GEOLOGI REGIONAL
Secara tektonik regional, Blok Kangean terletak pada Cekungan Jawa Timur
yang diperkirakan merupakan bagian dari sistem cekungan busur belakang (back-
arch) yang terbentuk akibat interaksi dari empat buah lempeng besar yaitu lempeng
Eurasia di barat laut. Asal mula dan evolusi pembentukan cekungan ini telah banyak
Cekungan Jawa Timur terbentuk dari microplate Jawa Timur yang mengalami
drifting dan ter-akresikan terhadap kerak benua Sundaland di sebelah barat laut-nya
(Bransden dan Matthews, 1992) yang pada akhirnya membentuk tatanan kerak
Pemahaman akan evolusi tektonik dari Cekungan Jawa Timur ini bukanlah
hal yang mudah untuk dipahami, hal ini disebabkan oleh pola-pola patahan yang
kompleks yang terbentuk diatas cekungan ini yang berbeda dengan pola-pola umum
yang terbentuk diatas kerak benua Sundaland lainnya. Cekungan Jawa Timur
didasari oleh batuan yang memiliki komposisi yang berhubungan dengan materi
batuan melange akresi yang memiliki umur berkisar Jurassic akhir hingga
Cretaceous Akhir dengan puncak semu pada Cretaceous Tengah (Bransden dan
Matthews, 1992).
Gambar 2.1. Distribusi sub-cekungan dan orientasi umum patahan di Cekungan
Jawa Timur (Bransden dan Matthews, 1992).
Gambar 2.2. Zona inversi dari RMKS yang terletak pada batas Northern Platform
dan Central High (Satyana, 2004).
2.1.2. Stratigrafi
menjadi dua tingkat. Pertama, depocenter lokal yang dipengaruhi patahan seperti
graben yang menghasilkan variasi fasies yang sangat besar. Kedua, pada tingkatan
Sundaland.
dari Craton Sunda. Kemudian menjadi zona-zona lemah yang menjadi lokasi
yang memungkinkan dari proses subsidence dan wrenching selama fase rifting
baik, batulanau, karbonat dan shale dengan beberapa chert. Kontrol data
paleontologi yang relatif jarang mengindikasikan unit batuan ini berumur
Cretaceous pre-Cenomanian.
Timur melingkupi Northern Platform dan Central High. ( Harper 1989, di dalam
sikuen dari batupasir, batulanau dan shale yang secara tidak selaras menindih
batuan dasar Cretaceous dan secara tidak selaras ditindih oleh Ngimbang
Formasi ini dijelaskan sebagai endapan syn-rift yang sebagian besar terdiri
dari perlapisan tipis pasir dan shale dengan sedikit perlapisan batubara. Bagian
waktu Paleosen hingga Eosen Tengah. Formasi ini secara tidak selaras menindih
tinggian Cretaceous.
coastal/deltaik berumur Eosen Tengah hingga Akhir yang diikuti kemudian oleh
sikuen karbonat. Awal sedimentasi dari formasi ini dipengaruhi oleh topografi
yang kompleks yang kemungkinan diendapkan pada daerah-daerah rendahan
lokal dan sedimen yang kaya akan materi-materi organik dan karbonat di bagian
Akhir.
laut tinggi pada lingkungan paparan dangkal yang stabil. Di beberapa area,
costal dan deltaik selama periode umumnya permukaan laut rendah yang
berhubungan dengan penurunan muka laut yang besar pada Oligosen Tengah.
tidak terendapkan sama sekali. Secara regional, formasi ini diendapkan pada
secara relatif lebih tenang yang ditunjukkan oleh ketebalan yang seragam dari
karbonat Kujung. Pada Oligosen Akhir, sedimen-sedimen laut dalam hingga laut
kompleks: pertama, lapisan-lapisan tipis yang didominasi oleh serpih, lanau dan
karbonat diendapkan pada kondisi neritik dalam hingga luar selama permukaan
laut Miosen Awal lebih rendah; kedua, pengendapan pada kondisi lebih neritik
transgresi pada Miosen bawah (Cepu bawah); ketiga, mewakili sebuah penanda
hingga nearshore di bagian atasnya. Unit dari siklus ketiga secara utamanya
fosil-an menjadi lebih dominan semakin ke arah atas; keempat, mewakili sebuah
siklus transgresi pada Miosen Akhir seperti yang ditunjukkan oleh onlap lokal
Pada saat Miosen Awal, aktifitas tektonik relatif lebih tenang di daerah barat
dari Cekungan Jawa Timur, tetapi cukup aktif pada daerah tengah dan timur.
Selama periode ini, karbonat (Kujung dan Prupuh) berkembang dengan baik
ditingian-tingian batuan dasar tua. Karbonat ini pada umumnya berwarna putih,
Distribusi lateral dari unit ini cukup tersebar luas selaras dengan karbonat
Miosen Awal regional di Indonesia. Ketebalan dari unit ini bervariasi dari 300
hingga 1300 feet. Ketebalan ini semakin menipis ke arah cekungan dari
Cekungan Jawa Timur Utara dan menebal ke arah cekungan dari sub-cekungan
Build-up terumbu dari unit ini berkembang dengan baik pada daerah-daerah
tinggian batuan dasar tua dan tergantikan oleh fasies yang lebih serpihan dengan
dasar tua. Secara regional, unit ini diendapkan pada lingkungan tektonik
batas Miosen Awal hingga Tengah oleh Vail, dkk (1977) dan Haq, dkk (1986).
Madura Barat.
OCCURENCES
STRATIGRAPHIC COLUMN
NP ZONES
NN ZONES
Haq et.al
TERMS
- LITHOLOGIES
STUDY
NW - NAMED ROCK UNITS SE
ZONES
EUSTATIC CURVES
HC
Northern
Platform B-D-1 Paternoster
Central Volc.
Karimun High Bawean Platform Arc
Jawa
Arc
0
HOL. N 23
1
PLEST. “LIDAH”
“PACIRAN”
Upper N 23
PLIOCENE
N 20
4
Lower N 19 TERANG
MDA
N 18 LIDAH 5
5
N 17
KEPODANG
Upper
N 16 10
10
N 15
MIOCENE
N 14
Upper
“CEPU”
N 13
Tf
Middle N 12
N 11 15
15
N9
N8 Lower
Tf
N7
Lower N6
20
20
N5 Upper
Te
N4
25
25
“KUJUNG”
P 21
Upper
OLIGOCENE
CAMAR
Td
P 20
30
30
P 19
Lower
P 18 Tc
35
35 P 17 W. KANGEAN
“NGIMBANG”
Upper P 15 Tb JS53-A
40
40 P 14
EOCENE
P 13
Middle P 12 Ta3
P 11 50
P 10
50 P9
P8
Lower P7 Ta2
P6
PALEOCENE
NGIMBANG”
P5 60
P4
“ PRE-
60 P3
Ta1
P2 65
P1
65
70 Maastrichtian
Campanian
UPPER
80 Santonian
Coniacian
Turonian ++
90 +++
Cenomanian +++
CRETACEOUS
+ +++
100 + + ++ +
Albian
110
LOWER
Aptian
120
Barremian
130
Hauterivian
Valanginian
140
Berriasian
Gambar 2.3. Stratigrafi regional Cekungan Jawa Timur (Pertamina BPPKA, 1996)
Batugamping-batugamping tersebut, di daerah-daerah dengan energi yang
lebih besar seperti di bagian barat dari Northern Platform, dicirikan oleh tipe-
dengan perselingan batubara dan batugamping. Sedimen ini tebal dan memiliki
butir kasar ke arah daerah-daerah tinggian. Secara regional, anggota batuan ini
sikuen serpih lempungan. Siklus transgresi berlanjut pada waktu ini dan
Formasi ini mewakili pengendapan neritik dalam hingga laut dalam yang
terumbu pada daerah tinggian dan berubah menjadi lapisan tipis fasies karbonat
Batupasir merupakan kuarsa bersih, lepas, berbutir halus hingga kasar, terpilah
buruk hingga baik, sedikit gampingan dan mengandung foraminifera planktonik
2.2.1. Struktur
Jawa Timur dimana Kangean Blok berada telah menyusun pola-pola struktur
bagian utaranya. Di bagian selatan province geologi ini dibatasi oleh patahan Sakala
yang memisahkannya dengan Central High. Pola Antiklin dan sinklin dengan
Central High: merupakan daerah yang mengalami inversi paling kuat dengan area
tersebut dibatasi pada bagian utara oleh batas patahan besar half-graben Sakala
yang terbuka ke arah selatan. Di bagian selatan dibatasi oleh patahan Sepanjang.
Pergerakan disepanjang patahan diawali pada masa Paleocene atau Eocene dan
terinversi pada bagian tengah-barat dari Blok ini yang memisahkan Central High
patahan menghadap ke selatan yang telah mengalami penurunan yang sangat cepat
2.2.2. Stratigrafi
dari Blok Kangean terdiri dari setidak-tidaknya tujuh siklus sedimentasi, dapat
dilihat pada gambar 2.5 yang memuat stratigrafi regional di Blok Kangean.
Siklus sedimetasi yang tertua (lebih tua dari 40 JTL) adalah Formasi Pre-
Ngimbang yang berumur Paleosen hingga Eosen Tengah dan secara langsung
daerah cekungan. Endapan ini terdiri dari perselingan serpih karbonat dan
batupasir.
Siklus kedua adalah Formasi Ngimbang yang diendapkan pada umur Eosen
Akhir (36.5 – 40 JTL), terdiri dari endapan alluvial non marine dan fasies transgresi
fluvio-deltaic. Batuan karbonat laut dangkal terbentuk dengan sangat baik di bagian
atas formasi ini. Batupasir basal massive yang ada di Lapangan Pagerungan adalah
terbentuk selama penurunan muka air laut secara global pada umur sekitar 40 JTL.
wilayah di bagian utara cekungan Jawa Timur termasuk di daerah Kangean Blok.
23.5 JTL). Pada bagian atas dari siklus ini diendapkan Karbonat Lower Rancak
Hampir sama dengan Lower Rancak, paparan karbonat Upper Rancak juga
(2-5.2 JTL). Didominasi oleh batulempung dan serpih gampingan yang diendapkan
dilingkungan laut dangkal hingga laut terbuka. Siklus yang termuda adalah sedimen
Kuarter (lebih muda dari 2 JTL). Formasi ini sebagian besar terdiri dari endapan
laut dangkal hingga laut terbuka dan disebut sebagai Formasi Lidah.
LITHO-
EPOCH STRATIGRAPHIC SOUTHERN CENTRAL NORTHERN
UNIT BASIN HIGH PLATFORM
QUATER N 23
NARY N 22
Th LIDAH FM.
? 2
N 21 MUNDU FM .
PLIO- N 20
N 19 PACIRAN MBR .
CENE N 18 5 ( LST )
5.2
Tg
N 17
N 16 10
10.4
N 15 Late UP. RANCAK
MBR ( LST )
N 14 Tf
N 13 13
N 12 LW. RANCAK
Middle 15 MBR ( LST )
N 11- Tf
N 9 16
N 8 Early
N 7 Tf
N 6
20
N 5 Late
Te
N 4
23.5
P 22
25
(N.3)
P 21
Early
(N.2)
Te
30 30
P 20
P 19
Tcd 35
P 18
P 17 36.5
SHALE
P 16
CARBONATE 38.5
P 15 CLASTICS
Tb 40
40
P 14
P 13
P 12 45
Ta
P 11-
P 6
53.5
P 5
PALEO P 1
65 ? 65
PRE - TERTIARY LATE CRETACEOUS
MELANGE
BASEMENT METASEDIMENT
KANGEAN BLOCK
GENERALIZED STRATIGRAPHY
MODIFIED FROM J.R. DAVIES ( MAY, 1989 )
Figure 2
BNCH 00013 - JR. Davis
Source Rock
platform Madura Utara yaitu central deep bagian NW. Pada bagian central
deep menunjukkan batuan induk alluvial dan lakustrin pada bagian sekuen
Ngimbang bawah yang menunjukkan kerogen tipe I dan II. Sedangkan pada
bagian marin Ngimbang atas merupakan kerogen tipe II dan III yang
pada Ngimbang bagian bawah dan merupakan sumber minyak dan gas pada
area platform Madura, tapi 14 kerogen marin pada bagian atas Ngimbang
Banyak tipe perangkap yang hadir di sini. Pada batas NW dan Utara
sesar minor dan utama area struktur ini. Penyebaran Platform Madura Utara
Migrasi
ekspulsi dari source rock yang berdasarkan pada carrier bed dan sesar.
dari utara. Zona pori pada karbonat Ngimbang dan Kujung juga berpotensi
rock pada Platform Madura Utara. Sesar juga penting pada perkiraan dapur