Anda di halaman 1dari 180

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

NOMOR: 1457 K/28/MEM/2000


TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI BIDANG
PERTAMBANGAN DAN ENERGI

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Menimbang: a. bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 6 dan Pasal 9


Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai
Daerah Otonom maka guna mewujudkan pelaksanaan
pembangunan sektor pertambangan dan energi yang
berwawasan lingkungan, perlu menetapkan Pedoman Teknis
Pengelolaan Lingkungan di Bidang Pertambangan dan Energi;
b. bahwa Pedoman Teknis sebagaimana dimaksud dalam huruf
a dapat digunakan oleh Badan Legislatif Daerah maupun
Badan Eksekutif Daerah dalam menetapkan peraturan
perundang-undangan pengelolaan lingkungan bidang
pertambangan dan energi;

Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 44 Tahun Prp Tahun 1960 tentang


Pertambangan Minyak dan Gas Bumi (LN Tahun 1960 Nomor
133, TLN Nomor 2070);
2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Pertambangan (LN Tahun 1967 Nomor 22,
TLN Nomor 2831);
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (LN Tahun
Nomor 1971 Nomor 76, TLN Nomor 2971);
4. Undang-undan Nomor 15 Tahun 1985 tentang
Ketenagalistrikan (LN Tahun 1985 Nomor 74, TLN Nomor
3317);
5. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan
Ruang (LN Tahun 1992 Nomor 115, TLN Nomor 3502);
6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (LN Tahun 1997 Nomor 68, TLN Nomor
3699);

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 1
7. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah (TLN Tahun 1999 Nomor 60, LN Nomor 3848);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969 tentang
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan (LN Tahun 1969
Nomor 60, TLN Nomor 2916) sebagaimana telah diubah
dengan peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 1992 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969
(LN Tahun 1992 Nomor 129, TLN Nomor 3510);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1973 tentang
Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang
Pertambangan (LN Tahun 1973 Nomor 25, TLN Nomor 3003);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (LN Tahun 1999 Nomor 59,
TLN Nomor 3838);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai
Daerah Otonom (LN Tahun 2000 Nomor 54, TLN Nomor
3952);
12. Keputusan Presiden Nomor 234/M Tahun 2000 tanggal 23
Agustus 2000 tentang Pembentukan kabinet Periode Tahun
2000 sampai dengan Tahun 2004;
13. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 1748
Tahun 1992 tanggal 31 Desember 1992 tentang Organisasi dan
data Kerja Departemen Pertambangan dan Energi
sebagaimana telah diubah dengan keputusan Menteri
Pertambangan dan Energi Nomor 169 Tahun 1988 tanggal 17
Februari 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat
Jenderal Listrik dan Pengembangan Energi;

MEMUTUSKAN

Menetapkan: KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA


MINERAL TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN
LINGKUNGAN DI BIDANG PERTAMBANGAN DAN ENERGI

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 2
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pengelolaan lingkunan adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian
lingkungan.
2. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
3. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) adalah suatu dokumen yang bukan merupakan bagian Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan dan tidak dinilai oleh Komisi Penilai.
4. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan energi dan sumber daya mineral yang
akan dilaksanakan
5. Komisi Penilai adalah komisi yang bertugas menilai dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan, yaitu di tingkat Pusat oleh Komisi Penilai
Pusat dan di tingkat Daerah oleh Komisi Penilai Daerah.

BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 2
(1) Pengelolaan lingkungan di bidang pertambangan dan energi dilakukan dari
tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan tahap pemantauan dan
evaluasi.
(2) Bidang pertambangan dan energi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
meliputi kegiatan di bidang pertambangan umum, minyak dan gas bumi,
ketenagalistrikan dan panas bumi serta air bawah tanah.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 3
BAB III
TAHAP PERENCANAAN

Pasal 3
(1) Setiap kegiatan di bidang pertambangan dan energi dimulai dengan
penyusunan studi lingkungan.
(2) Penyusunan studi lingkungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat
berupa:
a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang terdiri dari
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA Andal), Analisis
Dampak Lingkungan (Andal), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL);
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkunaan (UPL).

Pasal 4
(1) Bagi kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting wajib menyusun
Amdal sesuai Pedoman Penyusunan Amdal sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I Keputusan Menteri ini.
(2) Dokumen Amdal disusun oleh Pemrakarsa dan atau dapat dibantu oleh
konsultan yang memenuhi kriteria sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
Keputusan Menteri ini.
(3) Dokumen Amdal diserahkan kepada Komisi Penilai untuk dinilai kelayakan
lingkungannya sesuai pedoman sebagaimana tercantum dalam Lampiran III
Keputusan Menteri ini.

Pasal 5
Bagi kegiatan yang tidak wajib menyusun Amdal wajib menyusun UKL dan UPL
sesuai pedoman sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Keputusan Menteri ini.

Pasal 6
(1) Rencana kegiatan pertambangan dan energi wajib dilakukan sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah dan atau Rencana Tata Ruang Kawasan.
(2) Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah dan atau Rencana Tata Ruang
Kawasan mempertimbangkan Kriteria Tata Ruang dan Kawasan Lindung
Aspek Pertambangan dan Energi.
(3) Kriteria Tata Ruang dan Kawasan Lindung Aspek Pertambangan dan Energi
sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Keputusan Menteri ini.
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 4
BAB IV
TAHAP PELAKSANAAN

Pasal 7
(1) Apabila terdapat ketidaksesuaian dalam pelaksanaan RKL dan RPL di
lapangan, pemrakarsa dapat mengajukan revisi RKL dan RPL.
(2) Revisi RKL dan RPL sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan sesuai
pedoman sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI Keputusan Menteri ini.

BAB V
TAHAP PEMANTAUAN

Pasal 8
(1) Pemrakarsa kegiatan wajib menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan
RKL dan RPL dan atau UKL dan UPL.
(2) Laporan pelaksanaan pengelolaan lingkungan atau pelaksanaan RKL dan RPL
atau UKL dan UPL disusun sesuai Format Laporan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran VII Keputusan Menteri ini.

BAB VI
PENUTUP

Pasal 9
Kebijaksanaan dalam bentuk pengaturan kewenangan dan pedoman-pedoman
lainnya yang dipandang perlu dan belum tercantum dalam Pedoman Teknis ini akan
diatur dan ditetapkan kemudian.

Pasal 10
Keputusan Menteri ini mulai berlaku tanggal ditetapkan.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 5
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 3 November 2000
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

ttd

Purnomo Yusgiantoro

Tembusan:
1. Presiden Republik Indonesia
2. Wakil Presiden Republik Indonesia
3. Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah
4. Menteri Negara Lingkungan Hidup/Kepala Bapedal
5. Sekretaris Jenderal Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
6. Inspektur Jenderal Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
7. Para Direktur Jenderal di lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral
8. Para Gubernur di seluruh Indonesia
9. Para Bupati/Walikota di seluruh Indonesia

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 6
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL
NOMOR : 1457 k/28/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK


LINGKUNGAN UNTUK KEGIATAN PERTAMBANGAN DAN ENERGI

A. Latar belakang
1. Kegiatan pertambangan dan energi dimaksud dalam Pedoman Teknis
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) ini,
meliputi kegiatan:
a. Pertambangan Migas dan Panas Bumi.
b. Pertambangan Umum.
c. Ketenagalistrikan.
2. Kegiatan di bidang pertambangan dan energi sebagaimana dimaksud
dalam angka 1 yang berpotensi menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan Amdal.
3. Jenis kegiatan pertambangan dan energi sebagaimana dimaksud pada
angka 1 ditetapkan dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup.

B. Tata cara penyusunan Amdal


1. Penyusunan Amdal dapat dilakukan oleh Pemrakarsa dan atau dengan
bantuan jasa konsultan lingkungan.
2. Tim Penyusun sebagaimana dimaksud dalam angka 1 diketahui oleh ahli
lingkungan yang telah mendapatkan sertifikat minimal Amdal B,
sedangka anggota tim harus terdiri dari berbagai ahli disiplin ilmu yang
berkaitan dengan komponen kegiatan dan komponen lingkungan yang
berpotensi terkena dampak.
3. Penyusunan Amdal untuk kegiatan pertambangan dan energi wajib
melibatkan peran serta masyarakat dalam penentuan isu penting (sesuai
Keputusan Kepala Bapedal Nomor 8 Tahun 2000).
4. Pembuatan peta dalam dokumen Amdal wajib mengikuti format yang
telah ditentukan.
5. Penyusunan dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan
(KA-Andal), Analisis Dampak Lingkungan (AndaL), Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 7
(RPL) untuk kegiatan pertambangan dan energi dilakukan sesuai dengan
Pedoman Teknis.
6. Untuk memenuhi penilaian yang obyektif atas Andal, RKL dan RPL
pemrakarsa diwajibkan menggunakan jasa laboratorium lingkungan yang
telah ditunjuk oleh Pemerintah, sesuai dengan peraturan perundangaan
yang berlaku.
7. Hasil analisis dari laboratorium lingkungan yang dicantumkan dalam
dokumen Amdal agar dilegalisir oleh lanoratorium yang bersangkutan.

C. Format petunjuk penyajian peta dalam dokumen Amdal untuk kegiatan


pertambangan dan energi.
1. Ketentuan umum
a) Peta digambar pada kertas berukuran AI
b) Skala yang ditentukan adalah:
1: 10.000 atau
1: 25. 000 atau
1: 50.000.
c) Format mengikuti contoh. Dalam hal luas wilayah tidak dapat
dimasukkan dalam kertas berukuran AI dengan skala seperti
ketentuan di atas, skala dapat disesuaikan dengan ukuran kertas
yang digunakan.
d) Sistem proyeksi yang digunakan agar dicantumkan dalam lembar
peta (missal: universal Tranverse Mercator zone ……ellipsoid.….)
2. Jenis peta
a) Peta situasi
Peta yang menggambarkan kegiatan pertambangan dan energi serta
kaitannya dengan kegiatan lain di sekitarnya. Informasi yang
ditampilkan, antara lain:
(1) Lokasi kegiatan;
(2) Batas (longitudinal, latitude), KP Eksplorasi dan rencana KP
Eksploitasi;
(3) Sarana dan prasarana;
(4) Pemukiman;
(5) Lingkungan hidup alami (sungai, danau, rawa dan lain-lain);
(6) Sumberdaya alam lainnya;
(7) Kegiatan lain yang ada di sekitar lokasi kegiatan.
b) Peta batas wilayah studi dan lokasi pengambilan sampel
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 8
Peta yang menggambarkan batas wilayah studi serta lokasi
pengambilan sampel yang dilakukan ditinjau dari:
(1) Batas proyek;
(2) Batas ekologi
(3) Batas sosial;
(4) Batas administrasi.
Informasi lain yang perlu ditampilkan, antara lain:
(1) Pemukiman, sungai, jalan;
(2) Arah migrasi satwa (jika ada)
- Nomor halaman diberi kode dengan memperhatikan
nomor Bab (misalnya: I-1, II-1, III-1 dan seterusnya).
- Judul Bab diketik di bagian atas teks pada halaman baru
menggunakan angka Romawi I, II, III dan seterusnya
(missal: BAB I, PENDAHULUAN
- Judul Sub Bab diketik pada bagian atas teks, di sebelah
kiri dengan huruf besar (misal: A. LATAR BELAKANG);
sedangkan judul Sub-sub Bab, selanjutnya
menggunakan angka latin (1, 2, 3 dan seterusnya);
- Penulisan yang bersifat perincian, diberi kode sebagai
berikut:
(1)………, (2),………..(3) …………, dan seterusnya.
- Daftar pustaka ditulis dalam urutan abjad secara
kronologis serta dilengkapi dengaan nama pokok dan
insial pengarang, tahun terbit, judul, jilid, edisi, nama
penerbit, dan tempat penerbit.
c) Warna sampul dokumen Amdal untuk kegiatan:
- Pertambangan migas dan panasbumi : putih.
- Pertambangan umum : hijau
- Ketenagalistrikan:
PLTT (PLTU/GU, PLTP, PLTG/D : merah
PLTA : biru
Transmisi : kuning
d) Dalam penyampaian dokumen Andal, RKL dan RPL supaya
dilengkapi dengan ringkasan eksekutive summary), dimana
ringkasan tersebut disusun sedemikian rupa sehingga dapat:
- Langsung mengemukakan masukan penting bagi
pengambilan keputusan;
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 9
- Isinya mudah dipahami oleh semua pihak;
- Memuat uraian singkat tentang:
• Rencana pembangunan proyek dengan berbagai
kemungkinan dampak pentingnya;
• Peta yang menggambarkan dengan jelas tentang
informasi pokok yang ingin ditonjolkan menurut kaidah
perpetaan yang baku;
• Matriks derajat dampak penting;
• Rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang
akan dilakukan oleh pemrakarsa;
• Hal-hal lain yang dipandang perlu untuk melengkapi
ringkasan.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 10
LAMPIRAN II : KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL
NOMOR : 1457 k/28/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

PEDOMAN PENILAIAN KONSULTAN MAMPU PENYUSUN STUDI AMDAL


KEGIATAN PERTAMBANGAN DAN ENERGI

I. LATAR BELAKANG
Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi dapat menimbulkan
dampak besar dan penting lingkungan wajib untuk menyusun dokumen
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Amdal ini antara lain berisi
mengenai janji dari pihak pemrakarsa untuk melakukan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan seperti yang tertuang di dalam dokumennya. Untuk
mendapatkan hasil pengelolaan lingkungan yang baik diperlukan juga
dokumen Amdal yang berkualitas.
Dalam rangka untuk lebih meningkatkan kualitas dari dokumen Amdal
kegiatan pertambangan dan energi, dan mekanisme ketatalaksanaan
penyusunannya, serta dalam rangka pembinaan konsultan penyusunan Amdal
kegiatan pertambangan dan enegi, perlu ditetapkan pedoman untuk konsultan
mampu bagi penyusunan dokumen Amdal kegiatan pertambangan dan energi.

II. PENGERTIAN:
1. Penilaian Konsultan Mampu Penyusunan Studi Amdal adalah kegiatan
untuk menilai konsultan yang memenuhi persyaratan administratif dan
teknis yang telah ditentukan dan mampu melaksanakan penyusunan
Amdal kegiatan pertambangan dan energi sesuai pedoman yang berlaku.
2. Konsultan adalah Badan Hukum atau Lembaga
Ilmiah/Litbang/Perguruan Tinggi yang mempunyai kegiatan melakukan
penyusunan studi Amda; untuk kegiatan pertambangan dan energi.
3. Konsultan mampu adalah Konsultan yang mampu menyusun Amdal
sesuai persyaratan administratif dan teknis.
4. Amdal adalah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999, meliputi dokumen Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan (KA Andal), Analisis Dampak Lingkungan
(Andal) Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL).

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 11
III. RUANG LINGKUP
Studi Amdal kegiatan pertambangan dan energi yang pelaksanaannya dapat
dilakukan oleh konsultan adalah seluruh kegiatan yang termasuk kategori
wajib Amdal, meliputi kegiatan:
1. Pertambangan umum tahap eksplitasi produksi untuk jenis tambang
batubara, bijih primer, bijih sekunder, bahan galian bukan logam atau
bahan galian golongan C, dan bahan galian radioaktif, termasuk
pengolahan, penambangan dan pemurnian;
2. Ketenagalistrikan (Transmisi, PLTA, PLTD/PLTG/PLTU/PLTGU, PLTP,
PLTPN, dan pusat listrik dari jenis lain);
3. Usaha migas tahap eksploitasi dan pengembangan produksi di darat dan
di laut, pengolahan minyak, instalasi depot dan transmisi migas (tidak
termasuk pemipaan di dalam lapangan);
4. Pengambilan air bawah tanah)
Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hisup No. KEP-03
Tahun 2000 tentang kegiatan yang wajib menyusun Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (Amdal).

IV. PERSYARATAN KONSULTAN MAMPU


Badan Hukum atau lembaga IImiah/Litbang/Perguruan Tinggi yang data
ditentukan sebagai konsultan mampu penyusun studi Amdal kegiatan
pertambangan dan energi, harus memenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan teknis, sebagai berikut:
A. Persyartan Administratif
1. Persyaratan administratif yang harus dipenuhi/dimiliki oleh pemohon
yang berbentuk Badan Hukum adalah:
1. Akte pendirian perusahaan yang telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman dan sudah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia:
2. Surat Izin domisili;
3. Surat izin Usaha Perdagangan (SIUP);
4. Tanda Daftar Perusahaan (TDP);
5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
6. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
7. Referensi bank;
8. Surat Pernyataan Bukan Pegawai Negeri Sipil dan
Direksi/pengurus Perusahaan dan Komisaris;
9. Alamat Perusahaan, meliputi: nama jalan, kota, telepon/fasksimili.
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 12
2. Persyaratan administratif yang harus dipenuhi/dimiliki oleh Lembaga
Ilmiah atau Perguruan Tinggi adalah:
1. Ijin bergerak di bidang konsultan dari Pejabat Eselon I yang
bersangkutan;
2. Pejabat yang bertanggung jawab harus mencantumkan: nama,
jabatan, dan daftar riwayat hidup (CV);
3. Tenaga-tenaga yang akan melaksanakan kegiatan penyusunan
Amdal kegiatan Pertambangan dan Energi (dicantumkan nama,
pendidikan, dan pengalaman kerja);
4. Alamat Perusahaan, meliputi: nama jalan, kota, telepon/faksimili.

B. Persyaratan Teknis:
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi/dimilki oleh Badan Hukum atau
Lembaga Ilmiah/Litbang/Perguruan Tinggi, adalah memiliki Ketua Tim
(Team Leader), Anggota Tim, sarana dn prasarana pendukung
pelaksanaan studi Amdal.
1. Ketua Tim (Team Leader)
Ketua tim harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Mampu mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan dari
semua aspek yang diteliti;
b. Berpenglaman minimal lima tahun di bidangnya dan sudah
prnah 5 X (lima kali) menyusun studi Amdal kegiatan
pertambangan dan energi;
c. Memiliki sertifikat Amdal A dan B (foto kopi yang sudah
dilegalisir);
d. Mencantumkan daftar riwayat hidup atau curriculum vitae
(CV) yang asli dan sudah ditandatangani (tidak berupa foto
copy).
2. Anggota Tim
Anggota tim memiliki keahlian disesuaikan dengan kebutuhan
untuk penyusunan studi Amdal pada setiap sub sektor kegiatan,
sebagai berikut:
a. Tenaga Ahli Tetap (Tenaga Ahli Utama), memiliki keahlian di
bidang geologi, Kimia/teknik lingkungan, biologi/ekologi,
sosekbudkesmas, minimal yang harus dimiliki oleh setiap
perusahaan;
b. Tenaga Ahli Tidak Tetap (Tenaga Ahli Penunjang), memiliki
keahlian di bidang: oseanologi, ahli biologi kelautan, ahli
teknik sipil, ahli ilmu tanah, ahli kehutanan dan pertanian,
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 13
ahli perpetaan dan komputer, atau tenaga ahli lain seperti
tercantum dalam lampiran Keputusan Menteri ini, yang
diperlukan sesuai spesifikasi kegiatan dan aspek lingkungan
yang akan diteliti;
c. Berpengalaman minimal 2 X (dua kali) dalam menyusun studi
Amdal kegiatan pertambangan dan energi;
d. Memiliki sekurang-kurangnya sertifikat Amdal A atau B dan
mencantumkan foto kopi sertifikat yang sudah dilegalisir;
e. mencantumkan daftar riwayat hidup atau curriculum vitae
(CV) yang ditandatangani asli di atas kertas bermaterai.
3. Sarana dan Prasarana yang dimiliki meliputi:
a. Peralatan-pralatan piranti lunak dan piranti keras;
b. Kantor dengan luas sekurang-kurangnya 100 m2 yang harus
dibuktikan dengan bukti kepemilikan/sewa;
c. Menggunakan laboratorium yang memiliki kemampuan yang
telah ditunjuk Pemerintah.

V. PENYUSUN AMDAL:
A. Badan Hukum/Konsultan:
1. Bagi perusahaan konsultan berbentuk Badan Hukum yang
menggunakan Tenaga Ahli dari Lembaga Ilmiah/perguruan Tinggi,
harus mendapat izin dari Pimpinan yang bersangkutan, minimal
Dekan atau yang sederjat.
2. Perusahaan konsultan tidak dibenarkan mencantumkan Tenaga
Ahli yang ternyata Tenaga Ahli yang bersangkutan tercantum pada
perusahaan konsultan lain atau Lembaga
Ilmiah/Litbang/Perguruan Tinggi dan dalam hal ini terjadi
demikian maka selanjutnya Tenaga Ahli yang bersangkutan tidak
diakui.
3. Jika dipandang perlu perusahaan konsultan dapat melampirkan
Surat Pernyataan Tenaga Ahli bermaterai cukup, yang
menyebutkan perusahan-perusahaan konsultan/Tenaga Ahli yang
bersangkutan terdaftar sebagai Tenaga Ahli dan ditandatangani asli
oleh yang bersangkutan.
4. Apabila karena sesuatu hal, Tenaga Ahli keluar/pindah dari satu
perusahaan konsultan tempatnya bekerja, maka perusahaan
konsultan baru yang akan menggunakan Tenaga Ahli tersebut wajib
melaporkan kepada Komisi Amdal Penilai dengan melapirkan asli
atau legalisir Surat Keterangan Lolos Butuh Tenaga Ahli yang
bersangkutan dari perusahaan konsultan yang lama.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 14
5. Tenaga Ahli yang dimaksud dalam pedoman ini tidak menjadi
Pengurus/Direksi/pemegang Saham/Karyawan dari suatu
perusahaan pemrakarsa/penanggung jawab kegiatan, yaitu
dinyatakan dengan Surat Pernyataan bermaterai cukup yang
ditandatangani asli oleh yang bersngkutan.
6. Bagi perusahaan konsultan berbentuk Badan Hukum yang
menggunakan Tenaga Ahli warga negara asing, harus melampirkan
Surat Ijin Penggunaan Tenaga Kerja dari instansi yang berwenang.
7. Tenaga ahli yang didaftarkan bersifat mengikat, sehingga seluruh
pekerjaan/dokumen yang disusun wajib menggunakan tenaga ahli
yang tercantum pada pendaftaran ini.
8. Bagi perusahaan konsultan berbentuk badan hukum, Lemabga
Penelitian/perguruan Tinggi Indonesia yang melakukan kerjasama
dengan perusahaan berbadan hukum, lembaga penelitian/perguran
tinggi dari luar negeri dalam rangka penyusunan Amdal dimaksud
harus menunjukan surat perjanjian kerjasama dan persetujuan
dengan instansi pemerintah yang berwenang.

B. Pemrakarsa/Penanggung Jawab
1. Bagi pemrakarsa/penanggung jawab kegiatan yang menyusun
sendiri dokumen Amdal-nya, maka staf/karyawan
pemrakarsa/penanggung jawab kegiatan yang menyusun dokumen
Amdal tersebut hanya boleh menyusun dokumen Amdal kegiatan
Pertambangan dan Energi untuk satu perusahaan
pemrakarsa/penanggung jawab kegiatan tempatnya bekerja.
2. Staf/karyawan pemrakarsa/penanggung jawab kegiatan seperti
dimaksud di atas adalah staf/karyawan tetap yang dibuktikan
dengan Surat Pernyataan bermaterai cukup dan ditandatangani asli
oleh yang bersangkutan dan diketahui oleh Pimpinannya.
3. Pemrakarsa/penanggung jawab kegiatan yang dapat menyusun
sendiri dokumen Amdal-nya, adalah pemrakarsa/penanggung
jawab kegiatan yang memenuhi persyaratan administratif dan
teknis sebagaimana tercantum pada pedoman ini.
Pemrakarsa/Konsultan Mampu harus dapat melaksanakan penyusunan
studi Amdal kegiatan pertambangan dan energi mengacu kepada
Pedoman Teknis Penyusunan Amdal Kegiatan Pertambangan dan Energi.

VI. PENGAJUAN PERMOHONAN:


1. Permohonan menjadi Konsultan Mampu Penyusun Studi Amdal
Kegiatan Pertambangan dan Energi diajukan kepada Komisi Amdal
Penilai dan dilengkapi dengan lampiran-lampiran persyaratan
administratif dan teknis sebagaimana tersebut di atas.
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 15
2. Pendaftaran permohonan menjadi Konsultan Mampu Penyusun
Amdal Kegiatan Pertambangan dan Energi dapat dilaksanakan
setiap hari kerja, tanpa dipungut biaya.
3. Untuk setiap pengajuan permohonan akan dilakukan penilaian oleh
Komisi Amdal Penilai berdasarkan acuan penilaian yang telah
ditentukan.
4. Permohonan yang tidak memenuhi persyaratan administratif dan
teknis tidak diproses lebih lanjut dan permohonan dianggap batal
dengan sendirinya.
5. Keputusan tentang permohonan Konsultan Mampu Penyusun
Amdal Kegiatan Pertambangan dan Energi akan diberikan
selambat-lambatnya satu bulan setelah permohonan diterima.
6. Apabila dalam waktu 3 tahun pemohon tidak mendapatkan
pekerjaan atau data yang disampaikan tidak sesuai, maka ketentuan
sebagai konsultan mampu tidak berlaku.
7. Berdasarkan pedoman ini, apabila studi Amdal kegiatan
pertambangan dan energi yang disusun oleh perusahaan konsultan
tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, maka studi
Amdal kegiatan dimaksud tidak akan diproses oleh Komisi Amdal
Penilai.

VII. PENILAI
1. Penilaian permohonan menjadi Konsultan Mampu Penyusun Studi
Amdal kegiatn pertambangan dan energi dilaksanakan oleh Komisi
Amdal Penilai.
2. Persyaratan administratif harus dipenuhi 100% dan persyaratan teknis
sekurang-kurangnya mempunyai bobot 80%.
3. Bobot nilai dari masing-masing persyaratan teknis tersebut adalah:
a. Memiliki Ketua Tim (Team Leader) sesuai persyaratan yang telah
ditentukan, nilai maksimal 40 (empat puluh);
b. Memiliki Anggota Tim sekurang-kurangnya lima orang, sesuai
persyaratan yang telah ditentukan, nilai maksimal 40 (empat puluh);
c. Memiliki persyaratan teknis untuk sarana dan prasarana yang telah
ditentukan, nilai maksimal 20 (dua puluh).

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 16
4. Konsultan yang telah memenuhi syarat administratif dan teknis
ditetapkan sebagai Konsultan Mampu Penyusun Studi Amdal Kegiatan
Pertambangan dan Energi oleh Komisi Amdal Penilai.
5. Konsultan yang tidak memenuhi syarat secara otomatis permohonan
menjadi konsultan Mampu dianggap batal.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

ttd

Purnomo Yusgiantoro

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 17
LAMPIRAN III : KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL
NOMOR : 1457 k/28/2000
TANGGAL : 3 November 2000

PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK


LINGKUNGAN UNTUK KEGIATAN PERTAMBANGAN DAN ENERGI

PENJELASAN UMUM
1. Latar Belakang
a. Pedoman Teknis Penilaian Dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Untuk Kegiatan Pertambangan dan Energi merupakan acuan
teknis dan evaluator Amdal dalam menilai dokumen Amdal kegiatan
pertambangan dan energi dan disusun mengacu kepada Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun 2000 Tentang
Panduan Penilaian Amdal.
b. Pedoman teknis ini disusun dengan maksud untuk:
1. Menyamakan persepsi para evaluator dalam penilaian Amdal
kegiatan pertambangan dan energi;
2. Memudahkan para evaluator dalam menilai dokumen Amdal
kegiatan pertambangan dan energi
3. Mempercepat proses penilaian Amdal kegiatan pertambangan dan
energi.
c. Butir-butir penilaian sebagaimana tertuang dalam Pedoman Teknis ini
dapat dikembangkan oleh para evaluator, sesuai kemampuan.
d. Prosentase isian matriks dapat memberikan gambaran kepada para
evaluator tentang kualitas dokumen Amdal yang dinilai, sehingga dapat
membantu dalam memberikan keputusan penilaian Amdal.
2. Kegiatan Pertambangan dan Energi sebagaimana dimaksud dalam Pedoman
Teknis ini, meliputi kegiatan:
a. Ketenagalistrikan dan Panas Bumi;
b. Pertambangan Migas;
c. Pertambangan Umum.
3. Tata cara penilaian Amdal
a. Penilaian Amdal dilakukan oleh Tim Penilai dalam hal ini Komisi Penilai
Amdal Pusat/Daerah beserta anggotanya.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 18
b. Penilai sebagaimana dimaksud pada butir 1 harus memenuhi salah satu
atau lebih dari syarat berikut:
¾ Sudah pernah menyusun dokumen Amdal; dan/atau;
¾ Sudah memperoleh sertifikat kursus Dasar Amdal (Amdal A),
kursus Penyusun Amdal (Amdal B), kursus penilai Amdal (Amdal
C) atau kursus yang sejenis; dan/atau;
¾ Berpendidikan sarjana/deserajat (terutama berlatar belakang
masalah lingkungan, teknis kegiatan atau ahli dalam masalah
Amdal) dan/atau;
¾ Merupakan wakil masyarakat yang terkena dampak/pemerhati
lingkungan;
¾ Penilai harus memiliki dan menggunakan pedoman-pedoman atau
panduan penyusunan Amdal yang berlaku.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan dan Fungsi Panduan Teknis.


Pedoman Teknis ini merupakan acuan teknis untuk mengevaluasi dokumen
Amdal terutama terhadap aspek-aspek teknis dari kegiatan pertambangan dan
energi yang diperuntukka bagi anggota Ti Teknis Amdal Departemen Energi
dan Sumber Daya Mineral, baik di Tingkat Pusat maupun Daerah.
Panduan Teknis ini di susun mengacu secara umum kepada Panduan Umum
Evaluasi Dokumen Amdal yang ditetapkan oleh Bapedal.
B. Syarat Penggunaan Panduan Teknis.
1. Tim Teknis penilai dokumen Amdal sekurang-kurangnya memenuhi
salah satu syarat sebagai berikut:
a. Syarat wajib:
− Sudah pernah menilai dokumen Amdal kegiatan
pertambangan dan energi.
− Memahami serta menguasai prosedur metodologi Amdal
kegiatan pertambangan dan energi.
− Sudah memperoleh sertifikat kursus Amdal dan atau kursus
lingkungan dan sejenis.
− Memahami dan menguasai aspek-aspek teknis kegiatan
pertambangan dan energi.
− Memahami dan menguasai aspek-aspek kebijaksanaan untuk
kegiatan pertambangan dan energi.
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 19
b. Syarat tanbahan:
− Berpendidikan minimal sarjana muda/sarjana (S-1, S-2, S-3) di
bidang pertambangan dan energi, lingkungan dan atau
disiplin ilmu lain yang diperlukan dalam menilai Amdal
kegiatan pertambangan dan energi.
− Dapat memahami maksud-maksud yang terkandung dalam
Pandauan Teknis ini.
− Dapat memahami tentang konsep-konsep lingkungan hidup
atau dampak lingkungan setiap kegiatan pertambangan dan
energi yang sangat spesifik.

BAB II
PROSEDUR EVALUASI
A. KERANGKA ACUAN ANDAL (KA-ANDAL)
I. Kelengkapan administrasi yang perlu dipenuhi, antara lain:

No. Kelengkapan Penilaian (…)


ada tidak ada
1. Surat pengantar penyampaian dokumen beserta
dokumen KA Andal
2. Diteliti, apakah masuk kegiatan wajib Amdal atau
tidak
3. Peta-peta:
a). Peta Tata Ruang
b). Peta Lokasi Proyek
c). Peta Batas Wilayah Studi
d). Peta Tata Guna Lahan
e). Peta Geologi
f). Peta Topografi
4. Apakah rencana kegiatan masuk RUKN/RUPTL
5. Apakah dilampirkan ijin lokasi

(..): Agar diberi tanda V

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 20
Apabila dokumen KA Andal yang diserahkan ke Komisi Penilai Amdal secara
administrasi sudah lengkap, maka dokumen tersebut siap dan layak untuk dinilai
isinya.
Sebaliknya apabila belum lengkap, maka pemrakarsa diminta untuk melengkapi
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

II. Aspek-aspek yang perlu dipenuhi terhadap isi dokumen KA Andal, antara lain:

No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (…)


sudah belum
1. Format penyusunan dokumen secara keseluruhan
mengacu Pedoman Teknis Amdal
2. Cover serta penyajian dokumen sudah sesuai
ketentuan Pedoman Teknis Penyusunan Amdal
3. Kata Pengantar KA Andal ditandatangani
penanggung jawab kegiatan dan dibubuhi
cap/stempel
4. Daftar isi disesuaikan dengan isi dokumen
5. Mencantumkan Daftar Gambar, Daftar Tabel, Daftar
Lampiran, dan Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN
1. Uraian singkat dan sistematis mengenai latar
belakang dilaksanakannya studi Amdal
2. Peraturan perundang-undangan yang melandasi
rencana kegiatan dan disusun secar hierarkhis.
3. Kebijaksanaan pemerintah tentang pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
4. Kaitan rencana kegiatan dengan dampak besar dan
kecil yang mungkin timbul.
5. Uraian tentang tujuan dan kegunaan rencana usaha
dan/atau kegiatan yang memberi gambaran manfaat
terhadap pembangunan lokal, regional, maupun
nasional

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 21
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (..)
sudah belum
BAB II RUANG LINGKUP STUDI
Beberapa hal pokok yang harus dievaluasi dalam
ruang lingkup studi, antara lain:
1. Deskripsi umum rencana kegiatan, antara lain:
● Nama dan lokas proyek
● Kapasitas pembangkit (thermal)/besaran
tegangan (transmisi/luas genangan (hidro)
● Luas areal kegiatan
● Informasi pencapaian proyek
● Perlu kejelasan keberadaan kegiatan lain yang ada
di sekitar proyek serta pengaruhnya terhadap
lingkungan
2. Tahap Konstruksi
a. Mobilisasi peralatan berat dan material (Riancian
dan jumlah alat yang digunakan disusun dalam
satu tabel)
b. Pembukaan dan pematangan lahan.
c. Pembangunan bangunan utama, menjelaskan:
● Jenis dan tipe pembangkit (thermal)
● Pembangunan pondasi menara (transmisi)
● Penyediaan material bangunan, termasuk
pembangunan jalan hantar dan penambangan
batu dan pasir, penimbunan bahan galian
(hidro).
d. Jenis/sumber bahan bakar (thernal)/jenis dan
tipe menara (transmisi)/sumber potensi air
(hidro).
e. Mekanisme pengadaan air untuk proses, sistem
air pengisi, sistem pengolahan air, air
deminerlisasi, dan sistem air baku.
f. Pembangunan sarana dan prasarana.
g. Penggenangan (hidro).
h. Pengerahan dan pengurangan tenaga kerja

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 22
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (….)
sudah belum
2. Tahap Operasi
a. Komissioning
b. Pengoperasian pembangkit (thermal dan hidro),
menjelaskan:
• Proses pembakaran bahan bakar
• Teknologi pengendalian emisi, kebisingan serta
limbah lain yang dihasilkan
• Uraian proses produksi energi listrik (sumber air,
teknologi, tipe pembangkit)
• Neraca kesetimbangan air untuk proses
pembangkit energi listrik
• Jenis limbah yang dihasilkan
c. Pemiliharaan
pembangkit/SUTT/SUTET/waduk
3. Tahap Pasca Operasi
a. Penataan kembali lahan bekas bangunan/sarana
lainnya
b. Peniadaan fungsi dam/waduk (hidro)
c. Reklamasi dan rehabilitasi lahan
d. Pemanfaatan lahan untuk kepentingan lain
e. Penanganan tenaga kerja
3. Jadual waktu pelaksanaan
4. Aspek lingkungan yang akan diteliti
Iklim dan kualitas udara
Fiografi dan kualitas udara
Hidrologi dan kualitas air
Ruang, lahan dan tanah

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 23
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian ( )
sudah belum
♦ Biologi (flora dan fauna)
♦ Sosekbudkesmas
6. Kerangka konseptual analisis dan isu-isu pokok yang
harus dikaji sesuai dengan hasil pelingkupan yang
digambarkan antara lain dalam bentuk diagram alir,
matrik, dll.
7. Batas wilayah studi (spatial), baik batas proyek, batas
ekologi, abtas social maupun batas administrasi,
setelah mempertimbangkan berbagai kendala teknis
dan kejelasan batas waktu sesuai dengan tahapan
kegiatannya.
BAB III METODA STUDI
Aspek-aspek yang harus dinilai dalam metoda studi
ini adalah kejelasan dan ketepatan tentang:
a. Metoda pengumpulan dan analisis data:
● Primer: lokasi, jumlah sample (contoh) dan jenis
alat beserta alasan-alasannya;
● Sekunder: jenis dan sumber data
b. Pengambilan contoh dan parameter yang diukur.
c. Penggunaan model matematis, analog,
professional judgement untuk prakiraan dampak
penting;
d. Penggunaan metoda-metoda evaluasi dampak
penting
BAB IV PELAKSANAAN STUDI
Aspek-aspek yang harus dinilai dalam pelaksanaan
studi ini adalah:
a. Identitas yang jelad mengenai pemrakarsa baik
nama, alamat instansi/perusahaan maupun
penanggung jawab pelaksanaan rencana usaha
dan/atau kegiatan.
b. Pemenuhan persyaratan Ketua tim Studi:
c. Memiliki sertifikat kursus Amdal B/sederajat;

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 24
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian ( )
sudah belum
● Memiliki keahlian yang sesuai dengan isu pokok
● Berpengalaman menyusun Amdal sekurang-
kurangnya 5 (lima) studi;
● Bepengalaman memimpin tim studi
d. Pemenuhan persyaratan tim studi
● Sekurang-kurangnya satu anggota tim memiliki
keahlian di bidang rencana kegiatan yang
bersangkutan;
● Memiliki keahlian yang sesuai dengan isu pokok
e. Biaya studi
Komponen yang harus dinilai minimal adalah
prosentase jenis biaya yang dibutuhkan dalam
menyusun studi.
f. Jangka waktu pelaksanaan studi:
● Kejelasan tentang rencana pelaksanaan studi
● Kejelasan dan ketepatan alokasi waktu yang
sesuai dengan ruang lingkup studi
DAFTAR PUSTAKA
Aspek yang harus diperhatikan dalam daftar pustaka
adalah sumber informasi yang berhubungan dengan:
a. Rencana usaha dan/atau kegiatan;
b. Metoda-metoda yang digunakan.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 25
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian
(…)
sudah belum
LAMPIRAN
Aspek yang harus diperhatikan dalam lampiran
adalah keberadaan dan kelengkapan:
a. Peta-peta yang dibutuhkan.
b. Daftar biodata tim penyusun (bila sudah
ditentukan personilnya).
c. Hal-hal yang dipandang perlu guna mendukung
dokumen KA Andal (misal: keputusan perijinan,
kuesioner yang menjadi bagian metoda
pelaksanaan studi, hasil konsultasi dan diskusi
dnegan pihak-pihak yang terlibat, dan llain-lain).
d. Bukti tertulis pengumuman rencana
kegiatan/proyek pada media massa.

B. PENILAIAN DOKUMEN ANDAL


I. Kelengkapan administrasi yang perlu dipenuhi antara lain:

No. Kelengkapan Penilaian (…)


ada tidak ada
1. Dokumen Kerangka Acuan (KA) Andal yang telah
disetujui oleh instansi yang bertanggung jawab
2. Dokumen Andal dilengkapi dengan dokumen RKL,
RPL, dokumen Ringkasan Eksekutif, dan Lampiran
dalam jumlah yang telah ditetapkan oleh Komisi
Penilai Amdal
3. Persyaratan administrasi lainnya yang ditetapkan
oleh Komisi Penilai Amdal, seperti bukti telah
diterimanya dokumen Andal, RKL dan RPL.

Apabila dokumen Andal yang diserahkan ke Komisi Penilai Amdal secara


administrasi sudah lengkap, maka dokumen tersebut siap dan layak untuk dinilai
isinya, sebaliknya apabila belum lengkap, pemrakarsa harus melengkapi sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 26
II. Aspek-aspek yang perlu dipenuhi terhadap isi dokumen Ka Andal, antara lain:

No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (...)


sudah belum
BAB I PENDAHULUAN
1. Pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan
yang menjadi landasan hukum bagi pelaksanaan
studi Andal. Berbagai peraturan perundangan yang
dinilai antara lain: perturan-peraturan yang
berkaitan dengan pelaksanaan rencana usaha
dan/atau kegiatan, peranahan, baku mutu
lingkungan dan lain-lain. Hal ini penting mengingat
peraturan perundangan tersebut akan terkait erat
dengan prediksi dan evaluasi dampak penting serta
pelaksanaan RKL/RPL;
2. Kejelasan pernyataan tujuan dan kegunaan studi
Andal yang telah dirumuskan dalam KA Andal.
BAB II. RUANG LINGKUP STUDI
Aspek-aspek yang dinilai dalam ruang lingkup studi
adalah sebagai berikut:
1. Jenis kegiatan yang potensial menimbulkan dampak
penting (diperhatikan menurut jenis kegitan:
hidro/thernal/atau transmisi). Penilaian komponen
kegiatan mengacu aspek-aspek penilaian pada
Lembar Iva, Ivb, dan Ivc).
2. Komponen atau parameter lingkungan yang diduga
akan mengalami perubahan mendasar akibat rencana
kegiatan.
3. Dampak penting yang ditelaah harus sesuai dan
konsisten dengan isu-isu pokok yang telah
ditetapkan dalam KA-Andal dan isu lain yang
ditemukan selama pelaksanaan studi.
4. Hasil pelingkupan waktu terjadinya dampak (pra-
konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi).
5. Wilayah studi yang mengacu pada KA-Andal dan
hasil pengamatan di lapangan yang digambarkan
secara jalas dalam peta.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 27
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (…)
sudah belum
BAB III METODA STUDI
Aspek-aspek yang dinilai dalam metoda studi adalah
kejelasan dan ketepatan serta konsistensi tentang:
1. Metoda pengumpulan dan analisis data:
− Primer: lokasi: jumlah contoh dan jenis alat,
beserta alas an-alasannya;
− Sekunder: jenis dan sumber data;
2. Pengambilan contoh dan parameter yang akan
diukur.
3. Penggunaan model matematis, analog, professional
judgement untuk prakiraan dampak penting. Dalam
Penggunaan metoda prakiraan dampak penting ini,
harus jelas metoda apa yang digunakan unuk
memprrediksi setiap komponen lingkungan yang
terkena dampak dari rencana usaha dan/atau
kegiatan.
Penggunaan metode-metode evaluasi dampak
penting Metode evaluasi dampak penting yang
digunakan adalah metoda-metoda yang lazim
digunakan dalam studi Amdal dan harus dapat
menggambarkan evaluasi dampak secara holistic.
4. Kriteria-kriteria yang digunakan untuk evaluasi
beserta alasan penetapannya.
BAB IV PELAKSANAAN STUDI
Aspek-aspek yang dinilai dalam rencana usaha
dan/atau kegiatan adalah kejelasan dan kelengkapan
tentang:
1. Identitas pemrakarsa dan penyusun studi.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 28
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (…)
sudah belum
1. Pemrakarsa:
b. Nama dan alamat lengkap instanasi/perusahaan
sebagai pemrakarsa rencana usaha dan/atau
kegiatan.
c. Nama dan alamat lengkap penanggung jawab
pelaksanaan rencana usaha dan/atau kegiatan.
2. Penyusunan Andal:
b. Nama dan alamat lengkap lembaga/perusahaan
disertai dengan kualifikasi dan rujukannya.
c. Nama dan alamat lengkap penanggung jawab
penyusun Andal.
2. Tujuan serta manfaat dari rencana usaha dan/atau
kegiatan

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 29
PENILAIAN RINCI TERHADAP DESKRIPSI RENCANA USAHA DAN/ATAU
KEGIATAN KELISTRIKAN PADA DOKUMEN ANDAL

JENIS KEGIATAN: PLTA

No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (….)


sudah belum
Rencana pembangunan dan komponen proyek
PLTA
Aspek-aspek yang perlu dinilai, antara lain sebagai
berikut:
1. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang
sudah dilengkapi dengan peta-peta yang penting,
misalnya: peta tata ruang, peta wilayah studi, lay
out kegiatan, peta situasi. Peta-peta ini harus
disajikan sesuai dengan kaidah-kaidah kartografi.
Di samping itu apakah juga sudah
menginformasikan hubungan tata kaitan dan tata
letak antar lokasi rencana pembangunan PLTA
dengan kegiatan lainnya seperti pemukiman dan
lingkungan hidup alami yang terdapat di sekitar
proyek, seperti hutan lindung, cagar alam, suaka
margasatwa, sumber mata air dan daerah sensitive
lainnya, seperti situs arkeolo, kuburan dan
peninggalan sejarah. PLTA dengan kegiatan
lainnya,
2. Kegiatan lain yang dinilai berhubungan erat atau
tumpang tindih serta interaksinya dengan kegiatan
proyek.
3. Alternatif usaha dan/atau kegiatan berdasarkan
hasil studi kelayakan,
4. Jangka waktu rencana usaha dan/atau kegiatan
atau umur proyek (pra-konstruksi, konstruksi,
operasi dan pasca operasi).
5. Tata letak/lokasi rencana pembangunan PLTA
yang dilengkapi dengan peta yang berskala
memadai, informasi bangunan dan struktur lainnya
yang akan dibangun
Komponen umum proyek PLTA yang perlu dinilai,
antara lain sebaai berikut:

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 30
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian ( )
sudah belum
1. Komponen umum proyek PLTA
a. Perumahan operator, base camp (termasuk
bangunan sementara/bedeng) dan sarana
lainnya:
− Tata letak bangunan;
− Cara pengelolaan limbah dan pembuangan
sampah;
− Sumber air bersih;
− Rencana jangka panjang Penggunaan
bangunan, (jika ada).
b). Sarana jalan hantar, jembatan dan pelabuhan
− Jalur dan panjang lintasan, gorong-gorong,
jembatan;
− Jenis batuan dan struktur geologi.
c). Pengadaan bahan bangunan (batu, tanah, pasir
dan air)
− Lokasi dan jarak pengambilan;
− Metode pengambilan bahan baku bangunan;
− Jenis, kualitas dan kualitas bahan bangunan;
− Metode pengangkutan;
d). Lokasi penimbunan sementara.
7. 2). Komponen Proyek PLTA, antara lain:
− Power house (rumah pembangkit);
− Luas genangan yang ada;
− Bangunan pelimpas;
− Saluran pengelak;
− Bendungan;
− Serangan hubung dan jaringan transmisi;
− Pola operasi PLTA
Apakah sudah menjelaskan secara mendalam
tentang rencana usaha dan lain kegiatan yang
menjadi penyebanb timbulnya dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup, antara lain:

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 31
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian ( )
sudah belum
8. 1. Tahap Pra Konstruksi, antara lain:
a. Survai lapangan
● Penjelasan hasil survai/investigasi,
pendapat/persepsi masyarakat terhadap
proyek.
b. Pengadaan dan pembebasan lahan
● Informasi tumpang tindih lahan dengan
kegiatan lain;
● Penjelasan tentang status lahan; luas
Penggunaan lahan (dirinci dalam satu tabel
untuk kegiatan utama dan kegiatan penunjang)
● Proses pembebasan lahan/pinjam
pakai/kompensasi lahan untuk kegiatan
utama dan penunjang.
c. Pengadaan material/bahan bangunan
● Cerobong aga turning (by pass)
● Cerobong HRSG (Heat Recovery Steam
Generator).
e). Sistem pendingin
● Sekali lewat
● Sirkuit
● Kebutuhan air pendingin
e). Sistem pengolahan air ketel/HRSG dan air
konsumtif
f). Sistem pembuangan limbah cair.
9. 3). Komponen Proyek PLTP:
a). Sistem penyaluran uap
b). Sistem pengoperasian
c). Turbin uap
d). Kondensor
e). Sistem penanganan gas (yang tak
terkondensasi)
Tahap pelaksanaan pembangunan proyek PLTP

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 32
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian ( )
sudah belum
Apakah sudah menjelaskan secara mendalam
tentang rencana usaha dan lain kegiatan yang
menjadi penyebab timbulnya dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup, antara lain:
10. 1). Tahap Pra Konstruksi:
− Survai lapangan
● Penjelasan hasil suvai/investigasi,
pendapat/persepsi masyarakat terhadap
proyek.
c. Pengadaan dan pembebasan lahan
● Informasi tumpang tindih lahan dengan
kegiatan lain;
● Penjelasan tentang sttus lahan, luas
Penggunaan lahan (dirinci dalam satu tabel
untuk kegiatan utama dan kegiatan penunjang)
● Proses pembebasan lahan/pinjam
pakai/kompensasi lahan untuk kegiatan
utama dan penunjang.

c. Pengadaan material/bahan bangunan


− Pemindahan dan penyaluran penduduk
− Jumlah penduduk (KK) yang akan
dipindahkan
− Lokasi pemindahan
− Pembinaan terhadap penduduk yang
dipindahkan
− Rencana pemanfaatan tenaga kerja setempat
untuk kegiatan proyek.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 33
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian ( )
sudah belum
● Pelaksanaan komisioning dan operasi
komersial;
● Jumlah dan debit air yang keluar dari
pengoperasian PLTA;
● Volume, periode, komposisi dan rincian lain
tentang adanya limbah seperti sampah, adanya
enceng gondok. Cara pengolahan dan masa
penampungan berbagai limbah padat.
b. Volume, periode, komposisi dan rincian
adanya erosi dan sedimentasi pada waktu
yang dikarenakan adanya aktifitas lain.
c. Jumlah tenaga kerja, pendidikan dan keahlian
yang diperlukan.
d. Rehabilitasi atau reklamasi lahan yang akan
dilaksanakan selama masa operasi, termasuk
rencana pengoperasian unit atau sarana
pengendalian dampak yang telah dibangun
pada masa konstruksi.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 34
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian ( )
sudah belum
11. 4). Tahap Pasca Operasi
Apakah sudah ada uraian secara mendalam
tentang rencana kegiatan dan jadwal kegiatan pada
tahap pasca operasi yang menjadi penyebab
timbulnya dampak penting terhadap lingkungan
misalnya:
a. Kegiatan penutupan waduk dan peniadaan
fungsi dam/bendungan.
b. Kegiatan merapikan kembali bekas tempat
penimbunan bahan/material, bedeng kerja,
gudang, dan lain-lain.
c. Kegiatan rehabilitasi atau reklamasi lahan yang
akan dilaksanakan setelah masa operasi.
d. Pemanfaatan lahan/lokasi untuk kegiatan lain
bila seluruh kegiatan berakhir.
e. Penanganan tenaga kerja yang dilepas setelah
usaha kegiatan berakhir.
f. Jadwal kegiatan pada pasca operasi yang
menjadi penyebab timbulnya dampak penting
terhadap lingkungan misalnya:
g. Kegiatan pembongkaran tower dan merapikan
kembali bekas tapak tower.
h. Pemanfaatan lahan/lokasi untuk kegiatan lain
bila seluruh kegiatan berakhir.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 35
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian ( )
sudah belum
c. Volume, periode, komposisi dan rincian lain
tentang air limbah. Cara pengolahan dan masa
penampungan berbagai limbah cair seperti air
kurasan (blowdown) dan Lumpur. Cara
Penggunaan biosida dan pencegah korosi
Volume dan temperatur air pendingin,
ramalan luas penyebaran air panas. Volume
dan karakteristik air penambah, Penggunaan
air konsumtif dan sebagainya.
d. Volume, periode, komposisi dan rincian emisi
dari:
● PLTU misalnya SO2, Nox, CO dan abu (partiel)
serta debu batubara dari timbunan cadangan
dan pembuangan limbah abu-batubara.
● PLTP misalnya H2S dan uap air dari cooling
tower
● PLTG/PLTGU misalnya Nox, CO dan SO2
● PLTD misalnya SO2, CO
Tingkat kebisingan di ruang kerja, batas pagar dan
pemukiman terdekat.
● Jumlah kerja, pendidikan dan keahlian yang
diperlukan.
b). Rehabilitasi atau reklamasi lahan yang akan
dilaksanakan selama masa operasi, termasuk
rencana pengoperasian unit atau sarana
pengendalian dampak yang telah dibangun
pada masa konstruksi.
12. 4). Tahap pasca operasi
Uraian secara mendalam tentang rencana kegiatan
dan jadwal kegaitan pada tahap pasca operasi yang
menjadi penyebab timbulnya dampak penting
terhaap lingkungan misalnya:
a. Kegiatan merapikan kembali bekas tempat
penimbunan bahan/material, bedeng kerja,
gudang, jalan darurat dan lain-lain.
b. Rehabilitasi atau reklamasi lahan yang akan
dilasakanakan setelah masa operasi.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 36
c. Pemanfaatan lahan/lokasi untuk kegiatan lain
bila seluruh kegiatan berakhir.
d. Penanganan tenaga kerja yang dilepas setelah
usaha kegiatan berakhir.

JENIS KEGIATAN: TRANSMISI

No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (…)


sudah belum
Rencana pembangunan dan komponen proyek
transmisi.
Aspek-aspek yang perlu dinilai, antara lain sebagai
berikut:
1. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang
sudah dilengkapi dengan peta-peta yang penting,
misalnya: peta tata ruang, peta wilayah studi, lay
out kegiatan, peta situasi. Peta-peta ini harus
disajikan sesuai dengan kaidah-kaidah kartografi.
Di samping itu apakah juga sudah
menginformarsikan hubungan tata kaitan dan tata
letak antara lokasi rencana pembangunan transmisi
dengan kegiatan lainnya, seperti pemukiman dan
lingkungan hidup alami yang terdapat di sekitar
proyek, sseperti hutan lindung, cagar alam, suaka
margasatwa, sumber mata air dan daerah sensitif
lainnya, seperti situs arkeolog, kuburan dan
peninggalan sejarah.
2. Kegiatan lain yang dinilai berhubungan erat atau
tumpang tindih serta interaksinya dengan kegiatan
proyek.
3. Alternatif usaha dan/atau kegiatan berdasarkan
hasil studi kelayakan,
4. Jangka waktu rencana usaha dan/atau kegiatan
atau umur proyek (pra-konstruksi, konstruksi,
operasi dan pasca operasi).

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 37
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (…)
sudah belum
5. Tata letak /lokasi rencana pembangunan transmisi
yang dilengkapi dengan peta yang berskala
memadai, informasi bangunan dan struktur lainnya
yang akan dibangun.
Komponen umum proyek transmisi yang perlu
dinilai, antara lain sebagai berikut:
6. a. Komponen umum proyek transmisi:
● Jalur dan panjang lintasan
● Jenis batuan dan struktur geologi
● Bentuk mekanisme pelintasan jalur transmisi
b. Pengadaan bahan bangunan (batu, tanah, pasir
dan air)
● Lokasi dan jarak pengambilan;
● Metoda pengambilan bahan baku bangunan;
● Jenis; Kuantitas dan Kualitas bahan bangunan;
● Metode pengangkutan;
● Lokasi penimbunan sementara.
Uraian tersebut agar dilengkapi dengan gambar-
gambar yang diperlukan.
7. 2). Komponen Proyek transmisi, antara lain:
− Penentuan jalur transmisi;
− Luas tapak tower;
− Menara/pondasi;
− Kekuatan rentang isolator;
− Bentuk ruang bebas/ruang aman

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 38
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (…)
sudah belum
8 Pelaksanaan kegiatan pembangunan proyek
transmisi:
Apakah sudah menjelaskan secara mendalam
tentang rencana usaha dan lain kegiatan yang
menjadi penyebab timbulnya dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup, antara lain
1. Tahap Konstruksi,
Apakah sudah ada uraian secara mendalam tentang
rencana kegiatan dan jadwal kegiatan pada tahap
konstruksi yang menjadi penyebab timbulnya
dampak penting terhadap lingkungan misalnya,
antara lain:
a. Kegiatan mobilisasi alat berat dan material
b. Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan
c. Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana
d. Kegiatan penimbunan bahan/material yang
mungkin menimbulkan dampak.
e. Penyerapan tenaga kerja.
f. Apakah sudah ada uraian rencana
pembangunan unit atau sarana pengendalian
dampak bila sarana dimaksud akan dibangun
oleh pemrakarsa atau upaya lainnya untuk
mengatasi masalah lingkungan selama tahap
kontruksi.
g. Uraian rencana pemulihan kembali bekas-
bekas material/bahan, gudang, jalan darurat
dan sebagainya setelah kegiatan konstruksi
berakhir.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 39
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (…)
sudah belum
3). Tahap Operasi dan Pemeliharaan
a). Apakah sudah ada uraian secara mendalam
tentang rencana kegiatan dan jadwal kegiatan
pada tahap operasi yang menjadi penyebab
timbulnya dampak penting terhadap
lingkungan misalnya:
● Pelaksanaan komisioning dan operasi
komersial;
● Adanya pengaruh medan magnit medan listrik
terhadap kesehatan masyarakat.
b). Jumlah tenaga kerja, pendidikan dan keahlian
yang diperlukan.
4). Tahap Pasca Operasi
Apakah sudah ada uraian secara mendalam tentang
rencana kegiatan dan jadwal kegiatan pada tahap
pasc operasi yang menjadi penyebab timbulnya
dampak penting terhadp lingkungan misalnya:
a. Kegiatan pembongkaran tower dan merapikan
kembali bekas tower
b. Pemanfaatan lahan/lokasi untuk kegiatan lain
bila seluruh kegiatan berakhir.
BAB V RONA LINGKUNGAN AWAL
1. Aspek-aspek rona lingkungan awal yang dinilai
adalah kejelasan dan kelengkapan data dan
informasi tentang kondisi lingkungan di rencana
lokasi usaha dan/atau kegiatan, mencakup:
2. Komponen-komponen lingkungan yang
diprakirakan terkena dampak penting sesuai KA-
Andal dan temuan komponen lain selama
pelaksanaan studi harus diulas secara rinci.
3. Komponen-komponen lingkungan lainnya yang
bersifat mendukung butir a.
4. Indikator dan parameter lingkungan yang menjadi
tolok ukur perubahan kualitas lingkungan (fisik,
Kimia, biologi, kependudukan, social ekonomi,
social budaya dan kesehatan masyarakat).

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 40
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (…)
sudah belum
5. Tingkat ketelitian hasil pengamatan analisis sesuai
dengan tingkat ketelitian alat dan metode yang
dipergunakan.
6. Komponen-komponen dan parameter lingkungan
yang tertulis dalam bab ini harus konsisten dengan
yang dikemukakan dalam ruang lingkup studi,
prakiraan dan evaluasi dampak penting.
BAB VI PRAKIRAAN DAMPAK.
Aspek-aspek yang dinilai dalam prakiraan dampak
penting adalah:
7 Komponen lingkungan yang dianalisis dalam
prakiraan dampak penting harus konsisten dengan
komponen dan parameter lingkungan yang
dinyatakan dalam ruang lingkup studi.
Besarnya perubahan kualitas lingkungan yang
terjadi pada setiap komponen lingkungan yang
diperkirakan terkena dampak penting (kondisi
lingkungan tanpa dan dengan adanya proyek),
harus didukung dengan:
● Rincian perhitungan bilamana menggunakan
metode matematis dan/atau empiris.
● Data dasar yang sahih bilamana menggunakan
metode analogi;
● Alasan dan pertimbangan yang kuat bilamana
menggunakan metode professional judgement;
8. Penentuan arti pentingnya dampak berdasarkan
kriteria penentuan dampak besar dan penting
berlaku;
9. • Kejelasan tentang mekanisme aliran dampak
pada berbagai komponen lingkungan yang
didukung dengan bagan alir, yaitu:
• Kegiatan menimbulkan dampak penting yang
bersifat langsung pada komponen fisik Kimia
dan selanjutnya membangkitkan dampak pada
komponen sosial;
• Dampak penting berlangsung saling berantai
diantara komponen social itu sendiri;
• Dampak penting pada butir (1), (2), (3), dan (4)
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 41
yang telah diuraikan selanjutnya menimbulkan
dampak baik pada rencana usaha dan/atau
kegiatan;
10. Konsistensi Penggunaan tolok ukur (indikator dan
parameter lingkungan) sesuai dengan yang
digunakan pada bab lainnya.

Catatan:
● Tidak semua komponen atau parameter lingkungan yang dinyatakan terkena
dampak, perubahannya dapat diukur secara kuantitatif, misalnya pergeseran
tata nilai dan normal.
● Untuk itu komponen atau parameer lingkungan yang perubahannya tidak
dapat diukur secara kuantitatif, perlu dikaji secara deskriptif analitis, dan bila
memungkinkan dibuat beberapa scenario masa mendatang yang mungkin
terjadi.
● Deskriptif analisistis adalah analisis deskriptif terhadap fakta-fakta secara
sistematis dan rasional, sebagai upaya untuk menggambarkan perubahan suatu
parameter lingkungan. Analisis semacam ini dapat dilakukan, misalnya dengan
cara analogi terhadap proyek serupa di lokasi lain dengan kondisi lingkungan
yang hampir sama, berdasarkan pengalaman ahli atau menggunakan baku
mutu lingkungan.

No Kelengkapan Penilaian ( )
sudah belum
BAB VII. EVALUASI DAMPAK PENTING
1. Aspek-aspek yang dinilai pada evaluasi dampak
penting adalah kejelasan dan konsistensi tentang:
2. Telahaan secara holistik atas berbagai komponen
lingkungan yang diprakirakan mengalami perubahan
sebagaimana dikaji dalam bab prakiraan dampak
penting;
3. Kesimpulan terhadap hasil telaahan holistik tersebut
yang menyimpulkan jenis-jenis dampak penting yang
harus dikelola;

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 42
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (…)
sudah belum
DAFTAR PUSTAKA
Aspek yannng harus diperhatikan dalam daftar
pustaka adalah sumber informasi yang berhubungan
dengan:
● Rencana usaha dan/atau kegiatan;
● Metoda-metoda yang digunakan.
LAMPIRAN
Aspek yang harus diperhatikan dalam lampiran
adalah keberadaan dan kelengkapan:
● Peta-peta yang dibutuhkan
● Daftar biodata tim penyusun (bila sudah
ditentukan personilnya)
● Hal-hal yang dipandang perlu guna mendukung
dokumen KA Andal (misal: keputusan perijinan,
kuesioner yang menjadi bagian metoda
pelaksanaan studi, hasil konsultasi dan diskusi
dengan pihak-pihak yang terlibat, dan lain-lain).

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 43
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan dan Fungsi Panduan Teknis.


Pedoman Teknis ini merupakan acuan teknis untuk mengevaluasi dokumen
Amdal terutama terahadap aspek-aspek teknis dari kegiatan pertambangan dan
energi yang diperuntukkan bagi anggota Tim Teknis Amdal Departemen
Pertambangan dan Energi, baik di Tingkat Pusat maupun Daerah.
Panduan Teknis ini disusun mengacu secara umum kepada Panduan Umum
Evaluasi Dokumen Amdal yang ditetapkan oleh Bapedal.

B. Syarat Penggunaan Panduan Teknis.


1. Tim Teknis penilai dokumen Amdal kegiatan sekurang-kurangnya
memenuhi salah satu syarat sebagai berikut:
a. Sudah pernah menilai dokumen Amdal kegiatan pertambangan dan
energi.
b. Memahami serta menguasai prosedur metodologi Amdal kegiatan
pertambangan dan energi.
c. Sudah memperoleh sertifikasi kursus Amdal dan kursus lingkungan
dan sejenis.
d. Memahami dan menguasai aspek-aspek teknis kegiatan
pertambangan dan energi.
e. Memahami dan menguasai aspek-aspek kebijaksanaan untuk
kegiatan pertambangan dan energi.
f. Berpendidikan minimal sarjana muda/sarjana (S-1, S-2, S-3) di
bidang pertambangan dan energi, lingkungan dan atau disiplin
ilmu lain yang diperlukan dalam menilai Amdal kegiatan
pertambangan dan energi.
g. Dapat memahami maksu-maksud yang terkandung dalam Panduan
Teknis ini.
h. Dapat memahami tentang konsep-konsep lingkungan hidup atau
dampak lingkungan setiap kegiatan pertambangan dan energi yang
sangat spesifik.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 44
BAB II
PROSEDUR EVALUASI

A. KERANGKA ACUAN ANDAL (KA-ANDAL)

I. Kelengkapan administrasi yang perlu dipenuhi, antara lain:

No Kelengkapan Penilaian ( )
sudah belum
1. Surat penghantar penyampaian dokumen beserta
dokumen KA Andal
2. Diteliti, apakah masuk kegiatan wajib Amdal atau
tidak
3. Peta-peta:
a). Peta Tata Ruang
b). Peta Lokasi Proyek
c). Peta Batas Wilayah Studi
d). Peta Tata Guna Lahan
e). Peta Geologi/kestabilan lerang
f). Peta Topografi/batimetri

Apabila dokumen KA Andal yang diserahkan ke Komisi Penilai Amdal secara


administrasi sudah lengkap, maka dokumen tersebut siap dan layak untuk dinilai
isinya.
Sebaliknya apabila belum lengkap, maka pemrakarsa diminta untuk melengkapi
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

II. Aspek-aspek yang perlu dipenuhi terhadap isi dokumen KA Andal, antara lain:

No Aspek-aspek Penilaian Penilaian ( )


sudah belum
1. Format Penyusunan dokumen secara keseluruhan
mengacu Pedoman Teknis Penyusunan Amdal

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 45
No Aspek-aspek Penilaian Penilaian ( )
sudah belum
2. Cover serta penyajian dokumen sudah sesuai ketentuan
Pedoman Teknis Penyusunan Amdal
3. Kata Penghantar KA Andal ditandatangani penanggunng
jawab kegiatan dan dibubuhi cap/stempel
4. Daftar isi disesuaikan dengan isi dokumen
5. Mencantumkan Daftar Gambar, Daftar Tabel, Daftar
Lampiran, dan Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN
1. Uraian singkat dan sistematis mengenai latar belakang
dilaksanakannya studi Amdl serta tujuan dan kegunaan
studi.
2. Peraturan perundang-undangan yang melandasi rencana
kegiatan dan disusun secara hierarkhis.
3. Kebijaksanaan pemerintah tentang pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
4. Kaitan rencana kegiatan dengan dampak besar dan kecil
yang mungkin timbul.
5. Uraian tentang tujuan dan kegunaan rencana usaha
dan/atau kegiatan yang memberi gambaran manfaat
terhadap pembangunan lokal, regional, maupun nasional
BAB II RUANG LINGKUP STUDI
Beberapa hal pokok yang harus dievaluasi dalam ruang
lingkup studi, antara lain:
1. Deskripsi umum rencana kegiatan, antara lain:
● Identifikasi pemrakarsa dan penyusun
● Rencana kegiatan/pengembangan proyek
● Jumlah dan jenis produksi
● Luas areal kegiatan
● Informasi pencapaian proyek
● Kejelasan keberadaan kegiatan lain yang ada di
sekitar proyek serta pengaruhnya terhadap
lingkungan/kegiatan proyek

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 46
No Aspek-aspek Penilaian Penilaian ( )
sudah belum
2. Tahapan Kegiatan
1. Tahap Pra Konstruksi
a. Survai lapangan/sigi
b. Pengadaan/pembebasan lahan
c. Rencana pemanfaatan tenaga kerja untuk semua
tahapan (jenis, kualifikasi, jumlah dan asalnya) dalam
table.
2. Tahap Konstruksi
a. Mobilisasi peralatan berat dan material
b. Pembukaan dan pematangan lahan.
c. Pembangunan sarana utama/penunjang,
2. Tahap Operasi
a. Proses produksi
b. Penyaluran hasil produksi
3. Tahap Pasca Operasi
a. Penanganan lokasi (pembongkaran/perapihan
lokasi)
b. Penanganan bahan Kimia (batu/bekas)
c. Reklamasi dan rehabilitasi lahan
d. Pemanfaatan lahan untuk kepentingan lain
3. Aspek lingkungan yang berpotensi terkena dampak,
antara lain:
Prakonstruksi:
● Ruang dan lahan
● Sosial ekonomi

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 47
No Aspek-aspek Penilaian Penilaian ( )
sudah belum
Konstruksi:
● Kualitas udara dan kebisingan
● Kualitas air tanah/pemukaan/laut
● Fisiografi dan geologi
● Flora dan fauna
● Tanah
● Biota air/terrestrial
● Sosekbudkesmas
Operasi:
● Kualitas udara dan kebisingan
● Hidrologi dan kualitas air tanah/permukaan/laut
● Flora dan fauna
● Tanah
● Biota air/teretrial
● Sosekbudkesmas
Pasca Operasi:
● Sosekbudkesmas
● Flora dan fauna
● Biota air/teretrial
● Ruang dan lahan
4. Kerangka konseptual analisis dan isu-isu pokok yang
haruds dikaji sesuai dengan hasil pelingkupan yang
digambarkan antara lain dalam bentuk diagram alir,
matriks, dll.
5. Batas wilayah studi (spatial), baik batas proyek, batas
ekologi, batas social maupun batas administrasi, setelah
mempertimbangkan berbagai kendala teknis dan
kejelasan batas waktu sesuai dengan tahapan
kegiatannya. Dibuat dengan skala dan legenda yang
jelas/memadai.
BAB III METODA STUDI
Aspek-aspek yang harus dinilai dalam metoda studi ini

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 48
adalah kejelasan dan ketepatan tentang:
a. Metoda pengumpulan dan analisis data komponen
kegiata atau lingkungan yang berkaitan dengan
dampak penting:
● Primer: lokasi, jumlah sampel (contoh) dan jenis alat
beserta alas an-alasannya;
● Sekunder: jenis dan sumber data
b. Pengambilan contoh dan parameter yang diukur.
c. Penggunaan model matematis, analog, professional
judgement untuk prakiraan dampak penting;
d. Penggunaan metoda-metoda evaluasi dampak
penting
BAB IV PELAKSANAAN STUDI
Aspek-aspek yang harus dinilai dala pelaksanaan studi
ini adalah:
a. Identitas yang jelas mengenai pemrakarsa baik nama,
alamat instansi/perusahaan maupun penanggung
jawab pelaksanaan rencana usaha dan/atau kegiatan.
b. Pemenuhan persyaratan Ketua tim studi:
Memiliki sertifikat kursus Amdal B/sederajat;
● Memiliki keahlian yang sesuai dengan isu pokok
● Berpengalaman menyusun Amdal sekurang-
kurangnya 5 (lima) studi;
● Berpengalaman memimpin tim studi
c. Pemenuhan persyaratan tim studi:
● Sekurang-kurangnya satu anggota tim memiliki
keahlian di bidang rencana kegiatan yang
bersangkutan;
● Sekurang-kurangnya memiliki sertifikat Amdal A.
● Memiliki keahlian yang sesuai dengan isu pokok
d. Biaya studi
Komponen yang harus dinilai minimal adalah prosentase
jenis biaya yang dibutuhkan dalam menyusun studi.
e. Jangka waktu pelaksanaan studi:
● Kejelasan tentang rencana pelaksanaan studi
● Kejelasan dan ketepatan alokasi waktu yang sesuai
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 49
dengan ruang lingkup studi
DAFTAR PUSTAKA
Aspek yang harus diperhatikan dalam daftar pustaka
adalah sumber informasi yang berhubungan dengan:
a. Rencana usaha dan/atau kegiatan;
b. Metoda-metoda yang digunakan.
c. Informasi lingkungan yang relevan dengan rencana
kegiatan.
LAMPIRAN
Aspek yang harus diperhatikan dalam lampiran adalah
keberadaan dan kelengkapan:
a. Peta-peta yang dibutuhkan
b. Daftar biodata tim penyusun (bila sudah ditentukan
personilnya)
c. Hal-hal yang dipandang perlu guna mendukung
dokumen KA Andal (misal: keputusan perijinan,
kuesioner yang menjadi konsultasi dan diskusi dengan
pihak-pihak yang terlibat, dan lain-lain).

B. PENILAIAN DOKUMEN ANDAL


I. Kelengkapan administrasi yang perlu dipenuhi, antara lain:

No Kelengkapan Penilaian ( )
ada tidak ada
1. Dokumen Kerangka Acuan (KA) Andal yang telah
disetujui oleh instansi yang bertanggung jawab
2. Dokumen Andal dilengkapi dengan dokumen RKL,
RPL dokumen Ringkasan Eksekutif, dan Lampiran
dalam jumlah yang telah ditetapkan oleh Komisi
Penilai Amdal
3. Persyaratan administrasi lainnya yang ditetapkan
oleh Komisi Penilai Amdal, seperti bukti telah
diterimanya dokumen Andal, RKL dan RPL.

Apabila dokumen Andal yang diserahkan ke Komisi Penilai Amdal secara


administrasi sudah lengkap, maka dokumen tersebut siap dan layak untuk dinilai
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 50
isinya, sebaliknya apabila belum lengkap, pemrakarsa harus melengkapi sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

II. Aspek-aspek yang perlu dipenuhi terhadap isi dokumen Andal, antara lain:

No Kelengkapan Penilaian ( )
sudah belum
BAB I PENDAHULUAN
1. Pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan
yang menjadi ladnasan hukum bagi pelaksanaan
studi Andal. Berbagai peraturan perundangan yang
dinilai antara lain: peraturan-peraturan yang
berkaitan dengan pelaksanaan rencana usaha
dan/atau kegiatan, pertanahan, bakku mutu
lingkungan danlain-lain. Hal ini penting mengingat
peraturan perundangan tersebut akan terkait erat
dengan prediksi dan evaluasi dampak penting serta
pelaksanaan RKL/RPL;
2. Kejelasan pernyataan tujuan dan kegunaan studi
Andal yang telah dirumuskan dalam KA Andal.
BAB II. RUANG LINGKUP STUDI
Aspek-aspek yang dinilai dalam ruang lingkup studi
adalah sebagai berikut:
Komponen atau parameter lingkungan yang diduga
akan mengalami perubahan mendasar akibat
rencana kegiatan.
1. Dampak penting yang ditelaah harus sesuai dan
konsisten dengan isu-isu pokok yang telah
ditetapkan dalam KA-Andal dan isu lain yang
ditemukan selama pelaksanaan studi.
Hasil pelingkupan waktu terjadinya dampak (pra-
konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi).
2. Wilayah studi yang mengacu pada KA-Andal dan
hasil pengamatan di lapangan yang digambarkan
secara jelas dalam peta.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 51
No Aspek-aspek Penilaian Penilaian ( )
sudah belum
BAB III METODA STUDI
Aspek-aspek yang dinilai dalam metoda studi
adalah kejelasan dan ketepatan konsistensi tentang:
1. Metode pengumpulan dan analisis data:
− Primer: lokasi: jumlah contoh dan jenis alat,
beserta alas an-alasannya;
− Sekunder: jenis dan sumber data;
2. Pengambilan contoh parameter yang akan diukur.
3. Penggunaan model matematis, analog, professional
judgement untuk prakiraan dampak penting. Dalam
Penggunaan metoda prediksi dampak penting ini,
harus jelas metoda apa yang digunakan untuk
memprediksi setiap komponen lingkungan yang
terkena dampak dari rencana usaha dan/atau
kegiatan.
Penggunaan metode-metode evaluasi dampak
penting. Metode evaluasi dampak penting yang
digunakan adalah metoda-metoda yang lazim
digunakan dalam studi Amdal dan harus dapat
menggambarkan evaluasi dampak secara holistic.
4. Kriteria-kriteria yang digunakan untuk evaluasi
beserta alasan penetapannya.
BAB IV PELAKSANAAN STUDI
Aspek-aspek yang dinilai dalam rencana usaha
dan/atau kegiatan adalah kejelasan dan
kelengkapan tentang:
Identitas pemrakarsa dan penyusun studi
1. Pemrakarsa:
a. Nama dan alamat lengkap instansi/perusahaan
sebagai pemrakarsa rencana usaha dan/atau
kegiatan.
b. Nama dan alamat lengkap penanggung jawab
penyusun Andal.
2. Penyusunan Andal
a. Nama dan alamat lengkap lembaga/perusahaan

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 52
disertai dengan kualifikasi dan rujukannya.
b. Nama dan alamg lengkap penanggung jawab
penyusunan Andal.
1. Tujuan serta manfaat dari rencana usaha dan/atau
kegiatan

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 53
PENILAIAN RINCI TERHADAP DESKRIPSI RENCANA USAHA DAN/ATAU
KEGIATAN PADA DOKUMEN ANDAL

JENIS KEGIATAN: Pipanisasi Migas dan Panasbumi

No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (….)


sudah belum
Rencana pembangunan dan komponen proyek
Pipanisasi
Aspek-aspek yang perlu dinilai, antara lain sebagai
berikut:
1. • Luas lahan yang diperlukan/bebaskan, status
lahan
• Jenis dan spesifikasi peralatan yang akan
digunakan
• Jumlah, asal dan kualifikasi tenaga kerja pada
semua tahap kegiatan
• Panjang dan diameter pipa
• Kejelasan/kepastian lokasi/jalur pipa yang
dipilih (morfologi, kegempaan, kedalaman laut
dll)
• Waktu/jadwal pemasangan pipa/penggalian
tanah (waktu konstruksi)
• Uji hidrostatik dan pigging: volume, komposisi
air yang dipakai serta dari mana diambil dan
dimana pembuangannya
• Design dan konstruksi pipa harus mengikuti
standar migas
• Prosedur tanggap darurat sepanjang jalur pipa
• Pedoman operasi pipa dalam keadaan normal,
perbaikan, perubahan tekanan
• Persyaratan inspeksi/pengawasan berkala dalam
kondisi operasi secara periodic
• Pedoman pencegahan kerusakan pipa penyaluran
akibat penggalian
• Kegiatan pasca operasi.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 54
No Aspek-aspek Penilaian Penilaian ( )
sudah belum

2. Kegiatan lain yang dinilai berhubungan erat atau


tumpang tindih serta interaksinya dengan kegiatan
proyek.
3. Alternatif usaha dan/atau kegiatan berdasarkan hasil
studi kelayakan,
4. Jangka waktu rencana usaha dan/atau kegiatan atau
umur proyek (pra-konstruksi, konstruksi, operasi dan
pasca operasi).
5. 1. Tahap Pra Konstruksi, antara lain:
a. Survai lapangan
• Penjelasan hasil survai/investigasi,
pendapat/persepsi masyarakat terhadap proyek.
b. Pengadaan dan pembebasan lahan
• Informasi tumpang tindih lahan dengan kegiatan
lain;
• Penjelasan tentang status lahan; luas penggunaan
lahan (dirinci dalam satu tabel untuk kegiatan
utama dan kegiatan penunjang)
• Proses pembebasan lahan/pinjam
pakai/kompensasi lahan untuk kegiatan utama
dan penunjang.
c. Pengadaan material/bahan bangunan
d. Pemindahan dan penyaluran penduduk
− Jumlah penduduk (KK) yang akan dipindahkan
− Lokasi pemindahan
− Pembinaan terhadap penduduk yang dipindahkan
e. Pemanfaatan tenaga kerja setempat
− Jumlah tenaga kerja
2. Tahap Konstruksi, antara lain:
a. Kegiatan mobilisasi alat berat dan material
b. Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan
c. Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 55
d. Kegiatan pembangunan bangunan utama
e. Apakah sudah ada uraian rencana pembangunan
unit atau sarana pengendalian dampak bila sarana
dimaksud akan dibangun oleh pemrakarsa atau
upaya lainnya untuk mengatasi masalah
lingkungan selama tahap konstruksi.
f. Uraian rencana pemulihan kembali bekas-bekas
material/bahan, gudang, jalan darurat dan
sebagainya setelah kegiatan konstruksi berakhir.
3). Tahap Operasi
a). Apakah sudah ada uraian secara mendalam
tentang rencana kegiatan dan jadwal kegiatan
pada tahap operasi yang menjadi penyebab
timbulnya dampak penting terhadap lingkungan
misalnya:
b). Volume, periode, komposisi dan rincian adanya
erodi dan sedimentasi pada waktu yang
dikarenakan adanya aktifitas lain.
c). Jumlah tenaga kerja, pendidikan dan keahlian
yang diperlukan.
d). Rehabilitasi atau reklamasi lahan yang akan
dilaksanakan selama masa operasi, termasuk
rencana pengoperasian unit atau sarana
pengendalian dampak yang telah dibangun pada
masa konstruksi.
6. 3). Tahap Pasca Operasi
Apakah sudah ada uraian secara mendalam tentang
rencana kegiatan dan jadwal kegiatan pada tahap
pasca operasi yang menjadi penyebab timbulnya
dampak penting terhadap lingkungan misalnya:
a. Kegiatan penutupan waduk dan peniadaan fungsi
dan/bendungan.
b. Kegiatan merapikan kembali bekas tempat
penimbunan bahan/material, bedeng kerja,
gudang, dan lain-lain.
c. Kegiatan rehabilitasi atau reklamasi lain bila
seluruh kegiatan berakhir.
d. Pemanfaatan lahan/lokasi untuk kegiatan lain bila
seluruh kegiatan berakhir.
e. Penanganan tenaga kerja yang dilepas setelah

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 56
usaha kegiatan berakhir.
f. Jadwal kegiatan pada tahap pasca operasi yang
menjadi penyebab timbulnya dampak penting
terhadap lingkungan misalnya:
g. Pemanfaatan lahan/lokasi untuk kegiatan lain bila
seluruh kegiatan berakhir.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 57
JENIS KEGIATAN: Eksploitasi Migas dan Panasbumi

No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (….)


sudah belum
Aspek-aspek yang perlu dinilai, antara lain sebagai
berikut
1. ƒ Luas lahan yang dibebaskan/diperlukan
ƒ Jenis dan spesifikasi peralatan yang digunakan
ƒ Jumlah, asal dan kualifikasi tenaga kerja yang
digunakan untuk semua tahap kegiatan.
ƒ Jenis Lumpur bor yang digunakan
ƒ Jumlah dan koordinat sumur
ƒ Jumlah dan jenis produksi dan sistemnya
(proses, penampungan, pengangkatan)
ƒ Fasilitas utama dan penunjang (jumlah dan
kapasitasnya)
ƒ Volume air terproduksi dan bagaimana
penanganannya
ƒ Jenis dan volume sludge yang dihasilkan dan
penanganannya
ƒ Penanganan pasca operasi
2. Kegiatan lain yang dinilai berhubungan erat atau
tumpang tindih serta interaksinya dengan kegiatan
proyek.
3. Alternatif usaha dan/atau kegiatan berdasarkan
hasil studi kelayakan.
4. Jangka waktu rencana usaha dan/atau kegiatan
atau umur proyek (pra-konstruksi, konstruksi
operasi dan pasca operasi).
5. 1). Tahap Pra Konstruksi:
• Survai lapangan
• Penjelasan hasil survai/investigasi,
pendapat/persepsi masyarakat terhadap
proyek.
b. Pengadaan dan pembebasan lahan
• Informasi tumpang tindih lahan dengan

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 58
kegiatan lain;
• Penjelasan tentang status lahan; luas
penggunaan lahan (dirinci dalam satu tabel
untuk kegiatan utama dan kegiatan penunjang)
• Proses pembebasan lahan/pinjam
pakai/kompensasi lahan untuk kegiatan utama
dan penunjang.
c. Pengadaan material/bahan bangunan
− Pemindahan dan penyaluran penduduk
− Jumlah penduduk (KK) yang akan dipindahkan
− Lokasi pemindahan
− Pembinaan terhadap penduduk yang
dipindahkan
− Rencana pemanfaatan tenaga kerja setempat
untuk kegiatan proyek.
6. 2). Tahap Konstruksi
Apakah sudah menjalaskan secara mendalam
tentang rencana usaha dan lain kegiatan yang
menjadi penyebab timbulnya dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup, antara lain:
a. Kegiatan mobilisasi alat berat
b. Kegiatan pembangunan prasarana dan sarana,
khususnya yang mungkin dapat menimbulkan
masalah lingkungan (kebisingan pada
pemukiman dan keresahan masyarakat).
c. Penimbunan bahan/material dan limbah galian
yang mungkin dapat menimbulkan dampak
lingkungan
d. Jumlah tenaga kerja, pendidikan dan keahlian
yang diperlukan, asal tenaga kerja, pemukiman
tenaga kerja serta rencana
penanganan/pelepasan tenaga kerja setelah
masa konstruksi.
e. Uraian rencana pembangunan unit atau sarana
pengendalian dampak bila unit sarana
dimaksud akan dibangun oleh pemrakarsa.
Disamping itu bila ada utarakan pula upaya-
upaya untuk mengatasi berbagai masalah
lingkungan selama konstruksi (gangguan
sementara pada proses ekologi, pencemaran
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 59
lingkungan dan berbagai kegiatan hidup
masyarakat).
f. Uraian rencana pemulihan kembali bekas-bekas
material/bahan, gudang, jalan darurat dan
sebagainya setelah kegiatan konstruksi
berakhir.
7 3). Tahap Operasi dan Pemeliharaan
Apakah sudah menjelaskan secara mendalam
tentang rencana usaha dan lain kegiatan yang
menjadi penyebab timbulnya dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup, antara lain:
Tingkat kebisingan di ruang kerja, batas pagar dan
pemukiman terdekat.
• Jumlah kerja, pendidikan dan keahlian yang
diperlukan.
Rehabilitasi atau reklamasi lahan yang akan
dilaksanakan selama masa operasi, termasuk
rencana pengoperasian unit atau sarana
pengendalian dampak yang telah di bangun pada
masa konstruksi.
8. 4). Tahap Pasca Operasi
Uraian secara mendalam tentang rencana kegiatan
dan jadwal kegiatan pada tahap pasca operasi yang
menjadi penyebab timbulnya dampak penting
terhadap lingkungan misalnya:
a. Kegiatan merapikan kembali bekas tempat
penimbunan bahan/material, bedeng kerja,
gudang, jalan darurat dan lain-lain.
b. Rehabilitasi atau reklamasi lahan yang akan
dilaksanakan setelah masa operasi.
c. Pemanfaatan lahan/lokasi untuk kegiatan lain
bila seluruh kegiatan berakhir.
d. Penanganan tenaga kerja yang dilepas setelah
usaha kegiatan berakhir.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 60
JENIS KEGIATAN: Pengolahan/kilang migas

No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (….)


sudah belum
Rencana pembangunan dan komponen proyek transmisi.
Aspek-aspek yang perlu dinilai, antara lain sebagai
berikut:
1. • Luas lahan yang diperlukan/dibebaskan, status lahan
• Penanganan prakonstruksi
• Penanganan konstruksi
• Teknologi proses yang digunakan
• Bahan baku yang digunakan
• Bahan penolong/penunjang yang digunakan
• Jenis, asal dan kualifikasi peralatan yang digunakan.
• Jumlah, asal dan kualifikasi tenaga kerja yang
digunakan pada semua tahap kegiatan
• Jumlah dan jenis produksi
• Fasilitas utama/penunjang (jumlah dan kapasitasnya)
• Temperatur air pendingin (panjang kanal)
• Debit dan kualitas air limbah
• Jenis dan volume sludge serta panangannya
• Emisi gas (SO2, Noc, debu dll)
• Pembangunan dermaga dan jaringan pipa
• Penanganan pasca operasi
2. Kegiatan lain yang dinilai berhubungan erat atau
tumpang tindih serta interasinya dengan kegiatan proyek.
3. Alternatif usaha dan/atau kegiatan berdasarkan hasil
studi kelayakan;
4. Jangka waktu rencana usaha dan/atau kegiatan atau
umur proyek (pra-konstruksi, konstruksi, operasi dan
pasca operasi).

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 61
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (….)
sudah belum
5. Tata letak/lokasi rencana pembangunan transmisi yang
dilengkapi dengan peta yang berskala memadai, informasi
bangunan dan struktur lainnya yang akan dibangun
Komponen umum proyek instalasi yang perlu dinilai,
antara lain sebagai berikut
Pelaksanaan kegiatan pembangunan Kilang:
Apakah sudah menjelaskan secara mendalam tentang
rencana usahaa dan lain kegiatan yang menjadi penyebab
timbulnya dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup, antara lain:
1. Tahap Konstruksi,
Apakah sudah ada uraian secara mendalam tentang
rencana kegiatan dan jadwal kegiatan pada tahap
konstruksi yang menjadi penyebab timbulnya dampak
penting terhadap lingkungan misalnya, antara lain:
a. Kegiatan mobilisasi alat berat dan material
b. Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan
c. Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana
d. Kegiatan penimbunan bahan/material yang mungkin
menimbulkan dampak.
e. Penyerapan tenaga kerja.
f. Apakah sudah ada uraian rencana pembangunan unit
atau sarana pengendalian dampak bila sarana
dimaksud akan dibangun oleh pemrakarsa atau
upaya lainnya untuk mengatasi masalah lingkungan
selama tahap konstruksi.
g. Uraian rencana pemilihan kembali bekas-bekas
material/bahan, gudang, jalan darurat dan
sebagainya setelah kegiatan konstruksi berakhir.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 62
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (….)
sudah belum
6. 2). Tahap Operasi
a. Apakah sudah ada uraian secara mendalam tentang
rencana kegiatan dan jadwal kegiatan pada tahap
operasi yang menjadi penyebab timbulnya dampak
penting terhadap lingkungan misalnya:
• Pelaksanaan komisioning dan operasi komersial;
b. Jumlah tenaga kerja, pendidikan dan keahlian yang
diperlukan.
3). Tahap Pasca Operasi
Apakah sudah ada uraian secara mendalam tentang
rencana kegiatan dan jadwal kegiatan pada tahap pasca
operasi yang menjadi penyebab timbulnya dampak
penting terhadap lingkungan misalnya:
a. Kegiatan pembongkaran tower dan merapikan
kembali bekas tower
b. Pemanfaatan lahan/lokasi untuk kegiatan lain bila
seluruh kegiatan berakhir.
BAB V RONA LINGKUNGAN AWAL
1. Aspek-aspek rona lingkungan awal yang dinilai adalah
kejelasan dan kelengkapan data dan informasi tentang
konsisi lingkungan di rencana lokasi usaha dan/atau
kegiatan, mencakup:
a. Komponen-komponen lingkungan yang diprakirakan
terkena dampak penting sesuai KA-Andal dan
temuan komponen lain selama pelaksanaan studi
harus diulas secara rinci.
b. Komponen-komponen lingkungan lainnya yang
bersifat mendukung butir a.
c. Indikator dan parameter lingkungan yang menjadi
tolok ukur perubahan kualitas lingkungan (sifik,
kimia, biologi, kependudukan, sosial ekonomi, sosial
budaya dan kesehatan masyarakat).
d. Tingkat ketelitian hasil pengamatan analisis sesuai
dengan tingkat ketelitian alat dan metode yang
diperlukan.
e. Komponen-komponen dan parameter lingkungan
yang tertulis dalam bab yang harus konsisten dengan
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 63
yang dikemukakan dalam ruang lingkup studi,
prakiraan dan evaluasi dampak penting.
BAB VI PRAKIRAAN DAMPAK
Aspek-aspek yang dinilai dalam prakiraan dampak
penting adalah:
2. Komponen lingkungan yang dianalisis dalam prakiraan
dampak penting harus konsisten dengan komponen dan
parameter lingkungan yang dinyatakan dalam ruang
lingkup studi.
3. Besarnya perubahan kualitas lingkungan yang terjadi
pada setiap komponen lingkungan yang diperkirakan
terkena dampak penting (kondisi lingkungan tanpa dan
dengan adanya proyek), harus didukung dengan:
• Rincian perhitungan bilamana menggunakan metode
matamatik dan/atau empiris.
• Data dasar yang sahih bilama menggunakan metode
analogi;
• Alasan dan pertimbangan yang kuat bilamana
menggunakan metode professional judgement;
4. Penentuan arti pentingnya dampak berdasarkan kriteria
penentuan dampak besar dan penting berlaku;
5. Kejelasan tentang mekanisme aliran dampak pada
berbagai komponen lingkungan yang didukung dengan
bagan alir, yaitu:
Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat
langsung pada komponen fisik kimia dan selanjutnya
membangkitkan dampak pada komponen sosial;
Dampak penting berlangsung saling berantai diantara
komponen sosial itu sendiri;
Dampak penting pada butir (1), (2), (3), dan (4) yang telah
diuraikan selanjutnya menimbulkan dampak balik pada
rencana usaha dan/atau kegiatan;
6. Konsistensi penggunaan tolok ukur (indikator dan
parameter lingkungan) sesuai dengan yang digunakan
pada bab lainnya.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 64
Catatan.
• Tidak semua komponen atau parameter lingkungan yang dinyatakan terkena
dampak, perubahannya dapat diukur secara kuantitatif, misalnya pergeseran
tata nilai dan norma.
• Untuk itu komponen atau parameter lingkungan yang perubahannya tidak
dapat diukur secara kuantitatif, perlu dikaji secara deskriptif analitis, dan bila
memungkinkan dibuat beberapa scenario masa mendatang yang mungkin
terjadi.
• Deskriptif analistis adalah analisis deskriptif terhadap fakta-fakta secara
sistematis dan rasional, sebagai upaya untuk menggambarkan perubahan suatu
parameter lingkungan. Analisis semacam ini dapat dilakukan, misalnya dengan
cara analogi terhadap proyek serupa di lokasi lain dengan kondisi lingkungan
yang hampir sama, berdasarkan pengalaman ahli atau menggunakan baku
mutu lingkungan.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 65
No Kelengkapan Penilaian ( )
sudah belum
BAB VII. EVALUASI DAMPAK
1. Aspek-aspek yang dinilai pada evaluasi dampak penting
adalah kejelasan dan konsistensi tentang:
2. Telaahan secara holistik atas berbagai komponen
lingkungan yang diprakirakan mengalami perubahan
sebagaimana dikaji dalam bab prakiraan dampak penting;
3. Kesimpulan terhadap hasil telaahan holistik tersebut yang
menyimpulkan jenis-jenis dampak penting yang harus
dikelola;
DAFTAR PUSTAKA
Aspek yang harus diperhatikan dalam daftar pustaka
adalah sumber informasi yang berhubungan dengan:
● Rencana usaha dan/atau kegiatan;
● Metoda-metoda yang digunakan.
LAMPIRAN
Aspek yang harus diperhatikan dalam daftar pustaka
adalah sumber informasi yang berhubungan dengan:
• Peta-peta yang dibutuhkan,
• Daftar biodata tim penyusun (bila sudah ditentukan
personilnya).
• Hal-hal yang dipandang perlu guna mendukung
dokumen KA-Andal (missal: keputusan perijinan,
kuesioner yang menjadi bagian metoda pelaksanaan
studi, hasil konsultasi dan diskusi dengan pihak-pihak
yang terlibat, dan lain-lain).

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 66
BAB I PENDAHULUAN

A. Tujuan dan Fungsi Panduan Teknis


Pedoman Teknis ini merupakan acuan teknis untuk mengevaluasi dokumen
Amdal terutama terhadap aspek-aspek teknis dari kegiatan pertambangan dan
energi yang diperuntukan bagi anggota Tim Teknis Amdal Departemen
Pertambangan dan Energi, baik di tingkat Pusat maupun Daerah.
Panduan Teknis ini disusun mengacu secara umum kepada Panduan Umum
Evaluasi Dokumen Amdal yang ditetapkan oleh Bapedal.
B. Syarat Penggunaan Panduan Teknis.
1. Tim Teknis penilai dokumen Amdal sekurang-kurangnya memenuhi
salah satu atau lebih syarat sebagai berikut:
a. Sudah pernah menilai dokumen Amdal kegiatan pertambangan
memenuhi salah satu atau lebih syarat sebagaimana berikut:
b. Memahami serta menguasai prosedur metodologi Amdal kegiatan
pertambangan dan energi.
c. Sudah memperoleh sertifikat kursus Amdal A (Dasar-dasar Amdal)
dan atau Amdal B (Penyusun Amdal) atau kursus lingkungan
sejenis.
d. Memahami dan menguasai aspek-aspek teknis kegiatan
pertambangan dan energi.
e. Memahami dan menguasai aspek-aspek kebijaksanaan untuk
kegiatan pertambangan dan energi.
f. Berpendidikan minimal sarjana muda di bidang pertambangan dan
energi, lingkungan dan atau disiplin ilmu lain yang diperlukan
dalam menilai Amdal kegiatan pertambangan dan energi.
g. Dapat memahami maksud-maksud yang terkandung dalam
Panduan Teknis ini.
h. Dapat memahami tentang konsep-konsep lingkungan hidup atau
dampak lingkungan setiap kegiatan pertambangan dan energi yang
sangat spesifik.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 67
BAB II
PROSEDUR EVALUASI

A. KERANGKA ACUAN ANDAL (KA-ANDAL)


I. Kelengkapan administrasi yang perlu dipenuhi, antara lain:

No. Kelengkapan Penilaian (…)


ada tidak ada
1. Surat pengantar penyampaian dokumen beserta
dokumen KA-Andal
2. Diteliti, apakah masuk kegiatan wajib Amdal atau tidak
3. Format penyusunan dokumen secara keseluruhan
mengacu Pedoman Teknis Penyusunan Amdal
4. Cover serta penyajian dokumen sudah sesuai ketentuan
Pedoman Teknis Penyusunan Amdal
5. Kata Pengantar KA Andal ditandatangani penanggung
jawab kegiatan dan dibubuhi cap/stempel
6. Daftar isi disesuaikan dengan isi dokumen
7. Peta-peta:
a. Peta Tata Ruang
b. Peta Lokasi Proyek
c. Peta Batas Wilayah Studi
d. Peta Tata Guna Lahan
e. Peta Geologi
f. Peta Kegiatan Lain si Sekitar Proyek
g. Peta Lokasi Pengambilan sample
h. Peta Tata Letak Tambang
i. Peta Topografi
j. Peta Rencana KP/KK/PKP2B yang akan
ditingkatkan ke tahap Eksploitasi
8. a. Melampirkan surat keterangan sudah memiliki Ijin
Eksplorasi
b. Pernyataan dari perusahaan sudah disusun
dokumen Studi Kelayakan

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 68
Apabila dokumen KA Andal yang diserahkan ke Komisi Penilai Amdal secara
administrasi sudah lengkap, maka dokumen tersebut siap dan layak untuk dinilai
isinya Sebaliknya apabila belum lengkap, maka pemrakarsa diminta untuk
melengkapi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

II. Aspek-aspek yang perlu dipenuhi terhadap isi dokumen KA-Andal, antara lain:

No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (…)


sudah belum
1. Format penyusunan dokumen secara keseluruhan
mengacu Pedoman Teknis Penyusunan Amdal
2. Cover serta penyajian dokumen sudah sesuai
ketentuan Pedoman Teknis Penyusunan Amdal
3. Kata Pengantar KA Andal ditandatangani
penanggung jawab kegiatan dan dibubuhi
cap/stempel
4. Daftar isi disesuaikan dengan isi dokumen
5. Mencantumkan Daftar Gambar, Daftar Tabel, Daftar
Lampiran, dan Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN
1. Uraian singkat dan sistematis mengenai latar belakang
dilaksanakannya studi Amdal.
2. Peraturan perundang-undangan yang melandasi
rencana kegiatan dan disusun secara hierarkhis.
3. Kebijksanaan pemerintah tentang pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
4. Kaitan rencana kegiatan dengan dampak besar dan
kecil yang mungkin timbul.
5. Uraian tentang tujuan dan kegunaan rencana usaha
dan/atau kegiatan yang memberi gambaran manfaat
terhadap pembangunan lokal, regional, maupun
nasional
BAB II RUANG LINGKUP STUDI
(BATUBARA)
Beberapa hal pokok yang harus dievaluasi dalam
ruang lingkup studi, antara lain:

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 69
No. Kelengkapan Penilaian (…)
ada tidak ada
1. Deskripsi umum rencana kegiatan, antara lain:
• Nama kegiatan dan lokasi proyek
• Luas KP Eksplorasi dan luas Permohonan KP
Eksploitasi serta dilengkapi dengan koordinat
dan gambaran pada peta
• Luas daerah yang akan dibebaskan
• Cadangan bahan tambang yang meliputi:
cadangan terukur, cadangan terunjuk dan
cadangan tertambang.
• Jumlah cadnagan, produksi per tahun dan umur
tambang
• Kualitas cadangan
• Sistem penambangan
• Jadwal kegiatan dari tahap persiapan sampai
pasca operasi
• Fasilitas penunjang
• Sumber bahan bakar/energi yang digunakan
• Sumber air yang digunakan dan volume air yang
digunakan
• Informasi pencapaian proyek
• Perlu kejelasan keberadaan kegiatan lain yang
ada di sekitar proyek dan pengaruhnya terhadap
lingkungan
2. Tahapan Kegiatan
A. Tahap Persiapan
1. Penerimaan tenaga kerja
Rincian jumlah tenaga kerja yang akan diterima,
kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan dan
prosentase tenaga lokal yang terserap serta
gambar struktur organisasi
2. Pengadaan/pembebasan lahan

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 70
No. Kelengkapan Penilaian (…)
ada tidak ada
3. Mobilisasi peralatan berat dan material
Rincian jumlah alat yang digunakan dan
kapasitasnya yang disusun dalam satu table
4. Pembuatan jalan
Uraian jenis jalan yang akan dibangun dari lokasi
tambang sampai penumpukan terakhir, panjang
dan lebar jalan, luas lahan yang dibutuhkan dan
jenis lahan yang digunakan untuk pembangunan
jalan.
5. Pembangunan sarana dan prasarana
Uraian sarana dan prasarana yang akan dibangun
lokasi dan luasnya
6. Pembangunan instalasi pengolahan termasuk unit
penampungan dan pengolahan limbah
Rincian instalasi pengolahan yang akan dibangun
lengkap dengan keterangan kapasitas (dimensi),
jumlah, luas lahan dan gambar (skema)
7. Pembersihan lahan
Cara pemebersihan lahan yang akan dilakukan.
B. Tahap Operasi
1. Pengupasan tanah pucuk
Uraian kedalaman tanah pucuk dan perkiraan
jumlah tonase tanah pucuk, lokasi penimbunan,
cara pengangkutan dan pemeliharannya
2. Penggalian Tanah penutup
Uraian jenis tanah penutup, jumlah tonase tanah
penutup, cara pengupasan, lokasi penimbunan,
cara pengangkutan, tata cara penimbunan, tinggi
dan lokasi penimbunan, pengamanan terhadap
erosi dan cara penanggulangan batuan yang
berpotensi menimbulkan air asam tambang.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 71
No. Kelengkapan Penilaian (…)
ada tidak ada
3. Penambangan
Uraian metode dan tata cara penambangan, jenis dan
jumlah alat yang digunakan, kedalaman
penambangan, rencana kemajuan tambang, jumlah
bukaan tambang dan luasnya, serta stripping Ratio.
Jika dilakukan metode backfill sebutkan lokasi dan
jumlah tanah yang dikembalikan serta luas lahan
bekas tambang yang ditimbun kembali
4. Pengolahan batubara
Uraian jenis pengolahan batubara, metode
pengolahan, alat yang digunakan, kapasitas alat dan
lokasi pengolahan. Untuk pengecilan ukuran
jelaskan ukuran yang akan dicapai. Untuk pencucian
jelaskan metode yan dipakai dan volume air yang
dibutuhkan
5. Pengangkutan batubara
Uraian alat yang digunakan untuk pengangkutan,
kapasitas alat dan jarak pengangkutan. Bila akan
membangun dermaga jelaskan luas dan panjang
dermaga yan akan dibangun, lokasinya serta jarak
dari tambang
C. Tahap Pasca Operasi
1. Reklamasi/reklamasi lahan setelah operasi
Uraian tata cara reklamasi, metode reklamasi, jenis
tumbuhan yang akan ditanam dan jangka waktu
pemeliharaan
2. Penanganan tenaga kerja
Uraian rencana rencana penanganan tenaga kerja
setelah tambang berakhir
3. Aspek lingkungan yang akan diteliti:
♦ Iklim dan kualitas udara
♦ Fisiografi dan geologi

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 72
No. Kelengkapan Penilaian (…)
ada tidak ada
♦ Hidrologi dan kualitas air
♦ Ruang, lahan dan tanah
♦ Biologi (flora, fauna dan biota perairan)
♦ Sosekbudkesmas
BAB II RUANG LINGKUP STUDI
(BIJIH PRIMER)
Beberapa hal pokok yang harus dievaluasi dalam ruang
lingkup studi, antara lain:
1. Deskripsi umu rencana kegiatan, antara lain:
• Nama kegiatan dan lokasi proyek
• Luas KP Eksplorasi dan luas Permohonan KP
Eksploitasi serta dilengkapi dengan koordinat dan
gambar pada peta
• Luas daerah yang akan dibebaskan
• Cadangan bahan tambang yang ada, meliputi:
cadangan terukut, cadangan terujuk dan cadangan
tertambang.
• Jumlah cadangan, produksi per tahun dan umur
tambang
• Kualitas cadangan
• Sistem penambangan
• Jadwal kegiatan dari tahap persiapan sampai pasca
operasi
• Fasilitas penunjang
• Sumber bahan bakar/energi yang digunakan
• Sumber air yang digunakan
• Informasi pencapaian proyek
• Perlu kejelasan keberadaan kegiatan lain yang ada di
sekitar proyek serta pengaruhnya terhadap
lingkungan

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 73
No. Kelengkapan Penilaian (…)
ada tidak ada
2. Tahapan Kegiatan
A. Tahapan Persiapan
1. Penerimaan tenaga kerja
Rincian jumlah tenaga kerja yang akan diterima,
kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan dan
prosentase tenaga lokal yang terserap serta struktur
organisasi.
2. Pengadaan/pembebasan lahan
Uraian kebutuhan lahan yang diuraikan dalam satu
table, berisikan rincian kegunaan lahan, luas untuk
masing-masing, status lahan/kepemilikan, dan total
kebutuhan lahan
BAB II RUANG LINGKUP STUDI
(BIJIH PRIMER)
3. Mobilisasi peralatan berat dan material
Rincian jenis dan jumlah alat yang digunakan
disusun dalam satu tabel
4. Pembuatan jalan
Uraian jenis jalan yang akan dibangun dari lokasi
tambang sampai pemupukan terakhir, panjang dan
lebar jalan, luas lahan yang dibutuhkan dan jenis
lahan yang digunakan untuk pembangunan jalan.
5. Pembangunan sarana dan prasarana
Uraian sarana dan prasarana yang akan dibangun,
lokasi dan luasnya
6. Pembangunan instalasi pengolahan termasuk unit
penampungan dan pengolahan limbah
Rincian instalasi pengolahan yang akan dibangun
lengkap dengan keterangan kapasitas (dimensi),
jumlah, luas lahan dan gambar (skema)
7. Pembersihan lahan
Cara pembersihan lahan yang akan dilakukan dan
rincian luas daerah yang terbuka.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 74
No. Kelengkapan Penilaian (…)
ada tidak ada
C. Tahap Operasi
1. Pengupasan tanah pucuk
Uraian ketebalan tanah pucuk, lokasi penimbunan,
cara pengangkutan dan pemeliharannya.
2. Penggalian dan penimbunan tanah penutup
Uraian jenis tanah penutup, cara pengupasan, lokasi
penimbunan, cara pengangkutan, tata cara
penimbunan, tinggi dan lokasi penimbunan,
pengamanan terhadap erosi dan cara
penanggulangan batuan yang berpotensi
menimbulkan air asam tambang.
3. Penambangan
Uraian metode tata cara penambangan, alat yang
digunakan, kedalaman penambangan dan rencana
kemajuan tambang.
Jika dilakukan metode backfill sebutkan lokasi dan
jumlah tanah yang dikembalikan serta luas lahan
bekas tambang yang ditimbun kembali
4. Pengolahan bijih
Uraian jenis pengolahan bijih, metode pengolahan,
alat yang digunakan, kapasitas alat dan lokasi
pengolahan
5. Pengangkutan bijih
Uraian alat yang digunakan untuk pengangkutan,
kapasitas alat dan jarak pengangkutan. Bila akan
membangun dermaga jelaskan luas dan panjang
dermaga yang akan dibangun. Dan lokasinya serta
jarak dari tambang
C. Tahap Pasca Operasi
1. Reklamasi /revegetasi lahan setelah operasi
Uraian tata cara reklamasi, metode reklamasi, jenis
tumbuhan yang akan ditanam dan kesesuaian
dengan RTRW Daerah

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 75
No. Kelengkapan Penilaian (…)
ada tidak ada
2. Penanganan tenaga kerja
Uraian rencana penanganan tenaga kerja setelah
tambang berakhir
3. Aspek lingkungan yang akan diteliti:
♦ Iklim dan kualitas udara
♦ Fisiografi dan geologi
♦ Hidrologi dan kualitas air
♦ Ruang, lahan dan tanah
♦ Biologi (flora, fauna dan biota perairan)
♦ Sosekbudkesmas
BAB II RUANG LINGKUP STUDI
(PASIR LAUT)
Beberapa hal pokok yang harus dievaluasi dalam ruang
lingkup studi, antara lain:
1. Deskripsi umum rencana kegiatan, antara lain:
• Nama kegiatan dan lokasi proyek
• Luas KP Eksploitasi serta dilengkapi dengan
koordinat dan gambar pada peta
• Luas daerah yang akan dibebaskan dengan
koordinat dan gambar pada peta
• Cadangan bahan tambang yang ada, meliputi:
cadangan terukur, cadangan terunjuk dan cadangan
tertambang.
• Jumlah cadangan, produksi per tahun dan umur
tambang
• Kualitas cadangan yang diperjelas dengan peta
penyebaran cadangan dan peta bathimetri.
• Sistem penambangan
• Jadwal kegiatan dari tahap persiapan sampai pasca
operasi
• Fasilitas penunjang
• Sumber bahan bakar/energi yang digunakan

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 76
• Informasi pencapaian proyek
• Perlu kejelasan keberadaan kegiatan lain yang ada
di sekitar proyek serta pengaruhnya terhadap
lingkungan.
2. Tahapan Kegiatan
A. Tahap Persiapan
1. Penerimaan tenaga kerja
Rincian jumlah tenaga kerja yang akan diterima,
kualifika tenaga kerja yang dibutuhkan dan
prosentase tenaga lokal yang terserap serta gambar
struktur organisasi.
2. Pengadaan sarana dan prasarana
Uraian sarana yang akan disiapkan di darat dan di
laut
B. Tahap Operasi
1. Penggalian pasir laut
Uraian tatacara penggalian pasir yang akan
dilakukan jenis peralatan yang dipakai, spesifikasi
peralatan dan kemajuan penambangan
2. Pengangkutan pasir
Uraian jarak angkut kapal ke lokasi penimbunan,
dan cycle time
Perlu pula uraian lalu lintaskapal di sekitar lokasi
kegiatan serta keberadaan nelayan
C. Tahap Pasca Operasi
1. Penanganan tenaga kerja
Uraian rencana penanganan tenaga kerja setelah
tambang berakhir
3. Aspek lingkungan yang akan diteliti:
• Iklim, kecepatan dan arah angin
• Geologi
• Hidrooseanografi
• Hidrologi dan kualitas air

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 77
No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (....)
sudah belum
• Biologi (ekosistem magnrove, biota perairan dan
terumbu karang)
• Sosekbudkesmas
4. Kerangka konseptual analisis dan isu-isu pokok yang
harus dikaji sesuai dengan hasil pelingkupan yang
digambarkan antara lain dalam bentuk diagram alir,
matrik, dll
5. Batas wilayah studi (spatial), baik batas proyek, batas
ekologi, batas sosial maupun batas administrasi, setelah
mempertimbangkan berbagai kendala teknis dan
kejelasan batas waktu sesuai dengan tahapan
kegiatannya.
BAB III METODA STUDI
Aspek-aspek yang harus dinilai dalam metoda studi ini
adalah kejelasan dan ketepatan tentang:
a. Metoda pengumpulan dan analisis data:
• Primer: lokasi, jumlah sample (contoh) dan jenis alat
beserta alasan-alasannya;
• Sekunder: jenis dan sumber data
b. Pengambilan contoh dan parameter yang diukur.
c. Penggunaan model matematis, analog, professional
judgement untuk prakiraan dampak penting;
d. Penggunaan metoda-metoda evaluasi dampak
penting
BAB IV PELAKSANAAN STUDI
Aspek-aspek yang harus dinilai dalam pelaksanaan
studi ini adalah
a. Identitas yang jelas mengenai pemrakarsa baik
nama, alamat instansi/perusahaan maupun
penanggung jawab pelaksanaaan rencana usaha
dan/atau kegiatan.
b. Pemenuhan persyaratan Ketua Tim Studi
• Memiliki sertifikat kursus Amdal B/sederajat
• Memiliki keahlian yang sesuai dengan isu pokok

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 78
• Berpengalaman menyusun Amdal sekurang-
kurangnya 5 (lima) studi; (tidak perlu dimasukan)
• Berpengalaman memimpin tim studi (tidak perlu
dimasukan)
c. Pemenuhan persyaratan tim studi:
• Sekurang-kurangnya satu anggota tim memiliki
keahlian di bidang rencana kegiatan yang
bersangkutan;
• Memiliki keahlian yang sesuai dengan isu pokok
d. Biaya studi
Komponen yang harus dinilai minimal adalah
prosentase jenis biaya yang dibutuhkan dalam
menyusun studi.
e. Jangka waktu pelaksanaan studi:
• Kejelasan tentang rencana pelaksanaan studi
• Kejelasan dan ketepatan alokasi waktu yang sesuai
dengan ruang lingkup studi
DAFTAR PUSTAKA
Aspek yang harus diperhatikan dalam daftar pustaka
adalah sumber informasi yang berhubungan dengan:
a. Rencana usaha dan/atau kegiatan
b. Metoda-metoda yang digunakan
LAMPIRAN
Aspek yang harus diperhatikan dalam lampiran adalah
keberadaan dan kelangkapan:
a. Peta-peta yang dibutuhkan, antara lain:
Peta KP Eksplorasi, peta permohonan KP Eksploitasi,
peta geologi, peta wilayah studi, peta lokasi
pengambilan contoh, peta hidrologi, peta kontur dan
atau bathimetri, peta rencana penambangan.
b. Daftar biodata tim penyusun (bila sudah ditentukan
personilnya)
c. Hal-hal yang dipandang perlu guna mendukung
dokumen KA Andal (misal: keputusan perijinan,
kuesioner yang menjadi bagian metoda pelaksanaan
studi, dan lain-lain).
(..) agar diberi tanda V
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 79
B. PENIALAIAN DOKUMEN ANDAL KEGIATAN PERTAMBANGAN UMUM
I. Kelengkapan administrasi yang perlu dipenuhi, antara lain:

No. Kelengkapan Penilaian (..)


ada tdak ada
1. Dokumen Kerangka Acuan (KA) Andal yang telah disetujui
oleh instansi yang bertanggung jawab.
2. Dokumen Andal dilengkapi dengan dokumen RKL, RPL,
dokumen Ringkasan Eksekutif, dan Lampiran dalam jumlah
yang telah ditetapkan oleh Komisi Penilai Amdal.
3. Kesesuan Format, Cover, Tim studi/Curiculum Vitae, Hasil
Analisis harus sesuai dengan pedoman teknis.
4. Persyaratan administrasi lainnya yang ditetapkan oleh
Komisi Penilai Amdal, seperti bukti telah diterimanya
dokumen Andal, RKL dan RPL.

Apabila dokumen Andal yang diserahkan ke Komisi Penilai Amdal secara


administrasi sudah lengkap, maka dokumen tersebut siap dan layak untuk dinilai
isinya, sebalinya apabila belum lengkap, pemrakarsa harus melengkapi sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

II. Aspek-aspek yang perlu dipenuhi terhadap isi dokumen KA Andal, antara lain:

No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (..)


sudah belum
BAB I PENDAHULUAN
1. Pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan yang
menjadi landasan hukum bagi pelaksanaan studi Andal.
Berbagai peraturan perundangan yang dinilai antara lain:
peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pelaksanaan
rencana usaha dan/atau kegiatan, pertanahan, baku mutu
lingkungan, peraturan daerah dan lain-lain. Hal ini penting
mengingat peraturan perundangan tersebut akan terkait
erat dengan prediksi dan evaluasi dampak penting serta
pelaksanaan RKL/RPL.
2. Kejelasan pernyataan tujuan dan kegunaan studi Andal
yang telah dirumuskan dalam KA Andal.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 80
BAB II. RUANG LINGKUP STUDI
Aspek-aspek yang dinilai dalam ruang lingkup studi adalah
sebagai berikut:
1. Jenis kegiatan yang potensial menimbulkan dampak
penting (diperhatikan menurut jenis kegiatan:
penambangan batubara, bijih primer atau pasir laut).
2. Komponen atau parameter lingkungan yang diduga akan
mengalami perubahan mendasar akibat rencana kegiatan.
3. Dampak penting yang ditelaah harus sesuai dan konsisten
dengan isu-isu pokok yang telah ditetapkan dalam KA-
Andal dan isu lain yang ditemukan selama pelaksanaan
studi.
4. Hasil pelingkupan waktu terjadinya dampak (pra-
konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi). Tahapan
kegiatan disesuaikan dengan persiapan yang terdiri dari pra
konstruksi, operasi dan pasca operasi)
5. Wilayah studi yang mengacu pada KA-Andal dan hasil
pengamatan di lapangan yang digambarkan secara jelas
dalam peta.
Butir 1 s/d 5 harus sesuai dengan rencana yang telah
disepakati dalam dokumen KA Andal
BAB III METODA STUDI
Aspek-aspek yang dinilai dalam metoda studi adalah
kejelasan dan ketepatan serta konsistensi tentang:
1. Metode pengumpulan dan analisis data:
− Primer: lokasi: jumlah conoth dan jenis alat, beserta
alasan-alasannya;
− Sekunder: jenis dan sumber data;
2. Pengambilan contoh dan parameter yang akan diukur.
3. Penggunaan model matematis, analog, professional
judgement untuk prakiraan dampak penting. Dalam
penggunaan metoda prediksi dampak penting ini, harus
jelas metoda apa yang digunakan untuk memprediksi setiap
komponen lingkungan yang terkena dampak dari rencana
usaha dan/atau kegiatan.
4. Penggunaan metode-metode evaluasi dampak penting
Metode evaluasi dampak penting yang digunakan adalah
metoda-metoda yang lazim digunakan dalam studi Amdal
dan harus dapat menggambarkan evaluasi dampak secara
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 81
holistik.
5. Kriteria-kriteria yang digunakan untuk evaluasi beserta
alasan penetapannya
BAB IV PELAKSANAAN STUDI
Aspek-aspek yang dinilai dalam rencana usaha dan/atau
kegiatan adalah kejelasan dan kelengkapan tentang:
1. Identitaspemrakarsa dan penyusun studi
1. Pemrakarsa:
a. Nama dan alamat lengkap instansi/perusahaan sebagai
pemrakarsa rencana usaha dan/atau kegiatan.
b. Nama dan alamat lengkap penanggung jawab
pelaksanaan rencana usaha dan/atau kegiatan.
2. Penyusun Andal
a. Nama dan alamat lengkap lembaga/perusahaan disertai
dengan kualifikasi dan rujukannya.
b. Nama dan alamat lengkap penanggung jawab penyusun
Andal.
2. Tujuan serta manfaat dari rencana usaha dan/atau kegiatan

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 82
PENILAIAN RINCI TERHADAP DESKRIPSI RENCANA USAHA DAN/ATAU
KEGIATAN PERTAMBANGAN UMUM PADA DOKUMEN ANDAL

JENIS PRODUKSI: BATUBARA

No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (…)


sudah belum
Komponen kegiatan pertambangan batubara:
Aspek-aspek yang perlu dinilai, antara lain sebagai
berikut:
1. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang sudah
dilengkapi dengan peta-peta yang penting, misalnya: peta
tata ruang, peta lokasi pengambilan sampel, peta wilayah
studi, peta topografi, lay out tambang, peta kemajuan
tambang dan peta kegiatan lain di sekitar lokasi proyek.
2. Kegiatan lain yang dinilai berhubungan erat atau
tumpang tindih serta interaksinya dengan kegiatan
proyek.
3. Komponen umum kegiatan pertambangan batubara yang
perlu dinilai, antara lain sebagai berikut:
Deskripsi umum rencana kegiatan, antara lain:
Nama kegiatan dan lokasi proyek
⋅ Luas KP Eksplorasi dan luas Permohonan KP
Eksploitasi serta dilengkapi dengan kordinat dan
gambar pada peta
⋅ Luas daerah yang akan dibebaskan
⋅ Cadangan bahan tambang yang ada, meliputi:
cadangan terukur, cadangan terunjuk dan cadangan
tertambang.
⋅ Jumlah cadangan, rencana produksi per tahun dan
umur tambang serta tabel rencana produksi batubara
per tahun
⋅ Kualitas cadangan yang meliputi nilai kalori, kadar air,
kadar abu, total sulfur dan zat terbang
⋅ Sistem dan metode penambangan (apakah akan
menerapkan backfill)
⋅ Keadaan endapan batubara Rincian penyebaran
lapisan batubara, strike dan di penambangan, tebal
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 83
lapisan, striping ratio dan lain-lain
⋅ Jadwal kegiatan dari tahap persiapan sampai pasca
operasi (dalam bentuk tabel)
⋅ Fasilitas penunjang
⋅ Sumber bahan bakar/energi yang digunakan
⋅ Sumber air yang digunakan
⋅ Informasi pencapaian proyek
⋅ Perlu kejelasan keberadaan kegiatan lain yang ada di
sekitar proyek serta pengaruhnya terhadap
lingkungan.
4. Tahapan Kegiatan
A. Tahapan Persiapan
1. Penerimaan tenaga kerja
Rincian jumlah tenaga kerja yang akan diterima,
kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan dan prosentase
tenaga lokal yang terserap serta gambar struktur
organisasi.
2. Pengadaan/pembebasan lahan
Uraian kebutuhan lahan yang diuraikan dalam satu tabel,
berisikan rincian kegunaan lahan, luas untuk masing-
masing, status lahan/kepemilikan, dan total kebutuhan
lahan serta cara pembebasan tanah.
3. Mobilisasi peralatan berat dan material
Rincian jenis dan jumlah alat yang digunakan serta
kapasitasnya yang disusun dalam satu tabel
4. Pembuatan jalan
Uraian jenis jalan yang akan dibangun dari lokasi
tambang sampai penumpukan terakhir, panjang dan lebar
jalan, luas lahan yang dibutuhkan dan jenis lahan yang
digunakan untuk pembangunan jalan.
5. Pembangunan sarana dan prasarana
Uraian sarana dan prasarana yang akan dibangun, lokasi
dan luasnya
6. Pembangunan instalasi pengolahan termasuk unit
penampungan dan pengolahan limbah
Rincian instalasi pengolahan yang akan dibangun lengkap
dengan keterangan kapasitas (dimensi), jumlah, luas lahan

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 84
dan gambar (skema)
7. Pembersihan lahan
Cara pembersihan lahan yang akan dilakukan dan luas
daerah yang akan dibersihkan (terbuka).
B. Tahap Operasi
1. Pengupasan tanah pucuk
Uraian ketebalan tanah pucuk, lokasi penimbunan, cara
pengangkutan dan pemeliharaannya
2. Penggalian tanah penutup
Uraian jenis tanah penutup, cara pengupasan, volume dan
luas tanah penutup yang dipindahkan per tahun, lokasi
penimbunan, tinggi dan lokasi penimbunan, pengamanan
terhadap erosi dan cara penanggulangan batuan yang
berpotensi menimbulkan air asam tambang serta striping
ratio
3. Penambangan
Uraian metode dan tata cara penambangan, alat yang
digunakan, kedalaman penambangan, rencana kemajuan
tambang, jumlah bukaan tambang dan luasnya.
Apakah akan dilakukan backfill, dan berapa luas areal
bekas tambang yang akan diisi kembali serta yang tersisa.
Masukkan pula tahapan reklamasi dan revegetasi pada
lahan bekas tambang.

(…) agar diberi tanda V

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 85
JENIS PRODUKSI: BIJIH PRIMER

No. Aspek-aspek Penilaian Penialaian (…)


Komponen kegiatan pertambangan sudah belum
Aspek-aspek yang perlu dinilai, antara lain sebagai
berikut:
1. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang sudah
dilengkapi dengan peta-peta yang penting, misalnya:
peta tata ruang, peta wilayah studi, lay out kegiatan
tambang, peta kemajuan tambang, dan peta kegiatan
lain di sekitar lokasi proyek.
2. Kegiatan lain yang dinilai berhubungan erat atau
tumpang tindih serta interaksinya dengan kegiatan
proyek.
3. Komponen umum kegiatan pertambangan yang perlu
dinilai, antara lain sebagai berikut:
Deskripsi umum rencana kegiatan, antara lain:
⋅ Nama kegiatan dan lokasi proyek
⋅ Luas KP Eksplorasi dan luas Permohonan KP
Eksploitasi serta dilengkapi dengan koordinat dan
gambar pada peta
⋅ Luas daerah yang akan dibebaskan
⋅ Cadangan bahan tambang yang ada, meliputi:
cadangan terukur, cadangan terunjuk dan cadangan
tertambang.
⋅ Jumlah cadangan, produksi per tahun dan umur
tambang serta tabel rencana produksi per tahun
⋅ Kualitas cadangan
⋅ Sistem penambangan
⋅ Jadwal kegiatan dari tahap persiapan sampai pasca
operasi
⋅ Fasilitas penunjang
⋅ Sumber bahan bakar/energi yang digunakan
⋅ Sumber air yang digunakan
⋅ Informasi pencapaian proyek
⋅ Perlu kejelasan keberadaan kegiatan lain yang ada di
sekitar proyek serta pengaruhnya terhadap
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 86
lingkungan.
Tahapan Kegiatan
A. Tahap Persiapan
1. Penerimaan tenaga kerja
Rincian jumlah tenaga kerja yang akan diterima,
kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan dan prosentase
tenaga lokal yang terserap serta gambar struktur
organisasi.
2. Pengadaan/pembebasan lahan
Uraian kebutuhan lahan yang diuraikan dalam satu
tabel, berisikan rincian kegunaan lahan, cara
pembebasan lahan, luas masing-masing status
lahan/kepemilikan dan total kebutuhan lahan serta cara
pembebasannya
3. Mobilisasi peralatan berat dan material
Rincian dan jumlah alat yang digunakan disusun dalam
satu tabel
4. Pembuatan jalan
Uraian jenis jalan yang akan dibangun dari lokasi
tambang sampai penumpukan terakhir, panjang dan
lebar jalan, luas lahan yang dibutuhkan dan jenis lahan
yang digunakan untuk pembangunan jalan.
5. Pembangunan saran dan prasarana
Uraian sarana dan prasarana yang akan dibangun,
lokasi dan luasnya
Pembangunan instalasi pengolahan termasuk unit
penampungan dan pengolahan limbah
Rincian instalasi pengolahan yang akan dibangun
lengkap dengan keterangan kapasitas (dimensi), jumlah,
luas lahan dan gambar (skema)
6. Pembersihan lahan
Cara pembersihan lahan yang akan dilakukan dan
rincian luas daerah yang terbuka
B. Tahap Operasi
1. Pengupasan tanah pucuk
Uraian ketebalan tanah pucuk, lokasi penimbunan, cara
pengangkutan dan pemeliharannya.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 87
2. Penggalian dan penimbunan tanah penutup
Uraian jenis tanah penutup, cara pengupasan, lokasi
penimbunan, cara pengangkutan, tata cara penimbunan,
tinggi dan lokasi penimbunan, pengamanan terhadap
erosi.
3. Penambangan
Uraian metode dan tata penambangan, alat yang
digunakan, kedalaman penambangan dan rencana
kemajuan tambang serta uraian rencana reklamasi dan
revegetasi yang akan dilakukan pada lahan bekas
tambang
4. Pengolahan batubara
Uraian jenis pengolahan bijih, metode pengolahan, alat
yang digunakan, kapasitas alat dan lokasi pengolahan
5. Pengangkutan bijih
Uraian alat yang digunakan untuk pengangkutan,
kapasitas alat dan jarak pengangkutan.
Bila akan membangun dermaga jelaskan luas dan
panjang dermaga yang akan dibangun lokasi serta jarak
dari tambang
C. Tahap Pasca Operas
1. Reklamasi lahan setelah operasi
Uraian tata cara reklamasi, metode reklamasi, jenis
tumbuhan yang akan ditanam, uraian luas lahan yang
dapat dan tidak dapat direklamasi
2. Penanganan tenaga kerja
Uraian rencana penanganan tenaga kerja setelah
tambang berakhir

(..) agar diberi tanda V

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 88
JENIS PRODUKSI: PASIR LAUT

No. Aspek-aspek Penilaian Penilaian (..)


sudah belum
5. Jenis-jenis limbah yang dihasilkan
Uraian jenis limbah (padat, cair atau gas) yang dihasilkan
dan sumbernya
Komponen kegiatan pertambangan pasir laut:
Aspek-aspek yang perlu dinilai, antara lain sebagai berikut:
1. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang sudah
dilengkapi dengan peta-peta yang penting misalnya: Peta
tata ruang, peta wilayah studi, peta kemajuan tambang, peta
bathimetri, peta penyebaran cadangan dan peta kegiatan
lain di sekitar lokasi peroyek.
2. Kegiatan lain yang dinilai berhubungan erat atau tumpang
tindih serta interaksinya dengan kegiatan proyek.
3. Komponen umum kegiatan pertambangan pasir laut yang
perlu dinilai, antara lain sebagai berikut:
Deskripsi umum rencana kegiatan, antara lain:
⋅ Nama kegiatan dan lokasi proyek
⋅ Luas KP Eksplorasi dan luas Permohonan KP Eksploitasi
serta dilengkapi dengan koordinat dan gambar pada
peta
⋅ Cadangan bahan tambang yang ada, meliputi: cadangan
terukur, cadangan terunjuk dan cadangan tertambang.
⋅ Jumlah cadangan, produksi per tahun dan umur
tambang
⋅ Kualitas cadangan
⋅ Sistem penambangan
⋅ Jadwal kegiatan dari tahap persiapan sampai pasca
operasi
⋅ Fasilitas penunjang
⋅ Sumber bahan bakar/energi yang digunakan
⋅ Sumber air yang digunakan (tidak perlu dimasukan)
⋅ Informasi pencapaian proyek
⋅ Perlu jelasan keberadaan kegiatan lain yang ada di

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 89
sekitar proyek serta pengaruhnya terhadap lingkungan.
4. Tahapan Kegiatan
A. Tahap Persiapan
1. Penerimaan tenaga kerja
Rincian jumlah tenaga kerja yang akan diterima, kualifikasi
tenaga kerja yang dibutuhkan dan prosentase tenaga lokal
yang terserap serta gambar struktur organisasi
2. Pengadaan sarana dan prasarana
Uraian sarana yang akan disiapkan di darat dan di laut
B. Tahap Operasi
1. Penggalian pasir laut
Uraian tatacara penggalian pasir yang akan dilakukan, jenis
peralatan yang dipakai, spesifikasi peralatan dan kemajuan
dan arah penambangan
2. Pengangkutan pasir
Uraian jarak angkut kapal ke lokasi penimbunan dan cycle
time, kondisi lalu lintas laut serta nelayan, dan jarak yang
akan ditempuh
C. Tahap Pasca Operasi
1. Penanganan tenaga kerja
Uraian rencana penanganan tenaga kerja setelah tambang
berakhir
5 Jenis limbah yang dihasilkan
Rincian jenis-jenis limbah yang dihasilkan dan sumbernya
BAB IV RONA LINGKUNGAN AWAL
Aspek-aspek rona lingkungan awal yang dinilai adalah
kejelasan dan kelengkapan data dan informasi tentang
kondisi lingkungan di rencana lokasi usaha dan/atau
kegiatan, mencakup:
1. Komponen komponen lingkungan yang diprakirakan
terkena dampak penting sesuai KA-Andal dan temuan
komponen lain selama pelaksanaan studi harus diulas
secara rinci.
2. Komponen-komponen lingkungan lainnya yang bersifat
mendukung butir a.
3. Indikator dan parameter lingkungan yang menjadi tolok
ukur perubahan kualitas lingkungan (fisik, kimia, biologi,
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 90
kependudukan, sosial ekonomi, sosial budaya dan
kesehatan masyarakat).
4. Tingkat ketelitian hasil pengamatan analisis sesuai dengan
tingkat ketelitian alat dan metode yang dipergunakan.
5. Komponen-komponen dan parameter lingkungan yang
tertulis dalam bab ini harus konsisten dengan yang
dikemukakan dalam ruang lingkup studi, prakiraan dan
evaluasi dampak penting.
BAB V PRAKIRAAN DAMPAK
Aspek-aspek rona lingkungan awal yang dinilai adalah
1. Komponen lingkungan yang dianalisis dalam prakiraan
dampak penting harus konsisten dengan komponen dan
parameter lingkungan yang dinyatakan dalam ruang
lingkup studi.
2. Besarnya perubahan kualitas lingkungan yang terjadi pada
setiap komponen lingkungan yang diperkirakan terkena
dampak penting (kondisi lingkungan tanpa dan dengan
adanya proyek), harus didukung dengan:
⋅ Rincian perhitungan apabila menggunakan metode
matematis dan/atau empiris.
⋅ Data dasar yang sahih apabila menggunakan metode
analogi;
⋅ Alasan dan pertimbangan yang kuat apabila
menggunakan metode professional judgement;
3. Penentuan arti pentingnya dampak berdasarkan kriteria
penentuan dampak besar dan penting berlaku;
4. Kejelasan tentang mekanisme aliran dampak pada berbagai
komponen lingkungan yang didukung dengan bagan alir,
yaitu:
a. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat
langsung pada komponen fisik kimia dan selanjutnya
membangkitkan dampak pada komponen sosial;
b. Dampak penting berlangsung saling berantai diantara
komponen sosial itu sendiri;
c. Dampak penting pada butir yang telah diuraikan
selanjutnya menimbulkan dampak balik pada rencana
usaha dan/atau kegiatan;
5. Konsistensi penggunaan tolok ukur (indikator dan
parameter lingkungan) sesuai dengan yang digunakan pada
bab lainnya.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 91
Catatan.
• Tidak semua komponen atau parameter lingkungan yang dinyatakan terkena
dampak, perubahannya dapat diukur secara kuantitatif; misalnya pergeseran
tata nilai dan norma.
• Untuk itu komponen atau parameter lingkungan yang perubahannya tidak
dapat diukur secara kuantitatif, perlu dikaji secara deskriptif analitis, dan bila
memungkinkan dibuat beberapa skenario masa mendatangkan yang mungkin
terjadi.
• Deskriptif analistis adalah analisis deskriptif terhadap fakta-fakta secara
sistematis dan rasional, sebagai upaya untuk menggambarkan perubahan suatu
parameter lingkungan. Analisis semacam ini apa dilakukan, misalnya dengan
cara analogi terhadap proyek serupa di lokasi lain dengan kondisi lingkungan
yang hampir sama, berdasarkan pengalaman ahli atau menggunakan baku
mutu lingkungan.

No. Kelengkapan Penilaian (…)


sudah belum
BAB VI EVALUASI DAMPAK PENTING
Aspek-aspek yang dinilai pada evaluasi dampak penting
adalah kejelasan dan konsistensi tentang:
1. Telaahan secara holistic atas berbagai komponen
lingkungan yang diprakirakan mengalami perubahan
sebagaimana dikaji dalam bab prakiraan dampak penting;
2. Kesimpulan terhadap hasil telaahan holistic tersebut yang
menyimpulkan jenis-jenis dampak penting yang harus
dikelola;
DAFTAR PUSTAKA
Aspek yang harus diperhatikan dalam daftar pustaka
adalah sumber informasi yang berhubungan dengan:
⋅ Rencana usaha dan/atau kegiatan;
⋅ Metoda-metoda yang digunakan.
LAMPIRAN
Aspek yang harus diperhatikan dalam lampiran adalah
keberadaan dan kelengkapan:
• Peta-peta yang dibutuhkan, antara lain: Peta KP
Eksplorasi, peta permohonan KP Eksploitasi, peta
geologi, peta wilayah studi, peta lokasi pengambilan
contoh, peta hidrologi, peta kontur dan atau
bathimetri, peta rencana penambangan.
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 92
• Copy hasil analisa laboratorium
• Daftar biodata tim penyusun (bila sudah ditentukan
personilnya).
PENILAIAN RENCANA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP (RKL)
A. Lingkup RKL
1. Aspek-aspek yang dinilai pada lingkup RKL adalah
kejelasan dan konsistensi tentang:
2. Pernyataan melaksanakan RKL dan RPL;
3. Maksud dan tujuan pengelolaan lingkungan;
4. Kebijaksanaan pemrakarsa rencana usaha dan/atau
kegiatan dalam pengelolaan lingkungan;
5. Jenis dampak penting yang harus dikelola sesuai hasil
Andal
6. Kategori pengelolaan lingkungan yaitu:
• Pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk
menghindari atau mencegah dampak negatif
lingkungan melalui pemilihan atas alternatif, tata letak
(tata ruang mikro) lokasi, dan rancangan bangun
proyek;
• Pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk
menanggulangi, meminimalisasi (sesuai baku
mutu/daya dukung lingkungan) atau pengendalian
dampak penting negatif, baik yang timbul di saat
usaha dan/atau kegiatan beroperasi, maupun hingga
saat usaha dan/atau kegiatan berakhir (misalnya:
rehabilitas lokasi proyek);
• Pengelolaan lingkungan yang bersifat meningkatkan
dampak positif sehingga dampak tersebut dapat
memberikan manfaat yang lebih besar kepada
pemrakarsa maupun pihak lain terutama masyarakat
yang turut menikmati dampak positif tersebut;
• Pengelolaan lingkungan yang bersifat memberikan
pertimabangan ekonomi lingkungan sebagai dasar
untuk memberikan komsansi atas sumber daya tidak
putih, hilang atau rusak (baik dalam arti sosial
ekonomi dan/atau ekologis) sebagai akibat dari
rencana usaha dan /atau kegiatan.
B. Pendekatan RKL

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 93
a. Pendekatan teknologi adalah cara-cara atau teknologi
yang dipergunakan untuk mengelola dampak penting
lingkungan.
b. Pendekatan sosial ekonomi
Pendekatan ini adalah langkah-langkah yang akan
ditempuh pemrakarsa dalam upaya menanggulangi
dampak penting melalui tindakan-tindakan yang
bermotifkan sosial ekonomi.
c. Pendekatan institusi
Pendekatan ini adalah mekanisme kelembagaan yang
akan ditempuh pemrakarsa dalam rangka menanggulangi
dampak penting lingkungan.
C. Kedalaman RKL
Aspek-aspek yang dinilai pada kedalaman RKL adalah
kejelasan tentang bagian-bagian RKL yang harus
dijabarkan:
• Disain dasar (basic design);
• Kriteria disain;
• Syarat-syarat teknis pelaksanaan konstruksi;
• Syarat-syarat teknis pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan;
• Persyaratan lainnya yang diperlukan untuk mencapai
sasaran pengelolaan dampak, antara lain:
pengembangaan kelompok masyarakat, konsultasi
masyarakat, rencana tindakan pengadaan tanah dan
pemindahan penduduk (Land Acquisition and
Resettlement Action Plan/LARAP)
D. Rencana pelaksanaan RKL
Aspek-aspek yang dinilai pada rencana pelaksanaan RKL
adalah kejelasan informasi tentang:
Komponen atau parameter lingkungan yang terkena
dampak penting;
a. Sumber dampak
b. Tolok ukur/parameter;
c. Tujuan dan sasaran;
d. Metode dan teknik pengelolaan lingkungan;
e. Lokasi pengelolaan lingkungan;

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 94
f. Periode/jadwal pelaksanaan;
g. Pembiayaan dan sumber biaya;
h. Keberadaan dan komitmen instusi yang terlibat dalam;
• Pelaksanaan RKL;
• Pengawasan pelaksanaan RKL; dan
• Pelaporan
E. Pustaka
Aspek yang dievaluasi adalah sumber data dan informasi
yang digunakan dalam penyusunan RKL
F. Lampiran
Aspek yang dinilai adalah tabel ringkasan rencana
pengelolaan lingkungan hidup dan data, serta informasi
penting yang merujk dari hasil studi Andal
BAB V PENILAIAN RENCANA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP (RPL)
A. Lingkup RPL
Aspek-aspek yang, dinilai pada lingkup RPL adalah
kejelasan tentang:
• Tujuan dan kegunaan
• Komponen lingkungan yang dipantau sesuai dengan
RKL
B. Pendekatan RPL
Aspek-aspek yang dinilai pada pendekatan RPL adalah
kejelasan tentang kerangka dan landasan pemilihan
pendekatan pemantauan misalnya:
C. Rencana Pelaksanaan RPL
Aspek-aspek yang dinilai pada rencana pelaksanaan RPL
adalah kejelasan informasi tentang.
a. Komponen atau parameter lingkungan yang dipantau
b. Sumber dampak
c. Tolok ukur/parameter
d. Tujuan dan sasaran
e. Metode dan Teknik Pemantauan Lingkungan,
misalnya

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 95
D. Pustaka
Aspek; yang dievaluasi adalah sumber data dan informasi
yang digunakan dalam penyusunan RPL.
E. Lampiran
Aspek yang dinilai adalah tabel ringkasan rencana
pemantauan lingkungan dan data serta informasi penting
yang menjadi rujukan dari studi Andal.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

ttd

Purnomo Yusgiantro

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 96
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL
NOMOR : 1457 k/28/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN


(UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UPL) KEGIATAN
PERTAMBANGAN DAN ENERGI

a. Kegiatan pertambangan dan energi yang dimaksud dalam lampiran keputusan


menteri ini adalah kegiatan pertambangan umum, pertambangan migas dan
panas bumi serta kegiatan ketenagalistrikan.
b. Bagi rencana usaha dan/atau kegiatan pertambangan dan energi yang tidak
diwajibkan untuk menyusun dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
wajib menyusun dokumen upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya
pemantauan lingkungan (UPL).
c. Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan adalah
bukan merupakan bagian dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, oleh
sebab itu UKL dan UPL tidak dinilai oleh komisi Amdal Penilai, melainkan
langsung oleh instansi teknis yang membidangi dan bertanggung jawab atas
pembinaan usaha atau kegiatan tersebut.
d. Penyusunan UKL dan UPL dapat dilakukan oleh pemrakarsa dan atau dengan
bantuan jasa konsultan.
e. Penyusunan UKL dan UPL kegiatan pertambangan umum, pertambangan
migas dan panas bumi serta kegiatan ketenagalistrikan dilakukan sesuai dengan
Pedoman Teknis.
f. Pemrakarsa usaha atau kegiatan terikat pada dokumen yang telah diisi dan
ditandatangani dan menjadi syarat pemberian izin usaha di kegiatan
pertmambangan dan energi.

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dilakukannya Rencana Kegiatan
Kegiatan usaha pertambangan umum disamping menghasilkan dampak
positif seperti penyerapan tenaga kerja dan kostribusi terhadap
pendapatan nasional dan daerah, juga menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan di sekitarnya, khususnya kestabilan lereng dan
perubahan bentang alam dengan segala macam konsekuensinya.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 97
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 dan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2000, maka setiap kegiatan
pertambangan umum yang tidak termasuk dalam lampiran Keputusan
Menteri Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
Melalui UKL dan UPL yang benar serta pelaksanaan di lapangan secara
konsisten, terjadinya kerusakan lingkungan dapat diperkecil dan dampak
positif yang dihasilkan dapat ditingkatkan serta pemanfaatan bahan
galian dapat dilaksanakan secara optimal.

Dasar Hukum
Cantumkan Peraturan Perundang-undangan yang menjadi dasar dari
penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) yang terkait dengan rencana kegiatan
pertambangan umum yang akan dilakukan, misalnya:
1. Undang-undang No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Pertambangan
2. Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup
3. Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
4. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1969 tentang Pelaksanaan
Undang-undang No. 11/1967
5. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980 tentang Penggolongan
Bahan-bahan Galian.
6. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian
Pencemaran Air.
7. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL).
8. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup
No. Kep 02/MENKLH/1988 tentang Pedoman Penetapan Baku
Mutu Lingkungan.
9. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.
12/MENKLH/3/1994 tentang Pedoman Umum Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaa Pemantauan Lingkungan (UPL).
10. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup
No. Kep 51/MENKLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair
Bagi Kegiatan Industri.
11. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. ………..
tentang Pedoman Teknis Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Kegiatan Pertambangan
Umum, Minyak dan Gas Bumi serta Listrik dan Pengembangan
Energi.
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 98
12. Peraturan Daerah Propinsi ……… No. …… tentang ……………….…
13. Keputusan Gubernur Propinsi …….. No. …….. tentang ……………..

1.2. Tujuan dan Kegunaan Pembuatan UKL dan UPL


a. Tujuan
- Menyajikan informasi lingkungan setempat sebelum adanya
kegiatan pertambangan umum
- Menguraikan kegiatan yang akan dilakukan perusahaan
pertmabangan umum
- Menguraikan jenis dan komponen lingkungan yang akan
terkena dampak akibat kegiatan pertambangan umum.
- Menguraikan tindakan perusahaan dalam pengelolaan dan
pemantauan lingkungan.
b. Kegunaan
- Sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian KP
Eksploitasi.
- Sebagai instrumen pengikat dan acuan bagi pemrakarsa
dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan yang
dijalankannya.
- Sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah setempat dan Instanasi
terkait dalam melakukan pengawasan dan pemantauan.
1.3. Unsur Lingkungan Yang Sensitif
Uraikan secara singkat wilayah/kelompok masyarakat atau ekosistem di
sekitar rencana kegiatan, yang sensitif terhadap perubahan akibat adanya
rencana kegiatan tersebut.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 99
II. URAIAN RENCANA KEGIATAN
2.1. Identitas Pemrakarsa:
a. Nama Perusahaan : …………………………………………..
b. Nama serta jabatan
Penanggung Jawab : ………………………………………….
c. Jenis Perusahaan : Koperasi/CV/PT/Perorangan
d. Status Investasi : PMA/PMDN/Modal Sendiri
e. Alamat Perusahaan : ………………………………,………….
- Kantor Pusat
Jalan : …………………………………………..
Kabupaten : …………………………………………..
Propinsi : …………………………………………..
Telepon : …………………………………………..
Fax : ……………………………………..……
- Kantor di Lapangan : …………………………………………..
Jalan : …………………………………………..
Kabupaten : …………………………………………..
Propinsi : …………………………………………..
Telepon : …………………………………………..
Fax : ………………………………………….
f. Status Perizinan : KP Eksplorasi/Permohonan
Eksploitasi KW No……….

2.2. Lokasi Rencana Kegiatan


Uraian dengan jelas lokasi rencana kegiatan pertambangan umum,
dilengkapi peta dengan skala yang memadai (1:10.000; 1: 2.000; 1: 1.000),
batas-batas areal yang dimohon/ditingkatkan menjadi P Eksploitasi
dengan koordinat geografis serta hubungan dengan kegiatan lain (jalan
raya, pemukiman sudah ada) di sekitar.
a. Desa/Kelurahan : ………………………………..………………..
b. Kecamatan : ……………………………..…………………..
c. Kabupaten/kota : …………..……………………………………..
d. Propinsi : ……………………….…………………………

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 100
2.3. Kegiatan Lain di Sekitar Proyek

Tabel 2.1
Kegiatan Lain di Sekitar Proyek

No. Jenis Kegiatan Jarak Dari Proyek Tahun Mulai Kegiatan

Lokasi kegiatan lain di sekitar proyek tersebut diplotkan dalam peta situasi
pertambangan.

2.4. Cadangan dan kualitas


2.4.1. Batubara
a. Keadaan cadangan
Sebutkan perlapisan cadangan bahan galian batubara yang
terindikasi sesuai hasil eksplorasi detil. Sertakan juga sketsa
penampangan tegak/cross section perlapisan cadangan bahan
galian di wilayah kegiatan berdasarkan data pemboran.

Tabel 2.2
Keadaan Cadangan Bahan Galian Batubara

Lapisan Ketebalan (m) Arah Jurus Arah Kemiringan

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 101
b. Jumlah cadangan:
- Terkira (inffrred) :.…………………....……..……ton
- Tereka (indicated) :.……………..…………………ton
- Terukur (measured ):……………….………………ton
- Tertambang (mineable) : ……………………….……….ton
c. Lapisan yang akan ditambang :……………..……….…………….
d. Kualitas cadangan :

Tabel 2.3
Kualitas Cadangan

No. Parameter Basis Satuan Selang Nilai


1. Lengas tertambat a. d. %
2. Zat terbang a. d. %
3. Abu a. d. %
4. Karbon terlambat a. d. %
5. Nilai kalor a. d. Kcal/kg
6. Total sulfur a. r. %
7. …………..
8. …………..
9. …………..
10. …………..

e. Jumlah tanah penutup :.……………..bcm


f. Nisbah pengupasan :.……..bcm tanah/ton bahan
galian
g. Ketebalan tanah pucuk :……………..m
h. Zona perakaran :.……………..m
i. Kedalaman penggalian tambang
maksimum/pit limit : …………….. m
j. Rencana produksi :……………..ton/tahun
k. Rencana penjualan :.…………….. ton/tahun
l. Umur tambang :…………..tahun
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 102
2.4.2 Bijih primer dan bijih sekunder
a. Jumlah cadangan:
- Terkira (inferred) :….……………………………..ton
- Tereka (indicated) :……………….………………..ton
- Terukur (measures) :………….………………….…ton
- Tertambang (mineable) :………………………….…….ton
b. Kandungan mineral :…………………………….……...
c. Kadar bijih rata-rata :……….………………gr/ton (%)
d. Kadar bijih terendah yang
Dapat ditambang (c.o.g) :……………………….…...gr/ton
e. Rencana produksi
- R. O. M :…………………………… ton/th
- Konsentrat/logam :……….…………………… ton/th
f. Umur tambang :……………..……………… tahun

2.5. Jadwal Kegiatan


Tabel 2.4
Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan Tahun ke….


1 2 3 ….dst
1. Pembebasan lahan
2. Penerimaan tenaga kerja
3. Mobilisasi peralatan
4. Pembuatan
sarana/prasarana
- Jalan masuk
- Sarana fisik/bangunan
- Tempat penimbunan
- Instalasi pengolahan
- Instalasi pengolahan
limbah
5. Tambang permukaan
- Pembersihan lahan
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 103
- Pengupasan tanah
pucuk (top soil) dan
tanah penutup (over
burder)
6. Tambang bawah tanah
- Pekerjaan
penerowongan
7. Penambangan bahan
galian
8. Pengolahan bahan galian
9. Pengangkutan bahan
galian
10. Reklamasi lahan bekas
tambang
11. Pemutusan hubungan kerja
12. Pembongkaran bangunan
sarana/prasarana
penunjang

2.6. Fasilitas Penunjang


a. Sebutkan luas lahan yang akan digunakan untuk sarana dan
prasarana yang akan dibangun baik dalam maupun di luar wilayah
KP yang dimohon (seperti contoh pada Tabel 2.5):

Tabel 2.5
Lahan Untuk Sarana dan Prasarana

Sarana/Prasarana*) Luas (m2) Letak


Dalam KP Luar KP
∗ Kantor
∗ Bengkel
∗ Gudang
∗ Gudang bahan
peledak
∗ Mess/perumahan
∗ Tempat
penimbunan/stockpi
le

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 104
∗ Instalasipengolahan
bahan galian
∗ Jalan
∗ Sarana pengolahan
limbah
∗ Lain-lain
Jumlah luas lahan
*) Isian di dalam kolom hanya sekedar contoh, dapat disesuaikan dengan
sarana/prasarana yang ada di lokasi kegiatan
Catatan: Agar dilampirkan peta/layoutnya dalam skala yang memadai

b. Jalan Masuk
- Panjang : ………………….. m
- Lebar jalan : ………………….. m
- Lebar badan jalan yang dibersihkan: ………………..… m
- Jumlah jembatan : ……………… buah
- Total panjang jembatan : ……………… m
- Konstruksi jembatan : kayu/beton/besi/batu

2.7. Peralatan dan Bahan yang akan digunakan


2.7.1. Peralatan yang akan digunakan

Tabel 2.6
Peralatan yang akan Digunakan

No. Jenis Tipe/merek Kapasitas Jumlah Penggunaan


Alat Penambangan
(termasuk untuk reklamasi)

Alat Penunjang

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 105
Alat Pengolahan

Lainnya (termasuk untuk


pengangan limbah)

a. Alat pengangkatan peralatan : Trailer/KA/Truk/………..


b. Diperlukan pengawalan khusus : Ya/Tidak
c. Nama pelabuhan penerima :…………
d. Jarak dari pelabuhan penerima :………… km ke wilayah tambang

2.7.2. Bahan Yang Akan Digunakan

Tabel 2.7
Bahan yang akan digunakan

No. Jenis *) Sifat**) Jumlah Penggunaan Cara Kapasitas


pemakaian***) penyimpanan penyimpanan
1. BBM
2. Pelumas
3. Bahan
Peledak
4. Reagen
5.

*) Jenis bahan yang ada di dalam kolom hanya sekedar contoh, dapat
ditambah sesuai jenis bahan yang digunakan di lokasi kegiatan
**) Sifat: mudah terbakar, mudah meledak, mudah bereaksi dan lain-lain
***) Jumlah pemakaian bahan dilengkapi dengan satuannya.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 106
2.8. Kebutuhan Tenaga Kerja

Tabel 2.8
Kebutuhan Tenaga Kerja Pada Tahap Operasi

Jabatan Berasal dari Klasifikasi Jumlah


Manajer
Penyelia/Supervisor
Tenaga Terlatih/Skilled Labour
Administrasi/Administration
Tenaga Kerja Tidak
Terlatih/Unskilled Labour
Jumlah

2.9 Tata cara Penambangan dan Pengolahan


2.9.1. Batubara
2.9.1.1Tambang Permukaan
Berikan uraian dari kegiatan penambangan bahan galian yang akan
dilakukan sesuai dengan tahapnya, meliputi pembagian areal yang akan
ditambang (pembagian blok tambang), areal/blok mana lokasi-lokasi
penimbunan hasil pembersihan lahan/land clearing, tanah pucuk serta
tanah penutup selama belum ada lubang bekas tambang yang akan
ditimbun kembali/back filling. Selanjutnya selama penimbunan tersebut
berlangsung (pada disposal area) uraikan pula upaya pengelolaan
timbunan dari pengaruh erosi air permukaan dan lain-lain.

Tabel 2.9
Rencana Kegiatan Penambangan

Tahun Lokasi Blok Penambangan Luas Areal Luas Lahan Terganggu


Tambang
1.
2.
3.
Dst

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 107
1) Pembersihan lahan
- Dilakukan/tidak dilakukan pembesihan lahan
- Bila dilakukan, luas lahan yang dibuka : ………….. Ha/triwulan
2) Pengupasan tanah pucuk
- Dilakukan/tidak dilakukan pengupasan tanah pucuk
- Bila dilakukan, luas lahan yang dikupas
tanah pucuknya : ………….. Ha/triwulan
- Volume tanah pucuk yang dikupas : ………………. M3/triwulan
- Luas areal penimbunan : ……………….. Ha
- Jarak areal penimbunan dari tambang : ……………. Km
3) Penggalian tanah penutup
- Cara pemberaian tanah penutup : digali/digaruk/diledakkan
- Bila dilakukan peledakan:
∗ Kedalaman lubang ledak : …………… m
∗ Frekuensi peledakan : …………. Kali/triwulan
∗ Hasil peedakan/rasio peledakan : ……. M3 batuan/kg handak
∗ Pola peledakan : seri/parallel/kombinasi/tunda
∗ Jenis bahan peledak : ………….
∗ Jumlah bahan peledak : …………. Kg/triwulan
- Pemuatan dan pengangkutan
∗ Pemuatan : mekanis/manual
∗ Pengangkutan : mekanis/manual
∗ Jarak angkut :…………………km
- Penimbunan tanah penutup
∗ Rencana pemindahan tanah penutup : …… m3/triwulan
∗ Jarak angkut rata-rata : …….. km
∗ Lokasi penimbunan tanah penutup : di dalam/ di luar wilayah KP
∗ Tempat penimbunantanah penutup: lembah/rawa/lahan
terbuka/lubang bekas tambang
4) Penambangan batubara
- Cara pemberaian: digali/digaru/diledakan
- Bila dilakukan peledakan:
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 108
∗ Kedalaman lubang ledak : …….m
∗ Frekuensi peledakan : …….. kali/triwulan
∗ Hasil peledakan/rasio peledakan : ……….. m3/kg handak
∗ Pola peledakan : seri/pralel/kombinasi/tunda
∗ Jenis bahan peledak yang digunakan: …………..
∗ Jumlah bahan peledak : ……….. kr/triwulan
- Pemuatan dan pengangkutan
∗ Pemuatan : Mekanis/manual
∗ Pengangkutan : mekanis/manual
∗ Jarak angkut : ………….. km
- Penimbunan bahan galian
∗ Lokasi penimbunan bahan galian : di dalam/di luar wilayah KP
∗ Luas areal tempat penimbunan : …………. Ha
∗ Rencana produksi : ……… ton/triwulan
2.9.1.2 Tambang Bawah Tanah
1. Metoda penambangan
Room and pillar
Long wall
Short wall
2. Jenis lubang masuk:
Lubang datar (panjang=….m; lebar=…m; tinggi=……m)
Lubang tegak (panjang=.…m; lebar=…m’ tinggi=…....m)
Lubang miring (panjang=…m; lebar=..M; tinggi=……m)
3. Penerowongan (meliputi lubang masuk, drift, main gate,
level)
Dilakukan dengan cara : manual/mekanis/peledakan
- Bila dilakukan peledakan:
∗ Kedalaman lubang ledak :………….…m
∗ Frekuensi peledakan :……………....
∗ Hasil peledakan/rasio peledakan: …m3batuan/kg
handak
∗ Jenis bahan peledak :…………..…..

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 109
∗ Jumlah bahan peledak yang digunakan:
…Kg/triwulan
- Rata-rata kemajuan penerowongan:
∗ Pada batuan :…… m/triwulan
∗ Pada bahan galian :……. M/triwulan
∗ Volume hasil galian :….. m3/triwulan
- Pemuatan dan pengangkutan hasil penerowongan
∗ Pemuatan : manual/mekanis/
∗ Pengangkutan : manual/mekanis
- Jenis penyangga: kayu/besi/paku/batuan/pilar
- Ukuran pilar:
∗ Pada batuan :……..mX……m
∗ Pada bahan galian :……… mX…… m
4. Pemberaian batubara
- Dilakukan dengan cara :peledakan/mekanis/manual
- Bila dilakukan peledakan
∗ Kedalaman lubang ledak: ……………..m
∗ Frekuensi peledakan:…… kali/triwulan
∗ Hasil peledakan/rasio peledakan: …….m3
batuan/kg/handak
∗ Jenis bahan peledak: ………………
∗ Jumlah bahan peledak yang
digunakan:……kg/triwulan
- Pemuatan dan pengangkutan batubara
∗ Pemuatan: manual/mekanis
∗ Pengangkutan: manual/mekanis
∗ Jarak angkut rata-rata:………km ke luar tambang
5. Ventilasi tambang
- Pengaturan udara tambang dengan cara: alam/mekanis
- Bila dengan mekanis:
∗ Jenis alat: hisap/hembus/kombinasi
∗ Kapasitas aliran udara: ……. m3/det
6. Penirisan tambang

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 110
- Cara mengatasi air tambang dengan:
∗ Gravitasi
∗ Tenaga pompa
∗ Kombinasi
- Sebelum masuk tempa pembuangan air tambang
ditampung/tidak ditampung pada sumuran (sump)
- Tempat pembuangan air tambang adalah:
∗ Rawa
∗ Danau
∗ Sungai…………
7. Pengolahan batubara
- Batubara dari tambang sebelum dijual, dilakukan/tidak
dilakukan pengolahan.
- Bila dilakukan pengolahan barupa:
∗ Penggerusan
∗ Pengayakan
∗ Pencucian
∗ Lain-lain………
- Bila dilakukan pencucian/pengolahan secara basah:
∗ Sumber air berasal dari: sungai/danau/rawa/air
tanah
∗ Air yang digunakan: …….. I/jam
∗ Air limbah yang dihasilkan: ………I/jam
∗ Pengolahan air limbah dengan kolam
pengendapan/reagen/lain-lain
∗ Kekentalan limbah: ……….% padatan
2.9.2 Bijih Primer
2.9.2.1 Tambang permukaan

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 111
Tabel 2.10
Rencana Kegitan Penambangan

Tahun Lokasi Blok Penambangan Luas Areal Luas Lahan Terganggu


Tambang
1.
2.
3.
Dsr

1. Metoda penambangan
□ Open pit
□ Open cut/open cast
□ Lainnya…………
2. Pembersihan lahan
□ Dilakukan/tidak dilakukan pembersihan lahan
□ Bila dilakukan, luas lahan yang dibuka: ……. Ha/triwulan
3. Pengupasan tanah pucuk
- Dilakukan /tidak dilakukan pengupasan tanah pucuk
- Bila dilakukan, luas lahan yang dikupas
tanah pucuknya: …… Ha/triwulan
- Volume tanah pucuk yang dikupas: ………… m3/triwulan
- Luas areal penimbunan: …………..Ha
- Jarak areal penimbunan dari tambang: ……… km
4. Penggalian tanah penutup
- Cara pemberaian tanah penutup: digali/digaru/diledakan
- Bila dilakukan peledakan:
∗ Kedalaman lubang ledak: …….. m
∗ Frekuensi peledakan: …………. Kali/triwulan
∗ Hasil peledakan/rasio peledakan: …………
m3batuan/kg handak
∗ Pola peledakan: seri/parallel/kombinasi/tunda
∗ Jenis bahan peledak yang digunakan: ……………

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 112
∗ Jumlah bahan peledk: ……….. kg/triwulan
- Pemuatan dan Pengangkutan
∗ Pemuatan: mekanis/manual
∗ Pengangkutan: mekanis/manual
- Penimbunan tanah penutup
∗ Rencana pemindahan tanah penutup:
………….m /triwulan
3

∗ Jarak angkut rata-rata: ……………………. Km


∗ Lokasi penimbunan tanah penutup: di dalam/di luar
wilayah KP
∗ Tempat penimbunan tanah penutup: lubang bekas
tambang
5. Penambangan bijih primer
- Cara pemberaian bijih primer: digali/digaru/diledakkan
- Bila dilakukan lubang ledak : ………. m
- Frekuensi peledakan :……………. Kali/triwulan
- Hasil peledakan/rasio peledakan: ………. M3/kg/handak
- Pola peledakan: seri/parallel/kombinasi/tunda
- Jenis bahan peledak yang digunakan: ………………….
- Jumlah bahan peledak: ………. Kg/triwulan
6. Pemuatan dan pengangkutan
- Pemuatan: mekanis/manual
- Pengangkutan: mekanis/manual
- Jarak angkut : …………….. km
7. Penimbunan bijih primer
- Lokasi penimbunan: di dalam/di luar wilayah KP
- Luas areal tempat penimbunan: ………….. Ha
- Rencana produksi: …………. Ton/triwulan
2.9.2.2 Tambang bawah tanah
1. Metoda penambangan
ƒ Tanpa penyangga (open stoping)
ƒ Dengan penyangga (supported stoping)
ƒ Sistem ambrukan
ƒ …………………..
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 113
2. Jenis lubang masuk:
ƒ Lubang datar (panjang=…....m; lebar=..…….m; tinggi=……m)
ƒ Lubang tegak (panjang=…….m; lebar=…….m; tinggi=..…..m)
ƒ Lubang miring (panjang=……m; lebar=..….m; tinggi=…….m)
3. Penerowongan (meliputi lubang masuk, drift, main gate, level)
Dilakukan dengan cara
- Bila dilakukan peledakan:
∗ Kedalaman lubang ledak: …………m
∗ Frekuensi peledakan: ……kali/triwulan
∗ Hasil peledakan/rasio peledakan: … 3 batuan/kg
handak
∗ Jenis bahan peledak: …………………
∗ Jumlah bahan peledak yg digunakan: …..kg/triwulan
- Rata-rata kemajuan peneowongan:
∗ Pada batuan (country rock): ……. M/triwulan
∗ Pada bahan galian (ore body): ……… m/triwulan
∗ Volume hasil galian: …………..m3/triwulan
- Pemantauan dan pengangkutan hasil penerowongan
∗ Pemuatan: manual/mekanis/……..
∗ Pengangkutan: manual/mekanis/
- Jenis penyanggaan: kayu/besi/paku/batuan/pilar
- Ukuran pilar:
∗ Pada batuan: ………mX……………m
∗ Pada bahan galian: …….mX…………..m
4. Pemberaian bijih
- Dilakukan dengan cara: peledakan/mekanis/manual
- Bila dilakukan peledakan
∗ Kedalaman lubang ledak: ……….m
∗ Frekuensi peledakan: …….. kali/triwulan
∗ Hasil peledakan/rasio peledakan: ….m3 batuan/kg
handak
∗ Jenis bahan peledak: ………………
∗ Jumlah bahan peledak yang digunakan: …….
Kg/triwulan
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 114
- Pemuatan dan pengangkutan bijih
∗ Pemuatan: manual/mekanis
∗ Pengangkutan: manual/mekanis
∗ Jarak angkut rata-rata: ………. Km ke luar tambang
5. Ventilasi tambang
- Pengaturan udara tambang dengan cara: alam/mekanis
- Bila dengan mekanis:
∗ Jenis alat: hisap/hembus/kombinasi
∗ Kapasitas aliran udara: …….m3/det
6. Penirisan tambang
- Cara mengatasi air tambang dengan:
□ Gravitasi
□ Tenaga pompa
□ Kombinasi
- Sebelum masuk tempat pembuangan air tambang
ditampung/tidak ditampung pada sumuran (sump)
- Tempat pembuangan air tambang adalah:
□ Rawa
□ Danau
□ Sungai
7. Pengolahan dan pemurnian
- Pengolahan bijih dengan cara:
□ Penggerusan
□ Pengayakan
□ Penggilingan
□ Lain-lain………….
- Ekstraksi logam dengan cara:
□ Flotasi
□ Amalgamasi
□ Pemisahan secara gravitasi
□ Lain-lain ……………
8. Kebutuhan air yang digunakan untuk kegiatan:
- Sumber air berasal dari: sungai/danau/rawa/air tanah
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 115
- Air yang digunakan: ………. I/jam
- Air limbah yang dihasilkan: …. I/jam
- Pengolahan air limbah dengan kolam
pengendapan/reagen/lain-lain
- Kekentalan limbah: …..% padatan

2.9.3. Bijih Sekunder

Tabel 2.11
Rencana Kgiatan Penambangan

Tahun Lokasi Blok Penambangan Luas Areal Luas Lahan Terganggu


Tambang
1.
2.
3.
4.
5.
Dst

1. Metoda penambangan
□ Tambang kering
□ Tambang semprot (hydraulicking)
□ Tambang keruk (dredging)
2. Pembersihan lahan
- Dilakukan/tidak dilakukan pembersihan lahan
- Bila dilakukan, luas lahan yang dibuka: ……Ha/triwulan
3. Pengupasan tanah pucuk
- Dilakukan/tidak dilakukan pengupasan tanah pucuk
- Bila dilakukan, luas lahan yang dikupas
tanah pucuknya: …… Ha/triwulan
- Volume tanah pucuk yang dikupas: ….. m3/triwulan
- Luas areal penimbunan: …… Ha

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 116
- Jarak areal penimbunan dari tambang; …………… Km
4. Penggalian tanah penutup
- Cara pemberaian tanah penutup : digali/digaru/disemprot
dengan monitor/kapal keruk
- Pemuatan dan pengangkutan
∗ Pemuatan: mekanis/manual
∗ Pengangkutan: mekanis/manual
- Penimbunan tanah penutup
∗ Rencana pemindahan tanah penutup: ….. m3/triwulan
∗ Jarak angkut rata-rata: ……. Km
∗ Lokasi penimbunan tanah penutup: di dalam/di luar
wilayah Kp
∗ Tempat penimbunan tanah penutup:
lembah/rawa/lahan terbuka/lubang bekas tambang
5. Penambangan bijih sekunder
- Cara pemberaian bijih sekunder: digali/digaru/disemprot
dengan monitor/kapal keruk
- Pemuatan dan Pengangkutan
∗ Pemuatan: mekanis/manual
∗ Pengangkutan: mekanis/manual
∗ Jarak angkut: ……. Km
- Penimbunan bijih sekunder
∗ Lokasi penimbunan: di dalam/di luar wilayah KP
∗ Luas areal tempat penimbunan: …….. Ha
∗ Rencana produksi: …… ton/triwulan
6. Pengolahan dan ekstraksi
- Penggolahan/pencucian bijih dengan cara:
∗ Meja goyang
∗ Palong (sluice box)
∗ Dulang (planning)
∗ Lain-lain…………….
- Ekstraksi logam dengan cara:
∗ Amalgamasi
∗ Flotasi
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 117
∗ Lain-lain ……………….
- Kebutuhan air yang digunakan untuk kegiatan:
∗ Sumber air: sungai/danau/rawa/air tanah
∗ Air yang digunakan: …….. I/jam
∗ Ai limbah yang dihasilkan : …………I/jam
∗ Pengolahan air limbah dengan kolam
pengendapan/reagen/lain-lain
∗ Kekentalan limbah : …….. % padatan

2.10 Limbah Yang Diperkirakan Akan Timbul

Tabel 2.12
Limbah yang diperkirakan akan timbul

No Jenis Sifat **) Jumlah***) Pengolahan Limbah


1. Minyak pelumas bekas
2. Besi Tua
3. Limbah domestik
4. Gas buang/emisi
5.

*) Isian di dalam kolam hanyalah sekedar contoh, dapat disesuaikan dengan jenis limbah
yang dihasilkan.
**) Diisi dengan sifat limbah yang dimaksud, misalnya
ϑ Berbahaya (B)
ϑ Beracun (R)
ϑ Korosif (K)
ϑ Eksplosif (E)
ϑ Mudah Terbakar (T)
***) Diisi dengan jumlah limbah yang dihasilkan, dilengkapai dengan satuan jumlahnya,
misalnya Lt/hari, M3/hari, kg/hari, dan lain-lain.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 118
BAB III. URAIAN KOMPONEN LINGKUNGAN

3.1. Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak


Uraikan jenis ekosistem yang ada di wilayah rencana kegiatan pertambangan
umum. Dari luas areal kegiatan tersebut apabila terdapat tumpang tindih
dengan pemanfaatan lahan untuk kegiatan lain (misalnya kawasan lindung,
hutan produksi, pemukiman, dll) sebutkan luasnya serta plotkan dalam peta.
Lampirkan peta lokasi pengambilan contoh untuk rona lingkungan dengan
skala 1:10.000/1:5.000/1:2.000/1:1.000

3.2. Fisik-Kimia
a. Ekosistem rencana kegiatan berupa:
□ Hutan lindung
□ Cagar alam
□ Hutan produksi
□ Hutan tanaman industri
□ Wilayah transmigrasi
□ Perkotaan/permukiman
□ Lainnya: ……….
b. Kondisi Lahan
- Luas KP Eksploitasi yang dimohon: …..Ha
- Peruntukan lahan yang dimohon; sudah/tidak sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)/belum punya RTRW.
- Status tanah: Tanah adat/tanah negara milik/tanah milik/lain-lain
(Lampiran juga peta tata guna lahan atau peta ruang wilayah)
c. Berdasarkan data 5 tahun terakhir:
- Curah hujan rata-rata tahunan: …………… mm
- Jumlah hari hujan rata-rata tahunan: …… hari
- Curah hujan bulanan rata-rata:
© Januari: …………………….…………. mm
© Februari: ……………………………….. mm
© Maret : ……………………………….. mm
© April: ……………………………..… mm
© Mei: ………………….……….…… mm
© Juni: …………………………….…. mm
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 119
© Juli: ………………………….……. mm
© Agustus: ………………………….……. mm
© September: …………………………..…… mm
© Oktober: ………………………..……… mm
© November: ……………………………….. mm
© Desember: ……………………………….. mm
d. Bentang alam tempat operasi berlangsung:
- Ketinggian dari muka laut: ………………………………….m
- Morfologi daerah berupa:
Dataran
Perbukitan
Bergelombang
Pantai
Rawa
e. Hidrologi di sekitar kegiatan
1. Sungai
Sungai yang kemungkinan bisa terpengaruh dengan adanya
kegiatan pertambangan umum ini adalah seperti pada tabel 3.1 di
bawah ini.

Tabel 3.1
Sungai-sungai yang Diperkirakan Akan Terkena Dampak

Nama Lebar Dalam Kec. Aliran Debit Peruntukan menurut Pemanfaatan


Sungai Rata-rata. Rata-rata Rata-rata M3/det Sk Gubernur No*)….. oleh penduduk
(m) (m) (m/det)
Min Max

*) Diisi sesuai dengan peraturan daerah/pusat yang berlaku di lokasi kegiatan.


_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 120
Mutu (kualitas) fisika dan kimia dari air sungai-sungai tersebut pada tabel di atas
berdasarkan hasil analisa laboratorium……………………., di…………………..,
tanggal……………………., bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2
Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Sungai Sebelum Terpengaruh oleh Kegiatan
Pertambangan

Parameter Satuan Air sungai BML*),


Yang sesuai
Diperiksa dengan
perunt
ukan
……………. …………. ………….. ………..
Hilir Hulu Hilir Hulu Hilir Hu Hilir Hulu
lu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Fisika
TDS Mg/I
TSS Mg/I
Kekeruhan Umho
s/cm
Warna

Kimia
PH

Kesadahan

Kalsium Mg/I
Magnesiu Mg/I
m
Chlorida Mg/I
Besi (Fe) Mg/I
Mangan Mg/I
(Mn)
Tembaga Mg/I
(cu)
Seng (Zn) Mg/I
Timbal (Pb) Mg/I

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 121
Air raksa Mg/I
(Hg)
Nitrat Mg/I
Nitrit Mg/I
Amoniak Mg/I
Sulfat Mg/I
Phospat Mg/I
BOD Mg/I
COD Mg/I

*) BML yang disesuaikan dengan peruntukannya, yang dikeluarkan melalui peraturan


daerah atau peraturan dari pusat yang berlaku di lokasi kegiatan.
Catatan: Sebagai bukti, hasil analisis

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 122
2. Air sumur penduduk
Mutu (kualitas) fisik dan kimia air sumur penduduk di sekitar
pertambangan umum yang diperkirakan terkena dampak adalah
seperti terlihat pada tabel 3.3

Tabel 3.3
Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Sumur Penduduk Di Sekiatar Kegiatan Pertambangan

Parameter yang Satuan Air sumur BML*) sesuai dengan


Diperiksa peruntukan
1 2 3 4
Fisika
TDS Mg/I
TSS Mg/I
Kekeruhan Umhos/cm
Warna
Kimia
PH
Kesadahan
Kalsium Mg/I
Magnesium Mg/I
Chlorida Mg/I
Besi (Fe) Mg/I
Mangan (Mn) Mg/I
Tembaga (Cu) Mg/I
Seng (Zn) Mg/I
Timbal (Pb) Mg/I
Air Raksa (Hg) Mg/I
Nitrat Mg/I
Nitrit Mg/I
Amoniak Mg/I
Sulfat Mg/I

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 123
Phospat Mg/I
BOD Mg/I
COD Mg/I

*) BML yang diacu disesuaikan dengan peruntukannya, yang dikeluarkan melalui


peraturan daerah atau peraturan dari pusat yang berlaku di lokasi kegiatan.
Catatan: Sebagai bukti, hasil analisa laboratorium kami lampirkan pada Lampiran

3. Tanah
Sebagai bahan untuk menilai kesuburan tanah di daerah
pertambangan, telah dianalisa contoh-contoh tanah top soil
kedalaman 0-15 cm, sub soil 16-40 cm, dengan hasil seperti terlihat
pada tabel 3.4.

Tabel 3.4
Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik-Kimia Tanah Di Sekitar Daerah Kegiatan Penambangan

Paramter Tempat/lokasi Pengambilan Contoh


yang
diperiksa
………………………. ……………. ………………. …………..
TS SS TS SS TS SS TS SS
PH H2)
(1:2,5)
PH KCI 1n
(1:2,5)
Kadar air
C-organik
N Total
P2O5 cl (25%)
Citra (2%)
Basa yang
dapat
dipertukarka
nK
Na
Ca

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 124
Mg
AI
KTK
Reksur
Lanau
Pasir
Pasir kasar
K2O HCI
(25%)
Citrat (2%)
Kesuburan

- TS= Top Soil


- SS= Sub Soil
- Untuk kesuburan=Tinggi/sedang/rendah

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 125
3.3 Biologi
a. Flora
Buat daftar tumbuhan di lokasi sekitar kegiatan pertambangan dari
bentuk hidup pohon, perdu dan herba dengan keterangan mengenai
spesifiknya (misalnyal angka, dilindungi)

Tabel 3.5
Daftar Tumbuhan di Lokasi Kegiatan Pertambangan

No Nama Daerah/Spesies Keterangan*)


1. Pohon:
…………………
…………………
2. Perdu
……………..
……………….
3. Herba
………………
……………

*) Berisi tentang hal-hal yang dianggap perlu tetapi belum diinformasikan bila
diperlukan dapat menggunakan lembar tersendiri.

b. Fauna
Satwa di lokasi sekitar kegiatan pertambangan disusun menurut golongan
binatang menyusui (Mammalia), binatang melata (Reptilia), binatang
hidup di dua alam (Amphibia), bangsa burung (Aves) dan ikan (Pisces).

Tabel 3.6
Daftar Satwa di Lokasi Kegiatan Pertambangan

No Nama Daerah/Spesies Keterangan*)


1. Mammalia
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 126
………….
2. Reptilia
………….
………..
3. Amphibia
………….
…………..
4. Aves
……
……
5. Pisces
………….
…………….

*) Berisi tentang hal-hal yang dianggap perlu tetapi belum diinformasikan bila
diperlukan dapat menggunakan lembar tersendiri

3.4 Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya


a. Penduduk
Keadaan penduduk di desa-desa sekitar daerah rencana
pertambangan umum dapat dilihat seperti pada tabel 3.7a s/d 3.7d

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 127
Tabel 3.7a
Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Desa-desa Sekitar Daerah Pertambangan

Nama Laki-laki Wanita


Desa
Umur (tahun) Jumlah Umur (tahun) Jumlah
0-14 14-54 ≥ 55 0-14 14-54 ≥ 55
org % org % org % org % org % org % org % org %

Jumlah

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 128
Tabel 3.7b
Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Nama Tidak SD SLTP SMU Akadem PT Jumlah


Desa sekolah i

Jumlah

Tabel 3.7c
Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Nama Desa Petani Pedagang Buruh Peg.negeri ABRI Dokter Paramedi Lain-lain Jumlah

Jumlah

Tabel 3.7d
Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama

Nama Islam Kristen Katholik Budha Hindu Kepercayaan Kepada Jumlah


Desa Tuhan YME

Jumlah

b. Sarana dan prasarana yang ada di desa-desa sekitar daerah


pertambangan tertera pada Tabel 3.8a s.d. 38c sebagai berikut:
1. Sarana pendidikan

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 129
Tabel 3.8a
Sarana Pendidikan

Nama TK SD SLTP SMU PT Lain-lain Jumlah


Desa

Jumlah

2. Sarana kesehatan

Tabel 3.8b
Sarana Kesehatan
Nama Rumah Puskesmas Puskesmas Posyandu Lain- Jumlah
Desa Sakit Pembantu lain

Jumlah

3. Sarana pribadatan

Tabel 3.8c
Sarana Peribatan Penduduk yang ada di sekitar Desa-desa yang Dekat dengan Lokasi
Kegiatan Pertambangan

Nama Desa Masjid/ Gereja Pura Vihara Lain-lain Jumlah


Langgar

Jumlah

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 130
IV. DAMPAK-DAMPAK YANG AKAN TERJADI
4.1. Dampak Yang Akan Terjadi
Dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat akan dilaksankannya kegiatan
pertambangan umum adalah seperti pada tabel 4 berikut ini:

Tabel 4
Perkiraan Dampak yang akan terjadi

Komponen Kegiatan Komponen Lingkungan Jenis Dampak


1 2 3
Pembebasan lahan ⋅ Sosial ⋅ Keresahan karena
ketidakpuasan ganti
rugi
Penerimaan tenaga kerja ⋅ Sosial-ekonomi ⋅ Keresahan karena
tenaga kerja lokal tidak
tertampung
⋅ Perubahan nilai sosial-
budaya
Pembuatan jalan ⋅ Air ⋅ Penurunan kualitas air
karena peningkatan
erosi
⋅ Tergantungnya fauna
Pembangunan sarana dan ⋅ Air ⋅ Penurunan kualitas air
prasarana karena peningkatan
erosi
⋅ Tergantungnya fauna
Pembangunan Instalasi ⋅ Air ⋅ Penurunan kualitas air
pengolahan karena peningkatan
erosi
⋅ Tergantungnya fauna
Penerowongan (tambang ⋅ Penurunan kualitas ir
bawah tanah) karena peningkatan
erosi
Pembersihan lahan ⋅ Tanah ⋅ Penurunan
(tambang permukaan) kesuburan/kualitas
lahan
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 131
⋅ Udara ⋅ Menurunnya kualitas
udara
⋅ Bilogi ⋅ Tergantungnya habitat
biota darat dan biota
perairan
Penggalian tanah pucuk ⋅ Tanah ⋅ Penurunan kesuburan
tanah
⋅ Air ⋅ Penurunan kualitas air
karena erosi
⋅ Biologi ⋅ Matinya tanaman pada
daerah timbunan
Pemindahan tanah ⋅ Udara ⋅ Penurunan kualitas
penutup udara karean debu
⋅ Tanah ⋅ Penurunan kesuburan
terutama di tempat
penimbunan
⋅ Perubahan bentang
alam
⋅ Getaran akibat
peledakan
⋅ Air ⋅ Penurunan kualitas air
karena erosi
⋅ Biologi ⋅ Matinya tumbuhan di
daerah timbunan
Penambangan bahan ⋅ Udara ⋅ Penurunan kualitas
galian udara karena debu
⋅ Peningkatan
kebisingan
⋅ Tanah ⋅ Penurunan kesuburan
terutama di tempat
penimbunan
⋅ Perubahan bentang
alam
⋅ Getaran akibat
peledakan
⋅ Air ⋅ Penurunan kualitas air
karena erosi
⋅ Biologi ⋅ Matinya tumbuhan di
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 132
daerah timbunan
Pengangkutan Bahan ⋅ Udara ⋅ Penurunan kualitas
galian udara karena debu
⋅ Kebisingan
Pengolahan Bahan galian ⋅ Air ⋅ Penurunan kualitas air
karena air limbah
⋅ Tanah ⋅ Penurunan kesuburan
karena timbunan
pengotor hasil
pengolahan bahan
galian
Penimbunan Bahan galin ⋅ Udara ⋅ Penurunan kualias
udara karena debu
⋅ Air ⋅ Penurunan kualitas air
karena air penirisan
Pemutusan Hubungan ⋅ Sosial ⋅ Keresahan akibat akan
Kerja kehilangan mata
pencaharian

Catatan:
Isian di dalam kolom hanya sebagai panduan, dapat ditambah/disesuaikan dengan
rencana kegiatan.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 133
V. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL)

5.1. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)


Dalam melakukan pengelolaan lingkungan (UKL) pertambangan umum yang
akan dilaksanakan adalah seperti terlihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) Pertambangan umum

Tahap Komponen Jenis Dampak Upaya Pelaksanaan


Kegiatan Kegiatan Pengelolaan*)
Lokasi Waktu Pengawas
Pengelolaan Pelaksanaan**)
Lingkungan
1 2 3 4 5 6 7
Persiapan . Pembebas . Keresahan karena Pemda
an ketidakpuasan
dalam ganti rugi

. Penerima . Keresahan karena Pemda


an tenaga tenaga kerja lokal
kerja tak tertampung
. Perubahan nilai
sosial budaya

. Pembuata . Penurunan kualitas PIT


n jalan air karena
peningkatan erosi
. Tergantungnya
fauna

. Pembang . Penurunan kualitas PIT


unan air karena
sarana peningkatan erosi
dan
. Tergantungnya
prasarana
fauna

. Pembang . Penurunan kualitas PIT


unan air karena
instalasi peningkatan erosi
pengolah
. Tergantungnya
an
fauna

. Penerowo . Penurunan kualitas PIT


ngan air karena
(tambang peningkatan erosi
bawah
tanah)

. Pembersi . Penurunan PIT

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 134
han lahan kesuburan/kualitas
(tambang laan menurunnya
permukaa kualitas air sungai
n) dan air permukaan
karena erosi
. Menurunnya muka
ai tanah
. Menurunnya
kualitas udara
. Tergantungnya
habitat biota darat
dan biota perairan
Operasi . Penggalia . Penurunan PIT
n tanah kesuburan tanah
pucuk
. Penurunan kualitas
air karena erosi
. Matinya tanaman
pada daerah
timbunan

. Pemindah . Penurunan kualitas PIT


an tanah udara karena debu
penutup
. Peningkatan
kebisingan
. Penurunan
kesuburan terutama
di tempat
penimbunan
. Perubahan bentang
alam
. Getaran akibat
peledakan
. Penurunan kualitas
air karena erosi
. Matinya tumbuhan
di daerah timbunan

. Penamba . Penurunan kualitas PIT


ngan udara karena debu
bahan
. Peningkatan
galian
kebisingan
. Penurunan
kesuburan terutama
di tempat
penimbunan
. Perubahan bentang
alam
. Getaran akibat

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 135
peledakan
. Penurunan kualitas
air karena erosi

. Pengangk . Penurunan kualitas PIT


utan udara karena debu
bahan
. Kebisingan
galian

. Pengolah . Penurunan kualitas PIT


an bahan air karena air limbah
galian
. Penurunan
kesuburan karena
timbunan pengotor
hasil pengolahan
bahan galian

. Penimbu . Penurunan kualitas PIT


nan udara karena debu
bahan
. Penurunan kualitas
galian
air karena air
penirisan
Purna . Pemutusa . Keresahan akibat PIT
Operasi n akan kehilangan
hubunga mata pencaharian
n kerja

. Reklamas . Perubahan bentang PIT dan


i lahan alam Pemda
bekas
. Penurunan kualitas
tambang
lingkungan
dan
timbunan . Perubahan tataguna
lahan

*) - Bila upaya pengelolaan berupa pengadaan peralatan/pembangunan unit-


unit pengolahan, agar dilampirkan gambar spesifikasi teknis/desain
berikut asumsi-asumsi yang digunakan sebagai dasar penentuan desain.
- Bila ada ganti rugi untuk pembebasan lahan, dilampirkan proses ganti
rugi tersebut.
**) Diisi dengan bulan dan tahun rencana pengelolaan akan dilaksanakan.
Untuk memperjelas Tabel 5.1 di atas lampirkan pula:
1. Peta Pengelolaan Lingkungan dengan skala: 1:1.000/1:2.000/1:5.000/1:10.000
yang isinya terdiri dari; lokasi kegiatan, sarana pengelolaan lingkungan dan
batas wilayah pengelolaan lingkungan.
2. Gambar teknik sarana pengelolaan lingkungan yang akan dibangun (misalnya
kolam pengendapan).
3. Langkah dan hasil perhitungan untuk memperkirakan besar dampak dan
perancangan sarana pengelolaan lingkungan.
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 136
Tabel 5.2
Rencana Reklamasi Lahan Bekas Tambang

No Rencana Jenis Tanaman Jarak Frekuensi Jenis Pupuk *)


Reklamasi Tanaman Pemupukan
Lahan Tiap (m) Tiap Tahun
Tahun (Ha)

*) Jenis pupuk: pupuk kompas, urea, TSP, dll

5.2. Biaya Pengelolaan Lingkungan


Investasi fisik/peralatan Rp………………………………………….
Biaya operasi pengelolaan lingkungan
setiap triwulan: Rp……………………………………….…
Biaya lain-lain Rp………………………………………….
Total Rp ……………………………..…………..

VI. UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

6.1. Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)


Pedoman dalam melakukan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
Pertambangan umum yang akan kami laksanakan adalah sebagaimana terlihat
pada Tabel 6.1 sebagai berikut:

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 137
Tabel 6.1
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)

Tahap Kegiatan Komponen Jenis dampak Parameter yg Frekuensi Cara/alat Tolok Lokasi Pengawas Instansi
kegiatan dipantau pemantauan ukur/BML pemantauan pengguna
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Persiapan Pembebasan - Keresahan karena Pemda
lahan ketidakpuasan
ganti rugi lahan
Penerimaan - Keresahan karena
tenaga kerja tenaga kerja lokal
tidak tertampung
Pembuatan - Penurunan
jalan kualitas air karena
peningkatan erosi
Pembangunan - Penurunan
sarana dan kualitas air karena
prasarana peningkatan erosi
Pembangunan - Penurunan
instalasi kualitas air karena
pengolahan peningkatan erosi
Pembersihan - Penurunan
lahan (tambang kesuburan tanah
permukaan)
- Penurunan
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 138
kualitas air
permukaan karena
erosi
- Penurunan
kualitas udara
Operasi Pengupasan - Penurunan
tanah pucuk kesuburan tanah
- Penurunan
kualitas air karena
erosi
- Matinya tanaman
di lokasi
penimbunan
Pengupasan/p - Penurunan
emindahan kualitas udara
tanah penutup karena debu
- Peningkatan
kebisingan
- Penurunan
kesuburan tanah
dan matinya
tumbuhan di
lokasi timbunan
- Perubahan
bentang alam
- Penurunan
kualitas air karena
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 139
erosi
Penambangan - Penurunan
batubara kualitas udara
karena debu
- Peningkatan
kebisingan
- Penurunan
kesuburan tanah
di lokasi
penimbunan
- Perubahan
bentang alam
- Penurunan
kualitas air karena
erosi
Pengangkutan - Penurunan
batubara kualitas udara
Pengolahan karena debu
batubara
- Peningkatan
kebisingan
- Penurunan
kualitas air karena
limbah pencucian
- Penurunan
kualitas tanah
karena timbunan
pengotor hasil
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 140
pengolahan
batubara
Penimbunan - Penurunan
batubata kualitas udara
karena debu
- Penurunan
kualitas air karena
air penirisan
Pasca operasi Pemutusan - Keresahan akibat
hubungan kerja kehilangan
pekerjaan
Reklamasi - Penuruanan Jenis dan 1 tahun Investarisa
kualitas jumlah sekali si jenis dan
lingkungan vegetasi kerapatan
timbunan

_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 141
6.2. Biaya Pemantauan Lingkungan
Investasi fisik/peralatan Rp …………………………………….
Biaya operasi pemantauan lingkungan
setiap triwulan Rp …………………………………….
Biaya pekerja pemantauan lingkungan Rp …………………………………….
Biaya analisis contoh Rp …………………………………….
Biaya lain-lain Rp …………………………………….

Total Rp …………………………………….

_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 142
VII. PENGAWASAN DAN PELAPORAN

7.1. Pengawas Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan


Pengawasan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dilakukan
oleh instansi yang ditugasi melaksanakan pengawasan lingkungan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7.2. Pelaporan Hasil Pengelolaan an Pemantauan Lingkungan
Pelaporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan disampaikan
secara rutin kepada instansi yang membidangi kegiatan usaha berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan tembusan kepada:
− Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
− Gubernur Propinsi
− Kepala Bapedalda
− Bupati Kabupaten

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 143
VIII. PERNYATAAN PELAKSANAAN
(Ditulis pada lembar resmi perusahaan/kop perusahaan)

Berdasarkan informasi dan upaya Pengelolaan lingkungan dan upaya Pemantauan


lingkungan terhadap dampak dari perusahaan kami seperti yang tertuang dalam Bab
I s/d VII ini kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :
Jabatan :
Selaku penanggung jawab atas pengelolaan dan pemantauan lingkungan dari:
Nama Perusahaan :
Nama dan Jabatan Penanggung Jawab :
Jenis Perusahaan : Koperasi/CV/PT/Perorangan
Status Investasi : PMA/PMDN/Modal Sendiri
Alamat Perusahaan :
Kantor Pusat :
Jalan :
Telepon :
Fax :
Status Perijinan : KP Eksplorasi/Permohonan KP
Eksploitasi : DU No. ……………
Menyatakan bahwa:
1. Kami akan melaksanakan Upaya Pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) seperti yang tercantum dalam BAB V dan VI,
serta bersedia secara berkala (setiap bulan Januari, April, Juli, dan Oktober)
melaporkan hasilnya kepada Direktorat Jenderal Pertambangan Umum dengan
tembusan kepada Kanwil Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,
Pemda Propinsi …….., Pemda Kabupaten …… serta instansi terkait lainnya.
2. Terhadap kegiatan usaha kami dapat dilakukan pengawasan oleh petugas yang
memiliki Surat Tugas dari Pejabat yang berwenang berdasarkan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
3. Apabila kami lalai untuk melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan
sebagaimana tercantum dalam dokumen UKL dan UPL seperti yang telah kami
kemukakan dalam formulir isian ini, kami bersedia menghentikan kegiatan
operasional dan apabila terjadi kasus pencemaran yang disebabkan oleh
kegiatan kami yang belum termasuk dalam formulir isian ini, kami bertanggung
jawab dan bersedia untuk ditindak sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 144
4. Kami bersedia memperbaharui dokumen UKL dan UPL ini apabila terjadi
perubahan kapasitas, proses produksi, lokasi dan sebagainya dalam kegiatan
kami.

Yang memberi pernyataan

Meterai Rp 6.000
Cap Perusahaan

(Nama Jelas)

Direktur Utama PT :

Direktur CV :

Ketua Koperasi :

Pemegang KP :

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 145
LAMPIRAN V : KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL
NOMOR : 1457 k/28/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

KRITERIA TATA RUANG ASPEK PERTAMBANGAN DAN ENERGI

I. PENGERTIAN
1. Ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yang menyangkut penyediaan
(pembangkitan, penyaluran dan distribusi) serta pemanfaatan tenaga listrik.
2. Tenaga listrik adalah salah satu bentuk energi sekunder yang dibangkitkan,
disalurkan dan didistribusikan untuk segala macam keperluan, dan bukan
listrik yang dipakai untuk komunikasi atau isyarat.
3. SUTET adalah saluran udara tegangan ekstra tinggi yang menggunakan kawat
telanjang (penghantar) di udara bertegangan lebih dari 245 kV sesuai Standar di
bidang ketenagalistrikan.
4. SUTT adalah saluran udara tegangan tinggi yang menggunakan kawat
telanjang (penghantar) di udara bertegangan 35 kV sampai dengan 245 kV
sesuai standar di bidang ketenagalistrikan.
5. Jarak bebas minimum adalah jarak terpendek antara penghantar SUTT atau
SUTET dengan permukaan tanah, benda-benda dan kegiatan lain di sekitarnya,
yang mutlak tidak boleh pendek dari yang telah ditentukan demi keselamatan
manusia dan mutlak hidup lainnya serta juga keamanan operasi SUTT atau
SUTET.
6. Ruang bebas adalah ruang sekeliling penghantar yang dibentuk oleh jarak
bebas minimum sepanjang SUTT atau SUTET, yang di dalam ruangan itu harus
dibebaskan dari benda-benda dan kegiatan lainnya.
7. Ruang bebas dan jarak bebas minimum adalah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

II. KRITERIA RARA RUANG ASPEK ENERGI DAN KETENAGALISTRIKAN


1. Kriteria tata ruang aspek energi dan ketenagalistrikan untuk setiap aspek
kegiatan bertitik tolak pada Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Nasional.
2. Kriteria tata ruang aspek ketenagalistrikan merupakan kawasan budidaya dan
merupakan tata ruang untuk kegiatan ketenagalistrikan dan tidak boleh
digunakan untuk kegiatan lain yang dapat mengganggu operasional
pembangkit dan atau jaringan sehingga mengalami gangguan pasokan tenaga
listrik yang dikenal dengan pemadaman (voltage dan frequency drop).

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 146
3. Batas-batas kawasan tersebut ditentukan berdasarkan persyaratan keamanan
keselamantan umum dan lingkungan.

III. KRITERIA TATA RUANG PLTA


Untuk kepentingan keamanan dan mencegah bahaya maka setiap orang baik sendiri
maupun bersama-sama dilarang:
1. Mengambil, mengganggu, merusak, membongkar bagian dari instansi PLTA,
tanda peringatan dan bahaya yang dipasang;
2. Melakukan kegiatan lain baik permanan ataupun sementara yang dapat
mengganggu proses operasional PLTA, merusak/mengganggu sarana/jaringan
telekomunikasi/komunikasi dan jlan masuk/instalasi.
Dalam mendirikan bangunan atau melakukan kegiatan lainnya dipersyaratkan
sebagai berikut:
1. Jarak antara bangunan dengan sarana maupun prasarana penunjang PLTA
harus memperhatikan faktor dampak lingkungan yang akan ada.
2. Pembuatan jalan dan pembangunan lainnya harus memperhatikan faktor
keamanan instalasi dengan melakukan penelitian atau studi terlebih dahulu.
3. Untuk pengamanan Instalasi PLTA dengan menjaga kelestarian sumber daya
air, maka apabila akan ada kegiatan lain di daerah hulu PLTA harus melakukan
penelitian terlebih dahulu.
4. Untuk pengemanan fungsi waduk/reservoar dengan enjaga kapasitas waduk,
kualitas air, maka apabila akan ada kegiatan lain di sekitar waduk misalnya,
galian pasir, industri, jala terapung harus melakukan penelitian terlebih dahulu.
5. Untuk pengamanan fungsi waduk yang merupakan catchment area atau daerah
konservasi air dan untuk keamanan instalasi, maka apabila akan ada kegiatan
lain pada waduk/reservoar harus memperhatikan tata ruang yang telah
ditetapkan untuk masing-masing kegiatan dengan mengacu pada studi yang
telah ada.
- Jarak kegiatan minimal harus 10 m;
- Jarak dengan Green Belt area minimal 5 m;
- Kegiatan keramba ikan maksimum 3% dari luas waduk;
- Tingkat erosi pada kawasan DAS hulu maksimum 2 mm/tahun.
6. Untuk perlindungan terhadap bahaya kebakaran, maka jarak minimum antara
bangunan dengan PLTA paling luar pada bidang yang datar adalah:
- 20 meter bagi pompa bensin atau tangki bensin diukur sampai dengan
batas pagar PLTA;
- 50 meter bagi tempat penimbunan bahan bakar diukur dari sisi tangki
terdekat dengan PLTA.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 147
7. Untuk pengamanan dari bahaya hanyut maka kegiatan lain minimal harus 500
m dari titik dimana air dari PLTA keluar.

IV. KRITERIA TATA RUANG PLTU/PLTGU


Untuk kepentingan keamanan dan mencegah bahaya maka setiap orang baik sendiri
maupun bersama-sama dilarang:
1. Mengambil, mengganggu, merusak, membongkar bagian dari instalasi
PLTU/PLTGU, tanda peringatan dan bahaya yang dipasang;
2. Melakukan kegiatan lain baik permanen ataupun sementara yang dapat
mengganggu proses operasional PLTU/PLTGU;
3. Merusak/mengganggu sarana/jaringan telekomunikasi/komunikasi dan jalan
masuk/keluar instalasi.
Dalam mendirikan bangunan atau melakukan kegiatan lainnya dipersyaratkan
sebagai berikut:
1. Jarak antara bangunan dengan sarana maupun prasarana penunjang
PLTU/PLTGU harus memperhatikan faktor dampak lingkungan yang akan
terjadi misalnya kualitas udara dan kebisingan;
2. Pembuatan jalan dan pembangunan lainnya harus memperhatikan faktor
keamanan instalasi dengan melakukan penelitian atau studi terlebih dahulu;
3. Untuk pengamanan instalasi pendingin PLTU/PLTGU dengan menggunakan
air laut, maka apabila akan ada kegiatan lain di sepanjang pantai dengan radius
200 meter dari outlet PLTU/PLTGU supaya melakukan penelitian terlebih
dahulu;
4. Untuk perlindungan terhadap konsumen pemakai semen, maka masyarakat
dilarang mengambil abu batubara tanpa siizin dari pemilik;
5. Untuk perlindungan terhadap bahaya kebakaran, maka jarak minimum antara
bangunan dengan PLTU/PLTGU paling luar pada bidang yang datar adalah
- 20 meter bagi pompa bensin atau tangki bensin ukur sampai dengan batas
pagar PLTU/PLTGU;
- 50 meter bagi tempat penimbunan bahan bakar diukur dari sisi tangki
terdekat dengan PLTU/PLTGU;
6. Untuk pengamanan bahaya kebakaran operasional bongkar/muat dan BBM;
- Jarak kegiatan lain harus minimal 500 meter dari kawasan bongkar/muat
batubara/BBM;
7. Untuk penentuan jarak aman instalasi PLTU/PLTGU dari kegiatan lain adalah:
- Untuk instalasi vital PLTU/PLTGU yaitu 20 meter dari kiri dan kanan;
- Untuk instalasi pendinginan PLTU/PLTGU dengan air laut yaitu 200
meter dari titik dimana air dari PLTU/PLTGU keluar maupun titik
dimana air dari PLTU/PLTGU masuk.
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 148
V. KRITERIA TATA RUANG PLTD/G
Untuk Kepentinggan keamanan dan mencegah bahaya maka setiap orang baik
sendiri maupun bersama-sama dilarang:
1. Mengambil, mengganggu, merusak, membongkar bagian dari instalasi
PLTD/G, tanda peringatan dan bahaya yang dipasang;
2. Melakukan kegiatan lain baik permanan ataupun sementara yang dapat
mengganggu proses operasional PLTD/G;
3. Merusak/mengganggu sarana/jaringan telekomunikasi/komunikasi dan jalan
masuk/keluar instalasi.
Dalam mendirikan bangunan atau melakukan kegiatan lainnya dipersyaratkan
sebagai berikut:
1. Jarak antara bangunan dengan sarana maupun prasarana penunjang PLTP
harus memperhatikan faktor dampak lingkungan yang akan terjadi misalnya
kualitas udara dan kebisingan;
2. Pembuatan jalan dan pembangunan lainnya harus memperhatikan faktor
keamanan instalasi dan lingkungan dengan melakukan penelitian atau studi
terlebih dahulu;
3. Untuk perlindungan terhadap bahaya kebakaran, maka jarak minimum antara
bangunan dengan PLTD/G paling luar pada bidang yang datar adalah:
- 20 meter bagi pompa bensin atau tangki bensin si ukur sampai dengan
batas pagar PLTD/G;
- 50 meter bagi tempat penimbunan bahan bakar diukur dari sisi tangki
terdekat dengan PLTD/G.
4. Untuk Pengamanan bahaya kebakaran operasional bongkar/muat batubara dan
BBM, jarak kegiaatan lain harus minimal 500 m dari kawasan bongkar/muat
batubara/BBM
5. Untuk penentuan jarak aman instalasi PLTD/G dari kegiatan lain adalah;
- Untuk instalasi vital PLTD/G yaitu 20 meter dari kiri dan kanan;
- Untuk instalasi pendinginan PLTD/G dengan air laut yaitu 200 meter dari
titik dimana air dari PLTD/G keluar maupun titik dimana air masuk ke
PLTD/G.

VI. KRITERIA TATA RUANG PLTP


Untuk kepentingan keamanan dan mencegah bahaya maka setiap orang baik sendiri
maupun bersama-sama dilarang:
1. Mengambil, mengganggu, merusak, membongkar bagian dari instalasi PLTP,
tanda peringatan dan bahaya yang dipasang;
2. Melakukan kegiatan lain baik permanen ataupun sementara yang dapat
mengganggu proses operasional PLTP;
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 149
3. Merusak/mengganggu sarana jaringan telekomunikasi/komunikasi dan jalan
masuk/keluar instalasi.
Dalam mendirikan bangunan atau melakukan kegiatan lainnya dipersyaratkan
sebagai berikut:
1. Jarak antara bangunan dengan sarana maupun prasarana penunjang PLTP
harus memperhatikan faktor dampak lingkungan yang akan terjadi misalnya
kualitas udara dan kebisingan;
2. Pembuatan jalan dan pembangunan lainnya harus memperlihatkan faktor
keamanan instalasi dan lingkungan dengan melakukan penelitian atau studi
terlebih dahulu;
3. Untuk perlindungan terhadap bahaya kebakaran, maka jarak minimum antara
bangunan dengan PLTP paling luar pada bidang yang datar adalah:
- 20 meter bagi pompa besin dan tangki bensin diukur sampai dengan batas
pagar PLTP;
- 50 meter bagi tempat penimbunan bahan bakar diukur dari sisi tangki
terdekat dengan PLTP.
Untuk penentuan jarak aman instalasi PLTP dari kegiatan lain adalah 20 meter dari
kiri dan akanan.

VII. KRITERIA TATA RUANG OPERASI SUTT DAN SUTET


Dengan tidak mengurangi arti dan isi dari Peraturan Menteri Pertambangan dan
Energi Nomor Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor
01.P/47/M.PE/1992 tentang Ruang Bebas Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) Untuk Penyaluran Tenaga
Listrik. Untuk kepentingan keamanan dan mencegah bahaya maka setiap orang baik
sendiri maupun bersama-sama dilarang:
1. Mengambil, mengganggu, merusak, membongkar bagian dari penyangga.
tanda peringatan dan bahaya serta pencegah panjat dan pagar yang ada di
sekitar tawer yang dipasang:
2. Memanjat penyangga, menembak, melempar, menjolok dan menyentuh dengan
cara apapun terhadap kawat pengahantar listrik;
3. Bermain layang-layang atau sejenisnya di kawasan sekitar SUTT atau SUTET
dan bermain olah raga di bawah ruang bebas yang dapat mengakibatkan SUTT
atau SUTET terganggu;
4. Membakar benda atau apapun di dalam atau di bawah ruang bebas,
mengadakan pertunjukan dan keramaian dan kegiatan lainnya yang dapat
memasuki ruang bebas;
5. Menggali tanah di sekitar pondasi tower dengan jarak dan kedalaman yang
memasuki batas aman (stabilitasi konstruksi) pondasi tower;
6. Melintangi bentangan kawat SUTT/SUTET pada jarak yang dapat memasuki
ruang bebas;
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 150
7. Membuang limbah polutan (gas, cair, padat) bahan kimia yang dapat membuat
peralatan metal dari SUTET/SUTT menjadi rusak karena korosif dan isolator
menjadi konduktif (flash over);
8. Mendirikan bangunan atau jalan yang pondasinya memasuki batas aman
pondasi tower;
9. Mendirikan bangunan atau menanam tanaman yang bagiannya memasuki
ruang bebas;
10. Menimbun atau menguruk tanah di bawah ruang bebas yang dapat
mengakibatkan penyempitan ruang bebas;
11. Merusak/mengganggu sarana komunikasi/SCADA, grounding sistem dsb;
12. Mengganggu/merusak sarana pengamanan lalu lintas penerbangan yang
terpasang pada tower SUTET (mis. Onstruction Flash Light) maupun pada
kawat petir pada transmisi SUTET (mis. Ball Marker);
13. Membuat terowongan (jalan kereta api, saluran air) yang mengganggu
stabilitasi instalasi.
Dalam mendirikan bangunan atau melakukan kegiatan lainnya dipersyaratkan
sebagai berikut:
1. Jarak antara bangunan dengan pengahantar harus lebih besar dari jarak bebas
minimum;
2. Pembuatan jalan, pembangunan saluran udara lainnya, dan penyelenggaraan
lainnya (di bawah, menyilang atau sejajar) dengan SUTT atau SUTET harus
memperhatikan jarak ruang bebas minimum;
3. Dalam keadaan penghantar memotong bidang yang melalui kawat penyangga
tumpu SUTT atau SUTET yang berdekatan, maka jara antara penghantar
dengan benda atau bangunan, pohon dan semacamnya yang menyilang di
sekitar penghantar tersebut harus memenuhi;
4. Untuk perlindungan terhadap bahaya kebakaran, maka jarak minimum antara
bangunan dengan proyeksi penghantar paling luar pada bidang yang datar
yang melewati bagian kaki penyangga adalah:
- 50 meter bagi pompa bensin atau tangki bensin diukur sampai dengan
bagian yang menonjol terdekat dengan SUTT atau SUTET;
- 50 meter bagi tempat penimbunan bahan bakar diukur dari sisi tangki
terdekat dengan SUTT atau SUTET.
Untuk penentuan jarak ruang bebas (ruang aman) dari kegiatan lain di sepanjang
jalur SUTT jarak minimum kegiatan lain dengan penghantar adalah:
1. Pompa bensin atau tangki bensin minimal 50 m;
2. Penimbunan BBM minimal 50 m;
3. Lapangan terbuka untuk jalur 66 kV minimal 6,5 m dan jalur 150 kV minimal
7,5 m;

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 151
4. Bangunan tidak tahan api untuk jalur 66 kV minimal 12,5 m dan jalur 150 kV
minimal 13,5 m;
5. Bangunan tahan api untuk jalur 66 kV minimal 3,5 dan jalur 150 kV minimal 4,5
m;
6. Jalan Raya untuk jalur 66 kV minimal 8 m dan jalur 150 kV 9 meter dari kiri dan
kanan jalur;
7. Pohon-pohon, hutan dan perkebunan untuk sirkit ganda minimal 8,5 m dan
untuk sirkit tunggal minimal 8,5 m;
8. Lapangan olah raga untuk 66 kV minimal 12,5 m dan 150 kV minimal 13,5 m;
9. SUTR, jaringan Telkom, Antene radio, Antene televisi, kereta gantung untuk
jalur 66 kV minimal 3 m dan jalur 150 kV minimal 4 m;
10. Rel KA untuk jalur 66 kV minimal 8 m dan jalur 150 kV minimal 9 m;
11. Jembatan besi, rangka besi penahan pengahantar, kereta listrik untuk jalur 66
kV minimal 3 m dan jalur 150 kV minimal 4 m;
12. Tiang tertinggi kapal pada kedudukan air pasang tertinggi untuk jalur 66 kV
minimal 3 m dan jalur 150 kV moinimal 4 m;
Untuk pengamanan Tower SUTT, bangunan lain harus mempunyai jarak minimum
20 m dengan tapak tower.
Untuk penentuan jarak ruang bebas (ruang aman) dari kegiatan lain di sepanjang
jalur SUTET jarak minimum kegiatan lain dengan penghantar adalah:
1. Pompa bensin atau tangki bensin minimal 50 m;
2. Penimbunan BBM minimal 50 m;
3. Lapangan terbuka untuk sirkit ganda minimal 10 m dan sirkit tunggal minimal
11 m;
4. Bangunan tidak tahan api untuk sirkit ganda minimal 14 m dari sirkit tunggal
minimal 15 m;
5. Bangunan tahan api untuk sirkit ganda minimal 8,5 m dan sirkit tunggal
minimal 8,5 m;
6. Jalan raya untuk sirkit, anda minimal 15 m sirkit tunggal minimal 15 m dari kiri
dan kanan jalur;
7. Pohon-pohon hutan dan perkebunan untuk sirkit ganda 8,2 mdan untuk sirkit
tunggal minimal 8,5 m;
8. Lapangan olah raga untuk sirkit ganda minimal 14 m dan sirkit tunggal
minimal 15 m;
9. SUTR jaringan Telkom, Antene radio, antene televisi kereta gantung untuk
sirkit ganda minimal 8,5 m dan sirkit tunggal minimal 8,5 m;
10. Rel Kereta Api untuk sirkit ganda minimal 15 m dan sirkit tunggal minimal 15
m;

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 152
11. Jembatan besi, rangka besi penahan penghantar, kereta listrik untuk sirkit
ganda minimal 8,5 m dan sirkit tunggal minimal 8,5 m;
12. Tiang tertinggi kapal pada kedudukan air pasang tertinggi untuk sirkit ganda
minimal 8,5 m dan sirkit tunggal minimal 8,5 m;
Untuk pengamanan tower SUTET kawasan tapak tower harus mempunyai jarak
minimum dengan tapak tower 20 m. Dalam mendirikan bangunan dan melakukan
kegiatan lainnya dipersyaratkan sebagai berikut:
1. Membangun jalan atau bangunan harus pada-jarak batas aman pondasi tower;
2. Penambangan dan penggalian di sekitar pondasi tower harus berada pada jarak
dan kedalaman yang memenuhi syarat keamanan instalasi;
3. Menjaga benda-benda yang mudah terbang di sepanjang jalur SUTT/SUTET
untuk tidak terbawa angin sehingga menyentuh konduktor (plastik penutup
tanaman, atap seng);
4. Pemilik sarana penyaluran tenaga listrik berhak mengadakan pemeriksaan dan
usaha-usaha sendiri agar ruang bebas di sekitar kawat penghantar tidak
terganggu/diganggu;
5. Ruang bebas tersebut harus dibebaskan dari maklik hidup lain maupun benda
apapun demi keselamatan orang, makhluk hidup dan benda lain tersebut
demikian pula untuk keamanan dari SUTT/SUTET itu sendiri.

VIII. KRITERIA TATA RUANG PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA


(PLTS)
Untuk kepentingan keamanan dan mencegah bahaya maka setiap orang baik sendiri
maupun bersama-sama dilarang:
1. Mengambil, mengganggu, merusak, membongkar bagian dari instalasi PLTS,
tanda peringatan dan bahaya yang dipasang;
2. Melakukan kegiatan lain baik permanen ataupun sementara yang dapat
mengganggu proses operasional PLTS.
Dalam mendirikan bangunan atau melakukan kegiatan lainnya dipersyaratkan
sebagai berikut:
• Jarak kegiatan lain dari kawasan PLTS minimal 20 m;
Untuk pengamanan operasional PLTS dipersyaratkan bahwa:
• Kawasan pembangkit harus bebas dari tanaman atau bangunan yang dapat
menghalangi sinar matahari terhadap pembangkit listrik

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 153
IX. KRITERIA TATA RUANG PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
ANGIN/BAYU (PLTB)
Untuk kepentingan keamanan dan mencegah bahaya maka setiap orang baik sendiri
maupun bersama-sama dilarang:
1. Mengambil, mengganggu, merusak, membongkar bagian dari instalasi PLTB,
tanda peringatan dan bahaya yang dipasang:
2. Melakukan kegiatan lain baik permanen ataupun sementara yang dapat
mengganggu proses operasional PLTB.
Dalam mendirikan bangunan atau melakukan kegiatan lainnya dipersyaratkan
sebagai berikut:
• Jarak kegiatan lain dari kawasan pembangkit minimal 50 m
Untuk pengamanan operasional pembangkit PLTB dipersyaratkan bahwa:
• Kawasan PLTB harus bebas dari lokasi yang mempunyai kecepatan angin yang
lebih tinggi.
Masyarakat diharapkan turut berperan serta dan berpartisipasi dalam menciptakan
terpeliharanya batas daerah aman bagi sistem penyaluran tenaga listrik. Hal ini
sangat diperlukan sebab apabila sewaktu-waktu terjadi gangguan pasokan listrik
(pemadaman), masyarakat umum juga akan ikut menanggung akibatnya.
Untuk mendirikan bangunan di dalam tata ruang yang aman, tetap diperlukan izin
mendirikan bangunan (IMB) dari pemerintah daerah.

X. KRITERIA TATA RUANG ASPEK MINYAK DAN GAS BUMI

No. Kegiatan Variable Kriteria


1. Eksplorasi Migas
a. Seismik Darat
• Gudang Bahan Peledak • Keamanan • Jarak aman
terhadap terhadap
kegiatan kegiatan
umum. umum
tergantung
jumlah bahan
peledak dan
klasifikasi
lokasi gudang
(tabel
terlampir).
• Proses Peledakan • Keamanan • Keamanan
terhadap terhadap
operator dan operator dan
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 154
kegiatan umu kegiatan
umum ≥ 50 m
b. Seismik Lepas PAntai
2. Pemboran Eksplorasi
a. Pemboran Darat
• Tapak pemboran • Keamanan • Jarak aman
terhadap lubang bor
kegiatan terhadap
umum. kegiatan
umum ≥ 100 m
• Jalan akses ke lokasi
pemboran.
b. Pemboran Lepas Pantai
• Kapal/Rig/platform • Keamanan • Jarak aman
pemboran terhadap bagian rig
kegiatan terluar/platfor
umum. m terhadap
kegiatan
umum ≥ 500 m
3. a. Pengembangan DArat •
• Pemboran sumur produksi • Keamanan • Jarak aman
terhadap sama dengan
kegiatan umu kegiatan
pemboran
eksplorasi
• Pemipaan dalam lapangan • Keamanan • Jarak aman
terhadap terhadap
kegiatan umum kegiatan
umum
tergantung
tekanan,
diameter pipa
dan klasifikasi
lokasi (tabel
terlampir)
• Stasiun pengumpul, stasiun • Keamanan • Jarak aman
pengumpul utama, pusat terhadap dengan
pengumpul produksi. kegiatan kegiatan
umum. umum pada
batas pagar
kegiatan

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 155
b. Pengembangan Lepas Pantai
• Kapal/Rig/platform • Keamanan • Jarak aman
pemboran terhadap bagian terluar
kegiatan rig/platform
umum. terhadap
kegiatan
umum ≥ 500 m
• Anjungan Produksi • Keamanan • Jarak aman
terhadap bagian terluar
kegiatan anjungan
umum. terhadap
kegiatan
umum ≥ 500
m.
• Sarana penimbunan produksi • Keamanan • Jarak aman
Floating storage Oil, Single Buoy terhadap bagian terluar
Mooring, dll. kegiatan sarana
umum. penimbunan
terhadap
kegiatan
umum ≥ 500
m.
4 Pengangkutan/Penyaluran
darat/laut
• Pipanisasi darat • Keamanan • Jarak aman
terhadap terhaap
kegiatan kegiatan
umum. umum
tergantung
tekanan,
diameter pipa
dan klasifikasi
lokasi (tabel
terlampir).
• Pipanisasi laut • Keamanan • Jarak aman
terhadap terhadap
kegiatan kegiatan
umum. pertambangan
pasir ≥ 1500 m
• Booster pump • Keamanan • Jarak aman
terhadap terhadap
kegiatan kegiatan
umum. umum adalah
pagar luar
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 156
bosster pump.
• Pelabuhan khusus Stasiun • Keamanan • Jarak aman
pengumpul, stasiun pengumpul terhadap dengan
utama, pusat pengumpul kegiatan kegiatan
produksi. umum. umum pada
batas pagar
kegiatan
5. Pengolahan/Refinery
• Areal Kilang • Keamanan • Jarak aman
terhadap dengan
kegiatan kegiatan
umum. umum pada
batas pagar
kegiatan kilang
≥ 100 m
• Pelabuhan khusus • Keamanan • Jarak aman
terhadap dnegan
kegiatan umum kegiatan
umum ≥ 500 m
• Pelabuhan udara • Keamanan
terhadap
kegiatan umum
• Water treatment • Keamanan
terhadap
kegiatan umum
6 Pembekalan dan Pemasaran
Dalam Negeri.
• Areal Depot • Jarak aman
terhadap
kegiatan
umum ≥ 25
meter dari
kegiatan
umum
• Terminal
• SPBU, SPBG, SPBG Elpiji
• SPPBE
• Pengemasan
7. Lain-lain Katagori tumpang
tindih:

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 157
• Tumpang Tindih WKP • Daerah merah: • Diperlukan
kegiatan Migas dengan kegiatan tidak boleh ada peta
lain. kegiatan lain. kesepakatan
kegiatan migas
dengan
kegiatan lain
• Daerah • Adanya
kuning/penyan kejelasan
gga: kegiatan rencana kerja 5
migas dan tahun
kegiatan lain mendatang
dilaksanakan
bersama
berdasarkan
skala prioritas.
• Daerah • Adanya MOU
hijau/bebas; antara
kegiatan migas pengusaha
dan kegiatan migas dan
lain dapat pengusaha lain
dilaksanakan
bersama

XI. KRITERIA TATA RUANG ASPEK PERTAMBANGAN UMUM


Kawan pertambangan ditetapkan berdasarkan pertimbangan hasil inventarisasi dan
evaluasi tentang keterpadatan atau penyebaran suatu bahan galian yang mempunyai
prospek untuk ditambang.
Kegiatan pertambangan dilakukan dalam rangka pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan dan mekasyarakatan demi kepentingan daerah dan
nasional.
Kawasan pertambangan terdiri dari:
1. Kawasan Utama Tambang, yaitu kawasan yang berdasarkan pertimbangan
hasil survei lapangan memiliki deposit bahan galian yang ekonomis dan secara
teknis maupun non-teknis layak untuk ditambang.
2. Kawasan Pengembangan Tambang, yaitu kawasan yang berdasarkan
pertimbangan hasil survei lapangan memiliki deposit bahan galian yang
ekonomis, namun terdapat kepentingan lain dengan skala prioritas yang sama.
Kegiatan pertambangan dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu sehingga
dapat menunjang masing-masing kepentingan.
3. Kawasan Indikasi Tambang, yaitu kawasan yang berdasarkan pertimbangan
hasil survei lapangan memiliki deposit bahan galian yang tidak ekonomis
dikarenakan teknologi dan pemasaran tidak memadai.
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 158
4. Wilayah Tidak Layak Tambang, yaitu kawasan yang berdasarkan pertimbangan
hasil survei lapangan memiliki deposit bahan galian pada suatu tempat yang
sudah ditetapkan untuk kepentingan lain atau beresiko
• Kawasan Situs Budaya;
• Kawasan Lindung Geologi yang terdiri dari Kawasan Karst Kelas I dan
Kawasan Resapan Air Tanah Utama;
• Kawasan Rawan Bencana Geologi yang terdiri dari Kawasan Rawan
Bencana Gunung Api Kelas III, Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor
Potensi Tinggi dan Zona Sesar Aktif;
• Taman Nasional, Taman Margasatwa;
• Hutan Fungsi Khusus.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

ttd

Purnomo Yusgiantoro

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 159
LAMPIRAN VI : KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL
NOMOR : 1457 k/28/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

PEDOMAN REVISI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) DAN


RENCANA PEMANTAUAN LINGKNGAN (RPL) KEGIATAN
PERTAMBANGAN DAN ENERGI

LATAR BELAKANG
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Pasal 25 dan 26
menetapkan bahwa apabila pemrakarsa melakukan pemindahan lokasi usaha
dan/atau kegiatan, mengubah disain, proses, kapasitas, bahan baku atau bahan
penolong, wajib menyusun studi Amdal baru.
Dalam batasan tertentu di luar kriteria pada Peraturan Pemerintah tersebut di atas
perlu dilakukan revisi RKL dan RPL.
Batasan revisi RKL dan RPL yaitu dalam hal pemindahan lokasi usaha dan/atau
kegiatan mengubah disain, proses, kapasitas, bahan baku atau bahan penolong yang
mempunyai dampak penting dan masih di dalam batas studi Amdal yang telah
disetujui sebelumnya, serta apabila terjadi perubahan bentuk pengelolaan dan titik
pemantauan.

I. TATA CARA PENGAJUAN PROPOSAL TEKNIS DAN REVISI DAN RPL


A. Proposal Teknis
1. Apabila ada pemindahan lokasi usaha dan/atau kegiatan, mengubah disain,
proses, kapasitas, bahan baku atau bahan penolong pemrakarsa wajib
mengajukan proposal teknis kepada Komisi Penilai Amdal.
2. Proposal teknis antara lain memuat:
a) Alasan pemindahan lokasi usaha dan/atau kegiatan, mengubah disain,
proses, kapasitas, bahan baku atau bahan penolong;
b) Deskripsi pemindahan lokasi usaha dan/atau kegiatan, mengubah disain,
proses, kapasitas, bahan baku atau bahan penolong
c) Dampak yang akan ditimbulkan dari kegiatan baru.
3. Proposal teknis disampaikan kepada Komisi Penilai Amdal sebanyak 4
eksemplar.
4. Komisi Penilai Amdal memberikan tanda terima sebagai bukti penyerahan
dokumen proposal teknis.
5. Komisi Penilai Amdal mengirimkan teknis kepada Tim Teknis sektor
Pertambangan dan Energi sebanyak 2 eksemplar.
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 160
6. Keputusan atas permohonan proposal teknis revisi RKL dan RPL diberikan
Komisi Penilaian Amdal paling lambat 12 hari kerja sejak permohonan tersebut
diterima. Apabila dalam jangka waktu terseut Komisi Amdal Penilai belum
memberi keputusan, maka permohonan tersebut dianggap telah disetujui.

B. Revisi RKL dan RPL


1. Dokumen Revisi RKL dan RPL disapaikan kepada Penilai Amdal
sebanyak 20 eksemplar.
2. Komisi Penilai Amdal memberikan tanda terima sebagai bukti
penyerahan dokumen revisi RKL dan RPL.
3. Proses keputusan dokumen revisi RKL dan RPL diberikan Komisi Penilai
Amdal selambat-lamabatnya 45 hari kerja.

II. KRITERIA REVISI RKL DAN RPL KEGIATAN PERTAMBANGAN DAN


ENERGI

NO PERUBAHAN MIGAS PERTAMBANGAN UMUM LISTRIK DAN PENGEMBANGAN


KEGIATAN ENERGI

ANDAL REVISI ANDAL ANDAL REVISI ANDAN ANDAL REVISI ANDAL


LAMA RKL/RPL BARU LAMA RKL/RPL BARU LAMA RKL/RPL BATU

1. Perubahan lokasi

- Di dalam BWS V - - V - - V - -

- Di luar BWS - V V - V V - - V

2. Perubahan disain dan


cara produksi

- Signifikan - V - - V*) V**) - - V

- Tidak signifikan V - V + SOP - - - - - -

3. Perubahan kapasitas
produksi dalam
Rencana:

- Program lama V - - < 10% - - V V (Lebih V


(apabila besar) (dampak
lebih signifika
kecil) n)

- Di luar program - V - 10-25% > 25% - V (dampak


tidak
signifikan)

4. Perubahan
bahan/penolong

- Efek limbah B3 - V - SOP V V***) - -

- Non B3 V - - - - - - -

5. Perubahan fasiliras - - - - - - -

- Signifikan - V - - V V - -

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 161
- Tidak signifikan V - - SOP - - - -

6. Perubahan titik - V -
Pengelolaan dan
Pemantauan

Keterangan:
* Bila dampak tidak lebih besar dari kegiatan lama maka perlu revisi
** Dampak lebih besar
*** Skala penggunaan lebih besar
BWS: Batas Wilayah Studi
SOP: Standard Operating Procedure

III. FORMAT PENYUSUNAN STUDI REVISI RKL DAN RPL


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR

BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
1.2. Peraturan Perundang-undangan
1.3. Tujuan dan Kegunaan Studi
1.3.1 Tujuan Studi
1.3.2 Kegunaan Studi
1.3.2.2 Bagi Pemrakarsa Kegiatan
1.3.2.3 Bagi Pemerintah
1.4. Identitas Pemrakarsa dan Penyusun

BAB II. METODA STUDI


2.1. Dampak Penting yang Ditelaah
2.2. Wilayah Studi
2.2.1 Batas Kegiatan
2.2.2 Batas Ekologis
2.2.3 Batas Sosial
2.2.4 Batas Administratif
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 162
2.2.5 Batas Wilayah Studi
2.3. Metoda Pengumpulan dan Analisis Data
2.4. Metoda Identifikasi dan Prakiraan Dampak Penting
2.5. Metode Evaluasi Dampak

BAB III. DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN


3.1. Kegiatan yang Sedang Berjalan
3.2. Pelaksanaan RKL dan RPL
3.2.1 Rencana Pengelolaan Lingkungan
3.2.2 Rencana Pemantauan Lingkungan
3.2.3 Hasil Pemantauan Lingkungan
3.3. Rencana Kegiatan yang Akan Dilaksanakan
3.3.1 Tujuan Rencana Kegiatan
3.3.2 Kegunaan dan Keperluan Rencana Kegiatan
3.3.3 Lokasi Rencana Kegiatan
3.3.4 Uraian Rencana Kegiatan
3.3.5 Hubungan Rencana Kegiatan dengan Kegiatan Lainnya
3.4. Komponen Kegiatan yang Diprakirakan Menimbulkan Dampak
3.4.1 Tahap Prakonstruksi
3.4.2 Tahap Konstruksi
3.4.3 Tahap Operasi Produksi
3.4.4 Tahap Pasca Operasi

BABA IV RONA LINGKUNGAN HIDUP


4.1. Komponen Lingkungan Geofisik-Kimia
4.1.1 Iklim, Kualitas Udara dan Kebisingan
4.1.1.1 Iklim
4.1.1.2 Kualitas Udara
4.1.1.3 Kebisingan
4.1.2 Hidrologi dan Kualitas Air
4.1.2.1 Hidrologi
4.1.2.2 Hidrooseanografi
4.1.2.3 Kualitas Air

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 163
4.1.3 Fisiografi
4.1.3.1 Geologi
4.1.3.2 Topografi
4.1.4 Tanah dan Lahan
4.1.4.1 Hasil Pengamatan Lapangan
4.1.4.2 Identifikasi Pencemaran Tanah Berdasarkan Analisis
Laboratorium
4.1.4.3 Evaluasi Kesuburan Tanah
4.1.5 Analisis Sedimen Laut
4.2. Komponen Biologi
4.2.1 Biologi
4.2.2 Biologi Perairan
4.3. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya

BAB V. PRAKIRAAN DAMPAK BESAR DAN PENTING


5.1. Aspek Fisik Kimia
5.1.1 Kualitas Udara dan Kebisingan
5.1.2 Kualitas Air TAnah
5.1.3 Kualitas Air Laut
5.1.4 Kualitas Sedimen Laut
5.1.5 Kualitas Tanah
5.2. Aspek Biologi
5.3. Aspek Sosial Ekonomi
5.3.1 Kesempatan Bekerja
5.3.2 Perekonomian Daerah
5.3.3 Kesehatan Masyarakat
5.3.4 Persepsi Masyarakat
5.3.4.1 Tahap Prakonstruksi
5.3.4.2 Tahap Operasi Produksi

BAB VI. EVALUASI DAMPAK PENTING


6.1. Aspek Fisik-Kimia
6.1.1 Penurunan Kualitas Udara
6.1.2 Penurunan Kualitas Air Tanah
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 164
6.1.3 Penurunan Kualitas Air Laut/permukaan
6.2. Aspek Biologi
6.3. Aspek Sosial Ekonomi
6.3.1 Perekonomian Daerah
6.3.2 Persepsi Masyarakat

BAB VII. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN


7.1. Maksud dan Tujuan
7.2. Kegunaan dan Keperluan
7.2.1 Bagi Pemrakarsa Kegiatan
7.2.2 Bagi Pemerintah
7.2.3 Bagi Instanasi Lain dan Masyarakat
7.3. Lokasi dan WAKtu
7.3.1 Lokasi Rencana Pengelolaan
7.3.2 Waktu Pelaksanaan Pengelolaan
7.4. Lingkup Pengelolaan Lingkungan
7.4.1 Daeraah Kegiatan
7.4.2 Daerah Persebaran Dampak
7.5. Pendekatan Pengelolaan Lingkungan
7.5.1 Pendekatan Teknologi
7.5.2 Pendekatan Ekonomi
7.5.3 Pendekatan Kelembagaan
7.6. Rencana Pengelolaan Dampak Lingkungan
7.6.1 Fisika Kimia
7.6.2 Biologi
7.6.3 Sosial Ekonomi

BAB VIII RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN


8.1. Maksud dan Tujuan
8.1.1 Maksud
8.1.2 Tujuan
8.2. Rencana Pemantauan Lingkungan
8.2.1 Penurunan Kualitas Udara

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 165
8.2.2 Penurunan Kualitas Air Laut/permukaan
8.2.3 Penurunan Kualitas Air tanah
8.2.4 Gangguan Biota Laut
8.2.5 Perekonomian Daerah
8.2.6 Persepsi Masyarakat

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

ttd

Purnomo Yusgiantoro

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 166
LAMPIRAN VII : KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL
NOMOR : 1457 k/28/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

LAPORAN
PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
KEGIATAN PERTAMBANGAN DAN ENERGI
TAHAP KEGIATAN: Pprakonstruksi/Konstruksi/Operasi/Pasca Operasi*
PERIODE LAPORAN: ……/Bulanan/Triwulan/………*
TAHUN:

Pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan wajib dilaksanakan


pemrakarsa untuk menanggulangi dampak lingkungan yang akan terjadi pada setiap
tahapan kegiatan.
Acuan dari pengelolaan dan pemantauan lingkungan ini dilaksanakan berdasarkan
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL) yang telah disetujui oleh Komisi Amdal Pusat dan Komisi Amdal Daerah, baik
sebagai kegiatan utama atau sebagai kegiatan penunjang (Amdal terpadu). Format
laporan ini juga berlaku untuk melaporkan hasil pengelolaan dan pemantauan
kegiatan yang melakukan UKL dan UPL.
Format ini disusun untuk memudahkan pemrakarsa dalam menyusun laporan atas
kegiatan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang akan
disampaikan kepada Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral dan Instansi
terkait lainnya.

PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR/PHOTO
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I. PENDAHULUAN
Pada Bab Pendahuluan ini hanya berisi informasi mengenai perusahaan, yang berisi:
1.1. Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan :
Jenis Badan Hukum : CV/PT/Koperasi/…….*

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 167
Status Badan Hukum : PMA/PMDN/…….*
Perizinan**) :
Penanggung jawab :
(Nama & Jabaran
Alamat :
Nomor Telepon : (kode wilayah)…..
Nomor Fax : (kode wilayah)…….
e-mail :
* Coret yang tidak perlu atau diisi yang sesuai
** Diisi sesuai dnegan yang ditentukan oleh masing-masing sub unit (migas: TAC,
JOB, KPS, KOB, dll; Pertambangan Umum: KK, KP, PKP2B, dll, LPE:)

Kegiatan Kelistrikan
Jumlah unit :
Kapasitas pembangkit :
Jenis pembangkit : PLTA/PLTU/……………./Transmisi*
Pola operasi : …..Jam/hari
Fungsi pembangkit : Utama/Cadangan*
Jenis bahan bakar : Residu/HSD/MFO/Batubara/Gas alam*
Kebutuhan bahan bakar : Ton/bulan
Sistem pengiriman : Mobil tangki/tongkang/pipa Pertamina
atau Belt conveyor*
Sistem penyimpanan : Drum/tangki/coal yard*
Kebutuhan air baku : …..I/hari
Sumber air baku : sungai/sumur dalam/air laut*
Kebutuhan air penunjang :…….I/hari
Kebutuhan air pendingin :…….I/hari
Sumber air pendingin :sungai/sumur dalam/air laut*
Sistem pengelolaan limbah pada t: dibakar/ditimbun*
Sistem pengelolaan limbah cair : bak pemisah/ditapung/WWTP*
Sistem pengelolaan limbah oli : dibakar di incenerator/ditampung di
drum*
Panjang jaringan/rute : …..Kms dari ……. S/d ………..
Jumlah tower :

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 168
Tegangan : …………..kV
* Coret yang tidak perlu

2. PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN


BAB pelaksanaan pengelolaan lingkungan ini dijelaskan secara singkat, jelas dan
padat dalam bentuk matriks tentang pengelolaan sesuai apa yang telah dilakukan,
sesuai dengan apa yang diuraikan pada dokumen RKL dan RPL yang disetujui.
1.2. Pengelolaan Lingkungan

No. Komponen Parameter Sumber Upaya Lokasi Hasil/Pengelolaan Tol


Lingkungan Dampak Pengelolaan Pengelolaan uku

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Keterangan:
(2) Komponen Lingkungan yang akan dikelola misalnya pada tahap konstruksi
adalah kualitas udara, air, tanah, sosekbud, biota air, dll.
(3) Parameter Dampak adalah parameter dampak dari komponen kualitas udara
misalnya debu, CO, SO2, Nox dan kebisingan yang disesuaikan dengan
dokumen RPL atau UPL.
(4) Sumber dampak meliputi jenis kegiatan yang menimbulkan dampak misalnya
pekerjaan pematangan lahan, mobilisasi alat dan pekerja.
(5) Upaya Pengelolaan dilakukan berdasarkanke kesepakatan dalam dokumen
RKL atau UKL misalnya dilakukan penyiraman pada lokasi padat penduduk
untuk menanggulangi debu.
(6) Lokasi dimana akan dilakukan pengelolaan dampak tersebut (disesuaikan
dengan RKL atau UKL) yang ada.
(7) Hasil Pengelolaan dilihat dari kemajuan pada pelaksanaan pengelolaan
dampak.
(8) Tolok ukur/Target adalah berdasarkan target perbaikan dampak berdasarkan
Baku Mutu Lingkungan/Rona Lingkungan Awal/Keputusan Para pakar/Hasil
Studi.
(9) Kendala/Keterangan diberikan apabila dipandang perlu

2.2. Pengelolaan Khusus


Berisi pengelolaan spesifik (khusus) yang tidak terakomomdasi dalam matriks
pengelolaan lingkungan (2.1)

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 169
2.2.1 Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Kriteria B3 sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

a. Proses
No. Jenis Jumlah Sumber Penyimp Pemakaian Jumlah Ketera
B3 Persediaan Pengadaan anan*) ngan
(ton) Jenis Jumlah Recycle Hilang
Proses

Keterangan:
(2) Disebutkan jenis Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
(3) Berapa jumlah B3 pada kolom (2) yang dimiliki
(4) Disebutkan sumber (vendor) B3 tersebut diperoleh
(5) Dijelaskan bagaimana cara penyimpanan B3
(6) Disebutkan proses yang menggunakan B3 dimaksud
(7) Jumlah pemakaian dalam periode pelaporan
(8) Disebutkan jumlah B3 yang didaur ulang (recycle)
(9) Disebutkan jumlah B3 yang hilang = (7)-(8)
* Jika pengelola mengirim limbah B3 ke perusahaan lain (PPLI) harap
dilampirkan bukti pengiriman.

b. Limbah B3

No Jenis B3 Jumlah yang Sumber Penyimpanan Pengelolaan Ketera


dihasilkan Limbah ngan
Metode Lokasi Metode Lokasi
(ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

* Lampirkan hasil pengujian B3 sesuai dengan peraturan perundang-undangan


yang berlaku

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 170
2.2.2 Limbah Bengkel

No. Jenis Jumlah limbah Pengelolaan Keterangan


Limbah berdasarkan
Metode Jumlah limbah Pemanfaatan
pemakaian
yang dapat
dikumpulkan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Limbah Cair
2. Limbah
padat:
Besi tua
Ban bekas
Kemasan
bekas
3. Limbah GAs
Keterangan:
(2) Disebutkan jenis limbah bengkel yang ada
(3) Disebutkan jumlah limbah yang dihasilkan (liter/m3/ton), berdasarkan
pemakaian bahan
(4) Disebutkan metode pengelolaan yang digunakan
(5) Disebutkan jumlah limbah yang dapat dikumpulkan (leter/m3/ton)
(6) Pemanfaatan limbah yang dihasilkan

2.2.3 Pemakaian Bahan Bakar


Bahan Bakar Kapasitas Mesin Sistem Pengelolaan
Total (HP)
Jenis Pemakaian
(1) (2) (3) (4)

Keterangan:
(1) Sebutkan jenis bahan bakar yang dipakai
(2) Sebutkan pemakaian dari tiap jenis bahan bakar yang disebutkan pada (1)
(3) Sebutkan kapasitas total mesin yang menggunakan tiap-tiap jenis bahan bakar
pada (1)
(4) Disebutkan sistem pengelolaan (handling) dari tiap-tiap jenis bahan bakar
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 171
Tabel ini diperlukan untuk menghitung emisi CO2 yang dihasilkan

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 172
2.3. Penggunaan Lahan*

No. Kegiatan Luas Lahan (ha) Keterangan


Rencana Realisasi Kumulatif
Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Pembukaan lahan:
1. Di lokasi
Penambangan
2. Di luar
Penambangan:
- Aral
penimbunan
- Keperluan lain
II. Reklamasi:
1. Pengisian
kembali (back
fill)
2. Penataan lahan
di luar
penambangan:
- Areal
penimbunan
- Lokasi lain
III. Revegetasi:
1. Lahan bekas
tambang
2. Timbunan
tanah/batuan
di luar bekas
tambang
3. Lokasi lain

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 173
IV. Pencegahan dan
pengendalian air
asam tambang
V. Pengendalian erosi

*Disesuaikan dengan kegiatan masing-masing (PU, Migas, Ketenagalistrikan)

2.4. Pemindahan/Penimbunan Material

No. Jenis Material Volume (m3) Keterangan


Rencana Realisasi Kumulatif
Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Tanah/batuan
penutup:
Di area bekas
tambang
Di luar bekas
tambang
2. Tanah Pucuk (Top
Soil)
3. Limbah
pengolahan:
a. Di kolam
limbah
b. Di kolam bekas
tambang
c. Di lokasi lain

* Disesuaikan dengan kegaitannya (penambangan)

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 174
BAB 3. PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Hasil Pemantauan
Hasil pemantauan yang dilaksanakan sesuai dengan lokasi yang telah ditentukan
atau kesepakatan dalam dokumen RPL atau UPL.
Hasil pemantauan disusun dalam tebal.

No. Komponen Jenis/Tahapan Metode/Alat Periode Lokasi* Hasil Tolok Keterangan


Ukur
Lingkungan Kegiatan yang Pemantauan
dipantau
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Keterangan:
(2) Disebutkan jenis komponen lingkungan yang dipantau, misalnya kualitas air,
udara, sosekbud, flora dan fauna, dll.
(3) Disebutkan jenis kegiatan dan tahapannya, misalnya pembersihan lahan tanpa
konstruksi
(4) Metoda/alat pemantauan berdasarkan kesepakatan dalam dokumen RPL atau
UPL, misalnya untuk (debu) kualitas udara menggunakan metoda Gravitasi
dengan alat Hi-Vol
(5) Periode pemantauan sesuai dengan kesepakatan dalam dokumen RPL atau
UPL
(6) Lokasi di mana dilakukan pemantauan dampak, sesuai dengan RPL atau UPL
Titik lokasi pemantauan lingkungan (Titik pantau) agar dicantumkan
koordinatnya. Titik Pantau sebaliknya diberi ID (identitas): Singkatan
Perusahaan + Komponen Lingkungan yan diamati + Nomor Urut contoh: Hasil
pemantauan kualitas air limbah pertambangan PT Multi Harapan Utama, maka
ID Titik Pantau: MHU-AL # 1, jika yang diamati kualitas air ambien (sungai):
MHU-AA #1. Koordinat yang dimaksud adalah koordinat global (bukan
koordinat lokal yang mencakup daerah kegiatan saja, dengan basis/acuan
lokal). Perlu dijelaskan sistem koordinat yang dipakai (lat-long, UTM, WGS 84,
dll.)Bisa ditentukan dengan mudah menggunakan GPS
(7) Hasil pemantauan dilihat berdasarkan hasil pemantauan pada lokasi yang telah
ditetapkan dalam RPL atau UPL. Lampirkan hasil analisis laboratorium.
(8) Tolok ukur adalah berdasarkan target perbaikan dampak berdasarkan Baku
Mutu Lingkungan/Rona Lingkungan Awal/Keputusan para Pakar/Hasil Studi
(9) Keterangan apabila diperlukan
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 175
BAB 4. KASUS-KASUS LINGKUNGAN DAN PENANGANANNYA

A. Kasus Pencemaran

Jenis Penyebab Zat Jumlah dan Dampak Penanganan Hasil


Kejadian Pencemar Konsentrasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Keterangan:
(1) Disebutkan jenis pencemaran, misalnya tumpahnya bahan kimia
(2) Penyebab terjadinya pencemaran, misalnya pecahnya drum penyimpanan
bahan kimia pada tanggal 17 Agustus 2000
(3) Disebutkan zat pencemar
(4) Disebutkan jumlah zat pencemar dan konsentrasinya
(5) Dampak yang terjadi akibat terjadinya kasus pemcemaran
(6) Penanganan merupakan langkah-langkah yang diambil dalam rangka
mengatasi pencemaran yang terjadi
(7) Hasil penanganan yang dilakukan

B. Kasus Lain
Diuraikan kasus-kasus lain yang muncul, misalnya kasus sosial.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 176
BAB 5. BIAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

5.1. Biaya Pengelolaan Lingkungan (khusus untuk kegiatan pertambangan


umum)

No. Kegiatan Biaya (Rp) Keterangan


(1) (2) (3) (4)
1. Biaya Langsung:
a. Penataan lahan:
- Pengisian kembali (back fill)
- Pengaturan permukaan lahan
(contouring)
- Penebaran tanah pucuk
- Pengendalian erosi dan
pengelolaan air
b. Revegetasi:
- Persemaian
- Penanaman
- Pemeliharaan
c. Kegiatan reklamasi lain:
- Pencegahan dan pengendalian
air asam tambang
- Pekerjaan sipil lain sesuai
peruntukan
d. Pembongkaran fasilitas tambang
2. Biaya Tidak Langsung:
a. Mobilisasi dan demobilisasi alat
b. Perencanaan reklamasi
c. Supervisi
Jumlah Disebutkan
prosentase dari
total “operation
cost”

Keterangan:

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 177
Biaya yang dikemukakan adalah biaya realisasi pengelolaan dari masing-masing
komponen kegiatan selama periode pelaporan.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 178
5.2. Biaya Pemantauan Lingkungan (khusus untuk kegiatan pertambangan
umum)

No. Kegiatan Biaya (Rp) Keterangan


(1) (2) (3) (4)
1. Pemantauan kualitas air
2. Pemantauan kualitas tanah
3. Pemantauan kualitas udara
4. Pemantauan plankton dan
benthos
5. Pemantauan flora dan fauna
6. Pemantauan pertumbuhan
tanaman
7. Lain-lain
Jumlah Disebutkan
prosentase dari
total “operation
cost

Keterangan:
Biaya yang dikemukakan adalah biaya realisasi pemantauan dari masing-masing
komponen kegiatan selama periode pelaporan

BAB 6. ANALISA DAN EVALUASI HASIL PENGELOLAAN DAN


PEMANTAUAN

BAB 7. KESIMPULAN
Diuraikan secara singkat kesimpulan dari pelaksanaan RKL dan RPL atau UKL dan
UPL serta program tindak lanjutnya.

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 179
LAMPIRAN:
a) Gambar/photo kenampakan sarana dan kemajuan pengelolaan lingkungan
b) Gambar/photo kenampakan sarana pengelolaan limbah dan lain-lain yang
diperlukan
c) Peta Pengelolaan Lingkungan (yang telah dilakukan pada kurun waktu sesuai
dengan pelaporan) dengan mencantumkan koordinat dengan skala memadai.
d) Peta Pemantauan Lingkungan dengan skala memadai.
e) Peta isoplet untuk kualitas udara
f) Peta dispersi limbah bahang (jika ada limbah bahang)
g) Dokumen lain yang diperlukan
h) Foto copy hasil laboratorium
i) Peta tata guna lahan

Menteri Enrgi dan Sumber Daya Mineral

ttd

Purnomo Yusgiantoro

_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA


MPE1457-2000.PDF 180

Anda mungkin juga menyukai