendapatan nelayan. Arahan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup kegiatan
pertambangan emas diantaranya ialah membatasi luas bukaan sehingga ekosistem
lokal terjaga yang menyebabkan spesies endemik berupa burung Bidadari dan
Kakatua Putih tidak berkurang bahkan tidak punah, Pengelolaan air asam tambang
dengan melakukan overburden management plan dan water management dan limbah
pengolahan bijih perlu diproses dengan detoksifikasi. Arahan kebijakan pengelolaan
lingkungan hidup kegiatan pertambangan Nikel diantaranya membatasi luas bukaan
sehingga potensi erosi dapat berkurang, pengelolaan air dengan melakukan water
management sehingga laut di desa Gonga Kecamatan Tobelo Timur tidak tercemar
dan pengelolaan lahan bekas tambang. Arahan kebijakan pengelolaan lingkungan
hidup kegiatan pertambangan Mangan diantaranya membatasi luas bukaan sehingga
potensi erosi di Pulau Doi Kecamatan Loloda Kepulauan dan erosi di Kecamatan
Loloda Utara serta Galela Utara dapat dikurangi, pengelolaan air dengan melakukan
water management sehingga sungai Ake Pacak, Ake Supu dan Ake Mela dan laut di
Kecamatan Loloda Utara, Galela Utara serta Loloda Kepulauan tidak tercemar,
pengolahan tailing, pengelolaan tailing dapat dilakukan dengan lapisan air permanen,
cladding dan capping dan pengelolaan lahan bekas tambang. Arahan kebijakan
pengelolaan lingkungan hidup kegiatan pertambangan pasir besi diantaranya
pencegahan abrasi dengan dengan melakukan penanaman mangruve, budidaya
terumbu karang dan pembuatan tanggul penahan ombak, penambahan atau penetapan
daerah perlindungan dan penguatan status konservasi untuk melindungi spesies
endemik burung momua di Kecamatan Galela Utara, membatasi perizinan eksploitasi
pertambangan di sempadan pantai serta pemberdayaan masyarakat nelayan.

3. Kesimpulan Pribadi
Dari kedua artikel tersebut masyarakat yang terbantu dengan adanya aktivitas
pertambangan di daerah mereka, selain meningkatkan pendapatan dan
kemakmuran,adanya tambang juga berdampak positif bagi daerah hingga bahkan
berdampak baik bagi kelestarian hutan mereka.

Anda mungkin juga menyukai