Anda di halaman 1dari 12

[PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG] 2015

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Teori Dasar

2.1.1 Pengertian Ventilasi


Ventilasi merupakan suatu pergerakan udara yang sesuai dengan
kebutuhan sehingga dapat menciptakan kenyamanan dan keamanan dalam
melakukan pekerjaan sehingga produktifitasnya dapat maksimal. Dalam tambang
bawah tanah keberadaan gas berbahaya dan debu dapat mengancam kegiatan
dalam tambang bawah tanah.

Sumber : www.mineanarchy.blogspot.com

Foto 2.1
Sistem Ventilasi Pada Tambang Bawah Tanah

2.1.2 Jenis Sistem Ventilasi


2.1.2.1 Sistem Ventilasi Alami
Merupakan suatu sistem ventilasi yang terbentuk akibat dari pekerjaan
membuat lubang bukaan sehingga udara akan mengalir kedalamnya tanpa
adanya dari bantuan alat mekanis. Salah satu faktor dapat terjadinya sistem
ventilasi alami ini adalah perbedaan suhu antara udara didalam tambang dengan
udara diluar tambang.

[PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG] 2015


6

Sumber : www.mineanarchy.blogspot.com

Gambar 2.1
Sistem Ventilasi Alami

2.1.2.2 Sistem Ventilasi Buatan


Merupakan suatu sistem ventilasi yang terbentuk akibat adanya campur
tangan manusia yang cara kerjanya dibantu menggunakan mesin sehingga
suplai udara dapat terpenuhi. Fungsi dari penggunaan alat mekanis ini untuk
membuat perbedaan tekanan udara, sehingga udara dapat masuk kedalam
seluruh bagian tambang bawah tanah. Dalam kelompok ini dibedakan lagi
menjadi dua yaitu metode hisap (exhaust system) dan metode hembus (forcing
system) yang menjadi pembeda atara kedua metode ini yaitu apabila dengan
metode hisap mesin angin diletakkan pada jalan keluar yang membuat tekanan
udara pada jalur keluar menjadi mengecil kemudian udara kotor akan dihisap
untuk dialirkan keluar lubang bawah tanah, apabila dengan metode hembus
mesin angina diletakan pada jalan udara masuk yang membuat udara ditekan
masuk ke dalam lubang tambang melalui jalan udara.

Sumber : www.najibpanjah.com

Gambar 2.2
Sistem Ventilasi Buatan

Pada prinsipnya sistem ventilasi buatan ini terdiri dari 3 jenis yaitu :

[PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG] 2015


7

a)

Sistem Forcing
Merupakan sistem yang pada prinsipnya akan mengalirkan tekanan udara
dengan menggunakan fan kearah front kerja.

Sumber : www.najibpanjah.com

Gambar 2.3
Sistem Forcing

b)

Sistem Exhausting
Merupakan sistem yang pada prinsipnya akan menghisap udara dengan
menggunakan fan kearah luar front kerja.

Sumber : www.najibpanjah.com

Gambar 2.4
Sistem Exhausting

c)

Sistem Overlap
Merupakan sistem yang terbentuk dari gabungan sistem forcing dan
sistem exhausting. Prinsipnya udara akan dialirkan ke front kerja
kemudian dihisap kea rah luar front kerja.

[PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG] 2015


8

Sumber : www.najibpanjah.com

Gambar 2.5
Sistem Overlap

2.1.3 Prinsip Udara Tambang


Pada pengaturan aliran udara dalam ventilasi tambang bawah tanah,
berlaku hukum alam bahwa dibawah ini merupakan prinsip-prinsip dari ventilasi
tambang:
a)

Udara akan mengalir dari kondisi bertemperatur rendah ke temperatur


panas.

b)

Udara akan lebih banyak mengalir melalui jalur-jalur ventilasi yang memberikan

c)

tahanan yang lebih kecil dibandingkan dengan jalur bertahanan yang lebih besar.
Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan dalam
ventilasi tambang.
2.1.4

Fungsi Utama Ventilasi


Ventilasi tambang berfungsi untuk :

a)

Menyediakan dan mengalirkan udara segar kedalam tambang untuk


keperluan menyediakan udara segar (oksigen) bagi pernapasan para
pekerja dalam tambang dan juga bagi segala proses yang terjadi dalam

b)

tambang yang memerlukan oksigen.


Melarutkan dan membawa keluar dari tambang segala pengotor dari gasgas yang ada di dalam tambang hingga tercapai keadaan kandungan gas

c)

dalam udara tambang yang memenuhi syarat bagi pernapasan.


Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang bawah

d)

tanah hingga ambang batas yang diizinkan.


Mengatur panas dan kelembaban udara ventilasi tambang bawah tanah
sehingga dapat diperoleh lingkungan yang nyaman.

2.1.5

Istilah-Istilah Umum Ventilasi


Istilah-istilah umum pada tambang antara lain :
a) Down Cast Shaft

: shaft dimana udaranya masuk (kebawah)

[PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG] 2015


9

b) Up Cast Shaft

: shaft dimana udaranya keluar (keatas)

c) Intake

: udara bersih (masuk)

d) Return

: udara kotor (keluar)

e) Pressure Fan

: fan yang menekan aliran ventilasi

f)

: fan yang menghisap udara aliran ventilasi

Exhaust Fan

g) Pipelines

: pengambilan CH4 dengan pipa

h) Fire Damp

: campuran CH4 dalam udara tambang

i)

Choke Damp

: campuran CO2 dalam udara tambang

j)

White Damp

: campuran CO dalam udara tambang

k) Stink Damp

: campuran H2S dalam udara tambang

l)

: campuran gas yang terdiri dari CO 2 dan N2

Black Damp
dalam udara tambang

m) After Damp

: campuran gas-gas yang diterima dibawah

tanah setelah terjadinya kebakaran atau peledakan yang terdiri


dari CO, CO2, dan N2
2.1.6

Kelembaban Udara
Merupakan suatu persentase kandungan uap air dalam udara, uap air

yang ada dalam tambang bawah tanah berasal dari kegiatan-kegiatan yang ada
dalam tambang, bahkan dapat berasal dari kandungan air yang berada dalam
batuan. Kelembaban ini akan memberikan dampak yang buruk kepada pekerja.
Dinyatakan dengan rumus :
Kelembaban relatif =

JumlahUap Air
Jumlah Uap Air Max

x 100 %

2.1.7 Kondisi Aliran Udara


2.1.7.1 Kecepatan Aliran Udara
Kondisi aliran udara ini sangat erat kaitannya dengan jumlah debit yang
masuk pada duct, pengambilan data dilakukan dengan vane anemometer dan
lima posisi pengambilan data yaitu atas, tengah atas, tengah, tengah bawah dan
bawah. Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui kecepatan udara ratarata. Berikut merupakan persamaan yang digunakan untuk meghitung kecepatan
rata-rata aliran udara :

[PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG] 2015


10

V=
Dimana

: Kecepatan (m/s)

V
n

V
n

: Jumlah titik ukuran


: Jumlah posisi yang diukur

2.1.7.2 Tekanan Udara


Besarnya tekanan udara dipengaruhi oleh belokan dan juga percabangan
yang terdapat pada duct. Besar atau kecilnya dimensi duct juga menentukan
besar dan kecilnya nilai suatu tekanan udara.

H
H = ( n ) X SG X sin
Dimana

:
H

: Head sebenarnya dalam mm air

SG

: Specific Gravity dari cairan yang dipakai

: kemiringan manometer yang dipakai (300)

2.1.7.3 Debit dan Pola Aliran Udara (Flowrate)


Debit udara dalam suatu duct, di pengaruhi oleh tingkat kecepatan aliran
udaranya.Dimana besar kecilnya kecepatan bergantung pada kondisi duct nya
terutama belokan dan percabangan dalam duct. Perhitungan debit udara dapat
menggunakan rumus dibawah ini :
Q=VxA
Dimana

:
Q

: Jumlah atau debit udara

(m3/detik)

: Kecepatan aliran udara

(m3/detik)

: Luas penampang

(m2)

Untuk mengetahui pola aliran udara dalam saluran tambang, dapat


menggunakan rumus Re, yaitu :

[PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG] 2015


11

Re = 67280 x D x V
Dimana

:
Re

: Nilai Reynold

67,280 : Bilangan Reynlod

2.2

: Diameter jaringan

(m)

: Kecepatan rata rata

(m/detik)

Pengenalan Alat

2.2.1 Duct
Duct merupakan suatu jaringan yang dibuat sebagai tempat mengalirnya
udara. Duct difungsikan untuk mengatur debit udara yang masuk ke setiap
bagian tambang bawah tanah.Jenis material dari duct memiliki koefisien
kekasaran tertentu yang mempengaruhi keadaan aliran udara didalam duct itu
sendiri.

Sumber : Dokumentasi Praktikum Ventilasi, 2015

Foto 2.2
Duct
Tabel 2.1
Kekerasan Absolut Beberapa Permukaan

Bahan
Baja Yang Dikelilingi
Beton
Besi Tuang
Logam Lembaran
Baja Komersial
Pipa/Tabung Tarik

Kekerasan
0,0009-0,009
0,0003-0,003
0,00026
0,00015
0,000046
0,0000015

Sumber: Diktat Penuntun Praktikum Ventilasi 2015

2.2.2 Fan
Fan merupakan suatu alat yang digunakan sebagai pemompa udara yang
tujuannya untuk membuat perbedaan tekanan udara antara kedua sisi fan

[PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG] 2015


12

sehingga dengan demikian menggunakan konsep udara yang mana udara akan
bergerak dari tempat yang memiliki tekanan yang tinggi ke tempat yang memiliki
tekanan lebih rendah.

Sumber : Dokumentasi Praktikum Ventilasi, 2015

Foto 2.3
Axial Fan

a.

Axial Fan
Axial fan adalah kipas yang berbentuk sekrup. Prinsip kerja dari fan jenis
ini adalah dengan memberikan percepatan tangensial ke udara saat melewati
impeller fan. Energi rotative yang terjadi saat udara melewati impeller harus
dikonversikan menjadi energi aliran linear dan static head, hal ini penting untuk
memperoleh efisiensi yang tinggi.

b.

Centrifugal Fan
Fan jenis ini digerakkan oleh tenaga listrik dan dengan fan ini akan
diperoleh tekanan udara yang relatif besar dan volume aliran yang rendah, bila
dibandingkan dengan axial fan. Prinsip kerja dari fan jenis ini ialah udara masuk
pada pusat kipas angin melalui salah satu sisi fan, kemudian oleh sudutnya
udara dikeluarkan secara sentrifugal.
2.2.3 Vane Anemometer
Anemometer merupakan suatu alat yang digunakan sebagai pengukur
kecepatan udara atau angin. Prinsip kerja dari alat ini yaitu angina menggerakan
propeller pada anemometer.

[PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG] 2015


13

Sumber : Dokumentasi Praktikum Ventilasi, 2015

Foto 2.4
Vane Anemometer
Tabel 2.2
Instrumen Untuk Mengukur Kecepatan Aliran Udara di Dalam Tambang

Instrumen

Rentang
Kecepata
n

Sensitivita
s

Ketelitian

Keteranga
n

Smoke Tube

20-120
(low)

5-10

70-90%

Tidak
langsung,
pendekatan

Vane
Anemometer

150-2000
(int-high)
200010000
(very high)

80-90%

Perlu
kalibrasi
dan
perawatan

Velometer

30-3000
(low-high)
multirange

Thermoanemo
-meter
Thermometer
Hot-Wire

10-500
(lowInterm)
10-300
100-3000
(low-high
multirange
)

Kata
Thermometer

100-1500
(int.-high)

Pilot Tube

750-1000
(high)

10-25
50-100

5-10
25-50

3% of
upperscal
e reading

2-10
80-95%

1-2
10-20

90-95%

10-25

70-90%

10-25

90-98%

Pembacaa
n langsung,
cepat, sulit,
perlu
perawatan
Lamban,
sulit, perlu
batre 6 V,
aman,
cepat,
pembacaan
langsung,
sulit, perlu
batre dan
perawatan
Tidak
langsung,
lambat,
sulit
Lamban,
tidak
langsung,

[PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG] 2015


14

teliti
Sumber: Diktat Penuntun Praktikum Ventilasi Tambang 2015

2.2.4 Pitot Tube


Pitot tube terdiri dari dua pipa konsentris yang berbentuk L. Pipa bagian
dalam mempunyai ujung muka yang terbuka tempat aliran udara masuk.
Sedangkan pipa bagian luar tertutup ujungnya yang di sekeliling ujungnya
terdapat lubang-lubang kecil tempat aliran udara masuk. Head aliran udara yang
melalui pitot tube diukur oleh manometer yang dihubungkan dengan selangselang plastik. Head yang diukur adalah total head, static head, dan velocity
head.

Sumber : Dokumentasi Praktikum Ventilasi, 2015

Foto 2.5
Pitot Tube

2.2.5 Manometer
Bentuk manometer sederhana adalah tabung vertikal U yang diisi dengan
air setengahnya, kedua kaki dari tabung U dihubungkan dengan titik yang akan
diukur perbedaan tekanannya oleh sebuah tabung plastik, setelah dihubungkan
maka cairan akan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Fungsi manometer
adalah untuk mengatur perbedaan tekanan yang tidak terlalu besar.

[PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG] 2015


15

Sumber : Dokumentasi Praktikum Ventilasi, 2015

Foto 2.6
Manometer

2.2.6 Sling Psychrometer


Sling psychrometer merupakan suatu alat yang digunakan sebagai
pengukur kelembaban udara terbuka. Didalam alat ini terdapat termometer raksa
yang berfungsi untuk mengukur temperatur kering dan temperatur basah.

Sumber : Dokumentasi Praktikum Ventilasi, 2015

Foto 2.7
Sling Psychrometer

2.2.7 Portable Ventilator (Booster)


Merupakan suatu alat yang memiliki fungsi untuk memperbesar tekanan
pada suatu rangkaian duct. Alat ini diletakan pada ujung rangkaian duct.

Sumber : Dokumentasi Praktikum Ventilasi, 2015

Foto 2.8
Booster

2.2.8 Regulator
Regulator merupakan alat yang fungsinya untuk mengatur udara dalam
suatu rangkaian ventilasi. Regulator merupakan pembantas berbentuk persegi
yang ditengahnya terdapat lubang dengan dimensi yang berbeda-beda.

[PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG] 2015


16

Sumber : Dokumentasi Praktikum Ventilasi, 2015

Foto 2.4
Regulator 2

2.3

Persyaratan Udara Tambang


Berdasarkan pada Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor :

555.K/26/M.PE/1995 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan


Umum. Udara dalam tambang bawah tanah harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
Tabel 2.3
Persyaratan Udara Tambang

Unsur
Oksigen
Karbon Dioksida
Karbon Monoksida
Methan
Oksida Nitrat
Sumber : Kepmen Nomor 555.K/26/M.1995

Volume (%)
19,5 %
0.5 %
0,0005 %
0,25 %
0,0003 %

Anda mungkin juga menyukai