Anda di halaman 1dari 57

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 1

Eksplorasi

 Tujuan akhir: estimasi cadangan.


 Cadangan: kuantitas, kualitas, dan layak.
 Kuantitas (tonase, isi):
 keperiadaan, sebaran, bentuk (3-D), ukuran;
 kerapatan titik pengamatan;
 tingkat keyakinan;
 pengamatan (singkapan alamiah/buatan).
 Kualitas (%, gr/ton, gr/m3): pemercontohan
 pola pemercontohan,
 metode pemercontohan.
 Layak: studi kelayakan
25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 2
Masalah Eksplorasi

 Endapan bahan galian:


 kondisi geologi,
 tipe endapan bahan galian,
 keadaan daerah.
 Titik pengamatan:
 jumlah,
 kerapatan.
 Percontoh:
 jumlah,
 kerapatan.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 3


Endapan Bahan Galian

 Bentuk tubuh bijih atau EBG dan sebaran berharga di


dalamnya bervariasi.
 Bentuk: lapisan, urat, lensa2, kantong, isometris.
 Sebaran bahan berharga: merata, tidak merata,
sangat tidak merata.
 Harus dilakukan perencanaan titik pengamatan dan
pemercontohan: prinsip keterwakilan, kemerataan,
dan ketelitian.

 Pola eksplorasi dan pemercontohan.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 4


Pokok Bahasan

 Pola/desain eksplorasi
 Pola dasar eksplorasi, penentuan titik
pengamatan
 Pemercontohan, prinsip pemercontohan
 Metode pemercontohan
 Kerapatan pemercontohan
 Jumlah/banyaknya pemercontohan

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 5


Pola Eksplorasi dan Pemercontohan

 Pola (desain) eksplorasi: rancangan


penentuan lokasi titik pengamatan (lubang
eksplorasi: sumur- atau parit-uji, lubang bor
atau terowongan).
 Tujuan: gambaran kualitas dan kuantitas
tubuh bijih yang meyakinkan (teliti dan
tepat).
 Kerapatan: tingkat keyakinan ukuran
(besaran).

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 6


Pola Eksplorasi dan Pemercontohan

 Pola pemercontohan: perancangan dalam


eksplorasi untuk menentukan tempat
pengambilan percontoh dan metodenya.
 Tujuan: gambaran keadaan (kualitas) tubuh
bijih secara keseluruhan dengan baik.
 Percontoh selain diambil dari singkapan
(alamiah) juga diambil dari lubang eksplorasi
(exploration working) seperti sumur atau
parit-uji, lubang pemboran atau terowongan.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 7


Desain Eksplorasi

 Kegiatan perencanaan:
 penentuan pola dasar letak lubang eksplorasi,
 penentuan pola dan lokasi pengambilan
percontoh,
 metode pengambilan percontoh,
 penentuan jumlah percontoh.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 8


Penentuan Pola dasar

 Pola dasar desain eksplorasi:


 bujur sangkar,
 persegi panjang,
 segitiga.
 Faktor yang menentukan:
 keadaan pemineralan (bentuk tubuh bijih dan
sebaran mineral berharganya),
 keadaan topografi.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 9


Pola Bujur Sangkar

 Pola dasar bujur sangkar:


 tubuh bijih yang berbentuk isometris (endapan
tipe porfir) atau lapisan yang mendatar (endapan
batubara yang hampir mendatar, endapan plaser
yang sebaran secara lateralnya merata),
 sebaran pemineralan teratur atau merata,
 bentuk medan/topografi teratur,
 perbedaan tinggi rendah nisbi tidak begitu besar.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 10


Pola Bujur Sangkar

 Pola dasar ini sesuai dengan tahap


eksplorasinya dapat dikembangkan dengan
cara memperapat jarak lubang eksplorasi
atau lokasi pemercontohan dengan pola yang
sama (bujur sangkar).
 Jika berdasarkan pola pertama ternyata
menunjukkan adanya tubuh bijih yang
berbentuk memanjang, maka pola dapat
berubah menjadi pola persegi panjang.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 11


Pola Persegi Panjang

 Pola dasar ini digunakan untuk:


 bentuk pemineralan yang memanjang, mis.
endapan bijih tipe urat atau sistem urat yang
memanjang;
 tipe endapan yang berbentuk lapisan tetapi
dengan letak yang miring, sehingga perkiraan
singkapannya berupa tubuh bijih yang
memanjang;
 bentuk medan/topografi teratur.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 12


Pola Persegi Panjang

 Pola persegi panjang, pola penampang:


mengikuti arah melebarnya dapat dibuat
penampang lintang yang memotong arah
kemiringan lapisan atau urat.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 13


Pola Segitiga

 Pola dasar segitiga digunakan untuk:


 bentuk medan/topografi tidak teratur;
 sebaran mineral tidak teratur;
 pada tahap awal eksplorasi.
 Pola dasar tersebut dapat berkembang
(diperapat) sesuai dengan kebutuhan, sesuai
dengan informasi (geologi) yang diperoleh.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 14


Pola Segitiga

 Pada dasarnya perapatan pola tersebut


ditujukan untuk memperoleh informasi yang
lebih teliti mengenai sebaran bijihnya dan
meningkatkan kelas cadangan.
 Pola pemercontohan berikutnya sangat
tergantung pada bentuk sebaran bijih yang
diperoleh dari hasil penyelidikan dengan
pola dasar pertama.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 15


Pemercontohan

Cadangan
 Kualitas:
 kadar bahan berharga (%, gr/t, gr/m3).
 Pemercontohan:
 bagian yang tak terpisahkan dalam eksplorasi mineral;
 dilakukan sejak awal eksplorasi sampai estimasi sumber
daya/cadangan;
 ketelitian dan kecermatan pemercontohan berperan besar
dalam penentuan bentuk sebaran mineral dan besarnya
cadangan;
 prinsip2 pemercontohan;
 metode pemercontohan (sampling).

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 16


Prinsip Pemercontohan

 Keterwakilan:
 pengambilan percontoh mencerminkan seluruh bagian.
 Kemerataan:
 pengambilan percontoh merata dan penyiapannya dilakukan
dengan benar.
 Ketepatan dan ketelitian:
 uji kadar sesuai dengan pembakuan.
 Keyakinan/kepercayaan:
 hasil uji kadar benar.

 Kesalahan pemercontohan (sampling error): rendah


25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 17
Metode Pemercontohan

 Pemercontohan:
 pengambilan sebagian dari tubuh bijih atau
pemineralan;
 mengetahui mutu (kadarnya);
 mewakili seluruhnya.
 Metode pemercontohan:
 cara mengambil percontoh sesuai dengan keadaan
(karakteristika) endapan bahan galian.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 18


Teknik dan Metode Pemercontohan

 Teknik pemercontohan:
 penggunaan metode pemercontohan secara tepat
guna dan berhasil guna.
Metode pemercontohan berdasarkan bentuk dan
kuantitasnya
 Point sampling:
 pemercontohan keping (chip sampling)
 Linear sampling:
 pemercontohan alur (channel sampling)
 Volume sampling:
 pemercontohan ruah (bulk sampling)

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 19


Metode Pemercontohan

 pemercontohan raih,
 pemercontohan keping,
 pemercontohan alur,
 pemercontohan ruah,
 pemercontohan komposit,
 groove sampling,
 panel sampling,
 pemercontohan pemboran.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 20


Pemercontohan Raih

 Pemercontohan raih (grab sampling)


 pengambilan percontoh secara acak dan dalam jumlah yang
nisbi banyak.
 Penggunaan
 dilakukan pada tahap awal penyelidikan untuk mengetahui
gambaran pemineralan secara global;
 pada umumnya untuk endapan bahan galian yang sebaran
unsur berharganya merata.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 21


Pemercontohan Keping

 Pemercontohan keping (chip sampling)


 pengambilan percontoh dalam bentuk potongan (batuan,
bijih) kecil.
 Penggunaan
 untuk endapan bahan galian yang sebaran komponen
berharganya nisbi merata, masif;
 selain untuk analisis kimia juga untuk analisis petrografi atau
mineragrafi;
 pengambilan percontoh dengan pola panel;
 pada tahap awal penyelidikan, diambil dari singkapan;
 pada permuka tambang secara panel.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 22


Pemercontohan Alur

 Pemercontohan alur (channel sampling)


 pengambilan percontoh dengan pembuatan alur;
 ukuran lebar 10 atau 20 cm dan kedalaman 5 atau 10 cm;
 panjang tergantung pada keadaan pemineralan (maksimal
satu m).
 Penggunaan
 dilakukan pada setiap tahap eksplorasi;
 untuk endapan bahan galian yang berbentuk lapisan atau
urat (vein);
 sebaran komponen berharganya tidak merata atau merata.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 23


Pemercontohan Komposit

 Pemercontohan komposit (composite sampling)


 penggabungan percontoh;
 pertimbangan berat atau keadaan percontoh.

 Penggunaan
 untuk mengetahui mutu bahan galian secara keseluruhan dari
beberapa percontoh;
 pengambilan percontoh tidak sama (ketebalan, volume,
berat);
 percontoh pemboran yang terdiri dari inti dan sludge.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 24


Groove Sampling

 Groove sampling (mini channel sampling)


 pemercontohan dengan pembuatan alur berukuran kecil.

 Penggunaan
 urat berukuran kecil;
 bentuk urat beranekaragam.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 25


Panel Sampling

 Panel sampling
 pengambilan percontoh dengan pola tertentu (panel);
 pada setiap titik diambil percontoh keping.

 Penggunaan
 pemercontohan pada permuka lubang eksplorasi atau
tambang;
 untuk mengetahui kadar bijih masif atau sangat merata.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 26


Pemercontohan Ruah

 Pemercontohan meruah (bulk sampling)


 pengambilan percontoh dalam jumlah besar.

 Penggunaan
 untuk bijih yang sebaran komponen berharganya tidak
merata;
 dilakukan terutama dalam rangka penentuan kadar suatu
endapan bijih;
 untuk uji metalurgi.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 27


Pemercontohan Bor

 Pemercontohan bor
 pemercontohan dari pemboran;
 inti bor atau sludge.
 Penggunaan
 eksplorasi pemboran;
 evaluasi kadar bijih.
 Pemercontohan inti
 sebelah inti bor.
 Pemercontohan sludge
 pengambilan bagian inti yang hancur.
 Penggabungan percontoh inti dan sludge,
(compositing).
25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 28
 Tergantung pada bentuk tubuh bahan galian
dan sebaran mineral berharga:
 Sebaran merata, masif: jarak besar;
 Sebaran tidak merata, sangat tidak merata: jarak
kecil;
 Kerapatan pemercontohan tergantung pada
variabilitas endapan bahan galian.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 29


Jumlah Pemercontohan

 Banyaknya atau jumlah pemercontohan:


 tahap penyelidikan, makin lanjut makin banyak per satuan
luas;
 karakteristika EBG (kemerataan bahan berharga): koefisien
variasi, makin besar koefisien variasi percontoh makin
banyak atau jarak makin rapat.
 Berat percontoh:
 sebaran mineral bijih atau bahan berharganya;
 makin merata, makin sedikit;
 makin tidak merata makin banyak;
 tergantung pada variabilitas sebaran bijih.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 30


25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 31
Variabilitas (Keberubahan)

 Variabilitas: karakter dan intensitas.


 Karakter variabilitas:
 teratur (regular) dan tidak teratur;
 teori kemungkinan (probability);
 statistik (geostatistik).
 Intensitas variabilitas:
 gambaran peningkatan nilai.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 32


Karakter dan intensitas variabilitas

Intensitas
variabilitas

4 8 12 16 20

Karakter
variabilitas

4 20 8 16 12

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 33


Geostatistik

 Populasi
 Parameter statistik:
 Nilai minimal dan maksimal
 Nilai rata2
 Simpangan baku
 Varian
 Koefisien variasi
 Koefisien korelasi
 Tingkat keyakinan
 Kurva normal dan log-normal

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 34


Parameter Statistik
n
 xn Keterangan
i
x = xmin – nilai terendah
n
xmaks – nilai maksimal


n x – variabel nilai (kadar, ketebalan, dsb.)
S =  (xi –x)2/(n-1)
i x – nilai rata2
n – populasi (jumlah titik)
n
S2 =  (xi –x)2/(n-1) S – simpangan baku
i=1
S2 – varian

S V – koefisien variasi
V = 100%
x

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 35


Koefisien Variasi

 Koefisien variasi:
 nilai, berupa besaran yang menggambarkan
variabilitas keadaan EBG;
 hubungan (rasio) antara simpangan baku dengan
nilai rata2.
 Besaran variasi hanya menggambarkan
tingkat variabilitas parameter (yang
diselidiki), tidak menunjukkan karakternya.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 36


Variogram
Variogram: diagram untuk menyelidiki arah variabilitas
Model: spherical, linear, de Wijsian, bi spherical
n(h) Keterangan
 (zi – z(i+h))2
(h) = i=1
2n(h)
(h) – semi-varian, ukuran variabilitas
n(h) – jumlah pasangan
h – jarak antara 2 titik
z – nilai (kadar, ketebalan, dsb)
(h) = C + C ( 2a
0
3h 1 (h)3
2 (a)3
) i – posisi salah satu percontoh dalam
pasangan
(i+h) – posisi percontoh lain dalam

(h) = C + C
pasangan, sejauh (h) m dari z(i)
0 C0 – varian kesalahan pemercontohan
C – varian murni
a – batas daerah pengaruh
25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 37
Bentuk Variogram

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 38


Hubungan antara kerapatan lobang bor dengan tingkat kepercayaan

% Luas Tingkat
Klasifikasi Grid Bor (m)
Daerah Kepercayaan
Measured 40 x 40 (darat)
50 80 – 95 %
Resources 50 x 100 (laut)
Indicated 80 x 200 (darat)
60 50 – 70 %
Resources 100 x 200 (laut)
Inferred 120 x 200 (darat)
100 < 50 %
Resources 200 x 200 (laut)
Sumber: PT Timah, 1995

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 39


Pengelompokan Bahan Galian Berdasarkan Tingkat Variabilitas
(Kreiter, V.M., 1961, Vol. 2, Tabel 10, hal. 78)

Kel. Tipe Koefisien Variasi


Tipe Endapan Bahan Galian
EBG Variabilitas Vt Vc Vres
1 Bahan galian sedimenter (batubara, Secara 5 – 50 5 – 30 30
serpih, bahan bangunan, fosforit umum
dan bijih besi) atau bahan galian teratur
magmatogen yang sederhana
2 Bahan galian logam dasar pada Biasanya 30 – 80 40 – 100 80
umumnya, sebagian bahan galian tidak
non-logam magmatik dan bahan teratur
galian besi yang rumit
3 Sebagian besar logam langka, Tidak 50 – 100 100 - 150 130
logam dasar dan logam mulia yang teratur
berbentuk korok, bahan galian
logam yang sulit bentuknya dan
terkoyak oleh struktur, beberapa
bahan galian non-logam hipogen
4 Bahan galian logam langka dan Sangat 80 – 150 130 - 300 ~ 200
logam mulia yang sangat kecil atau tidak
sangat terkoyak oleh struktur, teratur
sebaran bahan berharga sangat
tidak teratur.
Keterangan: Vt – variasi ketebalan; Vc – variasi kadar; Vres – variasi vol.
linear
25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 40
Hubungan antara jarak pemercontohan dengan sebaran bijih
(Kreiter, V.M., 1961, Tabel 24, hal. 215)

Koefisien Perkiraan jarak


Karakter sebaran
variasi, V Contoh Endapan Bahan Galian percontoh
bahan berharga
(%) sesuai jurus

Merata 5 – 40 Sejumlah endapan bahan galian berbentuk 50 – 6


sederhana seperti batubara, bahan bangunan,
fluorit, bahan dasar semen, dsb yang memiliki V
= 5-10%. Beberapa jenis EBG yang berbentuk
agak sulit dengan V = 10-40% seperti endapan
garam, belerang, lempung, kaolin, dsb.
Tidak merata 40 – 100 Endapan bahan galian tipe hidrotermal dan 6–4
metasomatik sentuh dari tembaga dan logam
dasar lainnya, beberapa jenis endapan wolfram,
molibdenum, dan juga beberapa jenis endapan
emas
Sangat tidak 100 – 150 Beberapa jenis bahan galian logam dasar, 4 – 2,5
merata sebagian besar bahan galian timah, wolfram,
molibdenum, dan juga emas
Sangat sangat > 150 Sebagian besar bahan galian logam langka, 2,5 – 2
tidak merata emas, dan platina

Catatan: nilai V dalam tabel ini berdasarkan pemercontohan alur (channel sampling)
25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 41
Kesalahan Pemercontohan

 Ketidakbenaran evaluasi EBG:


 kesalahan pemercontohan (sampling error).
 Ketidakcukupan (insufficient) data (titik)
pemercontohan:
 daerah pengaruh sebaran bahan berharga, merata
dan tidak merata;
 daerah pengaruh titik bor (dekat dan jauh).

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 42


Kesalahan Pemercontohan

 Pemercontohan yang bias dan


nirketerwakilan (unrepresentative sampling):
 ketidakmerataan sifat fisik batuan atau mineral
(keras dan lunak);
 perolehan inti yang rendah.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 43


Kesalahan Pemercontohan

 Ketidakbenaran asumsi sebaran nilai


percontoh:
 sebaran nilai kadar tidak selalu normal, tetapi
sering tidak berbanding lurus dengan
karakteristika lainnya;
 penghitungan kadar rata2 tidak selalu
menggunakan cara arithmetic mean tetapi juga
weighted mean.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 44


Kesalahan Pemercontohan

 Variabilitas percontoh bawaan (inherent


sample variability):
 pemineralan beraneka ragam baik dalam satu tipe
maupun berbeda tempat;
 ukuran butir bahan berharga (mineral) beraneka
ragam (kasar-halus);
 evaluasi EBG sangat tergantung pada metode dan
kerapatan pemercontohan.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 45


Kesalahan Pemercontohan

 Variabilitas bawaan dari EBG (inherent


variability of the deposit):
 bentuk tubuh bijih dan sebaran bahan berharga
bervariasi;
 pemercontohan secara terpola masih
memungkinkan adanya kesalahan;
 pemercontohan perlu memperhatikan keseragaman
ukuran percontoh, variasi densitas, dan
kecenderungan pemineralan.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 46


Kesalahan Pemercontohan

 Uji kadar yang tidak teliti (inaccurate assays):


 kesalahan pengambilan aliquot;
 ketelitian (akurasi) analisis.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 47


Preparasi Percontoh

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 48


Preparasi Percontoh

 Analisis di laboratorium:
 untuk analisis kimia, percontoh yang dikirimkan ke
laboratorium kimia lebih kurang 100 - 200 gram;
 harus dipreparasi.
 Preparasi (penyiapan) percontoh:
 memersiapkan (mengolah) percontoh yang diperlukan untuk
analisis (kimia) di laboratorium;
 memperoleh keserbasamaan (homogenitas) percontoh, besar
butir dan sebaran unsur berharganya;
 berat dan ukuran butir tertentu.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 49


Tahap Preparasi

 Preparasi:
 mereduksi percontoh dengan azas keterwakilan dan
kemerataan.
 Tahap:
 penghancuran (penggerusan),
 pengayakan,
 pencampuran (penyerbasamaan, penghomogenan),
 pembagian (reduksi).

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 50


Penggerusan

 Penggerusan untuk mendapatkan ukuran butir


tertentu:
 Crushers: jaw, gyratory, cone;
 Mills: hammer, rolls, disc.
 Keserbasamaan ukuran butir.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 51


Pengayakan (sieving)

 Percontoh diayak;
 Ukuran bukaan ayakan tertentu sesuai dengan
tingkat preparasi.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 52


Pencampuran (Penghomogenan)

 Percontoh halus diaduk/dicampur


 Sasaran:
 homogen;
 sebaran butir dan komponen berharga merata.

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 53


Reduksi (Pengurangan)

 Quartering:
 pengerucutan;
 per-empatan (pembagian menjadi empat)
 Splitting:
 pemaroan;
 sample splitter.

 Tahapan penyiapan percontoh:


 Kriter,
 Scott dan Whateley.
25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 54
Hubungan antara berat percontoh dengan ukuran butir

Q D3 Keterangan:
= 3
q d Q – berat percontoh asal (kg)
q – berat percotnoh setelah reduksi
q = Kd3
D – diameter fragmen sebelum digerus (mm)
Q d – diameter frgamen setelah reduksi dengan
K =
D3 berat q, setelah penggerusan (mm)
K - konstanta, tergantung dari bentuk sebaran
bahan berharga (125.000)

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 55


Hubungan antara berat percontoh dengan ukuran butir

Cd3 Keterangan:
M= 2
S M – jumlah percontoh minimal (gr)
d – ukuran butir (cm)
C
K= 2 C – konstanta karakteristika heterogenitas
S
S2 – varian
M = Kd3 K – konstanta, tergantung dari bentuk sebaran
bahan berharga (125.000)

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 56


Hubungan K dengan tipe EBG
(Kreiter, 1961, Tabel 26, hal. 229)

Karakteristika EBG K

Merata 0,05

Tidak merata 0,10

Sangat tidak merata 0,20 – 0,30

Sangat sangat tidak merata 0,40 – 0,50

Sangat sangat tidak merata untuk bijih Au 0,80 – 1,00

25/04/2012 Am/Pola Eksplorasi dan Pemercontohan 57

Anda mungkin juga menyukai