Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

TUGAS GEOLOGI INDONESIA


“ ANALISIS EVOLUSI TEKTONIK CEKUNGAN SUMATRA SELATAN “
TAHUN AJARAN 2018/2019

DISUSUN OLEH :
BAGASKARA WAHYU PURNOMO PUTRA (16/395060/TK/44352)
BUDI PRASETYOJATY (16/395064/TK/44356)

DOSEN PENGAMPU :
SALAHUDDIN HUSEIN, S.T., M.Sc., Ph.D.

YOGYAKARTA
FEBRUARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Secara fisiografis Cekungan Sumatra Selatan merupakan cekungan Tersier berarah
barat laut - tenggara, yang dibatasi Sesar Semangko dan Bukit Barisan di sebelah barat daya,
Paparan Sunda di sebelah timur laut, Tinggian Lampung di sebelah tenggara yang memisahkan
cekungan tersebut dengan Cekungan Sunda, serta Pegunungan Dua Belas dan Pegunungan
Tiga Puluh di sebelah barat laut yang memisahkan Cekungan Sumatra Selatan dengan
Cekungan Sumatra Tengah.
Blake (1989) menyebutkan bahwa daerah Cekungan Sumatra Selatan merupakan
cekungan busur belakang berumur Tersier yang terbentuk sebagai akibat adanya interaksi
antara Paparan Sunda (sebagai bagian dari lempeng kontinen Asia) dan lempeng Samudera
India. Daerah cekungan ini meliputi daerah seluas 330 x 510 km2, dimana sebelah barat daya
dibatasi oleh singkapan Pra-Tersier Bukit Barisan, di sebelah timur oleh Paparan Sunda (Sunda
Shield), sebelah barat dibatasi oleh Pegunungan Tiga puluh dan ke arah tenggara dibatasi oleh
Tinggian Lampung.
Kenampakan fisiografis seperti saat ini tentu terbentuk melalui suatu proses atau
mekanisme tektonik dalam waktu cukup lama. Proses ini kemudia disebut sebagai evolusi
tektonik Cekungan Sumatra Selatan. Evolusi tektonik cekungan Sumatra Selatan telah
menghasilkan struktur geologi yang mempengaruhi bentuk fisiografi dan proses sedimentasi
pada cekungan tersebut sehingga dapat menjadi suatu cekungan yang memiliki nilai ekonomis
saat ini. Dengan demikian pengetahuan mengenai Struktur-struktur geologi dan batuan menjadi
sangat penting untuk diketahui dan dipelajari. Untuk itu makalah ini akan membahas mengenai
lempeng penyusun, rekaman stratigrafi dan struktur yang ada di Cekungan Sumatra Selatan.

I.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas
ialah:
1. Berada pada lempeng litosfer yang mana?
2. Apakah ada rekaman stratigrafi pra-kolisi dan syn-kolisi?
3. Apakah ada patahan geser regional yang kemungkinan dipengaruhi oleh rotasi Paparan
Sunda (baik clock-wise maupun anti-clockwise)?
I.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah:
1. Untuk mengetahui lempeng-lempeng litosfer penyusun Cekungan Sumatra Selatan.
2. Untuk mengetahui adanya rekaman stratigrafi pra-kolisi dan syn-kolisi pada
Cekungan Sumatra Selatan.
3. Untuk mengetahui adanya patahan geser regional yang dipengaruhi oleh rotasi
Paparan Sunda.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 LEMPENG PENYUSUN CEKUNGAN SUMATRA SELATAN

Cekungan Sumatra Selatan berada pada sebelah tenggara-selatan Lempeng Sibumasu


dan Lempeng Sumatra Barat. Lempeng Sibumasu berasal dari pecahan Gondwana yang mulai
bergerak kearah utara menjauhi Gondwana pada Perm seiring dengan pembentukan
superkontinen Pangea (Metcaffe, 2011). Lempeng Sumatra Barat dapat berasal dari pecahan
Lempeng Borneo Barat Daya yang bergerak menjauhi lempeng tersebut akibat adanya sesar
geser dekstral, kemudian mengalami kolisi dengan Lempeng Sibumasu pada Trias Awal
(Barber et al, 2005). Kolisi yang disebabkan oleh sesar geser merupakan salah satu penyebab
tidak ditemukannya suture antara batas Lempeng Sibumasu – Lempeng Sumatra Barat.
Proses rifting yang terjadi di Cekungan Sumatra Selatan diakibatkan oleh adanya proses
rollback lempeng samudera yang mengalami subduksi sehingga baik pembentukan cekungan
secara regional (Indonesia bagian barat) maupun pada pembentukan Cekungan Sumatra
Selatan yang merupakan hasil penyesuaian gaya tektonik akibat rollback lempeng samudera
yang menunjam dibagian selatan hingga barat daya Pulau sumatra pada Paleosen Akhir hingga
Miosen Awal di back-arc Pulau Sumatra. Hal ini diketahui dari adanya aktivitas vulkanisme
yang aktif dilihat dari tipe endapan Formasi Lahat yang didominasi material vulkanik dan
sedimen tipe fluvial-transisi.

II.2 REKAMAN STRATIGRAFI CEKUNGAN SUMATRA SELATAN

Rekaman stratigrafi pra-kolisi dan/atau syn-kolisi pada Cekungan Sumatra Selatan


secara umum tidak dapat dibedakan/tidak terekam secara jelas. Kolisi antara Lempeng
Sibumasu dengan Lempeng Sumatra Barat terjadi pada Trias Awal, sedangkan pembentukan
awal rifting Cekungan Sumatra Selatan terjadi pada Palesen Akhir hingga Miosen Awal.
Batuan Pra-Kenozoik pada Cekungan Sumatra Selatan bagian tengah terdiri dari batuan
metamorfik seperti batusabak, kuarsit, gneiss, dan serta granit yang berumur Perm hingga
Karbon (Adiwidjaja and de coster, 1973). Pada bagian barat laut Cekunga Sumatra Selatan
terdiri dari batuan metamorfik dan intrusi granitik yang berumur Mesozoik. Pada bagian selatan
dijumpai batuan metasedimen dan batugamping yang memiliki umur Jura dan/atau Kapur yang
dijumpai bersama batuan beku mafik.
II.3 PENGARUH ROTASI PAPARAN SUNDA PADA CEKUNGAN SUMATRA
SELATAN

Pulau Sumatra merupakan pulau di bagian barat Indonesia yang menjadi jalur
konvergensi antara Lempeng Hindia-Australia yang menyusup di bagian barat lempeng
Eurasia. Posisi dari Pulau Sumatra sendiri berada di sisi barat daya dari Kontinen Eurasia.
Konvergensi lempeng yang terjadi menghasilkan proses subduksi di sepanjang Palung Sunda
di bagian barat Sumatra dan pergerakan lateral cenderung ke sisi kanan dari sistem sesar
Sumatra. Akibat adanya subduksi dari Lempeng Hindia-Australia dengan batas Lempeng Asia
pada masa paleogen menyebabkan adanya gerakan rotasi dari Pulau Sumatra yang searah jarum
jam. Menjadikan Pulau Sumatra yang mulanya berarah E-W perlahan berubah menjadi SE-
NW yang dimulai dari Eosen-Oligosen.

Gambar 2.1 Pembentukan cekungan belakang busur di Pulau Sumatra (Barber dkk,2005)
Pembentukan Cekungan Sumatra Selatan pada suatu sistem reaksi gerak sesar geser
makro (strike slip faulth) yang menghasilkan pola-pola sesar normal (ekstensional), sesar naik
dan sesar geser (Uplift). Pada Cekungan Sumatra Selatan terdapat Subduksi oblique dan sistem
sesar mendatar Sumatra yang menyebabkan ada kompleksitas regim stress dan pola strain pada
Cekungan Sumatra Selatan (Darman dan Sidi, 2000). Sistem sesar mendatar tersebut dihasilkan
dari fase kompresi yang berlangsung pada masa Jurasik awal hingga kapur. Sesar yang
dihasilkan dari fase ini berupa sesar geser dekstral berarah WNW-ESE seperti Sesar Lematang
dan Sesar Kepayang. Untuk faktor utama yang mempengaruhi pembentukan cekungan adalah
konfigurasi dari basement dan adanya perubahan pada daerah subduksi baik spasial ataupun
temporal. Cekungan Sumatra Selatan merupakan tipe cekungan tersier, sehingga
perkembangan cekungannya dikendalikan oleh basement pra-tersier (Pulunggono dan
Cameron, 1984). Cekungan Sumatra Selatan telah berputar sekitar 15 derajat searah jarum jam
sejak Miocene (Hall, 1995 Dalam Ginger 2005) dan menghasilkan orientasi graben di utara-
timur laut selatan-barat daya.

Gambar 2.2 Elemen-elemen struktur utama Cekungan Sumatra Selatan (Ginger,2005)


BAB III
KESIMPULAN

1. Q
2. T
3. Pada Cekungan Sumatra Selatan terdapat sesar geser yang dipengaruhi oleh rotasi
clockwise Paparan Lempeng Sundaland. Sesar ini terbentuk pada fase kompresi
pembentukan Pulau Sumatra pada masa Jurasik Awal-Kapur.
DAFTAR PUSTAKA
Ginger, David., 2005, The Petroleum System And Future Potensial Of The South Sumatra
Basin. Indonesian Petroluem Association.
Pulunggono, A., Cameron, N.R., 1984, Sumatran Microplates, Their Characteristics And
Their Role In Evolution Of The Central And South Sumatra Basin, Proceedings PIT
XII IAGI, IAGI, Jakarta.
Darman dan Sidi, 2000
Barber dkk,2005

Anda mungkin juga menyukai