SUMATERA SELATAN
MAKALAH
Tugas mata kuliah Geologi Indonesia
Ditulis Oleh :
INDAH ROYANA
KARTIKA AYSIFA
RAHMADANI SAFITRI
Dosen Mata Kuliah : Ramdan Afrian, M.Pd
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini, yang berjudul STRUKTUR GEOLOGI DAN
TOPOGRAFI SUMATERA SELATAN
Kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangannya, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki, oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya saran dan
kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya tugas ini, teruutama kepada kedua orang tua yang telah
membiayai studi S1 kami dan Dosen Mata Kuliah Ramdan Afrian, M.Pd. Semoga Allah
SWT, membalas amal kebaikannya. Amin.
Dengan segala pengharapan dan doa semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Langsa,
April 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.........................................................................................
i
KATA
PENGANTAR................................................................................
..... ii
DAFTAR
ISI...............................................................................................
...... iii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................
....... 1
1.1
Latar Belakang
Masalah.................................................................... 1
1.2
Rumusan
Masalah.............................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN..........................................................................
.......... 3
2.1 Cekungan Sumatera
Selatan............................................................... 3
2.2 Stratigrafi Regional Cekungan Sumatera
Selatan.............................. 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
semua
cekungan
batuan
sedimen
di
Indonesia
sangat
yang
stabil,
jalur
busur
geosinklin
luar non
yang
vulkanic.
terdiri
Busur
dari
dalam
busur
vulkanis
hingga
pegunungan
samudera
di
selatan
Pulau
Jawa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
lempeng
Indi-Australia
tersebut
dapat
mempengaruhi
Sumatera
Selatan
terbentuk
dari
hasil
penurunan
Pegunungan
Barisan
terjadi
di
akhir
Kapur
disertai
sebagai
reaksi
sistem
penunjaman
menyudut
antara
yang
membentuk
kerangka
struktur
daerah
Cekungan
Episode
pertama,
endapan
endapan
Paleozoik
dan
Mesozoik
diintrusi oleh batolit granit serta telah membentuk pola dasar struktur
cekungan. Menurut Pulunggono, 1992 (dalam Wisnu dan Nazirman ,1997),
fase ini membentuk sesar berarah barat laut tenggara yang berupa
sesar sesar geser.
Episode kedua pada Kapur Akhir berupa fase ekstensi menghasilkan
gerak gerak tensional yang membentuk graben dan horst dengan arah
umum utara selatan. Dikombinasikan dengan hasil orogenesa Mesozoik
dan hasil pelapukan batuan batuan Pra Tersier, gerak gerak tensional
ini membentuk struktur tua yang mengontrol pembentukan Formasi Pra
Talang Akar.
Episode ketiga berupa fase kompresi pada Plio Plistosen yang
menyebabkan pola pengendapan berubah menjadi regresi dan berperan
dalam pembentukan struktur perlipatan dan sesar sehingga membentuk
konfigurasi geologi sekarang. Pada periode tektonik ini juga terjadi
pengangkatan Pegunungan Bukit Barisan yang menghasilkan sesar
mendatar Semangko yang berkembang sepanjang Pegunungan Bukit
Barisan. Pergerakan horisontal yang terjadi mulai Plistosen Awal sampai
sekarang mempengaruhi kondisi Cekungan Sumatera Selatan dan Tengah
sehingga sesar sesar yang baru terbentuk di daerah ini mempunyai
perkembangan hampir sejajar dengan sesar Semangko. Akibat pergerakan
horisontal ini, orogenesa yang terjadi pada Plio Plistosen menghasilkan
lipatan yang berarah barat laut tenggara tetapi sesar yang terbentuk
berarah timur laut barat daya dan barat laut tenggara. Jenis sesar
yang terdapat pada cekungan ini adalah sesar naik, sesar mendatar dan
sesar normal.
Kenampakan struktur yang dominan adalah struktur yang berarah
barat laut tenggara sebagai hasil orogenesa Plio Plistosen. Dengan
demikian pola struktur yang terjadi dapat dibedakan atas pola tua yang
berarah utara selatan dan barat laut tenggara serta pola muda yang
berarah barat laut tenggara yang sejajar dengan Pulau Sumatera .
umum
peneliti-peneliti
terdahulu,
maka
Stratigrafi
Cekungan
Batuan Pra-Tersier
Batuan Pra-Tersier Cekungan Sumatera Selatan merupakan dasar
membagi
batuan
berumur
Paleozoikum
(Permokarbon)
Batuan Tersier
Berdasarkan
penelitian
terdahulu
urutan
sedimentasi
Tersier
di
(BRF), dan Formasi Gumai (GUF). Sedangkan yang terbentuk pada tahap
susut laut disebut Kelompok Palembang (Spruyt, 1956) dari umur Miosen
Tengah Pliosen terdiri atas Formasi Air Benakat (ABF), Formasi Muara
Enim (MEF), dan Formsi Kasai (KAF).
Formasi Lahat (LAF)
Menurut Spruyt (1956), Formasi ini terletak secara tidak selaras
diatas batuan dasar, yang terdiri atas lapisan-lapisan tipis tuf andesitik
yang secara berangsur berubah keatas menjadi batu lempung tufan.
Selain itu breksi andesit berselingan dengan lava andesit, yang terdapat
dibagian bawah. Batulempung tufan, segarnya berwarna hijau dan
lapuknya berwarna ungu sampai merah keunguan. Menurut De Coster
(1973) formasi ini terdiri dari tuf, aglomerat, batulempung, batupasir
tufan, konglomeratan dan
Oligosen Awal. Formasi ini diendapkan dalam air tawar daratan. Ketebalan
dan litologi sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lainnya
karena bentuk cekungan yang tidak teratur, selanjutnya pada umur Eosen
hingga Miosen Awal, tejadi kegiatan vulkanik yang menghasilkan andesit
(Westerveld, 1941 vide of side katilli 1941), kegiatan ini mencapai
puncaknya pada umur Oligosen Akhir sedangkan batuannya disebut
sebagai batuan Lava Andesit tua yang juga mengintrusi batuan yang
diendapkan pada Zaman Tersier Awal.
Formasi Talang Akar (TAF)
Nama Talang Akar berasal dari Talang Akar Stage (Martin, 1952)
nama lain yang pernah digunakan adalah Houthorizont (Musper, 1937)
dan Lower Telisa Member (Marks, 1956). Formasi Talang akar dibeberapa
tempat bersentuhan langsung secara tidak selaras dengan batuan Pra
Tersier. Formasi ini dibeberapa tempat menindih selaras Formasi Lahat (De
Coster, 1974), hubungan itu disebut rumpang stratigrafi, ia juga
menafsirkan hubungan stratigrafi diantara kedua formasi tersebut selaras
terutama dibagian tengahnya, ini diperoleh dari data pemboran sumur
Limau yang terletak disebelah Barat Daya Kota Prabumulih (Pertamina,
1981), Formasi Talang Akar dibagi menjadi dua, yaitu : Anggota Gritsand
terdiri atas batupasir, yang mengandung kuarsa dan ukuran butirnya pada
bagian bawah kasar dan semakin atas semakin halus.
Pada bagian teratas batupasir ini berubah menjadi batupasir
konglomeratan atau breksian. Batupasir berwarna putih sampai coklat
keabuan dan
mengandung
mika, terkadang
terdapat
selang-seling
Sten
Formatie (Spruyt,
1956)
danTelisa
yang
batupasirnya
berselang-seling
semakin
dengan
keatas
batugamping
semakin
napalan
berkurang
atau
kandungan
Limau,
dalam
penyelidikan
Spruyt
(1956)
ditemukan
serpih
kebiruan,
napal,
serpih
pasiran
dan
batupasir
yang
terkadang
dijumpai
spp,
umurnya
diduga
Plio-Plistosen.
Lingkungan
pengendapan air payau sampai darat. Satuan ini terlempar luas dibagian
timur Lembar dan tebalnya mencapai 35 meter.
3.
Sedimen Kuarter
Satuan ini merupakan Litologi termuda yang tidak terpengaruh oleh
dari permukaan laut. Bukit barisan terdiri atas puncak Gunung Seminung
(1.964 m), Gunung Dempo (3.159 m), Gunung Patah (1.107 m) dan
Gunung Bengkuk (2.125m). Disebelah Barat Bukit Barisan merupakan
lereng. Provinsi Sumatera Selatan mempunyai beberapa sungai besar.
Kebanyakan sungai-sungai itu bermata air dari Bukit Barisan, kecuali
Sungai Mesuji, Sungai Lalan dan Sungai Banyuasin. Sungai yang bermata
air dari Bukit Barisan dan bermuara ke Selat Bangka adalah Sungai Musi,
sedangkan Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai
Kelingi, Sunga Lakitan, Sungai Rupit dan Sungai Rawas merupakan anak
Sungai Musi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Geologi Cekungan Sumatera Selatan adalah suatu hasil kegiatan
tektonik yang berkaitan erat dengan penunjaman Lempeng Indi-Australia,
2.
3.
yaitu tahap genang laut dan tahap susut laut. Sedimen-sedimen yang
terbentuk pada tahap genang laut disebut Kelompok Telisa
Dari umur Eosen Awal hingga Miosen Tengah terdiri atas
Formasi Lahat (LAF),
Formasi Talang Akar (TAF),
Formasi Baturaja (BRF),
Dan Formasi Gumai (GUF).
Secara topografi, wilayah Provinsi Sumatera Selatan di pantai Timur
tanahnya terdiri dari rawa-rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang
surut. Vegetasinya berupa tumbuhan palmase dan kayu rawa (bakau).
Sedikit makin ke barat merupakan dataran rendah yang luas. Lebih masuk
kedalam wilayahnya semakin bergunung-gunung.
DAFTAR PUSTAKA