Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KULIAH PENGELOLAAN LINGKUNGAN TAMBANG

Nama : Michael Jerrycho Purba


NIM : 03021281823073
Kelas : A
Kampus : Indralaya

Literatur reklamasi yang di banding kan adalah :

 Undang-Undang No 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara


 Undang-Undang No 3 Tahun 2020 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara ( Perubahan
dari UU No 4 Tahun 2009 )

A. REKLAMASI DAN ATURAN PASCATAMBANG UNDANG-UNDANG NO 4 TAHUN 2009

 Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan


untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar
dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya (Pasal (1) Ayat 26)
 Kewenangan Pemerintah dalam pengelolaan pertambangan mineral dan batubara,
antara lain, adalah: pembinaan dan pengawasan terhadap reklamasi lahan
pascatambang ( Pasal 6 Ayat (1) )
 IUP Operasi Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf b wajib
memuat ketentuan sekurang-kurangnya: lingkungan hidup termasuk reklamasi dan
pascatambang dana jaminan reklamasi dan pascatambang ( Pasal 39 Ayat (2) )
 Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik,pemegang IUP dan IUPK
wajib melaksanakan: pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan,
termasuk kegiatan reklamasi dan pascatambang; ( Pasal 96 Ayat (3)
 Setiap pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan rencana reklamasi dan rencana
pascatambang pada saat mengajukan permohonan IUP Operasi Produksi atau IUPK
Operasi Produksi. (Pasal 99 Ayat (1) )
 Pelaksanaan reklamasi dan kegiatan pascatambang dilakukan sesuai dengan
peruntukan lahan pascatambang. (Pasal 99 Ayat (2) )
 Pemegang IUP dan IUPK wajib menyediakan dana jaminan reklamasi dan dana
jaminan pascatambang. (Pasal 100 Ayat 1)
 Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dapat
menetapkan pihak ketiga untuk melakukan reklamasi dan pascatambang dengan dana
jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (Pasal 100 Ayat 2)
 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberlakukan apabila pemegang IUP
atau IUPK tidak melaksanakan reklamasi dan pascatambang sesuai dengan rencana
yang telah disetujui.(Pasal 100 Ayat 3)
 Ketentuan lebih lanjut mengenai reklamasi dan pascatambang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 99 serta dana jaminan reklamasi dan dana jaminan pascatambang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 diatur dengan peraturan pemerintah ( Pasal
101 Ayat 1)
 Jenis usaha jasa pertambangan meliputi: a. konsultasi, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengujian peralatan di bidang: 7) pascatambang dan reklamasi; dan/atau K3 ( Pasal
124)
 Menteri melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pengelolaan usaha
pertambangan yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya. ( Pasal 140 Ayat 1) Pengawasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 140, antara lain, berupa: pengelolaan lingkungan
hidup, reklamasi, dan pascatambang; (Pasal 141 Ayat 1 bagian h )

B. REKLAMASI DAN ATURAN PASCATAMBANG UNDANG-UNDANG NO 3 TAHUN 2020

 Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan Usaha Pertambangan


untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar
dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. (Pasal 1 Ayat 26)
 Kegiatan Pascatambang, yang selanjutnya disebut Pascatambang, adalah kegiatan
terencana, sistematis,dan berlanjut setelah sebagian atau seluruh kegiatan Usaha
Pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut
kondisi lokal di seluruh wiiayah Penambangan. (Pasal 1 Ayat 27)
 Pemerintah Fusat dalam pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara,
berwenang: melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Reklamasi dan
Pascatambang; (Pasal 6 Ayat 1 bagian q)
 IUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) paling sedikit memuat:
kewajiban melaksanakan Reklamasi dan Pascatambang; (Pasal 39 Ayat 1 bagian k )
 Menteri bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kaidah teknis pada IPR yang
meliputi: pengelolaan lingkungan hidup termasuk Reklamasi dan Pascatambang.
( Pasal 73 Ayat 2)
 Penyediaan data dan informasi Pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
87A dilakukan oleh pusat data dan informasi Pertambangan yang dikelola oleh
Menteri (Pasal 87 B Ayat 1 ) Pusat data dan informasi Pertambangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mengelola informasi paling sedikit tentang: Reklamasi dan
Pascatambang (Pasal 87 B Ayat 1 bagian i )
 Dalam penerapan kaidah teknik Pertambangan yang baik, pemegang IUP atau IUPK
wajib melaksanakan: pengelolaan dan pemantauan lingkungan Pertambangan,
termasuk kegiatan Reklamasi dan/atau Pascatambang ( Pasal 96 bagian b )
 Pemegang IUP atau IUPK wajib menyusun danmenyerahkan rencana Reklamasi
dan/atau rencana Pascatambang. ( Pasal 99 ) Pelaksanaan Reklamasi dan
Pascatambang dilakukan sesuai dengan peruntukan lahan Pascatambang.
 Dalam pelaksanaan Reklamasi yang dilakukan sepanjang tahapan Usaha
Pertambangan, pemegang IUP atau IUPK wajib: a. memenuhi keseimbangan antara
lahan yang akan dibuka dan lahan yang sudah direklamasi; dan b. melakukan
pengelolaan lubang bekas tambang akhir dengan batas paling luas sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemegang IUP atau IUPK wajib
menyerahkan lahan yang telah dilakukan Reklamasi dan Pascatambang kepada pihak
yang berhak melalui Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. (Pasal 99 Ayat 1-3 ) Pemegang IUP atau IUPK wajib menyediakan dan
menempatkan dana jaminan Reklamasi dan atau dana jaminan Pascatambang.
 Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pengelolaandan pemantauan lingkungan
Pertambangan termasukkegiatan Reklamasi danl atau Pascatambang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 96 huruf b, penyusunan dan penyerahan rencana Reklamasi
dan/atau rencana Pascatambang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99, dan dana
jaminan Reklamasi dan/atau dana jaminan Pascatambang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 100 diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah. (Pasal 101)
 Setiap orang yang IUP atau IUPK dicabut atau berakhir dan tidak melaksanakan: a.
Reklamasi dan/atau Pascatambang; dan/atau b. penempatan dana jaminan Reklamasi
dan/atau dana jaminan Pascatambang,dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan denda paling banyakRp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
(Pasal 161 B Ayat 1)
 Selain sanksi pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), eks pemegang IUP atau
IUPK dapat dijatuhi pidana tambahan berupa pembayaran dana dalam rangka
pelaksanaan kewajiban Reklamasi dan/atau Pascatambang yang menjadi
kewajibannya. (Pasal 161 B Ayat 2)
 Sebagai penyempurnaan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2OO9 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara, terdapat materi muatan baru yang ditambahkan
dalam Undang-Undang ini yaitu: penguatan kebijakan terkait pengelolaan lingkungan
hidup pada kegiatan usaha Pertambangan, termasuk pelaksanaan Reklamasi dan
Pascatambang.

C. ULASAN PERBEDAAN ANTARA UU NO 4 TAHUN 2009 DAN UU NO NO 3 TAHUN 2020


TERKAIT REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

Pada dasarnya antara UU No 3 Tahun 2020 dan UU No 4 Tahun 2009 tidak terlalu
terdapat perbedaan yang sangat kontras dan signifikan secara terminologi dan aturan yang
berlaku,namun perbedaan sangat mencolok pada sanksi yang diberikan guna mempertegas
terlaksanaanya kaidah pertambangan yang baik termasuk melakukan reklamasi dan
pascatambang. Pada UU No 4 Tahun 2009 Pasal 39 Ayat 2 dikatakan “IUP Operasi Produksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf b wajib memuat ketentuan sekurang-
kurangnya: lingkungan hidup termasuk reklamasi dan pascatambang dana jaminan reklamasi
dan pascatambang “ hal ini menunjukan telah adanya jaminan reklamasi tambang yang di
berikan kepada pemerintah sebagai jaminan finansial seandainya pemegang IUP tidak
melakukan reklamasi dan pascatambang. Dengan adanya dana jaminan finansial
pasacatambang dan reklamasi itu pemerintah dapat memerintah pihak ke 3 untuk
melaksanakan kegiatan reklamasi dan pasca tambang pada IUP tersebut. ( Pasal 100 Ayat 2
UU No 4 Tahun 2009),namun berbeda dengan regulasi yang ada pada UU No 3 Tahun
2020,disana dikatakan bahwa “Setiap orang yang IUP atau IUPK dicabut atau berakhir
dan tidak melaksanakan: a. Reklamasi dan/atau Pascatambang; dan/atau b. penempatan
dana jaminan Reklamasi dan/atau dana jaminan Pascatambang,dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah). (Pasal 161 B Ayat 1)”. Kita dapat melihat pada UU No 3 Tahun 2020
,pemegang IUP sangat wajib langsung melakukan reklamasi dan pascatambang,dan jika
hanya memberikan jaminan reklamasi dan pascatambang di awal saja namun tidak melakukan
nya langsung akan mendapat denda sebesar angka terbilang pada pasal 161 B tersebut.
Dengan jabaran UU No 4 tahun 2009 dan UU No 3 Tahun 2020 di atas kita dapat
melihat bahwa pada UU No 3 Tahun 2020 dilakukan perkuatan sanksi dan aturan yang
berlaku kepada pemegang IUP dan IUPK guna terlaksannya Good Mining Practice yang salah
satu komponen nya adalah terlaksannya reklamasi dan pasca tambang,bersamaan dengan
kegiatan penambangan itu di lakukan,dan jika tidak di lakukan dikenakan sanksi dan
hukuman yang berlaku. Perubahan perkuatan aturan reklamasi dan pasca tambang ini di
perjelas kembali pada ketentuan umum UU No 3 Tahun 2020 yang berbunyi “Sebagai
penyempurnaan terhadap Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara, terdapat materi muatan baru yang ditambahkan
dalam Undang-Undang ini yaitu: penguatan kebijakan terkait pengelolaan lingkungan hidup
pada kegiatan usaha Pertambangan, termasuk pelaksanaan Reklamasi dan
Pascatambang. Jadi perubahan yang terlihat dari kedua undang-undang tentang mineral dan
batubara itu adalah
 Perkuatan terhadap regulasi dan sanksi (sanksi lebih mengikat dan jelas0
 Memberikan desain pascatambang sebelum pemerintah memberikan
IUP/IUPK
 Regulasi tentang pascatambang dan reklamasi lebih ketat dan mengusahakan
tercapainya kegiatan penambangan yang baik dan benar,termasuk komitmen
perushaan dalam melaksanakan reklamasi dan pascatambang
Dalam UU No 3 Tahun 2020,untuk pelaksanaan reklamasi dan pascatambang pemegang IUP/IUPK
harus memastikan keseimbangan ekosistem dimana yang terdapat dalam pasal 99 ayat 1-3 yang
berbunyi “Dalam pelaksanaan Reklamasi yang dilakukan sepanjang tahapan Usaha Pertambangan,
pemegang IUP atau IUPK wajib: a. memenuhi keseimbangan antara lahan yang akan dibuka dan
lahan yang sudah direklamasi; dan b. melakukan pengelolaan lubang bekas tambang akhir
dengan batas paling luas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan” . Dengan
demikian ekosistem hasil pascatambang juga harus di kontrol agar sesuai dengan keadaan yang
diminta oleh pihak pemerintah, hal yang sama pada lubang void (lubang tambang pada highwall final
yang terisi air ) harus bervolume tidak lebih dari peraturan yang sudah diberlakukan oleh pemerintah.
Namun pada UU No 4 Tahun 2009 belum ada regulasi yang spesifik seperti ini,hanya menuntut
dilakukanya pasca tambang dan reklamasi saja.
DAFTAR PUSTAKA

..................(2020) Undang-Undang Repulik Indonesia No 3 Th 2020 Tentang Mineral dan Batubara


..................(2009) Undang-Undang Repulik Indonesia No 4 Th 2009 Tentang Mineral dan Batubara

LAMPIRAN

 UU No 4 Tahun 2009 Pasal 39 Ayat 2


 Pasal 100 Ayat 2 UU No 4 Tahun 2009
 UU No 3 Tahun 2020 Pasal 161 B Ayat 1
 Ketentuan umum UU No 3 Tahun 2020
UU No 4 Tahun 2009 Pasal 39 Ayat 2
Pasal 100 Ayat 2 UU No 4 Tahun 2009

UU No 3 Tahun 2020 Pasal 161 B Ayat 1


Ketentuan umum UU No 3 Tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai