Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

ENDAPAN MINERAL

MINERAL LOGAM

Disusun Oleh:
Era Reformis Sinuraya
21100116120015

LABORATORIUM SUMBER DAYA MINERAL


DAN BATUBARA
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
MARET 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud
 Mengerti Mineral Logam
 Mampu Mendeskripsikan dan memberi penamaan mineral logam

1.2 Tujuan
 Mampu membedakan penegelompokan mineral logam
 Menjelaskan Proses pembentukan Mineral logam
 Pemanfaatan Mineral logam
 Dapat mendeskripsikan ciri fisik mineral logam beserta memberikan
penamaan mineral dan rumus kimia.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari/Tanggal : Selasa / 18 Maret 2019
Waktu : 15.30 WIB
Tempat : Ruangan 301
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Endapan Mineral


Lindgren (1911) secara garis besar membagi endapan mineral menjadi
dua macam yaitu

a. Endapan oleh proses mekanik


b. Endapan oleh proses kimiawi.


Endapan yang disebabkan oleh proses kimiawi karena naiknya air
magmatik, dibagi menjadi 3:

1. Endapan hipotermal : terbentuk pada wilayah yang cukup dalam pada


temperatur yang relatif panas.
2. Endapan Mesotermal :terbentuk pada kedalaman dan temperature
diantara endapan epithermal dan hipotermal.
3. Endapan epitermal: endapan epitermal merupakan endapan yang terbentuk
di dekat permukaan, dengan kondisi temperature yang rendah.

2.2 Pembentukan Mineral Logam


Endapan logam di bagi secara genenetik yang terdiri dari endapan yang
disebabkan oleh proses magmatik, proses hidrotermal, proses metamorfisme,
serta prosesproses dipermukaan. Endapan magmatik dibagi menjadi endapan
yang disebabkan proses gravitational settling, liquid immisvibility, maupun
pegmatik.
1. Proses Magmatik
Mineral-mineral bijih seperti magnetit, ilmenit, kromit terbentuk
pada fase awal diferensiasi magma, bersamaan dengan pembentukan
mineral olivine, piroksen, Ca-Plagioklas. Semua mineral bijih yang
terbentuk pada fase ini disebut sebagai endapan magmatik.

a. Proses kristalisasi (diseminasi): intan (C ) pada kimberlit 



b. Proses segregasi (gravity settling): kromit (Cr), magnetit (Fe), platinum

(Pt) 


c. Liquid immiscibility : Cu-Ni sulfide, Fe-Ti Oksida 


d. Pegmatik : Fe, Sn 


2. Proses hidrotermal
Sistem hidrotermal dapat didifinisikan sebagai sirkulasi fluida panas
(50° sampai >500°C), secara lateral dan vertikal pada temperatur dan
tekanan yang bervarisasi, di bawah permukaan bumi (Pirajno, 1992). Sistem
ini mengandung dua komponen utama, yaitu sumber panas dan fase fluida.
Endapan hidrotermal dapat dibagai menjadi beberapa kelompak, yaitu:
a. Berhubungan dengan batuan beku
 Porfiri : Cu, Au, Mo. Contoh di Grasberg, Batuhijau
 Skarn : Cu,Au,Fe. Contoh Ertzberg complex
 Greisen : Sn, W. Contoh di P.Bangka
 Epitermal (low and high sulphidation type) : Au,Cu, Ag, Pb. Contoh
di Pongkor, M. Muro
 Massive Sulphide Volcanogenic : Au, Pb, Zn. Contoh: Wetar.
b. Tidak berhubungan dengan batuan beku:
 Lateral secretion (Missisippi valley type) : Au,Pb,Zn

Gambar 3.1 Proses magmatisme-hidrotermal-vulkanisme, kaitannya dengan mineralisasi logam


3. Proses metamorfisme-hidrotermal
Metamorfosa dan metasomatosa kontak yang melibatkan batuan
samping terutama batuan karbonat seringkali menghasilkan skarn dan
endapan skarn. Dalam proses ini berbagai macam fluida seperti magmatik,
metamorfik, serta meteorik ikut terlibat. Walaupun sebagian besar skarn
ditemukan pada batuan karbonat, tetapi juga dapat terbentuk pada jenis
batuan lainnya, seperti serpih, batupasir maupun batuan beku.
Klasifikasi skarn pada umumnya banyak mempertimbangkan tipe
batuan dan asosiasi mineral dari batuan yang di-replace. Pengertian endo-
skarn dan eksoskarn mengacu pada skarnifikasi batuan beku dan
batugamping yang terkait. Endoskarn adalah proses skarnifikasi yang terjadi
pada batuan beku, sedangkan exoskarn adalah skarnifikasi pada
batugampiong sekitar batuan beku. Pada kenyataannya sebagian besar bijih
skarn hadir sebagai eksoskarn.
4. Proses di permukaan
Endapan permukaan merupakan endapan-endapan bijih yang
terbentuk relatif dipermukaan, yang dipengaruhi oleh pelapukan dan
pergerakan air tanah. Telah dikenal secara luas, bahwa endapan (sedimen}
permukaan dibagi menjadi endapan alohton (allochthonous) dan endapan
autohton (autochthonous).
Endapan alohton yang terkait dengan bijih atau secara ekonomi
sering disebut sebagai endapan placer. Sedangkan endapan autohton yang
terkait dengan bijih biasa dikenal sebagai endapan residual dan endapan
presipitasi kimia atau evaporasi. Sedangkan pengkayaan supergen
(supergen enrichment) walaupun tidak terbentuk di dekat permukaan, tetapi
pembentukannnya terkait dengan proses-proses di permukaan.
BAB IV
PENUTUP

4. 1 Kesimpulan
 Pada sampel Batuan ML-6 adalah mineral logam Krisopras
(CuSiO2NH2O )
 Pada sampel Batuan ML-7 adalah mineral logam Azurite ( CuO3 (CO3)2
( OH) 2 )
 Pada sampel Batuan ML-4 adalah mineral logam Pirolusit (MnO2)
 Pada sampel Batuan ML-5 adalah mineral logam Kalkopirit (CuFeS2)
 Pada sampel Batuan ML-1 adalah mineral logam Magnetit
 Pada sampel Batuan ML-8 adalah mineral logam Pirit ( FeS2 )
 Pada sampel Batuan ML-8 adalah mineral logam Galena (PbS2)
 Pada sampel Batuan ML-8 adalah mineral logam Kalkosit (Cu2S)
DAFTAR PUSTAKA

Evans, A. M., 1993, Ore Geology and Mineral, Blackwell Scientific


Publication, Oxford.

Hedenquist, J., W., 2000, Exploration for Epithermal Gold Deposits. Gold in 2000:
Review in Society Economic Geologist, vol. 13.

Riyanto, 1989, Bahan Galian Industri ; Mangan, Departemen Pertambangan dan


Energi, Pusat Pengembangan Teknologi Mineral

Anda mungkin juga menyukai