Anda di halaman 1dari 19

KEBIJAKAN PENGELOLAAN LIMBAH

CAIR PERTAMBANGAN MINERAL


DAN BATUBARA

Oleh :
Rafika Puspitasari
PET 2018050
DASAR HUKUM

 UU No. 11 Tahun 1967


 PP No. 32 Tahun 1969
 PP No. 75 Tahun 2001
 Kepmen PE No. 1211.K/1995
 Peraturan tentang BML dan kualitas
limbah
Sejarah Pengaturan

PENGATURAN SEBELUM UULH 1982

 UU 11 Th 1967 ttg Ketentuan Pokok Pertambangan


 PP 32 Th 1969 ttg pelaksanaan UU 11 Th 1967
 Permen Pertamb 04 Th 1977 ttg Pencegahan & Penanggulangan
Gangguan & Pencemaran Akibat Pertambangan Umum
 Kep Dirjen 07/1978 ttg Penanganan Dampak Tamka
 Kep Dirjen 08/1978 ttg Penanganan Dampak K.Keruk
 Kep Dirjen 07/1978 ttg Penanganan Dampak Pengolahan-Pemurnian
Sejarah Pengaturan

PENGATURAN SETELAH UULH 1982


 UU 11 Th 1967 ttg Ketentuan Pokok Pertambangan
 PP 32 Th 1969 ttg pelaksanaan UU 11 Th 1967
 UU 23 Th 1997 ttg Pengelolaan Lingkungan Hidup
 PP 27 th 1999 ttg AMDAL
 Kepmen PE 2555.K Th 1993 ttg PIT
 Kepmen PE 103.K Th 1993 ttg Pengawasan Pelaksanaan
RKL-RPL di Bidang Perambangan dan Energi
 Kepmen 1211.K Th 1995 ttg Pencegahan dan
Penanggulangan Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan
pada Kegiatan PU
– Jaminan Reklamasi (Kep Dirjen 336.K/1996)
– Pengendalian Erosi (SE Dirjen 693.K/1996)
– Pelaporan pelaksanan KL-triwulan/tahunan/kasus (SE Dirjen 1993)
– Juknis Reklamasi (SE Dirjen 1993)
Pengaturan
UU No 11 Tahun 1967
tentang : KETENTUAN KETENTUAN POKOK
PERTAMBANGAN
Ps 29 menyebutkan bahwa Menteri PE antara lain
melakukan pengawasan terhadap kegiatan
lainnya yang menyangkut kepentingan umum.
Ps 30 menyebutkan “Apabila selesai melakukan
penambangan bahan galian pada suatu tempat
pekerjaan, pemegang KP diwajibkan
mengembalikan tanah sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi
masyarakat sekitarnya”.
Pengaturan

PP 32 Tahun 1969
tentang : Pelaksanaan UU No 11 Tahun 1967

 Ps 46 ayat 4
Sebelum meninggalkan bekas wilayah KP, baik karena
pembatalan maupun karena hal yang lain, pemegang KP harus
terlebih dahulu melakukan usaha pengamanan terhadap
benda-benda maupun bangunan-bangunan dan keadaan
tanah disekitarnya yang dapat membahayakan keamanan
umum
Ps 46 ayat 5
Menteri menetapkan pengaturan keamanan bangunan
dan pengendalian keadaan tanah yang harus dipenuhi
dan ditaati oleh pemegang KP sebelum meninggalkan
bekas wilayah KPnya.
PP 75 Tahun 2001, tentang :
Perubahan Kedua Atas PP 32 tahun 1969 tentang
Pelaksanaan UU No 11 Tahun 1967 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan
 Pasal 46 ayat 5
Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya
dapat menetapkan pengaturan keamanan bangunan dan
pengendalian keadaan tanah yang harus dipenuhi dan ditaati
oleh pemegang KP sebelum meninggalkan bekas wilayah
KP.
 Pasal 64 ayat 1
Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan usaha pertambangan umum yang
dilaksanakan oleh Gubernur, Bupati/Walikota sesuai
kewenangannya.
PP 75/2001 (lanjutan)
 Pasal 64 ayat 2
Pembinaan meliputi pemberian pedoman,
bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervisi
 Pasal 64 ayat 3
Pengawasan meliputi seluruh tahapan kegiatan,
keselamatan pertambangan, perlindungan
lingkungan pertambangan termasuk reklamasi
lahan pasca tambang, konservasi dan nilai tambah
KepMen PE 1211K Tahun 1995
ttg : Pencegahan dan Penaggulangan
Perusakan dan Pencemaran Lingkungan
Pada Kegiatan Usaha Pertambanga Umum

 Air tambang harus diolah melalui sarana


pengendapan / pengolahan sebelum dilepas ke perairan
umum
 Sarana pengendapan / pengolahan tsb harus terpelihara
dan berfungsi setiap waktu
 Tambang hidrolis harus dengan sirkulasi tertutup
KepMen PE 1211K Tahun 1995

KEWAJIBAN PERUSAHAAN
 Mengalokasikan biaya utk perlindungan lingkungan
 Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada karyawan
mengenai perlindungan lingkungan
 Menunjuk KTT untuk memimpin langsung dalam
pelaksanaan perlindungan lingkungan (ps 4)
 Bila KTT berhalangan di lapangan maka perusahaan
menunjuk petugas melaksanakan kewajiban KTT
TUJUAN YANG INGIN DICAPAI
 Keberlanjutan pembangunan
 Perlindungan lingkungan
 Sesuai dengan dan dapat diterapkan pada kondisi
lokal
 Memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat (Analisis Biaya dan Manfaat)
Secara teknik, ekonomi, sosial/budaya, dan
lingkungan:limbah cair pertambangan dapat dikelola
dan ditempatkan pada sarana penampungan
(penempatan) dengan risiko paling rendah
KARAKTERISTIK PERTAMBANGAN

• Merubah kualitas lingkungan pada


daerah/sarana pengelolaan limbah cair (kolam
tailing, dsb)
• Menggunakan air dalam jumlah besar, tetapi
sebagian besar dikembalikan lagi ke alam
• Memerlukan lahan yang cukup luas (settling,
netralisasi/detoksifikasi, polishing)
• Pengaruh terhadap rancangan sarana
pengelolaan limbah cair (gempa, curah hujan
tinggi, evaporasi rendah)
• Sungai terdapat di mana-mana
• Topografi berundulasi
• Polishing pond dan wet land akan berkembang
KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR
PERTAMBANGAN
Beda dengan limbah cair industri pada umumnya, karena:
(1) Volume besar, rendah toksisitas
(2) Dalam bentuk lumpur (slurry): + 30 – 40 % padatan
(3) Ekonomis/tidaknya tergantung harga jual mineral
(4) Pengaruh dari jenis bahan galian (sulfida, oksida,
karbonat)
(5) Dipengaruhi oleh cara pengolahan
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
PERTAMBANGAN
 Pengolahan fisik
 Pengolahan kimiawi
 Degradasi alamiah
 Penyaluran
 Penempatan/penampungan
 Pemantauan
 Reklamasi/pasca tambang
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENGOLAHAN
• Teknologi pengolahan bijih/batubara
• Jumlah (volume) limbah cair
• Sifat mineralogi bijih/batubara
• Sifat fisik
• Sifat kimia
• Kondisi iklim (curah hujan, evaporasi)
• Konfigurasi wilayah (topografi)
• Standar (baku mutu) yang ingin dicapai
BAKU MUTU LIMBAH
PERTAMBANGAN
• Dampak limbah terhadap lingkungan
• Jumlah limbah yang dihasilkan
(misal tailing yang berjumlah besar)
• Aspek teknis
• Aspek ekonomi
• Site spesifik dan kekhasan kegiatan
pertambangan (lokasi, metode pengolahan, dsb)
PELAKSANAAN INSPEKSI

Prinsip Pengawasan
Pengawas harus mempunyai pengetahuan/keterampilan
yang lebih atau sama dengan yang diawasi

Pengawasan Lingkungan efektif sejak 1977


Kepala Teknik Tambang (KTT) sebagai mitra
Koordinasi Pengawasan Pusat & Wilayah
Individual / Terpadu / Rutin / Insidentil
Berdasarkan PROSEDUR TETAP
 Review
 Apa
 Parameter, konsentrasi
 Beban pencemaran

 Mengapa
 Mencegah penurunan kualitas LH

 Siapa
 Pemerintah
 Pengusaha
 Masyarakat

 Bagaimana
 Pendekatan ideal (daya dukung)
 Pendekatan praktis (the best practicable technology)
 Efektif, mudah, tidak menyebabkan high cost
TERIMA KASIH

PET 2018
RAFIKA PUSPITASARI
PET2018050

Anda mungkin juga menyukai