Disusun oleh
M. Faisal Ali
Niky Suryadi
Reinaldo J.H
10.07.01.12.030
10.07.01.12.111
10.07.01.12.147
PEMERCONTOAN BATUBARA
1.1
Genesa Batubara
Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah
batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, komponen
utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan.
Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara juga adalah
batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat
ditemui dalam berbagai bentuk. Analisis unsur memberikan rumus formula empiris
seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Proses pembentukan batubara dari tumbuhan melalui dua tahap, yaitu :
- Tahap pembentukan gambut (peat) dari tumbuhan yang disebut proses
peatification.
Gambut adalah batuan sediment organik yang dapat terbakar yang berasal dari
tumpukan hancuran atau bagian dari tumbuhan yang terhumifikasi dan dalam
keadaan tertutup udara ( dibawah air ), tidak padat, kandungan air lebih dari 75
%, dan kandungan mineral lebih kecil dari 50% dalam kondisi kering.
- Tahap pembentukan batubara dari gambut yang disebut proses coalification.
Lapisan gambut yang terbentuk kemudian ditutupi oleh suatu lapisan sedimen,
maka lapisan gambut tersebut mengalami tekanan dari lapisan sediment di
atasnya. Tekanan yang meningkatakan mengakibatkan peningkatan temperatur.
Disamping itu temperatur juga akan meningkat dengan bertambahnya
kedalaman, disebut gradient geotermik. Kenaikan temperatur dan tekanan dapat
juga disebabkan oleh aktivitas magma, proses pembentukan gunung api serta
aktivitas tektonik lainnya.
Peningkatan tekanan dan temperature pada lapisan gambut akan mengkonversi
gambut menjadi batubara dimana terjadi proses pengurangan kandungan air, pelepasan
gas-gas ( CO2, H2O, CO, CH4 ), penigkatan kepadatan dan kekerasan serta penigkatan
nilai kalor. Komposisi batubara terdiri dari unsur C, H, O, N, S, P, dan unsur unsur
lain (air, gas, abu)
1.2
Sampling Batubara
Sumber : www.bgs.ac.uk
Gambar 1
Sampling Batubara
ASTM
penyamplingan
dengan
mempertimbangkan
faktor
biaya
berlebihan. Dengan metode yang benar jumlah titik penyamplingan dan faktor
kegagalan penyamplingan dapat dikurangi.
- Daerah yang terwakili (dengan mempertimbangkan faktor daerah pengaruh
maka metode sampling bisa diterapkan sesedikit mungkin penyamplingan
dengan daerah pengaruh yang maksimal).
- Perencanaan penyamplingan dengan mempertimbangkan data yang dibutuhkan
(variasi data yang dibutuhkan meliputi data ketebalan, data kualitas, data
struktur, dll).
- Perencanaan penyamplingan dengan mempertimbangkan detail kualitas (untuk
perencanaan kualitas komposit).
Secara garis besar sampling pada material batubara dibagai menjadi empat
golongan dilihat dari tempat pengambilan dimana batubara berada dan tujuannya
yaitu: exploration sampling, pit sampling, production sampling, dan loading sampling
(barging dan transhipment).
1.2.1 Exploration Sampling
Exploration sampling dilakukan pada tahap awal pendeteksian kualitas batubara
baik dengan cara channel sampling pada outcrop atau lebih detail lagi dengan cara
pemboran atau drilling. Tujuan dari sampling di tahap ini adalah untuk menentukan
karakteristik batubara secara global yang merupakan pendeteksian kandungan
batubara. Dimana dalam kegiatan eksplorasi dapat didapati jenis-jenis sampling,
diantaranya :
A.
Channel Sampling
Sumber : www.pubs.usgs.gov
Gambar 2
Kegiatan Channel Sampling
- Pit sampling
- Seam face sampling
Pada channel sampling ini ada beberapa aturan yang menjadi keharusan, yaitu :
- Pemilihan tempat sampling, maksudnya agar lapisan batubara atau seam
batubara benar-benar terambil dari mulai roof sampai floor. Jadi harus dipilih
tempat-tempat yang bisa mewakili dari roof sampai floor.
- Kebersihan dari batubara lapuk, Maksudnamya adalah tambang yang
batubaranya sudah terlihat dan terpapar udara maka dikatakan batubara tersebut
sudah lapuk. Hal ini bertujuan supaya batubara yang di sampling benar-benar
batu yang sesuai dengan batu dalam tanah. Jadi lapisan pemukaan yang terpapar
dengan udara harus di bersihkan dulu.
- Kedalaman galian channel, maksudnya adalah galian dari permukaan batubara
setelah dibersihkan 8 cm. Hal ini bisa jadi sulit pada keadaan tertentu karena saat
membuat lubang sedalam 8 cm pada dinding bisa jadi batubara retak kebelakang
yang bisa menyebabkan dalamnya lebih dari 8 cm. Penggalian ini bisa
menggunakan palu geologi
- Lebar galian, yaitu lebarnya galian yang di buat sepanjang seam batubara 10 cm.
Hal ini pun bisa terjadi masalah saat melakukan penggalian yaitu batubara bisa
jadi pecah ke samping sehingga lebarnya akan melebihi dari 10 cm. Hal ini bisa
di atasi dengan gergaji rantai atau gergaji mesin.
- Memotong dari roof sampai floor.
B.
Core Sampling
Sumber : www.leppertassociates.com
Gambar 3
Kegiatan Core Sampling
- Lakukan diskripsi core batubara secara detail, mulai dari top sampai bottom
dilanjutkan diskripsi litologi diatas dan dibawah lapisan batubara.
- Masukkan sample batubara, sample roof dan sample floor ditempat/kantung
plastik yang berbeda.
- Berikan sample code untuk coal sample, roof sample, parting sample (jika ada)
dan floor sample.
- Berikan tiket sample untuk coal sample, roof sample dan floor sample.
- Input sample data dalam list of sampling dan input data diskripsi core dalam
sample description worksheet.
- Persiapkan sample yang akan dianalisa.
- Bereskan segala peralatan dan bersihkan kembali tempat penyamplingan.
C.
Pillar Sampling
Pada pillar sampling dibuat blok-blok yang berukuran lebar 30-45 cm dan luas
450 cm2 (luas potongan melintang). Cara ini jarang digunakan karena memerlukan
waktu yang lama dan sukar dalam penanganannya hingga dengan sendirinya biaya
menjadi mahal.
1.2.2 Pit Sampling
Pit sampling dilakukan setelah eksplorasi bahkan bisa hampir bersamaan dengan
proses tambang didalam satu pit atau block penambangan dengan tujuan lebih
mendetailkan data yang sudah ada pada tahap eksplorasi. Pit sampling ini dilakukan
oleh pit control untuk mengetahui kualitas batubara yang segera akan ditambang, jadi
lebih ditujukan untuk mengontrol kualitas batubara yang akan ditambang dalam
jangka waktu short term. Pit sampling ini juga dapat dilakukan dengan pemboran juga
dengan channel pada face penambangan kalau diperlukan untuk mengecek kualitas
batubara yang dalam proses ditambang. Pit sampling dilakukan untuk studi kualitas
secara khusus di daerah tambang yaitu :
- Untuk mengetahui kualitas dari batubara kotor atau batubara oksidasi tinggi,
yang pada saat penambangan ditinggalkan karena kualitasnya tidak memenuhi
standard atau tidak diketahui. Hasil analisa sampling akan merekomendasi
apakah layak dipakai untuk permintaan produksi kualitas rendah, untuk
- Jika pada seam batubara yang disampling terdapat banyak ply, maka setiap ply
harus ditempatkan terpisah.
- Sample dijaga jangan sampai berkurang dan harus mewakili keseluruhan
dimensi yang diambil.
- Siapkan tempat penampungan batubara, dan masukan sample dalam plastik
sample yang baik.
- Peralatan untuk mengambil sample tergantung kondisi perlapisan batubara, jika
batubara lapuk dengan linggis pipih, tetapi jika batubara keras dipergunakan cut
quick dan alat bantu lainnya.
Gambar 4
Sampling Batubara Untuk Grade Control
Lokasi pengambilan contoh dari jumlah increment yang harus diambil dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1
Pengambilan Jumlah Increment
Keadaan
Batubara
Bersih
ROM
Sumber : www.academica.edu
Tabel 2
Pengambilan Jumlah Increment Standar ISO
Kondisi
Conveyor
Batubara
16
Cleaned
32
Un-Cleaned
Stockpile
32
64
Sumber : www.academica.edu
Tabel 3
Pengambilan Jumlah Increment Standar ASTM
Kondisi
Batubara
Cleaned
Un-Cleaned
Conveyor Falling
Steam
N = 15
N = 35
Sumber : www.academica.edu
Tabel 1 berlaku jika tonase batubara kurang dari 1000 ton. Jika lebih besar dari 1000
ton, maka dihitung berdasarkan rumus empiris di bawah ini :
berdasarkan waktu atau posisi dari unit yang bersangkutan. Sedangkan untuk
pengambilan contoh secara acak (random sampling), waktu dan posisi unit
sembarangan. Untuk kontrol kualitas, di mana pengambilan contoh dilakukan secara
terus menerus, umumnya diterapkan pengambilan contoh secara sistematis. Dimana
dalam kegiatan loading sampling dapat didapati jenis-jenis sampling, diantaranya :
A.
B.
C.
Sumber : www.academica.edu
Gambar 5
Blok Pengambilan Pada Barge
- Dua atau tiga increment diambil secara acak dari titik 1 sampai titik 12.
- Pengambilan contoh bisa dilakukan dengan menggunakan sekop atau auger
dengan kedalaman pengambilan sampai 30 cm. Jika batubara nampak basah,
maka pengambilan harus lebih dalam hingga mencapai setengah tinggi timbunan
batubara di dalam gerbong.
- Contoh selanjutnya diberi identitas dan kemudian dikirim ke laboraturium untuk
dianalisa.
D.
DAFTAR PUSTAKA
Eko,
2013.
Coal
Quality
Control
http://coal-quality-control
Dody,
2015,
Kualitas
Batubara,
www.geotechnic-