A. Simpulan
Kualan bagian lokasi hulu dan hilir mengandung merkuri sekitar < 0,004
2. Air di Sungai Kualan mengandung merkuri sekitar < 0,0002 mg/L berada
merkuri sekitar < 0,002 mg/kg dan 4,36 mg/kg berdasarkan baku mutu
B. Saran
1. Dilakukan pengujian terhadap tumbuhan paku sayur (Diplazium
dasar Sungai.
yang tinggi.
44
DAFTAR PUSTAKA
Alearts, G., dan Sumestri, S.1984. Metode Penelitian Air. Penerbit Usaha Nasional,
Surabaya. Halaman 112.
Agustina, T. 2009. Kandungan Merkuri Pada Air dan Akumulasinya Pada Daging
Ikan Patik (Mystus micracanthus Bleeker) Di Sungai Sepauk Kalimantan
Barat. Skripsi S1, Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, Yogyakarta.
Arifin, M.Y., dan Goang, M.A. 2018. Penyerapan Senyawa Merkuri (Hg) Di
Keramba Jaring Apung Oleh Tanaman Azolla dengan Kepadatan berbeda.
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau 3 (2) : 35-42.
Atima, W. 2015. BOD dan COD Sebagai Parameter Pencemaran Air dan Baku
Mutu Air Limbah. Jurnal Biology Schence and Education 4 (1) ; 83-93.
Cahyani, H., dan Wildian, H. 2016. Pengembangan Alat Ukur Total Dissolved Solid
(TDS) Berbasis Mikrokontroler Dengan Beberapa Variasi Bentuk Sensor
Konduktivitas. Jurnal Fisika Unand 5 (6) : 371-377.Darmono. 1995. Logam
dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup,. UI-Pres, Jakarta. Halaman 81.
45
46
Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Halaman 168-169.
Gani, P. R., Abidjulu, J., dan Wuntu, A. D. 2017. Analisis Air Limbah
Pertambangan Emas Tanpa Izin Desa Bakan Kecamatan Lolayan
Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal MIPA Unsrat Online 6 (2) : 6-11.
Ghosh, M., dan Singh, S.P., 2005, A Review on Phytoremediationof Heavy Metal
and Utilization of Its By Product. Applied Ecology and Environmental
Research, 3 (2) : 1-18.
Happy. A., Masyamsir., dan Dhahiyat, Y. 2012. Distribusi Kandungan Logam Berat
Pb dan Cd Pada Kolam Air dan Sedimen Daerah Aliran Sungai Citarum
Hulu. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 3 (3) : 175-182.
Hasan, H., Presetio, E., dan Muthia, S. 2016. Analisis Kualitas Perairan Sungai
Ambawang Di Kecamatan Ambawang, Kabupaten Kubu Raya Untuk
Budidaya Perikanan. Jurnal Ruaya 4 (2) : 34-40.
Johan, T.I., dan Ediwarman. 2011, Dampak Penambangan Emas Terhadap Kualitas
Air Sungai Singingi Di Kabupaten Kuantam Singing Provinsi Riau. Jurnal
Ilmu Lingkungan 5 (2) : 168-183.
Kasry, A., dan Fajri, N.E. 2012. Kualitas Perairan Muara Sunagi Siak Ditinjau Dari
Parameter Fisika-Kimia Dan Organisme Plankton. Jurnal Berkala
Perikanan Terubuk 40 (2) : 96-113.
47
Klothilde, S. 2009. Kandungan Merkuri pada Air dan Paku Sayur (Diplazium
esculentum Swartz) di Sungai Sepauk Kalimantan Barat. Skripsi S1,
Program Studi Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, Yogyakarta
Linda, T., Nurjazuli., dan Nurendah, W. 2012. Analisis Cemaran Logam Berat
Merkuri Pada Air dan Udang di Sungai Mandor Kecamatan Mandor
Kabupaten Landak. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia 11 (2) : 144-
152.
Mirdad., Patadunga., dan Isrsan. 2013. Status Logam Berat Merkuri (Hg) Dalam
Tanah Pada Kawasan Pengolahan Tambang Emas Dikelurahan Poboya,
Kota Palu. E-j Agrotekbis 1 (2) : 127-134.
Mutiara, S., Haryoto, K., dan Inswiasri. 2015. Kajian Risiko Kesehatan Masyarakat
Akibat Pajanan Merkuri Pada Pertambangan Emas Rakyat Di Kabupaten
Lebak, Banten. Jurnal Ekologi Kesehatan 14 (4) : 296-308.
Panda, A. 2003. Akumulasi Merkuri pada Ikan Baung (Mytus nemurus) di Sungai
Kahayan Kalimanta Tengah. Tesis S2 Program Pasca Sarjana UGM.
Yogyakarta.
Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta, Jakarta.
Halaman 25-26.
48
Ramadhani, F., Abizar., dan Rizki. 2017. Studi Morfologi Tumbuhan Paku Tertutup
(Davallia denticulata (Brume.) Mett) Di Perkebunan Kelapa Sawit PT.
GMP Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Skrpsi S1, Fakultas
Pendidikan Biologi, STKIP PGRI Sumatera Barat, Sumatera Barat.
Rai, L.L., Gaur, J.P., dan Kumar, H.D., 1981. Phycology and Heavy Metal
Pollution. In Biological Review of The Phycology Society. Cambridge
University Press Lodonn. Page 215.
Riani, E. 2010. Kontaminasi Merkuri (Hg) Dalam Organ Tubuh Ikan Petek
(Leiognathus equulus) Di Perairan Ancol, Teluk Jakarta. Jurnal Teknik
Lingkungan 11(2) : 313-322.
Romiyanto., Barus. B., dan Sudadi. U. 2015. Model Spasial Kerusakan Lahan dan
Pencemaran Air Akibat Kegiatan Pertambangan Emas Tanpa Izin Di
49
Sudarmaji., Mukono, J., dan Corie, I.P. 2006. Toksikologi Logam Berat B3 dan
Dampaknya Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2 (2) :
129-142.
Sumantri, A., E. Laelasari, N. R. Junita dan Nasrudin. 2014. Logam Merkuri pada
Pekerja Penambangan Emas Tanpa Izin. Kesehatan Masyarakat Nasional 8
(8) : 398 – 403.
Supriyantini, E., Nuraini, R.A.T., dan Fadmawati, A.P. 2017. Studi Kandungan
Bahan Organik Pada Beberapa Muara sungai di Kawasan Ekosistem
Mangrove, Di Wilayah Pesisir Pantai Utara Kota Semarang, Jawa Tengah.
Buletin Oseanografi Marina 6 (1) : 29-38.
Tim Redaksi Betang. 2018. Majalah BETANG (Berita Anak Ketapang) Edisi juni.
Percetakan Kanisius, Yogyakarta. Halaman 8-9.
Turot, M., Poli, B dan Walangitan, H.D. 2016. Potensi Pemanfaatan Tumbuhan
Paku Diplazium esculentum Swartz (Studi Kasus) Di kampung Ayawasi,
Distrik Aifat Utara, Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat. Jurnal Agri-
Sosial Ekonomi Unsrat. 12 (3A) : 1-10.
Valier, K. 1995. Ferms Of Hawai’i. University Of Hawai’i Press, Hawai’i page 11.
Veiga, M.M., Nunes, D., Klein, B., Shandro, J.A., Velasquez, P. C., dan Sousa,
R.N. 2009. Mill Leaching: a Viable Substitute for Mercury Amalgamation
in the Artisanal Gold Mining Sector. Journal of Cleaner Production, 17 (20)
: 1373-1381.
Wanna, M., Yanto, Y., dan Kadriman. 2017. Analisis Kualitas Air dan Cemaran
Logam Berat Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb) Pada Ikan Di Kanal Daerah
Hertasning Kota Makassar. Jurnal Pendidika Teknologi Pertanian 3 (1) :
197-210.
Wulandari, A., Rina., dan Rahmawati, D. 2018. Tingkat Ploidi Paku Sayur
(Diplazium esculentum Swartz) Pada Ketinggian Yang Berbeda Di
Gunung Semeru. Jurnal Edubiotik 3 (2) : 58-63.
Yulis, P. A. R. 2017. Analisis Kadar Logam Merkuri (Hg) dan (pH) air Sungai
Kuantan Terdampak Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Jurnal
Pendidikan Kimia, 2 (1) : 28-36.
Yusuf, M., Hamzah, B., dan Rahman, N. 2013. Kandungan Merkuri (Hg) Dalam
Air Laut, Sedimen dan Jaringan Ikan Belanak (Liza melinoptera) Di
Perairan Teluk Palu. Jurnal Akademi Kimia 2 (3) : 140-145.
Zulfikah., Basir, M., dan Isrum. 2014. Konsentrasi Merkuri (Hg) Dalam Tanah Dan
Jaringan Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans) Yang Diberi Bokashi
Kirinyu (Chromolaena Odorata L) Pada Limbah Tailing Penambangan
Emas Poboyo Kota Palu. E-jurnal Agrotekbis 2 (6) : 587-595.
LAMPIRAN
Lampiran I
52
Rumus :
𝒔
V=𝒕
Keterangan
V : Kecepatan Arus Sungai
s : Jarak
t : Waktu
Debit Air : Q = V x A
Keterangan:
Q : Debit air
V : Kecepatan arus
A : Luas penampang lintasan arus sungai.
1. Lokasi A
a. Lokasi A (Pagi)
Debit Air : Q = V x A
b. Lokasi A (Siang)
c. Lokasi A (Sore)
2. Lokasi B
a. Lokasi B (pagi)
b. Lokasi B (Siang)
c. Lokasi B (Sore)
= 33,64 + 29 + 16,24
= 78,84 / 3
= 26,29333333 = 26,29 m3/detik
3. Lokasi C
a. Lokasi C (pagi)
Q. Kiri : 0,10 x 58 = 5
Q. Tengah : 0,30 x 58 = 15
Q. Kanan : 0,20 x 58= 10
= 5 + 15 + 10
= 30 / 3
= 10 m3/detik
b. Lokasi C (Siang)
= 0,25 m/s
Debit Air : Q = V x A
= 12,5 + 12 + 13
= 37,5 / 3
= 12,5 m3/detik
c. Lokasi C (Sore)
= 10,5 + 13,5 + 20
= 44 / 3
= 14,66666667= 14,67 m3/detik
Lampiran II
58
Aktivitas Penelitian
A. Penelitian Di Lapangan
1. Lokasi Hulu
2. Lokasi Tengah
3. Lokasi Hilir
59
Sampel
ditambahkan
dengan HNO3 dan
HCLO4 1:1
Analisis kadar Hg di
tanah Sampel tanah
dipanaskan dalam
ruang asam
Sampel tanah di
analisis dengan
Mercury Analysis
System
Samapel air di
analisis dengan
Mercury Analysis
System
61
Analisis Kadar Hg di
Air
Cawa disimpan
dalam desikator
Cawan didalam
oven
Pengukuran TDS
Diuapkan dalam
waterbath
Sampel air
62
Alat pengukuran
pH dan Suhu
Pengukuran pH dan
Suhu
Kalibrasi alat
Sampel air
ditambahkan
dengan MnSO4 0,5
ml dan larutan
alkali iodide azida
Sampel
ditambahkan
dengan asam sulfat
pekat 0,5 ml
Sampel
ditambahkan
dengan amilum 3
tetes, lalu dititrasi
dengan Na2S2O3
0,01 N (warna
kuning muda)
Larutan standar
konsentrasi limbah
Larutan kalium
dikomat 1,5 ml dan
asam sulfat 3.5 ml
serta sampel 2,5 ml
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85