Suwandi
2005901020046
FAKULTAS PERTANIAN
2023
BAB 1. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Salah satu komoditi tambang yang banyak diusahakan saat ini, untuk
memenuhi kebutuhan energi di Indonesia, adalah batubara. Pada saat ini Indonesia
memiliki potensi sumberdaya batubara sekitar 60 miliar ton dengan cadangan 7
miliar ton (Witoro, 2007). Di lain pihak, tambang batubara di Indonesia umumnya
dilakukan dengan cara tambang terbuka, walaupun ada beberapa yang
menggunakan tambang bawah tanah (underground mining), sehingga akan
berdampak terhadap perubahan bentang alam, sifat fisik, kimia, dan biologis
tanah, serta secara umum menimbulkan kerusakan pada permukaan bumi.
Dampak ini secara otomatis akan mengganggu ekosistem diatasnya, termasuk tata
air (Subardja, 2007).
Penambangan batu bara yang di lakukan oleh PT. Mifa Bersaudara telah di
lengkapi dengan sistem pengolahan air limbah yang menggunakan metode
pengendalian aktif. Dalam hal ini penetralan pH di lakukan dengan menggunakan
campuran Kalsium Hidroksida (CaOH) dengan secara langsung ke air asam
tambang yang terdapat pada kolam bekas galian tambang dengan melakukan
pengendapan dengan menggunakan sistem kincir (Subardja, 2007). Jumlah
kandungan CaOH yang di berikan harus di sesuaikan dengan aliran (debit) air
asam.
Dengan cara ini merupakan suatu cara yang efektif dalam menurunkan
tingkat keasaman air secara drastic hingga mencapai pH yang sangat normal –
basah (pH≥ 6-7) sebelum masuk ke aliran sungai. Meskipun demikian ,data yang
di peroleh dari pengambilan kualitas air yang ada di sekitar pertambangan
Adapun alat yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebegai berikut :
1. ATK
2. pH
3. Termoter tanah
4. Mousture Meter
1. Tanah
2. Kaustangan
3. Plastik sempel