Anda di halaman 1dari 71

MELAKSANAKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

TERKAIT PERLINDUNGAN LINGKUNGAN

Dibawakan Dalam Pembekalan Pengawas Operasional


Tanggal 20 April 2022
Melaksanakan Peraturan Perundang-Undangan Terkait Keselamatan Pertambangan (KP)

Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas Operasional

Melaksanaan Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana

Melaksanakan Investigasi Kecelakaan

Melaksanakan Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko

Melaksanakan Peraturan Perundang-Undangan Terkait Perlindungan Lingkungan

Melaksanakan Inspeksi

Melaksanakan Analisis Keselamatan Pekerjaan


• Melaksanakan peraturan perlindungan lingkungan
1. pertambangan di area lingkungan kerjanya

2. • Mengidentifikasi potensi dampak terhadap


lingkungan hidup di area kerjanya.

3. • Melakukan pengeloaan limbah di area kerjanya

4.
TAP MPR RI NOMOR III/MPR/2000
tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Perundang-
undangan
UUD 1945

TAP MPR RI

Undang-Undang
PERPU Surat Menteri
Kehakiman & HAM NO.
Peraturan Pemerintah (PP) M.U.M.01.06-27
tanggal 23 –02-02
KEPPRES
KEPMEN
PERDA

19
REGULASI PENTING TERKAIT PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
1. UNDANG-UNDANG NO. 3 TAHUN 2020 (PERUBAHAN UU NO. 4 TAHUN 2009 TENTANG
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA)
2. UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
3. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKAMASI DAN
PASCATAMBANG
4. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN
5. PERDA PROV KALTIM NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
6. PERMEN ESDM NOMOR 26/2018 TENTANG PELAKSANAAN KAIDAH PERTAMBANGAN
YANG BAIK DAN PENGAWASAN PERTAMBANGAN MINERBA
7. PERMEN NEGARA LH NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG JENIS USAHA ATAU KEGIATAN YG
WAJIB DILENGKAPI DENGAN AMDAL
8. KEPMEN ESDM NOMOR 1827 K/30/MEM/2018 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK
9. KEPMEN LH NOMOR 113 TAHUN 2013 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH KEGIATAN
PERTAMBANGAN BATU BARA
Dampak Pertambangan terhadap Lingkungan:

- Terjadi perubahan bentang alam (tamka)


- Gangguan terhadap keseimbangan alam
- Perubahan komunitas alami
- Perubahan iklim mikro
- Perubahan fungsi lahan/tata guna lahan
- Terganggunya siklus alami yang telah
berlangsung sebelumnya
- Mempengaruhi kualitas air permukaan dan air tanah
- Potensi terjadinya pencemaran

4
Pasal 95
Pemegang IUP dan IUPK wajib
menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik
mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi Indonesia
meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/atau batubara
melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat;
dan
Mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan
Pasal 96
Penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik, pemegang IUP dan IUPK wajib
melaksanakan:
• ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan
• Keselamatan operasi pertambangan
• Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan
reklamasi dan pascatambang
• Upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara
• Pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam bentuk
padat, cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum
dilepas ke media lingkungan
Pasal 99
(1) Setiap pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan rencana reklamasi dan rencana
pascatambang pada saat mengajukan permohonan IUP Operasi Produksi
(2) Pelaksanaan reklamasi dan kegiatan pascatambang dilakukan sesuai dengan
peruntukan lahan pascatambang
Pasal 100
(1) Pemegang IUP dan IUPK wajib menyediakan dana jaminan reklamasi dan jaminan
pascatambang
(2) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dapat
menetapkan pihak ketiga untuk melakukan reklamasi dan pascatambang dengan
dana jaminan tersebut
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberlakukan apabila pemegang
IUP atau IUPK tidak melaksanakan reklamasi dan pascatambang sesuai dengan
rencana yang telah disetujui.
REGULASI * SESUAI UU 3 TAHUN 2020
Pasal Bunyi Pasal
1 (26) Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan Usaha Pertambangan untuk menata,
memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai
peruntukannya.
39 k IUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) paling sedikit memuat:
k. kewajiban melaksanakan Reklamasi dan Pascatambang
96 Dalam penerapan kaidah teknik Pertambangan yang baik Pemegang IUP atau IUPK wajib melaksanakan:
b. pengelolaan dan pemantauan lingkungan Pertambangan, termasuk kegiatan Reklamasi dan/atau
Pascatambang
99 ayat Dalam pelaksanaan Reklamasi yang dilakukan sepanjang tahapan Usaha Pertambangan, pemegang IUP
(3) atau IUPK
wajib:
a. memenuhi keseimbangan antara lahan yang akan dibuka dan lahan yang sudah direklamasi;
b.melakukan pengelolaan lubang bekas tambang akhir dengan batas paling luas sesuai dengan
ketentuan peratura n perundang-undangan
123A Pemegang IUP atau IUPK pada tahap kegiatan Operasi Produksi sebelum menciutkan atau
* Selanjutnya akan diatur melalui Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri ESDM
mengembalikan WIUP atau WIUPK wajib melaksanakan Reklamasi dan Pascatambang hingga
mencapai tingkat keberhasilan 100% (seratus persen)
UU 32/2009
Tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pasal 4

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi:


a. Perencanaan
b. Pemanfaatan
c. Pengendalian
d. Pengawasan
e. Penegakan Hukum
UU 32/2009
Tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pasal 32
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib
memiliki AMDAL

Pasal 34
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib dampak penting wajib
memiliki UKL-UPL

Pasal 36
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL atau UKL-UPL wajib memiliki izin
lingkungan.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah KAJIAN mengenai DAMPAK BESAR & PENTING
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang DIPERLUKAN BAGI
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN tentang PENYELENGGARAAN usaha dan/atau kegiatan
(UU No. 32 Tahun 2009 Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 Ayat 11)

Amdal adalah kajian mengenai dampak penting suatu Usaha dan/atau Kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan

(PP No. 27 Tahun 2012 IZIN LINGKUNGAN Pasal 1 Ayat 2)


PP 27 / 2012
Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

Pasal 2

(1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL wajib memiliki
Izin Lingkungan.

(2) Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh melalui tahapan kegiatan
yang meliputi:

a. penyusunan Amdal dan UKL-UPL;

b. penilaian Amdal dan pemeriksaan UKL-UPL; dan

c. permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan.


PP 27 / 2012
Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

Tidak Berlakunya Kerangka Acuan AMDAL

Pasal 25
(1) Kerangka Acuan tidak berlaku apabila:
a. Perbaikan Kerangka Acuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) tidak
disampaikan kembali oleh Pemrakarsa paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak
dikembalikannya Kerangka Acuan kepada Pemrakarsa oleh Komisi Penilai Amdal; atau
b. Pemrakarsa tidak menyusun Andal dan RKL-RPL dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun
terhitung sejak diterbitkannya persetujuan Kerangka Acuan.
(2) Dalam hal Kerangka Acuan tidak berlaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pemrakarsa wajib mengajukan kembali Kerangka Acuan sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20.
Kadaluwarsa & batalnya keputusan hasil AMDAL, RKL & RPL:
• Bila tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3 tahun sejak diterbitkannya
keputusan kelayakan tsb

• Memindahkan lokasi usaha


• Mengubah desain dan/atau proses dan/atau kapasitas dan/atau bahan baku
• Terjadi perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar akibat peristiwa alam atau
karena akibat lain sebelum dan pada waktu usaha dan/atau kegiatan lain dilaksanakan
• Terjadi perubahan kebijakan pemerintah yg ditujukan dalam rangka
peningkatan perlindungan & pengelolaan LH

(PP No. 27 Tahun 2012 IZIN LINGKUNGAN Pasal 1 Ayat 2)

POM Training
PP 27 / 2012
Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

BAB VI PEMBINAAN & EVALUASI KERJA


Pasal 64

(1) Instansi lingkungan hidup Pusat melakukan pembinaan terhadap:


a. Komisi Penilai Amdal provinsi dan Komisi Penilai Amdal kabupaten/kota; dan
b. instansi lingkungan hidup provinsi dan kabupaten/kota.
(2) Instansi lingkungan hidup provinsi melakukan pembinaan terhadap:
a. Komisi Penilai Amdal kabupaten/kota; dan
b. instansi lingkungan hidup kabupaten/kota.
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling sedikit melalui:
a. pendidikan dan pelatihan Amdal;
b. bimbingan teknis UKL-UPL; dan
c. penetapan norma, standar, prosedur, dan/atau kriteria.
Peraturan Menteri ESDM nomor 26 tahun 2018
Tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan
Mineral dan Batubara
Pasal 20
(1) Pemegang IUP Eksporasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi
Produksi wajib melakukan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan meiputi :
a. Pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup sesuai dokumen
lingkungn hidup
b. Penangguangan dan pemulihan ling kungan hidup apabila terjadi pencemaran
dan atau perusakan lingkungan hidup

Pasal 5
Pemegang IUJP wajib melaksanakan kaidah pertambangan yang baik sesuai bidang
usahanya
Kaidah teknik usaha jasa pertambangan yang baik meliputi ; upaya pengelolaan lingkungan
hidup
Peraturan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik
Kepmen ESDM No 1827K/30/MEM/2018
LAMPIRAN V : PEDOMAN PELAKSANAAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Kepmen ESDM No 1827K/30/MEM/2018


LAMPIRAN VI : PEDOMAN PELAKSANAAN DAN
REKLAMASI PASCATAMBANG SERTA
PASCAOPERASI PADA KEGIATAN USAHA
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

15
LAMPIRAN V :
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
Mengatur pengelolaan dan pemantauan lingkungan setiap
tahapan kegiatan pertambangan

KEPMEN ESDM Mengatur penanggulangan pencemaran dan/atau


No. 1827/2018
LAMPIRAN V
perusakan lingkungan hidup

Petunjuk sistem pengelolaan perlindungan


lingkungan hidup pertambangan dan penghargaan
pengelolaan lingkungan hidup pertambangan
PEDOMAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

PENGELOLAAN LINGKUNGAN Dalam melaksanakan kegiatan eksplorasi, Pemegang IUP


HIDUP PADA KEGIATAN : Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan
IUPK Operasi Produksi wajib melakukan pengelolaan
1. EKSPLORASI, lingkungan
2. KONTRUKSI, hidup pertambangan sesuai dengan dokumen
3. PENAMBANGAN, lingkungan hidup dengan tujuan untuk pencegahan dan
4. PENGANGKUTAN,
penanggulangan pencemaran dan/atau perusakan
5. PENGOLAHAN
DAN/ATAU lingkungan hidup.
PEMURNIAN
POKOK-POKOK PENGATURAN
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan
No Kegiatan Substansi
Pengelolaan Lingkungan Hidup Per Tahapan Kegiatan
1 Eksplorasi  Efisiensi pembukaan lahan
 Rencana pembukaan lahan dicantumkan dalam rencana kerja tahunan
 Penyiapan sarana/fasilitas pengelolaan lingkungan sebelum
pembukaan lahan untuk eksplorasi
 Kajian geokimia dalam rangka studi kelayakan
 Kajian geokimia tersebut sedikitnya meliputi:
a) identifikasi potensi pembentukan air asam tambang
b) pencegahan pembentukan air asam tambang; dan
c) penanggulangan air asam tambang

2 Konstruksi  Membuat rencana pembukaan lahan sebelum melakukan pembukaan


lahan untuk kegiatan konstruksi.
 Penyiapan sarana/fasilitas pengelolaan lingkungan
 Pengamanan dan pengelolaan tanah zona pengakaran pada lahan yang akan
digunakan untuk kegiatan tambang, timbunan, sarana dan prasarana
 Sarana dan prasarana pertambangan dilengkapi fasilitas
pengelolaan lingkungan (drainase, kolam pengendap, oil trap)
19
No Kegiatan Substansi
3 Penambangan  Tahapan pembukaan lahan untuk penambangan, meliputi:
1) identifikasi jenis–jenis tanaman;
2) pembersihan vegetasi;
3) pengupasan dan pengelolaan lapisan tanah zona pengakaran.
 Pembukaan lahan dilengkapi dengan sarana pengelolaan
lingkungan.
 Pengamanan dan pengelolaan tanah zona pengakaran (kecukupan volume untuk
revegetasi)
 Jarak aman penambangan/penimbunan terhadap perumahan penduduk,
fasilitas umum, situs sejarah
 Pengutamaan backfilling
 Kegiatan penambangan mempertimbangkan kajian hidrologi dan hidrogeologi
 Pengelolaan air larian permukaan, air tambang, dan Air Asam Tambang
 Integrasi pencegahan dan penanggulangan AAT dalam
penambangan

20
No Kegiatan Substansi
4 Pengangkutan  Pengendalian debu (penyiraman jalan secara rutin; penghijauan; pembatasan kecepatan kendaraan;
penyemprotan debu di ban berjalan; dan/atau) ban berjalan dilengkapi dengan atap penutup
dan sistem pembersihan return belts.)
 Pencegahan kebocoran pada pengangkutan pipa (pemeriksaan
berkala)
 pencegahan dan penanggulangan tumpahan hidrokarbon dan
bahan kimia

5 Pengolahan/  Air kerja sirkulasi tertutup atau air keluaran yang memenuhi baku mutu
pemurnian  Larangan penggunaan merkuri (proses pengolahan emas)
 Sirkulasi air kerja tertutup dan fasilitas minimum untuk pelindian
timbunan bijih
 Fasilitas penyimpanan sisa hasil proses pengolahan dan/atau pemurnian
yang dibangun di darat berupa bendungan limbah tambang (tailing),
dilengkapi sistem tanggap darurat dan rencana mitigasi kegagalan
struktur.

22
No Kegiatan Substansi
Pemantauan Lingkungan Hidup

wajib melakukan pemantauan lingkungan hidup dan menyusun tata cara baku pemantauan lingkungan
hidup pertambangan sesuai dengan dokumen lingkungan hidup
1 Peralatan Peralatan pantau yang standar
2 Tenaga kerja Tenaga kerja pertambangan yang berkompeten

23
Peraturan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik
Kepmen ESDM No 1827K/30/MEM/2018

LAMPIRAN VI : PEDOMAN PELAKSANAAN REKLAMASI PASCATAMBANG


SERTA PASCA OPERASI PADA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA

15
KEPMEN ESDM No. 1827 Tahun 2018
Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan

PENYAMPAIAN RENCANA REKLAMASI DAN RENCANA PENUTUPAN


TAMBANG
Perusahaan wajib menyusun dan menyampaikan Rencana Reklamasi dan Rencana Penutupan
Tambang sebelum memulai kegiatan eksploitasi (operasi/produksi)
Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi menyampaikan rencana Reklamasi tahap Eksplorasi
kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau gubernur sesuai dengan kewenangannya dalam
jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari kalender sebelum memulai kegiatan
Eksplorasi.
Rencana reklamasi dan Rencana penutupan Tambang disusun berdasarkan Studi Kelayakan dan
Dokumen Lingkungan Hidup yang telah disetujui
REKLAMASI & PASCATAMBANG

KEGIATAN REKLAMASI
• penataan permukaan lahan;
Penata gunaan lahan • penebaran tanah zona pengakaran; dan
• pengendalian erosi dan pengelolaan air
• penanaman tanaman penutup;
• penanaman tanaman cepat tumbuh;
Revegetasi
• penanaman tanaman jenis lokal; dan
• pemeliharaan tanaman
• pemupukan;
• pengendalian gulma, hama dan penyakit;
Pemeliharaan3 Tahun • penyulaman;
• pemeliharaan sarana pengendalian erosi dan
sedimentasi; dan akses jalan.
Lahan Bekas
tambang

lahan di luar
KEGIATAN PASCATAMBANG Reklamasi Tapak bekas bekas tambang
tambang

Pemeliharaan & Fasilitas


Pemantauan pengolahan
dan/atau
Hasil Reklamasi pemurnian

Pengembangan Fasilitas
Sosekbud penunjang

POM Training
KEPMEN ESDM No. 1827 Tahun 2018
ttg Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan

PELAKSANAAN REKLAMASI DAN PENUTUPAN TAMBANG


Pelaksanaan Reklamasi tahap Operasi Produksi dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender
setelah tidak ada kegiatan pada lahan terganggu.
Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi melaksanakan Pascatambang paling lambat 30
(tiga puluh) hari kalender setelah kegiatan Penambangan, pengolahan, dan/atau pemurnian berakhir
sesuai dengan rencana Pascatambang yang telah disetujui.
Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan Reklamasi tahap
Eksplorasi setiap 1 (satu) tahun kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau gubernur sesuai dengan
kewenangannya paling lambat tanggal 31 Januari pada tahun berjalan.

Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan
kegiatan Pascatambang setiap triwulan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau gubernur sesuai
dengan kewenangannya.
KepMen ESDM No. 1827 K/ 30/MEM/2018
Lampiran VI

Tata guna lahan sebelum dan sesudah kegiatan Eksplorasi


REKLAMASI &
PASCATAMBANG Rencana pembukaan lahan kegiatan Eksplorasi / tahap
Operasi Produksi yang menyebabkan lahan terganggu

Program Reklamasi tahap Eksplorasi/ Operasi Produksi


Rencana Reklamasi tahap
Eksplorasi & Operasi Produksi

Kriteria keberhasilan Reklamasi tahap Eksplorasi /Operasi Produksi meliputi


standar keberhasilan penatagunaan lahan, revegetasi, dan penyelesaian
akhir

Rencana biaya Reklamasi tahap Eksplorasi/ Operasi Produksi


POM Training
KONSEP PENGATURAN REKLAMASI BENTUK LAIN
Kepmen ESDM/1827 tahun 2018
Reklamasi Bentuk Lain dilaksanakan pada lokasi
Program Reklamasi tahap Operasi
lahan bekas tambang, lahan bekas fasilitas
Produksi dapat dilaksanakan dalam
pengolahan pemurnian, lahan bekas fasilitas
bentuk revegetasi dan/atau
penunjang, bangunan lainnya, lubang bekas
peruntukan lainnya yang terdiri
tambang dan/atau danau pascatambang
atas:
a) area permukiman; Prinsip Penetapan Reklamasi Bentuk Lain
b) pariwisata; 1. Kesesuaian dengan dokumen lingkungan hidup
c) sumber air; dan 2. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
d) area pembudidayaan. (RTRW)
Penjelasan mengenai program Reklamasi 3. Kesepakatan dengan pemilik lahan
bentuk lain mencakup kegiatan
penatagunaan lahan beserta lokasi dan 4. Kesepakatan dengan pemangku kepentingan
luasannya yang peruntukannya bukan 5. Rekomendasi dari Pemerintah Daerah
revegetasi (contoh: area permukiman,
6. Sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan sosial dan
kawasan industri, pariwisata,
pembudidayaan, dan lain-lain) dalam ekonomi masyarakat setelah tambang berakhir
dokumen rencana Reklamasi dan/atau 7. Sebagai bentuk pelestarian lingkungan dan budaya
rencana Pascatambang. bagi masyarakat
PERKEMBANGAN REKLAMASI BENTUK LAIN
PTLS – PT Indominco
Rencana dan
Realisasi Reklamasi
Lahan Bekas
Tambang
dalam bentuk
pengembangan
Energi baru
terbarukan
AGRO ENERGI – PT GUNUNG BAYAN Rencana Lokasi PLTS – PT Multi Harapan Utama

4
KEPMEN ESDM No. 1827 Tahun 2018
Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan

JAMINAN REKLAMASI DAN PENUTUPAN TAMBANG

Perusahaan wajib menyediakan jaminan reklamasi sesuai perhitungan


rencana reklamasi.

Perusahaan wajib menyediakan jaminan penutupan tambang sesuai


perhitungan rencana penutupan tambang.
JAMINAN REKLAMASI (1)

Bentuk jaminan reklamasi dapat berupa Deposito Berjangka, Bank Garansi,


Asuransi, atau Cadangan Akuntansi (Accounting Reserve).
Jaminan reklamasi harus menutup seluruh biaya pelaksanaan pekerjaan
reklamasi.
Perusahaan wajib menempatkan jaminan reklamasi sebelum melakukan
eksploitasi/operasi produksi.
JAMINAN REKLAMASI (2)

Perusahaan wajib mengajukan bentuk jaminan reklamasi kepada menteri, gubernur,


bupati/walikota sesuai kewenangan masing-masing.
Bentuk jaminan reklamasi ditetapkan oleh menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai
kewenangan masing-masing.
Penempatan jaminan reklamasi tidak menghilangkan kewajiban perusahaan untuk
melaksanakan reklamasi
Kekurangan biaya pelaksanaan reklamasi tetap menjadi tanggung jawab perusahaan
JAMINAN PENUTUPAN TAMBANG

Bentuk jaminan penutupan tambang berupa DEPOSITO BERJANGKA


Penempatan jaminan penutupan tambang tidak menghilangkan kewajiban
perusahaan untuk melakukan penutupan tambang.
Kekurangan biaya untuk menyelesaikan penutupan tambang tetap menjadi
tanggung jawab perusahaan.
Jaminan penutupan tambang ditempatkan setiap tahun dan wajib terkumpul
seluruhnya (100%) dua tahun sebelum tutup tambang.
PENCAIRAN/PELEPASAN JAMINAN

Perusahaan dapat mengajukan pencairan/pelepasan jaminan reklamasi.

Perusahaan dapat mengajukan pencairan jaminan penutupan tambang


secara bertahap atau sekaligus.
PENGAWASAN

Pengawasan pelaksanaan reklamasi dan penutupan tambang


dilakukan oleh menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan
kewenangan masing-masing.
Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangan
masing-masing menugaskan pejabat fungsional INSPEKTUR TAMBANG
untuk melaksanakan tugas pengawasan.
Peraturan ttg BML dan Kualitas Limbah
Instansi yang berwenang: KLH/DLH (kab/Kota)
Ditjen MBP (DTLMBP) selalu dilibatkan dalam penyusunan peraturan
tersebut agar secara teknis dan operasional peraturan-peraturan tersebut
dapat dilaksanakan pada kegiatan pertambangan secara cost effective
Peraturan tentang Baku Mutu Lingkungan dan
Kualitas Limbah
PERMEN LH Nomor 113/2003 tentang Baku Mutu Air Limbah
Pertambangan dan Pengolahan/ Pencucian Batubara
PERMEN LH Nomor 202/2004 tentang Baku Mutu Air Limbah
Pertambangan dan Pengolahan Emas/Tembaga
Peraturan ttg BML dan Kualitas Limbah
PERMEN LH Nomor 04/2006 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi
Usaha dan/atau Kegiatan Pertambangan Bijih Timah.
PERMEN LH Nomor 09/2006 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi
Usaha dan/atauKegiatan Pertambangan Bijih Nikel
PENCEMARAN & PERUSAKAN LINGKUNGAN

 Pencemaran Lingkungan Hidup adalah MASUK atau DIMASUKANNYA mahkluk


hidup, zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga MELAMPAUI baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan

 Perusakan Lingkungan Hidup ADALAH TINDAKAN ORANG yang


menimbulkan PERUBAHAN LANGSUNG atau TIDAK LANGSUNG
terhadap sifat fisik, kimia dan/atau hayati lingkungan hidup
sehingga MELAMPAUI kriteria baku kerusakan lingkungan hidup

(UU No.32 Thn 2009)


POM Training
PENGELOLAAN LUBANG BEKAS TAMBANG
• Luasan/jumlah void mengacu pada dokumen Lingkungan Hidup dan dokumen
1 Rencana Pascatambang

• Pemanfaatan void harus sesuai kesepakatan para pemangku kepentingan


(stakeholder) yang dituangkan dalam surat permintaan dari masyarakat/ warga atau
2 Berita Acara Konsultasi Rencana Pascatambang

• Perusahaan pertambangan wajib berupaya melakukan pengamanan terhadap void


yang ditinggalkan
3

• Penyerahan lahan bekas tambang baik berupa area revegetasi/ lubang tambang/
bentuk lainnya harus melalui mekanisme pelaksanaan pascatambang yang disetujui
4 oleh pemberi izin.
Sumber Dampak Terhadap Lingkungan Hidup

1. Tahap Persiapan • Pembebasan lahan


• Mobilisasi peralatan
• Pembangunan jalan tambang
• Pembangunan sarana penunjang
• Pembersihan lahan
2. Tahap Operasi • Pengupasan tanah pucuk
• Pengupasan & penimbunan tanah penutup
• Penambangan
• Pengangkutan & penimbunan
• Pengolahan
• Reklamasi lahan bekas tambang
• Pengoperasian sarana penunjang
3. Tahap Pasca • Reklamasi & rehabilitasi lahan bekas tambang
Operasi • Pemutusan hubungan kerja
DAMPAK YG DIPERKIRAKAN AKAN MUNCUL

Komponen Lingkungan Hidup


yg diperkirakan akan terkena dampak

1. Komponen lingkungan fisik


• Perubahan bentang alam/topografi
• Gangguan terhadap stabilitas lereng maupun timbunan
• Penurunan kualitas udara (debu, gas, getaran & kebisingan)
• Penurunan kualitas air permukaan & air tanah
• Erosi pada lahan terbuka
• Perubahan peruntukan lahan
• Perubahan iklim mikro

2. Komponen lingkungan kimia


• Perubahan kualitas kimia air, tanah & udara
3. Komponen lingkungan biologi
• Gangguan terhadap habitat biota darat & perairan
• Penurunan jumlah & jenis flora & fauna

4. Komponen lingkungan sosial-ekonomi-budaya


• Timbulnya keresahan sosial pada saat pembebasan lahan
• Timbulnya keresahan sosial karena tenaga kerja lokal tidak tertampung
serta PHK pada saat pascatambang
• Ketergantungan perekonomian setempat terhadap kegiatan pertambangan
KEGIATAN PERTAMBANGAN YG MENGHASILKAN LIMBAH
Komponen kegiatan yg berdampak terhadap lingkungan :
• Pembukaan lahan
• Penggalian & penimbunan
• Pengolahan & pemurnian
• Pengangkutan

1. Kegiatan eksplorasi
• Peralatan eksplorasi (oli bekas, gemuk, suku cadang & sisa bahan kimia
(lumpur bor))
2. Studi kelayakan
• Kegiatan pemboran
• Pemetaan
• Uji sumur & parit uji
3. Konstruksi
• Peralatan yg digunakan
• Limbah domestik & material logistik (makanan, minuman, peralatan kantor,
limbah rumah tangga dll)
4. Penambangan
• Limbah yg dihasilkan sangat tergantung dengan target produksi
• Jenis & jumlah relatif sama dengan konstruksi

5. Pasca tambang
• Limbah yg dihasilkan sudah menurun jumlah & jenisnya, dan mengarah pada
perbaikan menuju kestabilan lingkungan yang baru.
C. JENIS LIMBAH YG DIHASILKAN

Dari semua kegiatan pertambangan berpotensi menghasilkan limbah, & dipisahkan


menjadi beberapa jenis :

1. Air limbah tambang


• Air larian permukaan yg kontak langsung dengan kegiatan tambang
• Keruh & berlumpur karena erosi
• Apabila ada material pembangkit asam, akan bersifat asam
• Sumber pencemar apabila bercampur dengan perairan umum

2. Limbah domestik
• Perkantoran, perumahan/ mess karyawan & kegiatan lain
• Dibedakan organik & anorganik
• Organik (kertas, sisa makanan sampah dari tumbuhan)
• Anorganik (kemasan plastik atau logam)
4. Limbah non bahan berbahaya & beracun (non B3)
• Sebagaian besar bekas kemasan dari plastik atau logam

5. Limbah B3
• Sifat mudah meledak, terbakar, korosif & beracun/ berbahaya bagi kehidupan &
kesehatan
• Sebagian besar dari aktifitas perbengkelan & pengolahan komoditas tambang
• Oli bekas, material yg terkontaminasi (bensin, solar, minyak tanah), gemuk
bekas, suku cadang kendaraan/ mesin yg mengandung hidrokarbon, sisa
bahan kimia maupun kadaluarsa dll
PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERTAMBANGAN

A. PENGELOLAAN PERTAMBANGAN

1. AMDAL (Andal, RKL & RPL) atau UKL-UPL


• AMDAL merupakan kajian terhadap dampak besar & penting dari suatu
kegiatan usaha yg direncanakan pada lingkungan hidup.
• UKL-UPL merupakan pengelolaan & pemantauan kegiatan yg tidak berdampak
penting terhadap lingkungan hidup.
• Perbedaan AMDAL & UKL-UPL , AMDAL untuk skala besar dan UKL-UPL untuk
skala yg lebih kecil.
• Salah satu bagian penting dari AMDAL adalah RKL & RPL

2. Rencana Kegiatan
• Sebelum kegiatan pertambangan dimulai harus dibuat suatu rencana kerja dari
data-data eksplorasi , dimaksud agar dapat dilakukan sistimatis & efektif (studi
kelayakan)
3. Pengelolaan Lingkungan
• Mencegah/ mengendalikan dampak dari awal sampai pasca tambang.
• Berpedoman pada dokumen RPL atau UKL

3.a Pembukaan Lahan


• Dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan
• Terlebih dahulu mengidentifikasi flora & fauna, dimaksud agar reklamasi dapat
tetap mempertahankan keanekaragaman yg ada.
3.b Pengelolaan Tanah Pucuk & Tanah Penutup
• Segera dimanfaatkan untuk keperluan reklamasi
• Apabila belum, harus diamankan dari erosi
• Ditimbun dengan cara yg benar
3.c Pengendalian Erosi & Sedimen
• Sarana kendali erosi harus disiapkan
• Saluran drainase, kolam pengendap sedimen & penghalang erosi pada bidang
miring
• Penanaman tanaman penutup (cover crops), tanaman berkayu &
mempertahankan tumbuhan alami
3.d Pengendalian Air Asam Tambang
• Identifikasi batuan pembentuk air asam tambang
• Petakan penyebaran batuan
• Rencanakan penggalian & penimbunan sehingga tidak terbentuk AAT (sulit
dihindari)
• Lakukan pengelolaan dengan kolam pengendap & netralisir dengan kapur, juga
lahan basah (wet land)
3.e Pengelolaan Limbah Penambangan & Pengolahan
• Air limbah dikelola pada kolam pengendap (sedimen pond)
• Tambahkan kapur untuk meningkat pH air
• Flokulan untuk mempercepat proses pengendapan
• Tambang semprot air dapat digunakan kembali (sirkulasi tertutup)
• Tambang bijih air limbah pengolahan dilakukan detoksifikasi utk menurunkan
kandungan logam & kadar bahan kimia terlarut
3.f Reklamasi Lahan Bekas Tambang
• Penimbunan kembali lahan bekas tambang
• Penataan lahan & revegetasi
• Rencana reklamasi dibuat bersamaan & sesuai perencanaan penambangan

3.g Pengelolaan Limbah Fasilitas Penunjang


• Perbengkelan (penyediaan tempat sampah, lokasi penyimpanan suku cadang
bekas & logam-logam bekas
• Oil trap
• TPS limbah B3
• Wadah-wadah penampung limbah cair
• Pengelolaan lambah pd power plant
• Penyimpanan suku cadang & logam bekas
• Penempatan sisa-sisa bahan kimia dll
3.h Pengelolaan Debu & Kebisingan
• Penyiraman pada jalan tambang/angkut
• Penyiraman (water spraying) pada crushing
• Pembuatan jalur hijau kiri kanan jalur transportasi

3.i Pengolahan Bahan Beracun & Berbahaya (B3)


• Bahan-bahan kimia katagori B3 pengelolaan hatus dilakukan baik pada saat
mengangkut, menyimpan, menggunakan maupun membuang.
4. Pemantauan Lingkungan
• Untuk mengetahui kinerja pengelolaan harus dilakukan pemantauan parameter-
parameter lingkungan
• Dilakukan secara periodik sesuai dokumen RPL & UPL
5. Pelaporan Pelaksana Kegiatan
• Setiap triwulan & tahunan ke instansi berwenang
• Laporan sesuai format dilengkapi tabel, diagram, hasil analisis laboratorium,
foto-foto, disain/sketsa teknis maupun peta-peta yg harus dilampirkan
6. Upaya Penanggulangan Perusakan & Pencemaran Lingkungan
• Kepmen ESDM 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah
Teknik Pertambangan Yang Baik
• Lamp V ruang lingkup pengelolaan lingkup hidup meliputi kegiatan :
pengelolaan & pemantauan harus sesuai dgn dokumen lingkungan hidup dan
penanggulangan & pemulihan apabila terjadi pencemaran & atau perusakan
lingkungan hidup
A. PEMERINTAH

1. Penetapan Peraturan
• Peraturan-peraturan tentang perijinan s/d penetapan baku mutu lingkungan.
2. Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Aparat
• Untuk menjembatani komunikasi pemerintah dengan pelaku usaha diperlukan
aparat yg kompoten & berkualitas
• Dilakukan melalui perekrutan baru, diklat, kursus, magang dll
3. Penyuluhan & Pembinaan
• Melakukan sosialisasi program melalui pembinaan & penyuluhan.
• Dengan demikian program yang berwawasan lingkungan dapat terwujud.
4. Pengawasan
• Pengawasan terhadap penaatan peraturan perlu dilakukan terus menerus
• Agar program pengawasan dapat mencapai tujuan, diperlukan pejabat
pengawas dan Inspekrtur Tambang.
4.a Pengawasa Secara Administrasi
1) Mengevaluasi RKL/UKL dan RPL/UPL
2) Mengevaluasi RKTTL (RKAB)
3) Mengevaluasi laporan pelaksanaan pengelolaan & pemantauan lingkungan
4) Mengevaluasi laporan hasil analisis kualitas air, tanah & udara
5) Mengevaluasi rencana & pelaksanaan reklamasi
6) Mengevaluasi informasi laporan kerusakan & atau pencemaran lingkungan
7) Mengevaluasi pemakaian bahan kimia untuk penanggulangan pencemaran &
bahan kimia lainnya
8) Mengevaluasi laporan studi teknis konstruksi & peralatannya yg berkaitan
dengan pengelolaan & pemantauan lingkungan
4.b Pengawasan Secara Teknis Operasional
1) Inspeksi secara berkala
2) Inspeksi khusus apabila diduga atau terjadi kerusakan & pencemaran
lingkungan
3) Inspeksi teknis peralatan pengolah limbah, penanggulangan & pencegahan
pencemaran utk yg akan dipergunakan
4) Penilaian lapangan utk kesiapan eksplotasi
5) Pemeriksaan lapangan sebagai tindak lanjut inspeksi
6) Evaluasi pelaksanaan reklamasi
7) Evaluasi pelaksanaan pasca tambang

• Temuan-temuan inspeksi selalu didiskusikan diakhir inspeksi untuk memperoleh


penjelasan KTT & manajemen.
• Temuan yg penting & prinsip ditulis/ didaftarkan dalam Buku Tambang sebagai
perintah resmi Inspektur Tambang kepada KTT untuk ditindaklanjuti.
AIR ASAM TAMBANG DALAM KEGIATAN TAMBANG
PENYALURAN AIR DI
TAMBANG TERBUKA

Saluran pengalihan menjaga agar aliran air


tidak memasuki daerah kerja dan
mengalirkannya ke kolam pengendapan.

29
24
Pemantauan

Keberhasilan
Revegetasi
Data pH Air
10
PerMen LH 9/2006
9

7
pH

6
PerMen LH 9/2006 Sediment Pond Geomin
Basecamp SP Emea SP
5
Huko Huko SP

Sediment Pond Emea PerMen


4
LH 9/2006

3
Des

Des
Mei
Juni
Juli
A gst
Sept
Ok t

Mei
June

A gst
Sept
Ok t

Jul

Oct

Jul
Jan
Feb
Mar
A pr

Jan
Feb
Mar
A pr

Jan
Feb
Mar
A pr

Jun

A ug
Sep

Dec
Jan
Feb
Mar
A pr

Jun

A ug
Sep
Nov

July

Nov

May

Nov

May

2007-2010

• Kestabilan
Kualitas Lereng
• Air timbunan
Pemantauan • Fungsi Sarana
• Udara
• Tanah pengendalian
erosi

• Mempunyai alat pantau yang akurat


• Metode yang dilakukan secara pengukuran langsung
• Pemantauan dilakukan secara berkala (hari/minggu/bulan/tahun)
Sarana Penunjang

1. Dibuat kolam Ijin penyimpanan sementara limbah


1. Dibuat Drainase
pengendap B3 dari KLH
2. Pemisahan jenis
dan/atau kolam Dibuat: sampah Dibuat:
perangkap oli 1. Sistem Drainase 3. Dibuat IPAL 1. Drainase
2. Dilakukan secara rutin 2. Kolam Perangkap Oli 4. Melakukan 2. Jalur Hijau
pengelolaan 3. Tempat Penampungan Limbah penanaman di 3. Penyiraman
(Pengerukan, B3 sekeliling
pembersihan,Perbai 4. Pemisahan Jenis Sampah perkantoran
kan,Perluasan) 5. Kolam Sedimen

1. Dilakukan pengelolaan sampah secara terpadu.


2. Pengelolaan terhadap tanah yang tercemar oleh minyak
3. Dilakukan perawatan pada fasilitas pengelolaan (kolam pengendap dan/atau kolam
perangkap oli) yang terdapat di sarana penunjang
BUKAAN LAHANTAMBANG SESUAI RENCANA
PENGELOLAAN DEBU
Pengelolaan Limbah B3

Anda mungkin juga menyukai