MEMUTUSKAN
Pasal 1
Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pengelolaan lingkunan adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian
lingkungan.
2. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
3. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) adalah suatu dokumen yang bukan merupakan bagian Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan dan tidak dinilai oleh Komisi Penilai.
4. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan energi dan sumber daya mineral yang
akan dilaksanakan
5. Komisi Penilai adalah komisi yang bertugas menilai dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan, yaitu di tingkat Pusat oleh Komisi Penilai
Pusat dan di tingkat Daerah oleh Komisi Penilai Daerah.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Pengelolaan lingkungan di bidang pertambangan dan energi dilakukan dari
tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan tahap pemantauan dan
evaluasi.
(2) Bidang pertambangan dan energi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
meliputi kegiatan di bidang pertambangan umum, minyak dan gas bumi,
ketenagalistrikan dan panas bumi serta air bawah tanah.
Pasal 3
(1) Setiap kegiatan di bidang pertambangan dan energi dimulai dengan
penyusunan studi lingkungan.
(2) Penyusunan studi lingkungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat
berupa:
a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang terdiri dari
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA Andal), Analisis
Dampak Lingkungan (Andal), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL);
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkunaan (UPL).
Pasal 4
(1) Bagi kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting wajib menyusun
Amdal sesuai Pedoman Penyusunan Amdal sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I Keputusan Menteri ini.
(2) Dokumen Amdal disusun oleh Pemrakarsa dan atau dapat dibantu oleh
konsultan yang memenuhi kriteria sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
Keputusan Menteri ini.
(3) Dokumen Amdal diserahkan kepada Komisi Penilai untuk dinilai kelayakan
lingkungannya sesuai pedoman sebagaimana tercantum dalam Lampiran III
Keputusan Menteri ini.
Pasal 5
Bagi kegiatan yang tidak wajib menyusun Amdal wajib menyusun UKL dan UPL
sesuai pedoman sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Keputusan Menteri ini.
Pasal 6
(1) Rencana kegiatan pertambangan dan energi wajib dilakukan sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah dan atau Rencana Tata Ruang Kawasan.
(2) Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah dan atau Rencana Tata Ruang
Kawasan mempertimbangkan Kriteria Tata Ruang dan Kawasan Lindung
Aspek Pertambangan dan Energi.
(3) Kriteria Tata Ruang dan Kawasan Lindung Aspek Pertambangan dan Energi
sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Keputusan Menteri ini.
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 4
BAB IV
TAHAP PELAKSANAAN
Pasal 7
(1) Apabila terdapat ketidaksesuaian dalam pelaksanaan RKL dan RPL di
lapangan, pemrakarsa dapat mengajukan revisi RKL dan RPL.
(2) Revisi RKL dan RPL sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan sesuai
pedoman sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI Keputusan Menteri ini.
BAB V
TAHAP PEMANTAUAN
Pasal 8
(1) Pemrakarsa kegiatan wajib menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan
RKL dan RPL dan atau UKL dan UPL.
(2) Laporan pelaksanaan pengelolaan lingkungan atau pelaksanaan RKL dan RPL
atau UKL dan UPL disusun sesuai Format Laporan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran VII Keputusan Menteri ini.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 9
Kebijaksanaan dalam bentuk pengaturan kewenangan dan pedoman-pedoman
lainnya yang dipandang perlu dan belum tercantum dalam Pedoman Teknis ini akan
diatur dan ditetapkan kemudian.
Pasal 10
Keputusan Menteri ini mulai berlaku tanggal ditetapkan.
ttd
Purnomo Yusgiantoro
Tembusan:
1. Presiden Republik Indonesia
2. Wakil Presiden Republik Indonesia
3. Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah
4. Menteri Negara Lingkungan Hidup/Kepala Bapedal
5. Sekretaris Jenderal Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
6. Inspektur Jenderal Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
7. Para Direktur Jenderal di lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral
8. Para Gubernur di seluruh Indonesia
9. Para Bupati/Walikota di seluruh Indonesia
A. Latar belakang
1. Kegiatan pertambangan dan energi dimaksud dalam Pedoman Teknis
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) ini,
meliputi kegiatan:
a. Pertambangan Migas dan Panas Bumi.
b. Pertambangan Umum.
c. Ketenagalistrikan.
2. Kegiatan di bidang pertambangan dan energi sebagaimana dimaksud
dalam angka 1 yang berpotensi menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan Amdal.
3. Jenis kegiatan pertambangan dan energi sebagaimana dimaksud pada
angka 1 ditetapkan dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup.
I. LATAR BELAKANG
Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi dapat menimbulkan
dampak besar dan penting lingkungan wajib untuk menyusun dokumen
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Amdal ini antara lain berisi
mengenai janji dari pihak pemrakarsa untuk melakukan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan seperti yang tertuang di dalam dokumennya. Untuk
mendapatkan hasil pengelolaan lingkungan yang baik diperlukan juga
dokumen Amdal yang berkualitas.
Dalam rangka untuk lebih meningkatkan kualitas dari dokumen Amdal
kegiatan pertambangan dan energi, dan mekanisme ketatalaksanaan
penyusunannya, serta dalam rangka pembinaan konsultan penyusunan Amdal
kegiatan pertambangan dan enegi, perlu ditetapkan pedoman untuk konsultan
mampu bagi penyusunan dokumen Amdal kegiatan pertambangan dan energi.
II. PENGERTIAN:
1. Penilaian Konsultan Mampu Penyusunan Studi Amdal adalah kegiatan
untuk menilai konsultan yang memenuhi persyaratan administratif dan
teknis yang telah ditentukan dan mampu melaksanakan penyusunan
Amdal kegiatan pertambangan dan energi sesuai pedoman yang berlaku.
2. Konsultan adalah Badan Hukum atau Lembaga
Ilmiah/Litbang/Perguruan Tinggi yang mempunyai kegiatan melakukan
penyusunan studi Amda; untuk kegiatan pertambangan dan energi.
3. Konsultan mampu adalah Konsultan yang mampu menyusun Amdal
sesuai persyaratan administratif dan teknis.
4. Amdal adalah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999, meliputi dokumen Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan (KA Andal), Analisis Dampak Lingkungan
(Andal) Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL).
B. Persyaratan Teknis:
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi/dimilki oleh Badan Hukum atau
Lembaga Ilmiah/Litbang/Perguruan Tinggi, adalah memiliki Ketua Tim
(Team Leader), Anggota Tim, sarana dn prasarana pendukung
pelaksanaan studi Amdal.
1. Ketua Tim (Team Leader)
Ketua tim harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Mampu mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan dari
semua aspek yang diteliti;
b. Berpenglaman minimal lima tahun di bidangnya dan sudah
prnah 5 X (lima kali) menyusun studi Amdal kegiatan
pertambangan dan energi;
c. Memiliki sertifikat Amdal A dan B (foto kopi yang sudah
dilegalisir);
d. Mencantumkan daftar riwayat hidup atau curriculum vitae
(CV) yang asli dan sudah ditandatangani (tidak berupa foto
copy).
2. Anggota Tim
Anggota tim memiliki keahlian disesuaikan dengan kebutuhan
untuk penyusunan studi Amdal pada setiap sub sektor kegiatan,
sebagai berikut:
a. Tenaga Ahli Tetap (Tenaga Ahli Utama), memiliki keahlian di
bidang geologi, Kimia/teknik lingkungan, biologi/ekologi,
sosekbudkesmas, minimal yang harus dimiliki oleh setiap
perusahaan;
b. Tenaga Ahli Tidak Tetap (Tenaga Ahli Penunjang), memiliki
keahlian di bidang: oseanologi, ahli biologi kelautan, ahli
teknik sipil, ahli ilmu tanah, ahli kehutanan dan pertanian,
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 13
ahli perpetaan dan komputer, atau tenaga ahli lain seperti
tercantum dalam lampiran Keputusan Menteri ini, yang
diperlukan sesuai spesifikasi kegiatan dan aspek lingkungan
yang akan diteliti;
c. Berpengalaman minimal 2 X (dua kali) dalam menyusun studi
Amdal kegiatan pertambangan dan energi;
d. Memiliki sekurang-kurangnya sertifikat Amdal A atau B dan
mencantumkan foto kopi sertifikat yang sudah dilegalisir;
e. mencantumkan daftar riwayat hidup atau curriculum vitae
(CV) yang ditandatangani asli di atas kertas bermaterai.
3. Sarana dan Prasarana yang dimiliki meliputi:
a. Peralatan-pralatan piranti lunak dan piranti keras;
b. Kantor dengan luas sekurang-kurangnya 100 m2 yang harus
dibuktikan dengan bukti kepemilikan/sewa;
c. Menggunakan laboratorium yang memiliki kemampuan yang
telah ditunjuk Pemerintah.
V. PENYUSUN AMDAL:
A. Badan Hukum/Konsultan:
1. Bagi perusahaan konsultan berbentuk Badan Hukum yang
menggunakan Tenaga Ahli dari Lembaga Ilmiah/perguruan Tinggi,
harus mendapat izin dari Pimpinan yang bersangkutan, minimal
Dekan atau yang sederjat.
2. Perusahaan konsultan tidak dibenarkan mencantumkan Tenaga
Ahli yang ternyata Tenaga Ahli yang bersangkutan tercantum pada
perusahaan konsultan lain atau Lembaga
Ilmiah/Litbang/Perguruan Tinggi dan dalam hal ini terjadi
demikian maka selanjutnya Tenaga Ahli yang bersangkutan tidak
diakui.
3. Jika dipandang perlu perusahaan konsultan dapat melampirkan
Surat Pernyataan Tenaga Ahli bermaterai cukup, yang
menyebutkan perusahan-perusahaan konsultan/Tenaga Ahli yang
bersangkutan terdaftar sebagai Tenaga Ahli dan ditandatangani asli
oleh yang bersangkutan.
4. Apabila karena sesuatu hal, Tenaga Ahli keluar/pindah dari satu
perusahaan konsultan tempatnya bekerja, maka perusahaan
konsultan baru yang akan menggunakan Tenaga Ahli tersebut wajib
melaporkan kepada Komisi Amdal Penilai dengan melapirkan asli
atau legalisir Surat Keterangan Lolos Butuh Tenaga Ahli yang
bersangkutan dari perusahaan konsultan yang lama.
B. Pemrakarsa/Penanggung Jawab
1. Bagi pemrakarsa/penanggung jawab kegiatan yang menyusun
sendiri dokumen Amdal-nya, maka staf/karyawan
pemrakarsa/penanggung jawab kegiatan yang menyusun dokumen
Amdal tersebut hanya boleh menyusun dokumen Amdal kegiatan
Pertambangan dan Energi untuk satu perusahaan
pemrakarsa/penanggung jawab kegiatan tempatnya bekerja.
2. Staf/karyawan pemrakarsa/penanggung jawab kegiatan seperti
dimaksud di atas adalah staf/karyawan tetap yang dibuktikan
dengan Surat Pernyataan bermaterai cukup dan ditandatangani asli
oleh yang bersangkutan dan diketahui oleh Pimpinannya.
3. Pemrakarsa/penanggung jawab kegiatan yang dapat menyusun
sendiri dokumen Amdal-nya, adalah pemrakarsa/penanggung
jawab kegiatan yang memenuhi persyaratan administratif dan
teknis sebagaimana tercantum pada pedoman ini.
Pemrakarsa/Konsultan Mampu harus dapat melaksanakan penyusunan
studi Amdal kegiatan pertambangan dan energi mengacu kepada
Pedoman Teknis Penyusunan Amdal Kegiatan Pertambangan dan Energi.
VII. PENILAI
1. Penilaian permohonan menjadi Konsultan Mampu Penyusun Studi
Amdal kegiatn pertambangan dan energi dilaksanakan oleh Komisi
Amdal Penilai.
2. Persyaratan administratif harus dipenuhi 100% dan persyaratan teknis
sekurang-kurangnya mempunyai bobot 80%.
3. Bobot nilai dari masing-masing persyaratan teknis tersebut adalah:
a. Memiliki Ketua Tim (Team Leader) sesuai persyaratan yang telah
ditentukan, nilai maksimal 40 (empat puluh);
b. Memiliki Anggota Tim sekurang-kurangnya lima orang, sesuai
persyaratan yang telah ditentukan, nilai maksimal 40 (empat puluh);
c. Memiliki persyaratan teknis untuk sarana dan prasarana yang telah
ditentukan, nilai maksimal 20 (dua puluh).
ttd
Purnomo Yusgiantoro
PENJELASAN UMUM
1. Latar Belakang
a. Pedoman Teknis Penilaian Dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Untuk Kegiatan Pertambangan dan Energi merupakan acuan
teknis dan evaluator Amdal dalam menilai dokumen Amdal kegiatan
pertambangan dan energi dan disusun mengacu kepada Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun 2000 Tentang
Panduan Penilaian Amdal.
b. Pedoman teknis ini disusun dengan maksud untuk:
1. Menyamakan persepsi para evaluator dalam penilaian Amdal
kegiatan pertambangan dan energi;
2. Memudahkan para evaluator dalam menilai dokumen Amdal
kegiatan pertambangan dan energi
3. Mempercepat proses penilaian Amdal kegiatan pertambangan dan
energi.
c. Butir-butir penilaian sebagaimana tertuang dalam Pedoman Teknis ini
dapat dikembangkan oleh para evaluator, sesuai kemampuan.
d. Prosentase isian matriks dapat memberikan gambaran kepada para
evaluator tentang kualitas dokumen Amdal yang dinilai, sehingga dapat
membantu dalam memberikan keputusan penilaian Amdal.
2. Kegiatan Pertambangan dan Energi sebagaimana dimaksud dalam Pedoman
Teknis ini, meliputi kegiatan:
a. Ketenagalistrikan dan Panas Bumi;
b. Pertambangan Migas;
c. Pertambangan Umum.
3. Tata cara penilaian Amdal
a. Penilaian Amdal dilakukan oleh Tim Penilai dalam hal ini Komisi Penilai
Amdal Pusat/Daerah beserta anggotanya.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PROSEDUR EVALUASI
A. KERANGKA ACUAN ANDAL (KA-ANDAL)
I. Kelengkapan administrasi yang perlu dipenuhi, antara lain:
II. Aspek-aspek yang perlu dipenuhi terhadap isi dokumen KA Andal, antara lain:
Catatan:
● Tidak semua komponen atau parameter lingkungan yang dinyatakan terkena
dampak, perubahannya dapat diukur secara kuantitatif, misalnya pergeseran
tata nilai dan normal.
● Untuk itu komponen atau parameer lingkungan yang perubahannya tidak
dapat diukur secara kuantitatif, perlu dikaji secara deskriptif analitis, dan bila
memungkinkan dibuat beberapa scenario masa mendatang yang mungkin
terjadi.
● Deskriptif analisistis adalah analisis deskriptif terhadap fakta-fakta secara
sistematis dan rasional, sebagai upaya untuk menggambarkan perubahan suatu
parameter lingkungan. Analisis semacam ini dapat dilakukan, misalnya dengan
cara analogi terhadap proyek serupa di lokasi lain dengan kondisi lingkungan
yang hampir sama, berdasarkan pengalaman ahli atau menggunakan baku
mutu lingkungan.
No Kelengkapan Penilaian ( )
sudah belum
BAB VII. EVALUASI DAMPAK PENTING
1. Aspek-aspek yang dinilai pada evaluasi dampak
penting adalah kejelasan dan konsistensi tentang:
2. Telahaan secara holistik atas berbagai komponen
lingkungan yang diprakirakan mengalami perubahan
sebagaimana dikaji dalam bab prakiraan dampak
penting;
3. Kesimpulan terhadap hasil telaahan holistik tersebut
yang menyimpulkan jenis-jenis dampak penting yang
harus dikelola;
No Kelengkapan Penilaian ( )
sudah belum
1. Surat penghantar penyampaian dokumen beserta
dokumen KA Andal
2. Diteliti, apakah masuk kegiatan wajib Amdal atau
tidak
3. Peta-peta:
a). Peta Tata Ruang
b). Peta Lokasi Proyek
c). Peta Batas Wilayah Studi
d). Peta Tata Guna Lahan
e). Peta Geologi/kestabilan lerang
f). Peta Topografi/batimetri
II. Aspek-aspek yang perlu dipenuhi terhadap isi dokumen KA Andal, antara lain:
No Kelengkapan Penilaian ( )
ada tidak ada
1. Dokumen Kerangka Acuan (KA) Andal yang telah
disetujui oleh instansi yang bertanggung jawab
2. Dokumen Andal dilengkapi dengan dokumen RKL,
RPL dokumen Ringkasan Eksekutif, dan Lampiran
dalam jumlah yang telah ditetapkan oleh Komisi
Penilai Amdal
3. Persyaratan administrasi lainnya yang ditetapkan
oleh Komisi Penilai Amdal, seperti bukti telah
diterimanya dokumen Andal, RKL dan RPL.
II. Aspek-aspek yang perlu dipenuhi terhadap isi dokumen Andal, antara lain:
No Kelengkapan Penilaian ( )
sudah belum
BAB I PENDAHULUAN
1. Pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan
yang menjadi ladnasan hukum bagi pelaksanaan
studi Andal. Berbagai peraturan perundangan yang
dinilai antara lain: peraturan-peraturan yang
berkaitan dengan pelaksanaan rencana usaha
dan/atau kegiatan, pertanahan, bakku mutu
lingkungan danlain-lain. Hal ini penting mengingat
peraturan perundangan tersebut akan terkait erat
dengan prediksi dan evaluasi dampak penting serta
pelaksanaan RKL/RPL;
2. Kejelasan pernyataan tujuan dan kegunaan studi
Andal yang telah dirumuskan dalam KA Andal.
BAB II. RUANG LINGKUP STUDI
Aspek-aspek yang dinilai dalam ruang lingkup studi
adalah sebagai berikut:
Komponen atau parameter lingkungan yang diduga
akan mengalami perubahan mendasar akibat
rencana kegiatan.
1. Dampak penting yang ditelaah harus sesuai dan
konsisten dengan isu-isu pokok yang telah
ditetapkan dalam KA-Andal dan isu lain yang
ditemukan selama pelaksanaan studi.
Hasil pelingkupan waktu terjadinya dampak (pra-
konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi).
2. Wilayah studi yang mengacu pada KA-Andal dan
hasil pengamatan di lapangan yang digambarkan
secara jelas dalam peta.
II. Aspek-aspek yang perlu dipenuhi terhadap isi dokumen KA-Andal, antara lain:
II. Aspek-aspek yang perlu dipenuhi terhadap isi dokumen KA Andal, antara lain:
ttd
Purnomo Yusgiantro
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dilakukannya Rencana Kegiatan
Kegiatan usaha pertambangan umum disamping menghasilkan dampak
positif seperti penyerapan tenaga kerja dan kostribusi terhadap
pendapatan nasional dan daerah, juga menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan di sekitarnya, khususnya kestabilan lereng dan
perubahan bentang alam dengan segala macam konsekuensinya.
Dasar Hukum
Cantumkan Peraturan Perundang-undangan yang menjadi dasar dari
penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) yang terkait dengan rencana kegiatan
pertambangan umum yang akan dilakukan, misalnya:
1. Undang-undang No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Pertambangan
2. Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup
3. Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
4. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1969 tentang Pelaksanaan
Undang-undang No. 11/1967
5. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980 tentang Penggolongan
Bahan-bahan Galian.
6. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian
Pencemaran Air.
7. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL).
8. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup
No. Kep 02/MENKLH/1988 tentang Pedoman Penetapan Baku
Mutu Lingkungan.
9. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.
12/MENKLH/3/1994 tentang Pedoman Umum Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaa Pemantauan Lingkungan (UPL).
10. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup
No. Kep 51/MENKLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair
Bagi Kegiatan Industri.
11. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. ………..
tentang Pedoman Teknis Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Kegiatan Pertambangan
Umum, Minyak dan Gas Bumi serta Listrik dan Pengembangan
Energi.
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 98
12. Peraturan Daerah Propinsi ……… No. …… tentang ……………….…
13. Keputusan Gubernur Propinsi …….. No. …….. tentang ……………..
Tabel 2.1
Kegiatan Lain di Sekitar Proyek
Lokasi kegiatan lain di sekitar proyek tersebut diplotkan dalam peta situasi
pertambangan.
Tabel 2.2
Keadaan Cadangan Bahan Galian Batubara
Tabel 2.3
Kualitas Cadangan
Tabel 2.5
Lahan Untuk Sarana dan Prasarana
b. Jalan Masuk
- Panjang : ………………….. m
- Lebar jalan : ………………….. m
- Lebar badan jalan yang dibersihkan: ………………..… m
- Jumlah jembatan : ……………… buah
- Total panjang jembatan : ……………… m
- Konstruksi jembatan : kayu/beton/besi/batu
Tabel 2.6
Peralatan yang akan Digunakan
Alat Penunjang
Tabel 2.7
Bahan yang akan digunakan
*) Jenis bahan yang ada di dalam kolom hanya sekedar contoh, dapat
ditambah sesuai jenis bahan yang digunakan di lokasi kegiatan
**) Sifat: mudah terbakar, mudah meledak, mudah bereaksi dan lain-lain
***) Jumlah pemakaian bahan dilengkapi dengan satuannya.
Tabel 2.8
Kebutuhan Tenaga Kerja Pada Tahap Operasi
Tabel 2.9
Rencana Kegiatan Penambangan
1. Metoda penambangan
□ Open pit
□ Open cut/open cast
□ Lainnya…………
2. Pembersihan lahan
□ Dilakukan/tidak dilakukan pembersihan lahan
□ Bila dilakukan, luas lahan yang dibuka: ……. Ha/triwulan
3. Pengupasan tanah pucuk
- Dilakukan /tidak dilakukan pengupasan tanah pucuk
- Bila dilakukan, luas lahan yang dikupas
tanah pucuknya: …… Ha/triwulan
- Volume tanah pucuk yang dikupas: ………… m3/triwulan
- Luas areal penimbunan: …………..Ha
- Jarak areal penimbunan dari tambang: ……… km
4. Penggalian tanah penutup
- Cara pemberaian tanah penutup: digali/digaru/diledakan
- Bila dilakukan peledakan:
∗ Kedalaman lubang ledak: …….. m
∗ Frekuensi peledakan: …………. Kali/triwulan
∗ Hasil peledakan/rasio peledakan: …………
m3batuan/kg handak
∗ Pola peledakan: seri/parallel/kombinasi/tunda
∗ Jenis bahan peledak yang digunakan: ……………
Tabel 2.11
Rencana Kgiatan Penambangan
1. Metoda penambangan
□ Tambang kering
□ Tambang semprot (hydraulicking)
□ Tambang keruk (dredging)
2. Pembersihan lahan
- Dilakukan/tidak dilakukan pembersihan lahan
- Bila dilakukan, luas lahan yang dibuka: ……Ha/triwulan
3. Pengupasan tanah pucuk
- Dilakukan/tidak dilakukan pengupasan tanah pucuk
- Bila dilakukan, luas lahan yang dikupas
tanah pucuknya: …… Ha/triwulan
- Volume tanah pucuk yang dikupas: ….. m3/triwulan
- Luas areal penimbunan: …… Ha
Tabel 2.12
Limbah yang diperkirakan akan timbul
*) Isian di dalam kolam hanyalah sekedar contoh, dapat disesuaikan dengan jenis limbah
yang dihasilkan.
**) Diisi dengan sifat limbah yang dimaksud, misalnya
ϑ Berbahaya (B)
ϑ Beracun (R)
ϑ Korosif (K)
ϑ Eksplosif (E)
ϑ Mudah Terbakar (T)
***) Diisi dengan jumlah limbah yang dihasilkan, dilengkapai dengan satuan jumlahnya,
misalnya Lt/hari, M3/hari, kg/hari, dan lain-lain.
3.2. Fisik-Kimia
a. Ekosistem rencana kegiatan berupa:
□ Hutan lindung
□ Cagar alam
□ Hutan produksi
□ Hutan tanaman industri
□ Wilayah transmigrasi
□ Perkotaan/permukiman
□ Lainnya: ……….
b. Kondisi Lahan
- Luas KP Eksploitasi yang dimohon: …..Ha
- Peruntukan lahan yang dimohon; sudah/tidak sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)/belum punya RTRW.
- Status tanah: Tanah adat/tanah negara milik/tanah milik/lain-lain
(Lampiran juga peta tata guna lahan atau peta ruang wilayah)
c. Berdasarkan data 5 tahun terakhir:
- Curah hujan rata-rata tahunan: …………… mm
- Jumlah hari hujan rata-rata tahunan: …… hari
- Curah hujan bulanan rata-rata:
© Januari: …………………….…………. mm
© Februari: ……………………………….. mm
© Maret : ……………………………….. mm
© April: ……………………………..… mm
© Mei: ………………….……….…… mm
© Juni: …………………………….…. mm
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 119
© Juli: ………………………….……. mm
© Agustus: ………………………….……. mm
© September: …………………………..…… mm
© Oktober: ………………………..……… mm
© November: ……………………………….. mm
© Desember: ……………………………….. mm
d. Bentang alam tempat operasi berlangsung:
- Ketinggian dari muka laut: ………………………………….m
- Morfologi daerah berupa:
Dataran
Perbukitan
Bergelombang
Pantai
Rawa
e. Hidrologi di sekitar kegiatan
1. Sungai
Sungai yang kemungkinan bisa terpengaruh dengan adanya
kegiatan pertambangan umum ini adalah seperti pada tabel 3.1 di
bawah ini.
Tabel 3.1
Sungai-sungai yang Diperkirakan Akan Terkena Dampak
Tabel 3.2
Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Sungai Sebelum Terpengaruh oleh Kegiatan
Pertambangan
Kimia
PH
Kesadahan
Kalsium Mg/I
Magnesiu Mg/I
m
Chlorida Mg/I
Besi (Fe) Mg/I
Mangan Mg/I
(Mn)
Tembaga Mg/I
(cu)
Seng (Zn) Mg/I
Timbal (Pb) Mg/I
Tabel 3.3
Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Sumur Penduduk Di Sekiatar Kegiatan Pertambangan
3. Tanah
Sebagai bahan untuk menilai kesuburan tanah di daerah
pertambangan, telah dianalisa contoh-contoh tanah top soil
kedalaman 0-15 cm, sub soil 16-40 cm, dengan hasil seperti terlihat
pada tabel 3.4.
Tabel 3.4
Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik-Kimia Tanah Di Sekitar Daerah Kegiatan Penambangan
Tabel 3.5
Daftar Tumbuhan di Lokasi Kegiatan Pertambangan
*) Berisi tentang hal-hal yang dianggap perlu tetapi belum diinformasikan bila
diperlukan dapat menggunakan lembar tersendiri.
b. Fauna
Satwa di lokasi sekitar kegiatan pertambangan disusun menurut golongan
binatang menyusui (Mammalia), binatang melata (Reptilia), binatang
hidup di dua alam (Amphibia), bangsa burung (Aves) dan ikan (Pisces).
Tabel 3.6
Daftar Satwa di Lokasi Kegiatan Pertambangan
*) Berisi tentang hal-hal yang dianggap perlu tetapi belum diinformasikan bila
diperlukan dapat menggunakan lembar tersendiri
Jumlah
Jumlah
Tabel 3.7c
Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Nama Desa Petani Pedagang Buruh Peg.negeri ABRI Dokter Paramedi Lain-lain Jumlah
Jumlah
Tabel 3.7d
Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama
Jumlah
Jumlah
2. Sarana kesehatan
Tabel 3.8b
Sarana Kesehatan
Nama Rumah Puskesmas Puskesmas Posyandu Lain- Jumlah
Desa Sakit Pembantu lain
Jumlah
3. Sarana pribadatan
Tabel 3.8c
Sarana Peribatan Penduduk yang ada di sekitar Desa-desa yang Dekat dengan Lokasi
Kegiatan Pertambangan
Jumlah
Tabel 4
Perkiraan Dampak yang akan terjadi
Catatan:
Isian di dalam kolom hanya sebagai panduan, dapat ditambah/disesuaikan dengan
rencana kegiatan.
Tabel 5.1
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) Pertambangan umum
Tahap Kegiatan Komponen Jenis dampak Parameter yg Frekuensi Cara/alat Tolok Lokasi Pengawas Instansi
kegiatan dipantau pemantauan ukur/BML pemantauan pengguna
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Persiapan Pembebasan - Keresahan karena Pemda
lahan ketidakpuasan
ganti rugi lahan
Penerimaan - Keresahan karena
tenaga kerja tenaga kerja lokal
tidak tertampung
Pembuatan - Penurunan
jalan kualitas air karena
peningkatan erosi
Pembangunan - Penurunan
sarana dan kualitas air karena
prasarana peningkatan erosi
Pembangunan - Penurunan
instalasi kualitas air karena
pengolahan peningkatan erosi
Pembersihan - Penurunan
lahan (tambang kesuburan tanah
permukaan)
- Penurunan
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 138
kualitas air
permukaan karena
erosi
- Penurunan
kualitas udara
Operasi Pengupasan - Penurunan
tanah pucuk kesuburan tanah
- Penurunan
kualitas air karena
erosi
- Matinya tanaman
di lokasi
penimbunan
Pengupasan/p - Penurunan
emindahan kualitas udara
tanah penutup karena debu
- Peningkatan
kebisingan
- Penurunan
kesuburan tanah
dan matinya
tumbuhan di
lokasi timbunan
- Perubahan
bentang alam
- Penurunan
kualitas air karena
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 139
erosi
Penambangan - Penurunan
batubara kualitas udara
karena debu
- Peningkatan
kebisingan
- Penurunan
kesuburan tanah
di lokasi
penimbunan
- Perubahan
bentang alam
- Penurunan
kualitas air karena
erosi
Pengangkutan - Penurunan
batubara kualitas udara
Pengolahan karena debu
batubara
- Peningkatan
kebisingan
- Penurunan
kualitas air karena
limbah pencucian
- Penurunan
kualitas tanah
karena timbunan
pengotor hasil
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 140
pengolahan
batubara
Penimbunan - Penurunan
batubata kualitas udara
karena debu
- Penurunan
kualitas air karena
air penirisan
Pasca operasi Pemutusan - Keresahan akibat
hubungan kerja kehilangan
pekerjaan
Reklamasi - Penuruanan Jenis dan 1 tahun Investarisa
kualitas jumlah sekali si jenis dan
lingkungan vegetasi kerapatan
timbunan
Total Rp …………………………………….
Nama :
Jabatan :
Selaku penanggung jawab atas pengelolaan dan pemantauan lingkungan dari:
Nama Perusahaan :
Nama dan Jabatan Penanggung Jawab :
Jenis Perusahaan : Koperasi/CV/PT/Perorangan
Status Investasi : PMA/PMDN/Modal Sendiri
Alamat Perusahaan :
Kantor Pusat :
Jalan :
Telepon :
Fax :
Status Perijinan : KP Eksplorasi/Permohonan KP
Eksploitasi : DU No. ……………
Menyatakan bahwa:
1. Kami akan melaksanakan Upaya Pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) seperti yang tercantum dalam BAB V dan VI,
serta bersedia secara berkala (setiap bulan Januari, April, Juli, dan Oktober)
melaporkan hasilnya kepada Direktorat Jenderal Pertambangan Umum dengan
tembusan kepada Kanwil Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,
Pemda Propinsi …….., Pemda Kabupaten …… serta instansi terkait lainnya.
2. Terhadap kegiatan usaha kami dapat dilakukan pengawasan oleh petugas yang
memiliki Surat Tugas dari Pejabat yang berwenang berdasarkan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
3. Apabila kami lalai untuk melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan
sebagaimana tercantum dalam dokumen UKL dan UPL seperti yang telah kami
kemukakan dalam formulir isian ini, kami bersedia menghentikan kegiatan
operasional dan apabila terjadi kasus pencemaran yang disebabkan oleh
kegiatan kami yang belum termasuk dalam formulir isian ini, kami bertanggung
jawab dan bersedia untuk ditindak sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 144
4. Kami bersedia memperbaharui dokumen UKL dan UPL ini apabila terjadi
perubahan kapasitas, proses produksi, lokasi dan sebagainya dalam kegiatan
kami.
Meterai Rp 6.000
Cap Perusahaan
(Nama Jelas)
Direktur Utama PT :
Direktur CV :
Ketua Koperasi :
Pemegang KP :
I. PENGERTIAN
1. Ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yang menyangkut penyediaan
(pembangkitan, penyaluran dan distribusi) serta pemanfaatan tenaga listrik.
2. Tenaga listrik adalah salah satu bentuk energi sekunder yang dibangkitkan,
disalurkan dan didistribusikan untuk segala macam keperluan, dan bukan
listrik yang dipakai untuk komunikasi atau isyarat.
3. SUTET adalah saluran udara tegangan ekstra tinggi yang menggunakan kawat
telanjang (penghantar) di udara bertegangan lebih dari 245 kV sesuai Standar di
bidang ketenagalistrikan.
4. SUTT adalah saluran udara tegangan tinggi yang menggunakan kawat
telanjang (penghantar) di udara bertegangan 35 kV sampai dengan 245 kV
sesuai standar di bidang ketenagalistrikan.
5. Jarak bebas minimum adalah jarak terpendek antara penghantar SUTT atau
SUTET dengan permukaan tanah, benda-benda dan kegiatan lain di sekitarnya,
yang mutlak tidak boleh pendek dari yang telah ditentukan demi keselamatan
manusia dan mutlak hidup lainnya serta juga keamanan operasi SUTT atau
SUTET.
6. Ruang bebas adalah ruang sekeliling penghantar yang dibentuk oleh jarak
bebas minimum sepanjang SUTT atau SUTET, yang di dalam ruangan itu harus
dibebaskan dari benda-benda dan kegiatan lainnya.
7. Ruang bebas dan jarak bebas minimum adalah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
ttd
Purnomo Yusgiantoro
LATAR BELAKANG
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Pasal 25 dan 26
menetapkan bahwa apabila pemrakarsa melakukan pemindahan lokasi usaha
dan/atau kegiatan, mengubah disain, proses, kapasitas, bahan baku atau bahan
penolong, wajib menyusun studi Amdal baru.
Dalam batasan tertentu di luar kriteria pada Peraturan Pemerintah tersebut di atas
perlu dilakukan revisi RKL dan RPL.
Batasan revisi RKL dan RPL yaitu dalam hal pemindahan lokasi usaha dan/atau
kegiatan mengubah disain, proses, kapasitas, bahan baku atau bahan penolong yang
mempunyai dampak penting dan masih di dalam batas studi Amdal yang telah
disetujui sebelumnya, serta apabila terjadi perubahan bentuk pengelolaan dan titik
pemantauan.
1. Perubahan lokasi
- Di dalam BWS V - - V - - V - -
- Di luar BWS - V V - V V - - V
3. Perubahan kapasitas
produksi dalam
Rencana:
4. Perubahan
bahan/penolong
- Non B3 V - - - - - - -
5. Perubahan fasiliras - - - - - - -
- Signifikan - V - - V V - -
6. Perubahan titik - V -
Pengelolaan dan
Pemantauan
Keterangan:
* Bila dampak tidak lebih besar dari kegiatan lama maka perlu revisi
** Dampak lebih besar
*** Skala penggunaan lebih besar
BWS: Batas Wilayah Studi
SOP: Standard Operating Procedure
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
1.2. Peraturan Perundang-undangan
1.3. Tujuan dan Kegunaan Studi
1.3.1 Tujuan Studi
1.3.2 Kegunaan Studi
1.3.2.2 Bagi Pemrakarsa Kegiatan
1.3.2.3 Bagi Pemerintah
1.4. Identitas Pemrakarsa dan Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA
ttd
Purnomo Yusgiantoro
LAPORAN
PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
KEGIATAN PERTAMBANGAN DAN ENERGI
TAHAP KEGIATAN: Pprakonstruksi/Konstruksi/Operasi/Pasca Operasi*
PERIODE LAPORAN: ……/Bulanan/Triwulan/………*
TAHUN:
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR/PHOTO
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
Pada Bab Pendahuluan ini hanya berisi informasi mengenai perusahaan, yang berisi:
1.1. Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan :
Jenis Badan Hukum : CV/PT/Koperasi/…….*
Kegiatan Kelistrikan
Jumlah unit :
Kapasitas pembangkit :
Jenis pembangkit : PLTA/PLTU/……………./Transmisi*
Pola operasi : …..Jam/hari
Fungsi pembangkit : Utama/Cadangan*
Jenis bahan bakar : Residu/HSD/MFO/Batubara/Gas alam*
Kebutuhan bahan bakar : Ton/bulan
Sistem pengiriman : Mobil tangki/tongkang/pipa Pertamina
atau Belt conveyor*
Sistem penyimpanan : Drum/tangki/coal yard*
Kebutuhan air baku : …..I/hari
Sumber air baku : sungai/sumur dalam/air laut*
Kebutuhan air penunjang :…….I/hari
Kebutuhan air pendingin :…….I/hari
Sumber air pendingin :sungai/sumur dalam/air laut*
Sistem pengelolaan limbah pada t: dibakar/ditimbun*
Sistem pengelolaan limbah cair : bak pemisah/ditapung/WWTP*
Sistem pengelolaan limbah oli : dibakar di incenerator/ditampung di
drum*
Panjang jaringan/rute : …..Kms dari ……. S/d ………..
Jumlah tower :
Keterangan:
(2) Komponen Lingkungan yang akan dikelola misalnya pada tahap konstruksi
adalah kualitas udara, air, tanah, sosekbud, biota air, dll.
(3) Parameter Dampak adalah parameter dampak dari komponen kualitas udara
misalnya debu, CO, SO2, Nox dan kebisingan yang disesuaikan dengan
dokumen RPL atau UPL.
(4) Sumber dampak meliputi jenis kegiatan yang menimbulkan dampak misalnya
pekerjaan pematangan lahan, mobilisasi alat dan pekerja.
(5) Upaya Pengelolaan dilakukan berdasarkanke kesepakatan dalam dokumen
RKL atau UKL misalnya dilakukan penyiraman pada lokasi padat penduduk
untuk menanggulangi debu.
(6) Lokasi dimana akan dilakukan pengelolaan dampak tersebut (disesuaikan
dengan RKL atau UKL) yang ada.
(7) Hasil Pengelolaan dilihat dari kemajuan pada pelaksanaan pengelolaan
dampak.
(8) Tolok ukur/Target adalah berdasarkan target perbaikan dampak berdasarkan
Baku Mutu Lingkungan/Rona Lingkungan Awal/Keputusan Para pakar/Hasil
Studi.
(9) Kendala/Keterangan diberikan apabila dipandang perlu
a. Proses
No. Jenis Jumlah Sumber Penyimp Pemakaian Jumlah Ketera
B3 Persediaan Pengadaan anan*) ngan
(ton) Jenis Jumlah Recycle Hilang
Proses
Keterangan:
(2) Disebutkan jenis Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
(3) Berapa jumlah B3 pada kolom (2) yang dimiliki
(4) Disebutkan sumber (vendor) B3 tersebut diperoleh
(5) Dijelaskan bagaimana cara penyimpanan B3
(6) Disebutkan proses yang menggunakan B3 dimaksud
(7) Jumlah pemakaian dalam periode pelaporan
(8) Disebutkan jumlah B3 yang didaur ulang (recycle)
(9) Disebutkan jumlah B3 yang hilang = (7)-(8)
* Jika pengelola mengirim limbah B3 ke perusahaan lain (PPLI) harap
dilampirkan bukti pengiriman.
b. Limbah B3
Keterangan:
(1) Sebutkan jenis bahan bakar yang dipakai
(2) Sebutkan pemakaian dari tiap jenis bahan bakar yang disebutkan pada (1)
(3) Sebutkan kapasitas total mesin yang menggunakan tiap-tiap jenis bahan bakar
pada (1)
(4) Disebutkan sistem pengelolaan (handling) dari tiap-tiap jenis bahan bakar
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 171
Tabel ini diperlukan untuk menghitung emisi CO2 yang dihasilkan
Hasil Pemantauan
Hasil pemantauan yang dilaksanakan sesuai dengan lokasi yang telah ditentukan
atau kesepakatan dalam dokumen RPL atau UPL.
Hasil pemantauan disusun dalam tebal.
Keterangan:
(2) Disebutkan jenis komponen lingkungan yang dipantau, misalnya kualitas air,
udara, sosekbud, flora dan fauna, dll.
(3) Disebutkan jenis kegiatan dan tahapannya, misalnya pembersihan lahan tanpa
konstruksi
(4) Metoda/alat pemantauan berdasarkan kesepakatan dalam dokumen RPL atau
UPL, misalnya untuk (debu) kualitas udara menggunakan metoda Gravitasi
dengan alat Hi-Vol
(5) Periode pemantauan sesuai dengan kesepakatan dalam dokumen RPL atau
UPL
(6) Lokasi di mana dilakukan pemantauan dampak, sesuai dengan RPL atau UPL
Titik lokasi pemantauan lingkungan (Titik pantau) agar dicantumkan
koordinatnya. Titik Pantau sebaliknya diberi ID (identitas): Singkatan
Perusahaan + Komponen Lingkungan yan diamati + Nomor Urut contoh: Hasil
pemantauan kualitas air limbah pertambangan PT Multi Harapan Utama, maka
ID Titik Pantau: MHU-AL # 1, jika yang diamati kualitas air ambien (sungai):
MHU-AA #1. Koordinat yang dimaksud adalah koordinat global (bukan
koordinat lokal yang mencakup daerah kegiatan saja, dengan basis/acuan
lokal). Perlu dijelaskan sistem koordinat yang dipakai (lat-long, UTM, WGS 84,
dll.)Bisa ditentukan dengan mudah menggunakan GPS
(7) Hasil pemantauan dilihat berdasarkan hasil pemantauan pada lokasi yang telah
ditetapkan dalam RPL atau UPL. Lampirkan hasil analisis laboratorium.
(8) Tolok ukur adalah berdasarkan target perbaikan dampak berdasarkan Baku
Mutu Lingkungan/Rona Lingkungan Awal/Keputusan para Pakar/Hasil Studi
(9) Keterangan apabila diperlukan
_______________________________________________________________________________________________________________________PT. ERM INDONESIA
MPE1457-2000.PDF 175
BAB 4. KASUS-KASUS LINGKUNGAN DAN PENANGANANNYA
A. Kasus Pencemaran
Keterangan:
(1) Disebutkan jenis pencemaran, misalnya tumpahnya bahan kimia
(2) Penyebab terjadinya pencemaran, misalnya pecahnya drum penyimpanan
bahan kimia pada tanggal 17 Agustus 2000
(3) Disebutkan zat pencemar
(4) Disebutkan jumlah zat pencemar dan konsentrasinya
(5) Dampak yang terjadi akibat terjadinya kasus pemcemaran
(6) Penanganan merupakan langkah-langkah yang diambil dalam rangka
mengatasi pencemaran yang terjadi
(7) Hasil penanganan yang dilakukan
B. Kasus Lain
Diuraikan kasus-kasus lain yang muncul, misalnya kasus sosial.
Keterangan:
Keterangan:
Biaya yang dikemukakan adalah biaya realisasi pemantauan dari masing-masing
komponen kegiatan selama periode pelaporan
BAB 7. KESIMPULAN
Diuraikan secara singkat kesimpulan dari pelaksanaan RKL dan RPL atau UKL dan
UPL serta program tindak lanjutnya.
ttd
Purnomo Yusgiantoro