Anda di halaman 1dari 37

H a l a m a n III - 1

BAB III
GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN

III.1 Geologi Umum

Geologi secara umum terdiri atas geomorfologi, stratigrafi dan struktur geologi.
Berdasarkan Peta Geologi Regional yang diterbitkan oleh P3G (Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung) daerah studi termasuk dalam Peta Geologi Regional
Lembar Muara Teweh (S. Supriatna, dkk, 1995) (Gambar III.1) yang secara fisiografi
termasuk dalam Cekungan Upper Kutai, cekungan ini terbentuk dan berkembang akibat
proses-proses pemisahan diri akibat tegangan di dalam lempeng Mikro Sunda yang
menyertai interaksi antara lempeng Sunda dan lempeng Pasifik di sebelah timur.
Lempeng Hindia Australia di selatan, dan lempeng Laut Cina Selatan di utara (Setyana ,
et. Al., 1999). Secara tektonik, pada bagian utara Cekungan Kutai terdapat Cekungan
Tarakan yang dipisahkan oleh punggungan Mangkalihat yang merupakan suatu daerah
tinggian batuan dasar yang terjadi pada Oligosen. Di sebelah selatan cekungan ini
dijumpai Cekungan Barito yang dibatasi Sesar Adang, yang terjadi pada Zaman Miosen
Tengah. Pada bagian tenggara cekungan ini, terdapat paparan Paternoster dan gugusan
Pegunungan Meratus, sedangkan batas barat dari cekungan adalah daerah tinggian
Kuching (pegunungan Kalimantan Tengah) yang berumur Pra-Tersier dan merupak
bagian inti dari benua. Pada bagian timur dari cekungan ini terdapat delta Mahakam
yang terbuka ke Selat Makasar. Dari data eksplorasi disimpulkan bahwa stratigrafi
daerah studi termasuk dalam Cekungan Kutai (Kutai Basin).
Menurut L. Samuel dan S. Muchsin (1975) Cekungan Kutai merupakan komplek
lingkungan endapan delta yang terdiri dari beberapa siklus endapan delta. Dimulai dari
endapan yang terdiri dari endapan rawa, alur sungai, point bar, tanggul sungai dan
ditempat yang lebih dalam diendapkan sedimen delta front dan pro delta.
Pola struktur Cekungan Kutai, berupa antiklinorium dimana cekungan berarah
Utara Timurlaut – Selatan Baratdaya dan secara keseluruhan berubah relatif Timur-Barat
pada tepi bagian Utara Cekungan Kutai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan pola struktur di atas
dihubungkan dengan pengangkatan Tinggian Kuching dibagian Barat. Gupta (1988)
menyebutkan bahwa pola tersebut dikendalikan oleh tektonik kompresi regional yang
berarah Timur-Barat.
H a l a m a n III - 2

Gambar III.1. Fisiografi Cekungan Kutai (Peterson dkk., 1997)

Urutan regresif Cekungan Kutai dari lapisan-lapisan klastik deltaik hingga paralik
mengandung banyak lapisan batubara dan lignit, sehingga merupakan kompleks delta
yang terdiri dari siklus endapan delta. Tiap siklus dimulai dengan endapan paparan delta
(delta plain) yang terdiri dari endapan rawa (swamp), endapan alur sungai (channel),
gosong sungai (point bar), tanggul sungai (natural levee) dan creavase splay. Ditempat
yang lebih dalam diendapkan sedimen delta front dan prodelta. Proses pengendapan
sedimen Cekungan Kutai dimulai dari Eosen awal yaitu dengan fase transgresi sampai
Kala Oligosen akhir (S. Supriatna, Adjat Sudradjat dan H.Z. Abidin 1995).

III.2 Stratigrafi Regional Daerah Penelitian

Berdasarkan posisi areal IUP PT. Aalam Bumi karya Abadi bahwa letak areal IUP
Alam Bumi Karya Abadi masuk kedalam Lembar Peta Geologi Regiaonal Muara Teweh
(S. Supriatna, A. Sudradjat dan H.Z. Abidin, 1995). Secara lokal kondisi geologi daerah
penelitian didominasi oleh tiga formasi, yaitu Formasi Ujohbilang, Formasi Kamuan, dan
Formasi Warukin, dan kondisi ini dapat dilihat pada Peta Geologi PT. Alam Bumi Karya
H a l a m a n III - 3

Abadi (Gambar III.3). Urut-urutan stratigrafi daerah penelitian dari muda ke tua sebagai
berikut:
Formasi Ujohbilang
Batulumpur, sedikit batupasir, sebagian gampingan dan carbonan, setempat
tufan. Selaras di atas Formasi Batu Ayau. Lingkungan pengendapan laut terbuka –
paparan luar. Umur Oligosen Awal (Abidin drr., 1993).
Formasi Karamuan
Batulumpur abu – abu sebagian gampingan dan berfosil; batupasir kuarsa
berlapis baik; batulanau abu – abu; batulanau tufan abu – abu kehijauan; bersisipan
batugamping befosil, batulanau serpihan dan batulanau karbonan. Lingkungan
pengendapan laut dangkal sampai paparan luar.
Formasi Warukin
Batupasir kuarsa berbutir sedang, kurang padat, mengandung sisipan
batulempung karbonan, batulanau karbonan, berlapis tebal. Batupasir berbutir kasar –
sedang sebagian konglomeratan, setengah padat, berlapis dan berstruktur parairan,
silang siur dan lapisan bersusun. Struktur lipatan terbuka dengan kemiringan lapisan 10°
Formasi ini berumur Miosen Tengah – Miosen akhir, dengan ketebalan mencapai 500 m,
dan diendapkan pada daerah transisi. Formasi Warukin berada selaras di atas Formasi
Berai dan Montallat.
Tatanan Formasi di daerah penyelidikan PT. ALam Bumi Karya Abadi ini dapat
dilihat pada Kolom Stratigrafi Daerah IUP PT.Alam Bumi Karya Abadi di bawah ini
(Gambar III.2).
UMUR FORMASI
MASA ZAMAN KALA UMUR
ERA (JUTA) AGE (my)
Endapan Permukaan

HOLOSEN
KUARTER

0.01

PLISTOSEN

1.6
PLIOSEN
5.3

AKHIR
11.2
Tmw
KENEZOIKUM

TERSIER

MIOSEN

TENGAH
16.6

AWAL

23.7
Tmok
AKHIR
OLIGOSEN

30.0

AWAL

36.6
Tou
EOSEN

AKHIR
40.0

Gambar III.2. Kolom Stratigrafi Daerah IUP PT.Alam Bumi Karya Abadi
H a l a m a n III - 4

Peta Geologi Regional


PT. Alam Bumi Karya Abadi
Kabupaten Murung Raya

LUAS AREA 6.410 Ha

Tou LEGENDA :

: Areal IUP PT. Alam Bumi Karya Abadi

: Formasi Ujohbilang (Tou)

: Formasi Karamuan (Tomk)

: Formasi Warukin (Tmw)

Tmw : Sungai

: Sesar

Lokasi IUP
PT. Alam Bumi Karya Abadi

Tmok
Sumber : SK Bupati Murung Raya Nomor 188.45/141.a/2013
Peta RBI Skala 1:50.000 NLP : 1715-51, 1752-52, 1752-53, 1752-54

A' Peta Geologi Regional Lembar Muara Teweh (S. Supriatna, A. Sudrajat dan
H.Z. Abidin, 1995)

Judul Peta : Peta Geologi Regional


PT. Alam Bumi Karya Abadi
Kabupaten Murung Raya
Profil Penampang Tgl/Bln/Thn : 06 / Juni / 2015
sayatan A_A'
Dibuat Untuk : PT. Alam Bumi Karya Abadi
V
Skala : =5
H
Dibuat Oleh Disetujui

Tmw
Tmok
Tou Konsultan Direktur

Gambar III.3. Peta Geologi Regional


H a l a m a n III - 5

III. 3. Geologi Daerah Penelitian

Kegiatan eksplorasi PT. Alam Bumi Karya Abadi lebih banyak dilakukan pada bagian
timur areal IUP, hal ini dikarnakan keterdapatan potensi batubara pada bagian timur areal IUP.
Litologi batuan yang tersingkap dipermukaan pada areal tersebut yaitu litologi serpih,
batulumpur batulanau sedikit batupasir, berlapis tipis sampai sangat tebal, serta batubara.
Litologi-litologi di areal IUP memiliki kedudukan Dip yang relatif sama, namun memiliki
perbedaan yang variasi kedudukan strike yaitu dari N18˚E 60˚ hingga N50˚E 60˚. Di areal
penyelidikan juga ditemukan singkapan – singkapan batubara dengan ketebalan lapisan
batubara yang cukup bervariasi, yaitu ketebalan 0,40 - 3.00 meter, dengan kedududkan N40 ˚E
45˚- N70˚E 60˚.
Kondisi geologi lokal daerah penyelidikan dapat dilihat di Peta Geologi Lokal PT. Alam
Bumi Karya Abadi (Gambar III.11)

III.4 Stratigrafi Daerah Penyelidikan

Pembagian stratigrafi di daerah penyelidikan mengacu pada penamaan satuan


stratigrafi dengan sistem penamaan litostratigrafi tidak resmi yaitu penamaan satuan batuan
atau unit litologi yang didasarkan pada cirri – ciri fisik litologi yang dapat diamati di lapangan
dengan melihat jenis litologi dan keseragaman, serta posisi stratigrafi terhadap satuan – satuan
yang ada di bawah dan di atasnya (Sandi Stratigrafi Indonesia, 1996, op. cit., Yuwono, 1994).
Berdasarkan kesamaan litologi dan ciri – ciri kenampakan dilapangan maka satuan
tidak resmi didaerah penyelidikan disetarakan dengan Formasi Warukin (Tmw), Formasi
Karamuan (Tomk) dan Formasi Ujohbilang (Tou). Satuan batuan yang terdapat pada daerah
penyelidikan di bagi menjadi 3 (tiga) dengan
urutan dari muda ke tua, yaitu:
1. Satuan batupasir – batulempung : Terdiri dari batupasir dan batulempung.
2. Satuan batupasir – batulempung sisipan batubara : Terdiri dari batupasir, batulempung
dan batubara.
3. Satuan batupasir sisipan batulempung : Terdiri dari batupasir dan batulempung.

Satuan Batupasir – Batulempung


H a l a m a n III - 6

Satuan perselingan batupasir batulempung tersebar di bagian timur daerah


penyelidikan wilayah izin usaha pertambangan batubara PT. Alam Bumi Karya Abadi, terdiri
dari litologi berupa batupasir dan batulempung, batuan ini dapat diamati pada Gambar III.4
dan Gamabar III.5. Singkapan batuan dijumpai pada Sungai Mangkoso, deskripsi litologi
sebagai berikut :
Batupasir: Warna segar abu – abu, kompak sedang, porositas buruk, pemilahan baik,
ukuran butir pasir sedang, kemas tertutup, bentuk butir membulat tanggung.
Batulempung: Warna segar abu – abu, kurang kompak, non karbonatan.

Gambar III.4. Singkapan batupasir

Gambar III.5. Singkapan batulempung

Satuan Batupasir – Batulempung sisipan Batubara


H a l a m a n III - 7

Satuan batupasir-batulempung sisipan batubara tersebar di bagian barat IUP PT. Alam
Bumi Karya Abadi. Satuan tersebut terdiri dari litologi berupa batupasir, batulempung dan
batubara. Singkapan ini banyak dijumpai disekitar Sungai Mangkoso dan cabang sungainya.
Singkapan batuan ini dapat diamati pada Gambar III.6 dan Gamabar III.7. Deskripsi litologi
sebagai berikut:
Batupasir: Warna segar abu – abu terang, warna lapuk kecoklatan, kompak sedang,
porositas baik, pemilahan baik, ukuran butir pasir halus – sedang, bentuk butir
membulat, non karbonatan.
Batulempung: Warna segar abu kehitaman, kurang kompak, karbonan.
Batubara: Warna hitam, gores coklat kehitaman, kilap bright, brittle, pecahan
irregular. Singkapan batubara ini dapat diamati pada Gambar III.8.

Gambar III.6 Foto singkapan batupasir

Gambar III.7 Foto singkapan batulempung


H a l a m a n III - 8

Gambar III.8. Foto singkapan batubara

Satuan Batupasir Sisipan Batulempung


Satuan batupasir sisipan batulempung tersebar di bagian barat pada wilayah izin usaha
pertambangan batubara PT. Alam Bumi Karya Abadi. Satuan tersebut terdiri dari litologi
berupa batupasir dan batulempung, yang banyak dijumpai pada Sungai Mangkoso hulu dan
cabang sungai dengan deskripsi litologi sebagai berikut:
Batupasir: Warna segar abu – abu terang, kompak sedang, porositas baik,
pemilahan baik, ukuran butir pasir halus, bentuk butir membulat, non karbonatan.
Singkapan batubara ini dapat diamati pada Gambar III.9.
Batulempung: Warna segar abu kehitaman, kurang kompak, karbonan. Singkapan
batubara ini dapat diamati pada Gambar III.10.

Gambar III.9. Foto singkapan batupasir


H a l a m a n III - 9

Gambar III.10. Foto singkapan batulempung

III.5 Struktur Geologi Daerah Studi


Pada daerah studi dijumpai struktur berupa sesar naik di daerah konsesi PT. Alam Bumi
Karya Abadi. Pelurusan gawir pada bagian barat dan kenampakan pola topografi yang berbeda
menunjukkan indikasi bidang sesar di daerah tersebut. Hal ini juga di dukung dengan bentuk
pola aliran air. Indikasi-indikasi ini akan jelas terlihat dalam Peta Topografi dan Peta Morfologi
serta Peta Pola Aliran Air di daerah penelitian.
Lapisan batuan yang terlihat seragam, dan memiliki kemiringan yang curam (50 o – 70o)
ini jelas merupakan pengaruh dari kegiatan tektonik pada zaman (Tersier) itu. Kemiringan
batuan ini dapat dilihat pada Profil Penampang pada Peta Geologi Lokal PT. Alam Bumi Karya
Abadi (Gambar III.11)
H a l a m a n III - 10

Peta Geologi Regional


PT. Alam Bumi Karya Abadi
Kabupaten Murung Raya

LUAS AREA 6.410 Ha

LEGENDA :

: Areal IUP PT. Alam Bumi Karya Abadi

Satuan batuan (urutan umur dari tua ke muda) :


: Satuan Batupasir - Batulempung

: Satuan Batupasir - Batulempung Sisipan Batubara

: Satuan Batupasir Sisipan Batuanlempung

: Sungai

Su
ng
ai
: Sesar naik dan sesar geser

Ma
ng
ko
: Singkapan

so
(ca
ba
ng
Ka
na
n)
Lokasi IUP
PT. Alam Bumi Karya Abadi

Su
ng
ai
Ma
ng
A

ko
so
(c
ab
an
gK
iri)
Sumber : SK Bupati Murung Raya Nomor 188.45/141.a/2013
Peta RBI Skala 1:50.000 NLP : 1715-51, 1752-52, 1752-53, 1752-54

A' Peta Geologi Regional Lembar Muara Teweh (S. Supriatna, A. Sudrajat dan
H.Z. Abidin, 1995)

Judul Peta : Peta Geologi Lokal


PT. Alam Bumi Karya Abadi
Kabupaten Murung Raya
Profil Penampang Tgl/Bln/Thn : 06 / Juni / 2015
sayatan A_A'
Dibuat Untuk : PT. Alam Bumi Karya Abadi
V
Skala : =5
H
Dibuat Oleh Disetujui

Konsultan Direktur

Gambar III.11. Peta Geologi Daerah Penelitian PT. Alam Bumi Karya Abadi
H a l a m a n III - 11

III.6 Geomorfologi Daerah Penyelidikan


Pengamatan dari Peta Topografi bahwa daerah penelitian membentuk pola –
pola perbukitan dan ini dapat dikelompokan menjadi suatu satuan geomorfologi.
Berdasarkan pola – pola kontur pada topografi, serta mengacu pada perbedaan beda
tinggdi dan sudut lereng, maka daerah penelitian dibagi menjadi dua satuan
geomorfologi, yaitu: satuan geomorfologi perbukitan structural dan satuan geomorfolofi
perbukitan bergelombang sedang.

Satuan geomorfologi perbukitan struktural


Satuan ini menempati 65 % dari areal IUP PT. Alam Bumi Karya Abadi dengan
luas area ± 3.973 Ha. Satuan ini memiliki sudut lereng 25 0 – 350 dengan beda tinggi 100 -
150 meter. Lereng dan lembah yang curam terlihat pada perbukatan-perbukitan pada
satuan ini, hal ini tercermin pada gambar berikut ini.

Gambar III.12. Satuan geomorfologi perbukitan structural

Satuan geomorfolofi perbukitan bergelombang sedang


Satuan ini menempati 35 % dari areal IUP PT. Alam Bumi Karya Abadi dengan
luas area ± 2.435 Ha. Satuan ini memiliki sudut lereng 17 0 – 200 dengan beda tinggi 20-
35 meter. Lereng tebing yang bergelombang terlihat pada perbukatan-perbukitan pada
satuan ini, hal ini tercermin pada gambar berikut ini.
H a l a m a n III - 12

Gambar III.13. Satuan geomorfolofi perbukitan bergelombang sedang

III.7. Geohidrologi
Studi geohidrologi dimaksudkan untuk mendapatkan data tentang kondisi air
permukaan dan bawah permukaan guna mengatahui karakteristik pola pengaliran
sungai dan pola penyebarannya.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan peta topografi bahwa sungai-
sungai di daerah penyelidikan memiliki karakteristik pola aliran sungai sub dendritik dan
rectangular, yaitu pola aliran sungai yang umumnya dipengaruhi oleh batuan yang
homogen serta adanya pengaruh dari struktur geologi.

Sungai pada daerah penyelidikan dibagi menjadi dua (2) berdasarkan tipe
genetiknya, yaitu tipe konsekuen dan subsekuen. Sungai tipe konsekuen memiliki arah
aliran yang searah dengan kemiringan lapisan batuan. Tipe subsekuen mempunyai arah
aliran sungai yang mengalir searah jurus perlapisan. Tipe sungai daerah penelitian dapat
dilihat pada Peta Pola Aliran Sungai (Gambar III.15).
H a l a m a n III - 13

Peta Geomorfologi
PT. Alam Bumi Karya Abadi
Kabupaten Murung Raya

Legenda :
: IUP PT. Alam Bumi Karya Abadi

: Satuan Geomorfologi Perbukitan


Struktural
Luas : 3.973 Ha
Sudut lereng 25°-35°
Beda tinggi 100-150 meter

: Satuan Geomorfologi Perbukitan


Bergelombang Sedang
Luas : 2.435 Ha
Sudut lereng 17°-20°
Beda tinggi 20-35 meter
A
A' : Garis Sayatan A _ A'

: Sungai
40

: Kontur
30

: Sesar

Lokasi IUP
PT. Alam Bumi Karya Abadi

Profil Morfologi
Sayatan A _ A'

V 5
Skala = - :-
H 1
Sumber : SK Bupati Murung Raya Nomor 188.45/141.a/2013
Shuttle radar topography mision (SRTM) 90 M
Peta RBI Skala 1:50.000 NLP : 1715-51, 1752-52, 1752-53, 1752-54
Sesar Naik

Sungai
Judul Peta : Peta Geomorfologi
PT. Alam Bumi Karya Abadi
Kabupaten Murung Raya
Tgl/Bln/Thn : 06 / Juni / 2015
Dibuat Untuk : PT. Alam Bumi Karya Abadi

Dibuat Oleh Disetujui

A
A' Konsultan Direktur

Gambar III.14. Peta Geomorfologi Daerah Penelitian PT. Alam Bumi Karya Abadi
H a l a m a n III - 14

Peta Pola Aliran


PT. Alam Bumi Karya Abadi
Kabupaten Murung Raya
U

Legenda :

: IUP PT. Alam Bumi Karya Abadi

: Sungai

Lokasi IUP
PT. Alam Bumi Karya Abadi

Sumber : SK Bupati Murung Raya Nomor 188.45/141.a/2013


Shuttle radar topography mision (SRTM) 90 M
Peta RBI Skala 1:50.000 NLP : 1715-51, 1752-52, 1752-53, 1752-54

Judul Peta : Peta Pola Aliran


PT. Alam Bumi Karya Abadi
Kabupaten Murung Raya
Tgl/Bln/Thn : 06 / Juni / 2015
Dibuat Untuk : PT. Alam Bumi Karya Abadi

Dibuat Oleh Disetujui

Konsultan Direktur

Gambar III.15. Peta Pola Aliran Sungai Daerah Penelitian PT. Alam Bumi Karya Abadi
H a l a m a n III - 15

III.8. Geoteknik
Areal penambangan PT. Alam Bumi Karya Abadi secara khusus belum dilakukan
studi geoteknik, tetapi dari data ekplorasi diketahi bahwa overburden atau lapisan
penutup merupakan batuan yang berasal dari satuan batuan lempung, serpih dan pasir
dengan tingkat kekompakan dan kekerasan yang tinggi.
Dalam kaitan dengan desain tambang keberadaan variasi litologi batupasir dan
batulempung yang berselingan dianggap perlu untuk di cermati. Variasi litologi, sebaran
batuan, arah kedudukan perlapisan dan kontak ikatan batuan antar jenis litologi. Dalam
areal daerah telitian terutama pada formasi pembawa batubara mempunyai litologi
perselingan batupasir dengan batulempung. Perlunya pengamatan dan pengumpulan
data tentang sifat fisik batupasir dalam daerah telitian antara lain, ukuran butir, bentuk
butir, kemas, dan ikatan antar butir saat di lakukan survei permukaan secara lebih det ail
dapat membantu dalam studi geoteknik. Hubungan ikatan antara batupasir dan
batulempung, sebaran dan arah kedudukan perlapisan terutama kedudukan batuan
terjal juga mendukung dalam studi geoteknik saat dilakukan penambangan karena
faktor kelerengan dalam lubang bukaan menjadi sangat penting.
Pengamatan dan pengumpulan data permukaan tentang kekar dan patahan
dalam batuan juga perlu untuk dijadikan kajian tentang studi geoteknik daerah telitian.
Keberadaan kekar dan patahan batuan ini merupakan areal bidang lemah dalam batuan,
pemetaan areal bidang lemah yang di munculkan dalam bentuk peta sebaran kekar dan
patahan batuan akan membantu penentuan desain dan model penambangan yang akan
dilakukan selain dari kajian studi tentang variasi litologi batuan, sebaran, arah
kedudukan perlapisan dan kontak ikatan batuan antar jenis litologi. Data-data
permukaan yang telah terkumpul dan dilakukan analisis merupakan pendekatan kondisi
keberadaan batuan di bawah permukaan. Data analisis ini akan lebih melengkapi data
bawah permukaan dari pemercontohan inti batuan hasil pemboran jika pada saat tahap
dilakukan proses eksplorasi lebih detail.
Studi geoteknik dimaksudkan untuk membantu desain tambang dan mengetahui
kondisi medan untuk peruntukan lainnya, seperti lokasi-lokasi sarana dan pasarana
seperti jalan tambang, kantor, gudang dan mess. Perhitungan estimasi kondisi geoteknik
awal untuk rancangan lereng penambangan dilakukan dengan berdasarkan pendekatan
data kohesi dan sudut geser dalam material secara umum yang mengacu pada metode
Hoek & Bray, 1981.
H a l a m a n III - 16

III.8.1. Metode Analisis Dari Hoek & Bray


Metoda ini digunakan untuk jenis material batuan dimana longsoran dianalisa
menurut bidang lemah.
A. Longsoran Bidang
Dalam menganisis longsoran bidang dengan metode Hoek dan Bray; beranggapan untuk
proyeksi stereografis termasuk dalam asumsi termasuk asumsi berikut:
- bidang dimana terjadinya longsoran harus mempunyai strike yang sejajar atau
tidak melebihi 200 dengan strike muka lereng
- bidang gelincir harus ‘daylight’ atau sudut lereng lebih besar dari sudut bidang
gelincir
- sudut bidang gelincir (bidang diskontinyu) harus lebih besar dari sudut friksi
(sudut geser dalam) bidang gelincir (bidang diskontinyu).

200

Gambar III.16. Ilustrasi Lereng Dengan Bidang Luncur


H a l a m a n III - 17

Pada kondisi lapangan, diatas atau dimuka lereng sering dijumpai adanya
tension crack yang terisi air.

V Z

a Zw

yf yp W

Gambar III.17. Longsoran Bidang

Keterangan,

H = tinggi lereng

W = berat blok

U = tekanan air dari bidang longsor

V = tekanan air dari tension crack

yf = sudut lereng

yp = sudut bidang longsor

Z = kedalaman tension crack

Zw =panjang kolom air pada tension crack

Faktor Keamanan F = Gaya-gaya penahan

Gaya-gaya penggerak

F = C . A + (W Cos yp – U – V Sin yp ) Tan f

W Sin yp + V Cos yp
H a l a m a n III - 18

dimana :

F = faktor kemantapan lereng

C = kohesi pada bidang luncur

A = panjang bidang luncur (m) = (H – Z). Cosec yp

f = sudut geser dalam batuan (o)

U = ½ gw. Zw .A

V = ½ gw . Z2w

W = ½. gH2 [ ( 1 – (Z/H)2 ) Cot yp – Cot yf ] jika tension crack diatas lereng

W = ½. gH2 [ ( 1 – (Z/H)2 ) Cot yp – (Cot yp. Tan yf – 1) ], jika tension crack


dimuka lereng

Z = H ( 1 – Cot yf . Tan yp )

Jika terjadi getaran yang diakibatkan oleh adanya gempa, peledakan maupun
aktivitas manusia lainnya, maka persamaan menjadi :

F = C . A + [ W ( Cos yp – a Sin yp ) - U – V Sin yp ) Tan f

W ( Sin yp + a Cos yp ) + V Cos yp

dimana :

a = percepatan getaran pada arah mendatar akibat gerakan gempa atau


kendaraan

B. Longsoran Baji.
Longsoran jenis ini lebih sering ditemukan di lapangan dibandingkan dengan longsoran
bidang. Sebagai contoh analisis hanya akan dibahas tentang longsoran baji yang
dibentuk oleh dua bidang lemah. Dalam analisis dengan menggunakan metode Hoek
dan Bray, longsoran baji dianggap hanya akan terjadi pada garis perpotongan kedua
bidang lemah tersebut.
H a l a m a n III - 19

(a)

Bidang B Bidang A

(b)

Garis perpotongan

(c)

4 bidang B

3 5

bidang A

Gambar III.18. Model Longsoran Baji


H a l a m a n III - 20

Dengan mengambil pendekatan kohesi batuan overburden dan interburden pada


IUP PT. Alam Bumi karya Abdi tergolong pada very soft rock-soft rock C = 17-56 Ton/m2
(Robertson, 1971).

Tabel III.1 Cohesive Strengths For ‘Intact’ Soil And Rock (Robertson, 1971)
Material Description C (lb/ft2) C (kg/m2)
Very soft soil 35 170
Soft soil 10 340
Firm soil 180 880
Stiff soil 450 2.200
Very stiff soil 1.600 7.800
Very soft rock 3.500 17.000
Soft rock 11.500 56.000
Hard rock 35.000 170.000
Very hard rock 115.000 560.000
Very very hard rock 230.000 1.000.000

Pendekatan besaran sudut geser dalam material overburden & interburden


untuk faktor keamanan geometri penambangan dilakuakan berdasarkan kajian geologi
regional, yang mana merupakan Formasi Warukin dengan material limestone dengan
intact rock (Φ) =30-60, dengan bobot satuan isi solid = 2,2 – 2,4 Ton/m 3 ,dan sandstone
dengan intact rock (Φ) =45-50, dengan bobot satuan isi solid = 2,67 Ton/m 3
(Hoek,1970a).

Tabel III.2 Friction Angles (Degrees) For Typical Rock Materials (Hoek,1970a)
Rock Intact rock Φ Joint Φ Residual Φ
Andesite 45 31-35 28-30
Basalt 48-50 47
Chalk 35-41
Diorite 53-55
Granite 50-64 31-33
Greywacke 45-50
Limestone 30-60 33-37
Monzonite 48-65 28-32
Porphyry 40 30-34
Quartzite 64 44 26-34
Sandstone 45-50 27-38 25-34
Schist 26-70
Scale 46-64 37 27-32
Siltstone 50 43
Slate 46-60 24-34
H a l a m a n III - 21

Sedangkan Pendekatan besaran sudut geser dalam material overburden &


interburden Untuk factor keamanan geometri Waste Dump & Inpit Dump dilakuakan
berdasarkan kajian geologi regional, yang mana merupakan Formasi Warukin dengan
material limestone dengan standart residual (Φ) = 33-37) dan bobot satuan isi broken =
1,554 Ton/m3. Material sandstone, dengan standart residual (Φ) = 25-34) dan bobot
satuan isi broken = 1,37- 1,45 Ton/m3.

Berdasarkan data diatas, maka dapat distimasikan untuk perhitungan geometri


penambangan. Hal ini dijelaskan pada Estimasi Perhitungan Kestabilan Lereng PT. Alam
Bumi Karya Abadi (Tabel III.3).
H a l a m a n III - 22

Tabel III.3. Estimasi Perhitungan Kestabilan Lereng PT. Alam Bumi Karya Abadi

PERHITUNGAN KESTABILAN LERENG METODE HOEK & BRAY


UNTUK RENCANA TINGGI LERENG TUNGGAL ( 15 M & 20 M ) PT. ALAM BUMI KARYA ABADI
Stabil : Single slope
Material : Sandstone

Tinggi Sudut Kemiringan Kemiringan bidang Kohesi kedalaman Panjang bidang Gaya Tekanan Bobot Masa batuan Gaya-gaya Gaya-gaya Batasan
Sudut geser
yang meluncur
Keamanan Rekomendasi
Lereng Lereng bidang longsor longsor pengaruh c rekahan tarik longsor angkat air tarik satuan isi dalam penahan penyebab FK >
H Yf Yp kegempaan (Ya) Z=Zw A (U) V gsat W W' luncuran luncuran 1.3
(ton/m2)
(m) (o) (o) Yp+ q (o) (m) (m) (ton/m) (ton/m) (ton/m3) ton/m (1,11W) f (o) FK
15 60 5 5.201 27.8 14.24232595 8.693334801 61.90665391 101.4219242 1.01 62.28779121 69.13944824 60 237.7849388 107.2718399 2.2167 Stabil √
15 65 5 5.201 27.8 14.38805049 7.021333165 50.51164805 103.5079985 1.01 50.82263034 56.41311968 60 188.7605931 108.1956842 1.7446 Stabil √
15 70 5 5.201 27.8 14.52235096 5.480408121 39.79420507 105.4493387 1.01 40.03920387 44.44351629 60 143.5346183 109.0439875 1.3163 Stabil √
20 60 5 5.201 27.8 18.98976793 11.59111307 110.0562736 180.305643 1.01 110.733851 122.9145746 60 315.317799 190.7054931 1.6534 Stabil √
20 65 5 5.201 27.8 19.18406732 9.361777553 89.79848543 184.0142195 1.01 90.35134283 100.2899905 60 248.8219158 192.3478831 1.2936 Tak stabil X

PERHITUNGAN KESTABILAN LERENG METODE HOEK & BRAY


UNTUK RENCANA TINGGI LERENG TUNGGAL ( 15 M & 20 M ) PT. ALAM BUMI KARYA ABADI
Stabil : Single slope
Material : Limestone

Tinggi Sudut Kemiringan Kemiringan bidang Kohesi kedalaman Panjang bidang Gaya Tekanan Bobot Masa batuan Gaya-gaya Gaya-gaya Batasan
Sudut geser
yang meluncur
Keamanan Rekomendasi
Lereng Lereng bidang longsor longsor pengaruh c rekahan tarik longsor angkat air tarik satuan isi dalam penahan penyebab FK >
H Yf Yp kegempaan (Ya) Z=Zw A (U) V gsat W W' luncuran luncuran 1.3
(ton/m2)
(m) (o) (o) Yp+ q (o) (m) (m) (ton/m) (ton/m) (ton/m3) ton/m (1,11W) f (o) FK
15 60 5 5.201 18.25 14.24232595 8.693334801 61.90665391 101.4219242 1.01 62.28779121 69.13944824 60 154.7635914 107.2718399 1.4427 Stabil √
15 65 5 5.201 18.25 14.38805049 7.021333165 50.51164805 103.5079985 1.01 50.82263034 56.41311968 60 121.7068614 108.1956842 1.1249 Tak stabil X
15 70 5 5.201 18.25 14.52235096 5.480408121 39.79420507 105.4493387 1.01 40.03920387 44.44351629 60 91.19672072 109.0439875 0.8363 Tak stabil X
20 75 5 5.201 18.25 19.53114967 5.379454296 52.53346349 190.7329036 1.01 52.85689338 58.67115165 60 78.44039673 195.2661589 0.4017 Tak stabil X
20 80 5 5.201 18.25 19.69146776 3.540010423 34.85400056 193.8769513 1.01 35.06858427 38.92612854 60 40.94004799 196.6073764 0.2082 Tak stabil X
H a l a m a n III -23

III.9. Keadaan Endapan


III.9.1. Sebaran Singkapan
Singkapan batubara PT. Alam Bumi Karya Abadi tersebar dibagian timur areal
IUP, singkapan ini sebanyak 121 singpakan batubara dengan kedudukan yang bervariasi.
Kedudukan umum batubara yaitu N 40 o E 60o. Singkapan pada areal IUP PT. Alam Bumi
Karya Abadi dapat dilihat pada Tabel Singkapan PT. Alam Bumi Karya Abadi ( Lampiran)
dan Peta Sebaran Singkapan PT. Alam Bumi Karya Abadi (Gambar III. 24).
Kondisi fisik batubara pada umumnya segar dengan tingkat pelapukan relatif
sedang, berwarna hitam mengkilap, hitam, keras, kilap lilin, warna gores hitam
kecoklatan, pecahan subconcoidal-blocky dan irregular, kerapatan rekahan (cleat) rapat.
Dari ciri-ciri fisik tersebut, diperkirakan batubara ini termasuk dalam klasifikasi Bright
Coal.

III.9.2. Trenching
Mengikuti data singkapan yang ada, untuk meyakinkan kembali akan
keberadaan dan dimensi batubara, maka kegiatan trenching atau membuat parit uji
batubara dilakukan pada beberapa titik singkapan. Letak lokasi dan kegiatan trencing ini
dapat dilihat pada table data yaitu Tabel Trenching Pada Area PT. Alam Bumi Karya
Abadi (Tabel III.4) dan Gambar kegiatan trenching.

Tabel. III.4. Data Trenching Pada Area PT. Alam Bumi Karya Abadi
Koordinat GPS (UTM,
Ukuran Paritan
No KODE PARITAN KODE SINGKAPAN Zona -50)
X Y Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m) Volume (m3)
1 TR-CD018 CD018 279726 9946184 7.5 1 1.5 11.25
2 TR-CD029 CD029 280191 9946765 5.65 1 1.5 8.48
3 TR-CD042 CD042 279536 9946896 4.3 1 1.5 6.45
4 TR-CD074 CD074 279437 9946895 5.9 1 1.5 8.85
5 TR-CD076 CD076 279514 9946752 5.4 1 1.5 8.1
6 TR-CD078 CD078 279643 9946635 7.2 1 1.5 10.8
7 TR-CD101 CD101 280176 9947761 6.4 1 1.5 9.6
8 TR-CD188 CD188 278523 9945190 3.2 1 1.5 4.8
9 TR-CD189 CD189 278484 9945261 5.9 1 1.5 8.85
10 TR-CD254 CD254 278679 9945450 5.6 1 1.5 8.4
11 TR-CD254 B CD254B 278661 9945491 6.2 1 1.5 9.3
12 TR-CD280 CD280 279074 9946446 4.9 1 1.5 7.35
13 TR-CD288 CD288 278332 9944847 4.7 1 1.5 7.05
14 TR-CD299 CD299 279431 9946727 6.64 1 1.5 9.96
15 TR-GP023 GP023 278979 9946337 4.8 1 1.5 7.2
16 TR-GP039 GP039 279977 9947590 5.5 1 1.5 8.25
H a l a m a n III -24

Gambar III.19. Trenching di Gambar III.20. Trenching di


lokasi TR-CD042 lokasi TR-CD076

Gambar III.21. Trenching di lokasi TR-CD188


H a l a m a n III -25

Gambar III.22. Trenching di lokasi Gambar III.23. Trenching di lokasi


TR-CD280 TR-CD023
H a l a m a n III -26

Peta Sebaran Singkapan Batubara


PT. Alam Bumi Karya Abadi
Kabupaten Murung Raya
U

Legenda :

: IUP PT. Alam Bumi Karya Abadi

CD166
60°
: Singkapan Batubara

: Sungai

: Kontur

Lokasi IUP
PT. Alam Bumi Karya Abadi

Sumber : SK Bupati Murung Raya Nomor 188.45/141.a/2013


Shuttl e radar topography mision (SRTM) 90 M
Peta RBI Skala 1:50.000 NLP : 1715-51, 1752-52, 1752-53, 1752-54

Judul Peta : Peta Sebaran Singkapan Batubara


PT. Alam Bumi Karya Abadi
Kabupaten Murung Raya
Tgl/Bln/Thn : 06 / Juni / 2015
Dibuat Untuk : PT. Alam Bumi Karya Abadi

Dibuat Oleh Disetujui

Konsultan Direktur

Gambar III.24.Peta Sebaran Singkapan PT. Alam Bumi Karya Abadi


H a l a m a n III - 27

III.10. Model dan Penaksiran Sumberdaya Batubara


III.10.1. Model Batubara
A. Pengumpulan Data
Pemodelan batubara dilakukan dalam beberapa tahap, namun hal itu harus
disertai dengan data yang lengkap. Data yang dikumpulkan adalah data outcrop atau
singkapan batubara berupa posisi atau koordinat outcrop, strike (arah jurus), dip
( besaran sudut kemiringan), tebal dan deskripsi batubara, cropline batubara, dan log
bor, topografi medan setempat.

A.
B. Pencocokkan (fitting) daerah pengaruh titik informasi berdasarkan kondisi geologi
(SNI 13-6011-1999).
Pembuatan area radius daerah pengaruh bertujuan untuk menentukan luas
penyebaran batubara yang akan dihitung. Pembuatan radius ini dengan menggunakan
titik informasi yang dalam hal ini adalah cropline batubara pada daerah penelitian.
Dalam hal ini digunakan radius daerah pengaruh 200 meter. Hal ini dengan
pertimbangan bahwa kondisi geologi pada daerah penelitian adalah kompleks. Daerah
pengaruh 200 meter merupakan dasar dalam perhitungan sumberdaya terunjuk
batubara.

315°

90°

200 meter

Gambar III.25. Model Pengaruh Titik Informasi untuk batubara

Tabel III.5. Jarak titik informasi menurut kondisi geologi


Sumber Daya
Kondisi Geologi Kriteria
Hipotetik Tereka Terunjuk Terukur
Sederhana Jarak Titik Informasi (m) Tidak Terbatas 1000 < x ≤ 500 500 < x ≤ 1000 x ≤ 500
Moderat Jarak Titik Informasi (m) Tidak Terbatas 500 < x ≤ 1000 250 < x ≤ 500 x ≤ 250
Komplek Jarak Titik Informasi (m) Tidak Terbatas 200 < x ≤ 400 100 < x ≤ 200 x ≤ 100
H a l a m a n III - 28

(Sumber : Klasifikasi sumberdaya dan sumberdaya batubara, SNI 13-6011-1999)

C. Penentuan Cropline dan identifikasi seam batubara


Cropline adalah wujud dari tersingkapnya batubara yang memotong surface
atau topografi dari suatu medan, biasanya digambarkan dalam bentuk line atau garis.
Cropline ini dapat dikatakan sebagai suatu layer atau seam batubara. Penggambaran
cropline dan identifikasi seam pada singkapan di IUP PT. Alam Bumi Karya Abadi
dilakukan dengan mempertimbangkan :
1. Jarak antar singkapan yang masuk dalam radius daerah pengaruh 400
meter dan dengan arah strike yang relatif sama.
2. Posisi elevasi tiap-tiap singkapan singkapan .
3. Kemenerusan strike mengikuti garis kontur
4. Keberadaan kondisi struktur ( sesar, lipatan dll)
5. Kemiripan ketebalan singkapan batubara.
6. Kemiripan besar Dip batubara.

Setelah dilakukan rekontruksi dari singkapan dan trensing, maka dibuatlah


cropline batubara dan menghasilkan 50 Seam batubara. Namun hanya 22 Seam
batubara yang cukup potensial untuk dilakukan perhitungan sumeberdaya dan
penambangan. ini dijelaskan pada Peta Cropline Batubara PT. Alam Bumi Karya Abadi
(Gambar III.26) dan Tabel Perhitungan Sumberdaya PT. Alam Bumi Karya Abadi (Tabel
III.6).
H a l a m a n III - 29

Peta Crop Line Batubara


PT. Alam Bumi Karya Abadi
Kabupaten Murung Raya
U

Legenda :

: IUP PT. Alam Bumi Karya Abadi

: Sungai

: Kontur

: Cropline Batubara

Lokasi IUP
PT. Alam Bumi Karya Abadi

Su mber : SK Bupat i Mu ru n g Raya Nomor 188.45/141.a/2013


Sh u tt l e radar t opography mision (SRTM) 90 M
Pet a RBI Skala 1:50 .0 00 NLP : 1 715-51 , 1752 -5 2, 1 75 2-53 , 17 52-54

Judul Peta : Peta Crop Line Batubara


PT. Alam Bumi Karya Abadi
Kabupaten Murung Raya
Tgl/Bln/Thn : 06 / Juni / 2015
Dibuat Untuk : PT. Alam Bumi Karya Abadi

Dibuat Oleh Disetujui

Konsultan Direktur

Gambar III.26. Peta Cropline Batubara PT. Alam Bumi Karya Abadi
H a l a m a n III -30

III.10.2. Penaksiran Sumberdaya Batubara.


Penaksiran sumberdaya batubara PT. Alam Bumi Karya Abadi mengunakan dua
tahap perhitungan, yaitu :

a) Setelah cropline batubara (per seam) terbentuk, maka penetuan titik


pengaruh (fitting) (dapat dilihat sub Bab Model Batubara dan Gambar
III.25). Titik pengaruh disini PT. Alam Bumi Karya Abadi menggunakan
jarak pengaruh Terunjuk, hal ini dapat dilihat pada Peta Sumberdaya
Terunjuk (Gambar III.28).
b) Penaksiran sumberdaya dengan metode rumus dua (lebih) penampang.

Dalam hal penaksiran sumberdaya batubara PT. Alam Bumi Karya Abadi adalah
dengan metode Rumus Dua Penampang (mean area). Penaksiran dengan metode
penampang standar ini adalah membagi endapan batubara menjadi blok–blok dengan
interval tertentu dengan jarak yang sama atau berbeda sesuai dengan keadaan geologi
dan kebutuhan penambangan. Adapun cara pembuatan blok dari metode sayatan yaitu
blok penambangan dibatasi oleh dua penampang atau sayatan dan sebuah bidang
permukaan yang tidak teratur, selain itu penampang atau sayatan dibuat secara sejajar
(Gambar III.27). Pada metode sayatan standar terdapat prosedur untuk menentukan
volume endapan tersebut yaitu, melakukan perkalian dengan jarak antar sayatan untuk
memperoleh volume dan penaksiran tonase batubara.

Gambar III.27. Metode Penampang Tegak (Cross Section)


H a l a m a n III -31

Dalam penaksirannya digunakan metode mean area yang merupakan rumus


paling sederhana untuk menghitung volume yang terletak diantara dua buah
penampang yang sejajar dengan luas S1 dan S2 serta jarak L.
Pada metode penampang standar ini, rumus mean area yang digunakan adalah
sebagai berikut : (S1  S2 ) (S  S3 ) (S  Sn )
V L1  2 L 2  .....  n 1 LN
2 2 2

Keterangan : L1, L2, L3,……, Ln = jarak antar penampang (m).


S1, S2, S3,……., Sn = luas setiap penampang (m2).
Penaksiran dapat dilakukan dengan menggunakan rumus diatas karena
penaksiran volume batubara dihitung perblok. Jenis penaksiran ini, dapat pula dilakukan
dengan menggunakan rumus dibawah ini bila mempunyai jarak yang sama :
V = (S1 + 2S2 +2S3 + …… + Sn )L/2

Sedangkan penaksiran luas pada mean area yang menghitung volume antara 2
buah penampang dengan kondisi S1 < 0,5 S2, maka penaksiran dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

V = {S1 + S2 +
S1 S 2  }L/3

Untuk penaksiran sumberdaya di areal PT. Alam Bumi Karya Abadi dilakukan
section dengan jumlah 34 Section dengan arah section relatif tegak lurus terhadap
cropline batubara. Hal ini dapat dilihat pada Peta Sumberdaya PT. Alam Bumi Karya Badi
(Gambar III.28) dan Profil section dapat di lihat pada Gambar Profil Section (Gambar
III.29).
Sesuai metode perhitungan diatas, didapat total sumberdaya terunjuk untuk
batubara di areal PT. Alam Bumi Karya Abadi adalah 33,763,512.08 Ton. Perhitungan
tiap seam batubara di areal IUP PT. Alam Bumi Karya Abadi dapat dilihat pada Tabel
Perhitungan Sumberdaya PT. Alam Bumi Karya Abadi (Tabel III.5).
H a l a m a n III -32

Tabel III.6. Perhitungan Sumberdaya Terunjuk Batubara

PT. Alam Bumi Karya Abadi

SEAM TEBAL BATUBARA


No TONAGE (Ton)
BATUBARA (m)
1 AA 1.09 1,851,508.99
2 AB 0.63 1,021,085.53
3 AD 2.02 3,260,475.58
4 AE 0.57 908,500.65
5 AF 0.78 1,230,079.18
6 AG 1.09 1,699,313.18
7 B 0.78 1,116,713.63
8 D 0.86 1,225,377.52
9 F 0.92 1,302,208.36
10 G 1.05 1,477,411.01
11 K 1.56 2,176,215.25
12 M 2.54 3,479,285.07
13 N 0.53 720,200.02
14 P 1.24 1,666,418.45
15 Q 1.5 1,989,636.26
16 T 0.85 1,106,176.78
17 U 0.7 896,536.33
18 V 1.15 1,427,860.19
19 W 1.05 1,268,733.95
20 X 1.07 1,265,467.70
21 Y 1.81 2,076,310.88
22 Z 0.54 597,997.57

Total Tonase 33,763,512.08


H a l a m a n III - 33

Peta Sumberdaya Terunjuk


PT. Alam Bumi Karya Abadi
Kabupaten Murung Raya

34

33
Legenda :
32

31
: IUP PT. Alam Bumi Karya Abadi
30

29
: Sungai
28

27

26
: Kontur
25
34'
24 : Cropline Batubara
33'
23
32'
22 21 21' : Section
31'
21
30'
20
29'
: Titik (jarak) Pengaruh
19
28'
18
27'
17
Lokasi IUP
26'
PT. Alam Bumi Karya Abadi
16
25'
15
24'
14
23'
13
22'
12
21'
11
20'
10
19'
9
18'
8
17'
7
16'
6
15'
5 Sumber : SK Bupati Murung Raya Nomor 188.45/141.a/2013
14'
Shuttle radar topography mision (SRTM) 90 M
4
13' Peta RBI Skala 1:50.000 NLP : 1715-51, 1752-52, 1752-53, 1752-54
3
12'
2
11' Judul Peta : Peta Sumberdaya Terunjuk
1
10'
PT. Alam Bumi Karya Abadi
9'

8'
Kabupaten Murung Raya
7' Tgl/Bln/Thn : 06 / Juni / 2015
6' Dibuat Untuk : PT. Alam Bumi Karya Abadi
5'

4'

3'
Dibuat Oleh Disetujui
2'

1'

Konsultan Direktur

Gambar III.28.Peta Sumberdaya Terunjuk


H a l a m a n III - 34

Gambar III.29.Profil Section (contoh section 14_14’ dan 15_15’)


H a l a m a n III - 35

III.11. Perhitungan Cadangan batubara


Hasil kegiatan penyelidikan eksplorasi menerangkan bahwa potensi sumberdaya
(terunjuk) batabara di IUP PT. Alam Bumi Karya Abadi sebesar 33,763,512.08 Ton.
Namun besaran sumberdaya batubara ini belum tentuk dapat ditambang semuanya.
Maka dalam kegiatan usaha penambangan perlu dikerjakan lebih seksama dan detil
dalam perhitungannya, salah satunya adalah perhitungan cadangan batubara.
Perhitungan cadangan batubara ini erat berkaitan dengan peraturan pemerintah dan
kaidah serta rancangan penambangan.
Untuk mengetahui besaran cadangan batubara yang akan ditambang, maka ada
pertimbangan terhadap beberapa parameter sebagai batasan terhadap sumberdaya
batubara, yaitu :
1. Jarak aman terhadap sungai, kampung/pemukiman, batas IUP yang biasa
disebut dengan Buffer Zona.Untuk hal ini dilakukan jarak buffer zona sebesar
+/- 300 meter.
2. Rancangan Jenjang penambangan . Dalam hal ini untuk kondisi pada lokasi
IUP PT. Semesata Alam Barito menggunakan singular slope = 60o, Tinggi
jenjang tunggal = 10 meter, lebar berm = 5 meter, lebar ramp = 15 meter
serta lebar front kerja ( sesuai alat ) = ≥ 15,43 meter.
3. Posisi Ultimate Pit limit, dilakukan dengan cara trial & error untuk
memposisikan Jenjang yang telah ada sehingga diperoleh letak pit limit.
Kegiatan ini dilakukan mengikuti kepada keinginan perusahaan terhadap
cadangan yang diharapkan serta sangat mempertimbangankan besaran
nisbah kupas (stripping Ratio) yang masih layak pada saat ini.

Berdasarkan kondisi medan dan kaidah penambangan, maka PT. Alam Bumi
Karya Abadi membagi area prospek batubara menjadi tiga (3) blok besar, dimana
didalamnya akan terdapat beberapa pit penambangan. Tiap Blok besar ini memiliki
cadangan batubara potensial, yaitu Blok 1 sebesar 355.942,90 Ton, Blok 2 sebesar
2.208.356,13, dan Blok 3 sebesar 4.199.579,18 Ton. Cadangan per Blok ini dapat dilihat
pada Tabel Cadangan Batubara perBlok PT. Alam Bumi karya Abadi (Tabel III.7).
Pit penambangan di PT. Alam Bumi Karya Abadi akan menyesuai kaidah dan
aturan rancangan jenjang penambangan. Rancangan jenjang penambangan ini dapat
dilihat pada profil jenjang penambangan yang diwakili oleh section 14 – 14’ (Gambar
H a l a m a n III - 36

III.30). Gambaran situasi 3 (tiga) blok penambangan dapat dilihat pada Peta Rencana
Penambangan PT. Alam Bumi Karya Abadi (Gambar III. 31).

Tabel III.7. Cadangan Batubara PerBlok PT. Alam Bumi Karya Abadi

Blok Cadangan Batubara

1 355,942.90

2 2,208,356.13

3 4,199,579.18
Total : 6,763,878.22

Gambar III.30. Rancangan Jenjang Penambangan (Section 14_14’)


H a l a m a n III - 37

Gambar III. 31. Peta Rencana Penambangan PT. Alam Bumi Karya Abadi

Anda mungkin juga menyukai