Reklamasi
Setelah usai menambang, PT Berau Coal melakukan reklamasi dan revegetasi, yang
merupakan bagian dari proses tutup tambang, dimana lahan bekas tambang dikembalikan
sesuai dengan peruntukan. Lahan bekas selain ditanami kembali juga dimanfaatkan menjadi
kawasan bercocok tanam, peternakan ikan dan kawasan rekreasi. Proses reklamasi dan
revegetasi yang dilaksanakan oleh perusahaan telah berjalan dengan baik, karena di area
revegetasi Binungan dan Sambarata telah ditemukan hewan-hewan yang singgah, bermukim
serta membuat sarang. Dalam waktu dua tahun setelah revegetasi, kera, rusa, dan burung
Enggang sudah kembali ke sana
Revegetasi
Proses revegetasi disesuaikan dengan kondisi lahannya. Terdapat sekitar 30 jenis tanaman
kehutanan, perkebunan, dan tanaman hias, yaitu Agathis, Angsana, Bambu Cina, Bangkirai,
Bunga
Kana, Cemara Lilin, Cempedak, Durian, Gamal, Jambu Air, Jeruk, Johar, Kakao, Kaliandra,
Kapur, Karet, Kedondong, Kelengkeng, Ketapang, Langsat, Lavender, Mahoni, Meranti,
Nyatoh, Petai, Pinang, Rambutan, Salak, Sengon Buto, Sengon Laut, Sirsak, Sukun, dan
Trembesi.
Manajemen Energi
PT Berau Coal telah membentuk tim manajemen energi yang terdiri dari perwakilan
departemen terkait. Selama 2013, tim ini difokuskan pada pengembangan inisiatif untuk
merealisasikan penghematan bahan bakar dan membuat laporan berkala kepada manajemen
atas konsumsi bahan bakar oleh PT Berau Coal dan mitra kerja. Konsumsi bahan bakar
adalah elemen kunci terhadap penilaian kinerja kontraktor yang diukur dan dibahas secara
berkala.
Lahan terganggu dan revegetasi untuk operasi pertambangan dikendalikan melalui ketentuan
izin lingkungan yang memerlukan dana untuk disisihkan(‘Jaminan Reklamasi Tanah’) yang
dapat dicairkan ketika revegetasi disetujui, sebagaimana ditetapkan oleh Pemerintah. Pada
2013, tanah aktual terganggu tercatat lebih rendah dari rencana (57%), sedangkanjumlah
tanah yang direvegetasi tercatat lebih besar dari target (156%). Lahan terganggu berada di
bawah target karena perubahan rencana produksi akibat harga batubara yang rendah,
sehingga tiga area penimbunan lapisan penutup di luar pit di tambang Lati, tidak
direalisasikan. Sebagai tambahan,beberapa lahan yang sudah dinyatakan bebas, tetapi dituntut
ulang sebagai lahan belum bebas oleh masyarakat. Revegetasi telah melampaui rencana
karena penyelesaian awal beberapa blok di tambang Sambarata dan Binungan yang telah
ditanam sepanjang tahun.
Penutupan tambang
PT Berau Coal menerapkan program terpadu penutupan tambang, dengan menjadikan lahan
pascatambang memiliki manfaat bagi lingkungan dan berdampak positif bagi kelangsungan
kegiatan sosial ekonomi masyarakat seputar tambang.
Sesuai dengan Rencana Penutupan Tambang, terdapat tiga zona pemanfaatan lahan setelah
direklamasi, yakni :
(1) zona interest dialokasikan untuk pemukiman, sarana umum, pertanian dan peternakan dan
olahraga;
(2) zona intensif diperuntukkan untuk perkebunan, misalnyakakao, karet dan kelapa sawit;
dan
(3) zona buffer dialokasikan untuk hutan dan dikembalikan fungsinya sebagai ekosistem
hutan.
Sebagian besar lahan pascatambang di reklamasi dan ditanami dengan tanaman pionir,
komoditi dan tanaman asli. Penanaman tumbuhan ini mengembalikan kondisi lahan
pascatambang menjadi hutan kembali melalui pembuatan hutan arboretum. Program
penutupan lahan pascatambang melibatkan masyarakat sekitar tambang dan memberi manfaat
ekonomi bagi masyarakat sekitar tambang.