Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI

SEISMIK

Disusun Oleh:
Era Reformis Sinuraya
21100116120015

LABORATORIUM SEDIMEN, GEOLOGI MINYAK


BUMI DAN GAS BUMI
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
APRIL 2019
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Penentuan marker


Pada Pengerjaan praktikum GMB acara seismic untuk meinterpretasikan
sampai mampu membuat kontur dri data dan basemap yang telah disediakan
harus melakukan penentuan piciking horizon pada data seismik yang dibagi
atas tiga bagian marker :
1. Inline 500 dengan nilai crossline 320 pada TWT 1300 yang ditandai dengan
warna jingga.
2. Inline 500 dengan nilai crossline 320 pada TWT 1690 yang ditandai dengan
warna hijau muda.
3. Inline 500 dengan nilai crossline 320 pada TWT 1300 yang ditandai dengan
warna biru tua.

2.2 Seismic stratigraphy


Interpretasi seismik adalah mengolah informasi geologi sebanyak mungkin,
terutama dalam bentuk struktur-struktur geologi. Penampang seismik yang
dihasilkan merupakan penampangwaktu (time section). Penampang ini dapat
dikonversi ke kedalaman (depth section). Beberapa penampang seismik
menghasilkan citra yang sukar untuk dapat diinterpretasi.
Interpretasi seismik merupakan salah satu tahapan yang penting dalam
eksplorasi dimana dilakukan pengkajian, evaluasi, pembahasaan data seismik
hasil pemrosesan ke dalam kondisi geologi yang mendekati kondisi geologi
bawah permukaan sebenarnya agar lebih mudah dipahami.
Pada data seismik yang diberikan banyak pola dari stratigrafi yang
ditemukan di setiap inline dan crossline. Hal ini dikarenakan data bawah
permukaan merupakan data berdasarkan pola pengendapan serta pengaruh
struktur yang berkembang. Data seismik yang didapat merupakan hasil data dari
percobaan metode geofisika yang memanfaatkan gelombang bunyi yang
kemudian dipantulkan. Seismik terbagi atas seismic refraksi dan refleksi.
Seismic stratigrafi yang pertama yang ditemukan yaitu adanya onlap. Onlap
sendiri merupakan suatu bentukan stratigrafi secara lateral yang terjadi akibat
perbedaan elevasi pada saat material sedimen terendapkan.
Onlap adalah lapisan yang relatif horisontal berakhir pada permukaan
miring atau pengakhiran up-dip lapisan miring pada permukaan yang lebih
miring (dominan karena non deposisi). Onlap, pada lingkungan shelf (shelfal
environment) disebabkan karena kenaikan muka air laut relatif, pada
lingkungan laut dalam akibat sedimentasi yang perlahan, dan pada channel yang
tererosi akibat low energy fill.

Foto 2.1 Kenampakan onlap pada inline 500 (kiri) dan gambar 2.1 sketsa dari onlap
(kanan)

Dari data seismic juga ditrmukan donnlap. Downlap adalah lapisan miring
yang berakhir secara downdip pada permukaan horisontal/miring
(dominan karena non deposisi). Kemudian terlihat juga Sequence
Boundary yang terlihat jelas dan menandakan adanya batas pada saat
terendapkan. Kemudian juga terdapat toplap dimana toplap merupakan
pengakhiran up-dip lapisan pada permukaan yang menutupinya (karena
non deposisi atau erosi minor). Toplap diakibatkan karena tidak adanya
peristiwa sedimentasi dan tidak ada peristiwa erosi. Kenampakan seperti
di gambar berikut.
Foto 2.2 Kenampakan seismic

Onlap
Toplap Sequence Boundary

Diinterpretasikan tekstur seismic diatas merupakan kenampakan pola


Pararel sampai dengan sub pararel seperti gambar berikut, dimana pola zona ini
dapat terbentuk oleh pengaruh arus yang terjadi pda saat proses pengendapan.

Foto 2.2 Kenampakan pola parallel pada crossline 500 (kiri) dan gambar 2.2 sketsa dari
parallel (kanan)
2.3 Fault yang berkembang
Konfigurasi refleksi seismik yang nampak pada inline dan crossline ini
terlihat cukup komplek. Konfigurasi refleksi paralel dan sub paralel nampak
dominan serta chaotic refleksi di beberapa bagian. Pola-pola refleksi seismik
yang nampak tersebut terlihat tidak selaras akibat dari aktifitas tektonik yang
menyebabkan terjadinya struktur sesar mayor dan sesar minor serta
terbentuknya beberapa struktur lipatan.
Struktur sesar mayor berupa graben nampak tegas antara bidang naik dan
turunannya, struktur ini memiliki bidang strike di sepanjang cekungan.
Beberapa struktur sesar minor berupa sesar normal terlihat memotong pola-pola
refleksi seismik.
Pada lintasan ini terlihat pula struktur lipatan yang membentuk sinklin dan
antiklin. Salah satu struktur lipatan yang membentuk antiklik ini diindikasi
merupakan jenis lipatan bending, yaitu lipatan yang terjadi akibat dari gaya
tekanan yang bekerja tegak lurus terhadap bidang permukaan lapisan. Akibat
dari gaya tekanan ini juga menyebabkan terjadinya pola refleksi chaotic.
Beberapa sesar minor berupa sesar normal terlihat memotong garis-garis
refleksi dengan arah cenderung vertikal. Tiga garis sesar yang memotong pola
reflleksi mulai dari lapisan yang paling bawah sampai lapisan paling atas
menunjukan bahwa gaya tektonik yang mengakibatkan terbentuknya sesar
tersebut terjadi setelah proses sedimentasi akhir.

Lipatan Sesar minor


Sesar mayor
2.4 Peta kontur (time structure map dan depth structure map)

Pada peta kontur dengan TWT orange interval 20 ditunjukan dengan adanya
pola-pola pelurusan pada daerah penelitian. Hal ini akibat dari pengaruh
struktur berupa antiklin dan sesar-sesar normal yang berkembang pada daerah
penlitian. Kemudian ditemukan bagian yang landai pada daerah Utara peta
kontur. Yang dapat disimpulkan peta kontur dengan pengaruh struktur lebih
banyak berkembang di daerah Selatan dan pada daerah Utara pengaruh struktur
cenderung rendah.

Foto 2.3 peta kontur horizon orange


Pada peta kontur dengan TWT Hijau muda ditunjukan dengan adanya
pengaruh struktur yang dominan di sebalah selatan berum struktur mayor yaitu
sesar normal dan juga terdapat perbedaan bukit dan lembah diinterpretasikan
adanya antiklin. pada setiap bagian peta.
Foto 2.4 peta kontur horizon hijau muda

Pada peta kontur depth structure map) menunjukan adanya perubahan


konversi yang awalnya memakai satuan waktu (second) ke satuan kedalaman
(meter). Selain itu ditunjukan adanya pengaruh struktur berupa sesar normal
serta adanya perbukitan antiklin dari arah tenggara ke barat laut.

Foto 2.5 peta kontur horizon hijau mud

2.5 Petroleum system


Pada data seismic dan regional terdapat potensi petroleum system, dengan
dukungan data seismic yang dilihat terdapat struktut lipatan, sesar, dan keadaan
stratigrafi diinterpretasikan memiliki potensi petroleum, dimana source rock
yang menghasilkan korogen menjadi suatu hidrokarbon dapat bermigrasi
hingga ke tahap sekunder migration dan terjebak ke dalam reservoir kemudian
adanya pengaruh struktur yang dapat disebut dengan trap berupa lipatan
ataupun sesar yang memudahkan hidrokarbon kejebak.

Anda mungkin juga menyukai