MATERI-04 KONSEPDAN
KONSEP DAN POLA
POLA SAMPLING
SAMPLING
PENDAHULUAN
2
Tujuan Sampling :
🞑 Untuk mendapatkan suatu nilai kadar yang dapat
mewakili suatu daerah/blok bijih.
Pentingnya Sampling :
🞑 Volume dari conto hanya merupakan sebagian kecil
dari volume blok yang diwakilinya.
🞑 Pemodelan dan Perhitungan Sumberdaya-Cadangan
didasarkan pada data dan hasil analisis terhadap conto
(sampel).
Salting,
🞑 Terjadinya penambahan kadar pada sampel yang akan dianalisis.
Kontaminasi,
🞑 Terjadinya pengotoran sampel sehingga tidak dapat mewakili
kondisi yang sebenarnya.
Dilution,
🞑 Terjadinya penambahan material asing (non-ore) ke dalam
sampel.
Hindarilah :
🞑 Melakukan penambahan material dari tempat lain, baik untuk
tujuan mixing atau untuk tujuan lain.
🞑 Menggunakan data dari data-data histori yang akurasinya
diragukan.
FW HW
900 cm
2.9 m
Metoda Perhitungan Cadangan – Materi 04: KONSEP DAN POLA SAMPLING
SAMPEL LINIER (GARIS)
10
Dapat berupa :
🞑 Sampling pada suatu bidang bukaan bijih atau
face/wall pada tambang bawah tanah melalui cuttings
lubang-lubang tembak.
🞑 Dapat berupa deretan titik-titik sampling pada
cuttings hasil pemboran untuk peledakan (blast hole).
Ukuran samples umumnya berkisar 1 s/d 5 kg.
Sering/umum digunakan dalam keperluan Grade
Control dan Rekonsiliasi.
diameter core
Core
Sludge
100 - i
100
Core
i
Sludge
Deskripsi Cuttings
Kondisi Core
1 2 3
Penanganan Core
Perunutan Core
Metoda Perhitungan Cadangan – Materi 04: KONSEP DAN POLA SAMPLING
DRILLING DAN CORE SAMPLING
38
Penyimpanan Core
Split Core
Random
Random Stratified
Regular Irregular
Grid density akan lebih besar pada arah tegak lurus arah
bidang kontinuitas geologi yang lebih besar.
Layout pola pemboran sangat dipengaruhi oleh
kemenerusan geologi dan pola distribusi kadar.
Pola grid biasanya akan diawali dengan pola yang
mendekati pola bujursangkar maupun pola persegipanjang.
🞑 Evaluasi terhadap trend mineralisasi/endapan akan digunakan
sebagai dasar untuk meningkatkan grid density pada suatu arah
tertentu.
Infill sampling point
🞑 Dilakukan jika ditemukan indikasi kontinuitas rendah dan/atau
kemungkinan munculnya anisotropi,
🞑 Dilakukan meningkatkan tingkat keyakinan.
039 055
CIURUG UTARA AREA SAMPLING DENGAN POLA
047
ACAK (RANDOM)
040 056
037
041
032
031 046
035
042 036 034 033
043 024
025 030
044
026
028
027
023
CKT
029
022
725
001
014 020
017 006
007 L-600 Tunnel
008
CUT 2 CUT3
-Dip 42, TD 205.10 m
CUT 1
CKT.2
CKT.3 -Dip 53, TD 225.10 m
CUT4
CKT.5
CUT6
-Dip 43, TD 291.40 m
-Dip 55, TD 245.00 m
CIURUG AREA
800
725
CUT7
-Dip 36, TD 200.45 m
-Dip 46, TD 240.25 m
LL.-77000C0iuruT
g unnel
0 250 m
L-600 Tunnel
700 j 700
k
r
l
m s
n
t
650 o 650
p u
q
b
eoh 173.35
c
d
600 e 600
f
g-h v
i x CUT 1 (N 240ºE/49º)
550 CUT 1A (N 240ºE/33º) 550
eoh 241.15m z CUT 1B (N 240ºE/60º)
eoh 238.80 m
X = 9502.065
Y = 8660.626
Z = 744.011
500 500
Sampling density
🞑 The ability to resolve detail in the geometry of a deposit is directly related to
the sampling density.
The quality of the sample data
🞑 Poor quality sampling contributes directly to imprecision and bias in global and
local recoverable resource estimates and limits the ability to resolve detail in
the mineralisation geometry.
The spatial continuity of the grade in the deposit
🞑 Grade continuity in gold deposits tends to be weaker than in most base metal
deposits.
Cut-off grade
🞑 Variability is usually a function of grade in most mineral deposits and tends to
increase with increasing grade.
Mining selectivity
🞑 Very high or detailed selectivity in mining usually goes hand in hand with high
cut-off grades and limited spatial continuity of grades.