Anda di halaman 1dari 10

Reklamasi dan Lahan Pasca Tambang

PT Berau Coal

Disusun Oleh :
Gilang Ariyanto
120370042
Pokok Bahasan
 Apa itu Reklamasi dan Lahan Pasca Tambang
 Tantangan Reklamasi
 Langkah Reklamasi
 Progress Pengelolaan Lingkungan
 Pengelolaan Tanah dan Keanekaragaman Hayati
 Penutupan Tambang
 Kesimpulan Reklamasi dan Lahan Pasca Tambang PT
Berau Coal
Apa itu Reklamasi dan Pasca Tambang

Reklamasi dan pasca tambang adalah proses yang


digunakan untuk mengembalikan lahan yang telah
terkontaminasi oleh aktivitas tambang. PT Berau
Coal adalah salah satu perusahaan tambang
batubara terbesar di Indonesia. Reklamasi dan
pasca tambang perusahaan ini mencakup berbagai
kegiatan, termasuk penyediaan air bersih,
pemulihan habitat, dan pemulihan lahan.
Perusahaan telah mengembangkan program
reklamasi dan pasca tambang yang melibatkan
berbagai pihak, termasuk pemerintah,
masyarakat, dan organisasi lingkungan. Program
ini melibatkan berbagai kegiatan, termasuk
pemulihan lahan, reboisasi, dan penyediaan air
bersih.
Tantangan Reklamasi

Meskipun reklamasi dan pasca tambang PT


Berau Coal telah memberikan manfaat bagi
masyarakat setempat, masih ada beberapa
tantangan yang harus dihadapi. Salah satu
tantangan utama adalah meningkatnya biaya
reklamasi dan pasca tambang yang ditanggung
oleh perusahaan tambang.
Tantangan lain adalah meningkatnya tekanan
lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas
tambang. Reklamasi dan pasca tambang PT
Berau Coal harus menangani efek buruk dari
aktivitas tambang, seperti polusi air dan
tanah, pengurangan biodiversitas, dan lainnya.
Langkah-Langkah Reklamasi
PT Berau Coal telah mengambil beberapa
langkah untuk menangani tantangan reklamasi
dan pasca tambang. Perusahaan telah
mengembangkan berbagai program reklamasi
dan pasca tambang, termasuk program
penyediaan air bersih, pemulihan habitat, dan
lainnya.
Perusahaan juga telah mengembangkan
berbagai teknologi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas proses reklamasi dan pasca
tambang. Teknologi ini membantu perusahaan
untuk mengurangi biaya reklamasi dan pasca
tambang dan meningkatkan efektivitas
prosesnya.
Progress Pengelolaan Lingkungan
Dalam menjalankan operasi penambangan, baik eksplorasi maupun
eksploitasi, PT Berau Coal selalu mematuhi perundang-undangan dan
peraturan terkait lingkungan. Sebagai perusahaan tambang yang
beroperasi di Kalimantan timur, perusahaan memahami bahwa mata
seluruh dunia sedang tertuju ke Kalimantan, termasuk Kalimantan
timur, sehubungan dengan keprihatinan dunia terhadap laju kerusakan
hutan tropis, sementara penurunan kualitas kejernihan air di sungai-
sungai Kalimantan timur juga diduga akibat kerusakan hutan sebagai
dampak dari beroperasinya perusahaan-perusahaan yang mengambil
sumberdaya alam. Berbagai berita di media juga sering menyoroti
praktik reklamasi dan revegetasi lahan oleh perusahaan-perusahaan
tambang. Sebagai warga korporat yang bertanggung jawab, PT Berau
Coal ikut merasakan keprihatinan masyarakat terhadap kerusakan
hutan oleh karenanya sejak awal beroperasinya selalu menjunjung
tinggi komitmennya untuk memenuhi praktik penambangan yang baik
dan sejalan dengan peraturan yang ada, dari tahap perencanaan
sampai penutupan tambang.
Pada saat ini PT Berau Coal telah memiliki dokumen rencana penutupan
tambang untuk Site Lati, yakni di Blok E, West, East, T 04, T 05, dan T06, site
Binungan, khususnya di Blok 1-7, dan Site Sambarata, yaitu di Blok A, B dan B1.
Pada blok-blok tersebut telah direncanakan rona akhir tambang dan program
penutupan pascatambang.
Setelah usai menambang, PT Berau Coal melakukan reklamasi dan revegetasi,
yang merupakan bagian dari proses tutup tambang, dimana lahan bekas
tambang dikembalikan sesuai dengan peruntukan. Lahan bekas selain
ditanami kembali juga dimanfaatkan menjadi kawasan bercocok tanam,
peternakan ikan dan kawasan rekreasi. Proses reklamasi dan revegetasi
yang dilaksanakan oleh perusahaan telah berjalan dengan baik, karena di area
revegetasi Binungan dan Sambarata telah ditemukan hewan-hewan yang
singgah, bermukim serta membuat sarang. Dalam waktu dua tahun setelah
revegetasi, kera, rusa, dan burung Enggang sudah kembali ke sana.
Proses revegetasi disesuaikan dengan kondisi lahannya. Terdapat sekitar 30
jenis tanaman kehutanan, perkebunan, dan tanaman hias, yaitu Agathis,
Angsana, Bambu Cina, Bangkirai, BungaKana, Cemara Lilin, Cempedak, Durian,
Gamal, Jambu Air, Jeruk, Johar, Kakao, Kaliandra, Kapur, Karet, Kedondong,
Kelengkeng, Ketapang, Langsat, Lavender, Mahoni, Meranti, Nyatoh, Petai,
Pinang, Rambutan, Salak, Sengon Buto, Sengon Laut, Sirsak, Sukun, dan
Trembesi.
Pengelolaan Tanah dan
Keanekaragaman Hayati
Lahan terganggu dan revegetasi untuk operasi pertambangan
dikendalikan melalui ketentuan izin lingkungan yang memerlukan dana
untuk disisihkan(‘Jaminan Reklamasi Tanah’) yang dapat dicairkan
ketika revegetasi disetujui, sebagaimana ditetapkan oleh Pemerintah.
Pada 2013, tanah aktual terganggu tercatat lebih rendah dari rencana
(57%), sedangkanjumlah tanah yang direvegetasi tercatat lebih besar
dari target (156%). Lahan terganggu berada di bawah target karena
perubahan rencana produksi akibat harga batubara yang rendah,
sehingga tiga area penimbunan lapisan penutup di luar pit di tambang
Lati, tidak direalisasikan. Sebagai tambahan,beberapa lahan yang
sudah dinyatakan bebas, tetapi dituntut ulang sebagai lahan belum
bebas oleh masyarakat. Revegetasi telah melampaui rencana karena
penyelesaian awal beberapa blok di tambang Sambarata dan
Binungan yang telah ditanam sepanjang tahun.
Penutupan Tambang
PT Berau Coal menerapkan program terpadu penutupan tambang, dengan
menjadikan lahan pascatambang memiliki manfaat bagi lingkungan dan
berdampak positif bagi kelangsungan kegiatan sosial ekonomi masyarakat
seputar tambang. Sesuai dengan Rencana Penutupan Tambang, terdapat tiga
zona pemanfaatan lahan setelah direklamasi, yakni :
 zona interest dialokasikan untuk pemukiman, sarana umum, pertanian dan
peternakan dan olahraga;
 zona intensif diperuntukkan untuk perkebunan, misalnyakakao, karet dan
kelapa sawit; dan
 zona buffer dialokasikan untuk hutan dan dikembalikan fungsinya sebagai
ekosistem hutan.
Sebagian besar lahan pascatambang di reklamasi dan ditanami dengan
tanaman pionir, komoditi dan tanaman asli. Penanaman tumbuhan ini
mengembalikan kondisi lahan pascatambang menjadi hutan kembali melalui
pembuatan hutan arboretum. Program penutupan lahan pascatambang
melibatkan masyarakat sekitar tambang dan memberi manfaat ekonomi bagi
masyarakat sekitar tambang.
Kesimpulan Reklamasi dan Pasca Tambang
PT Berau Coal
Reklamasi dan pasca tambang PT Berau Coal telah
memberikan manfaat bagi masyarakat setempat. Program ini
telah membantu meningkatkan kualitas lingkungan,
kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat setempat. Namun,
masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh
perusahaan tambang.
Perusahaan telah mengambil beberapa langkah untuk
menangani tantangan ini, termasuk mengembangkan
berbagai program reklamasi dan pasca tambang dan
teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
proses reklamasi dan pasca tambang.

Anda mungkin juga menyukai