Sampling merupakan kegiatan pengambilan sampel yang merupakan bagian representatif dari seuatu keseluruhan yang mampu menggambarkan berbagai karakteristik untuk tujuan inspeksi serta menunjukkan bukti-bukti kualitas sehingga dari pengambilan tersebut didapatkan informasi keseluruhan berdasarkan prinsip dan metode statistik. Pemilihan metode sampling dan jumlah sampel (conto) yang akan diambil tergantung dari beberapa faktor, yaitu : 1. Tipe endapan, pola penyebaran, serta ukuran endapan. 2. Tahapan pekerjaan dan prosedur evaluasi 3. Lokasi pengambilan conto (pada zona mineralisasi, alterasi, atau barren), 4. Kedalaman pengambilan conto, yang berhubungan dengan letak dan kondisi batuaninduk. 5. Anggaran untuk sampling dan nilai dari bijih. Pemahaman mengenai tipe-tipe endapan harus diperhatikan ketika hendak mengambil sampel agar pemilihan metode samplingnya tepat dan efektif. Bentuk ketedapatan sampel dari morfologi endapannya akan berpengaruh terhadap tipe dan kuantitas sampling. Terdapat empat macam tipe endapan yang diketahui yaitu Endapan Berbetuk Urat Endapan Stratiform Endapan Sedimen Endapan Porfiri
B. Metode-metode Sampling Berikut adalah metode-metode sampling a. Grab Sampling Metode grab sampling ini secara umum merupakan teknik sampling dengan cara mengambil bagian yang memiliki fragmen berukuran besar dari suatu kumpulan material baik yang asli di lapangan maupun dalam suatu tumpukan yang mengandung mineralisasi secara acak. Tingkat dari ketelitian metode sampling ini relatif mempunyai bias yang cukup besar. Beberapa maksud dari kondisi pengambilan conto dengan teknik grab sampling ini adalah : Pada tumpukan material hasil pembongkaran untuk mendapatkan gambaran secara umum mengani kadar Pada material yang diangkut oleh alat mekanis atau transportasi material untuk pengecekan kualitas Pada fragmen material hasil peledakan pada suatu muka kerja untuk memperoleh kualitas umum dari material yang telah diledakkan. b. Bulk Sampling Bulk sampling merupakan metode sampling dengan cara mengambil material dalam jumlah besar dan umumnya dilakukan pada hampir seluruh fase kegiatan pertambangan. Pada fase sebelum operasi penambangan, bulk sampling ini dilakukan untuk mengetahui kadar pada suatu blok atau bidang kerja. Pada uji pengolahan atau metalurgi bertujuan untuk mengetahui recovery suatu proses pengolahan. Sedangkan pada eksplorasi, penerapannya adalah pengambilan conto dengan sumur uji. c. Chip Sampling Chip sampling adalah metode sampling dengan cara mengumpulkan pecahan batuan yang dipecahkan melalui suatu jalur (umumnya dengan lebar 15 cm) yang memotong zona mineralisasi dengan menggunakan alat palu atau pahat. Jalur sampling biasanya secara horizontal dan pecahan-pecahan batuan tersebut dikumpulkan dalam suatu kantong conto. Terkadang pengambilan ukuran conto yang seragam cukup sulit, sehingga dapat beresiko terjadi kesalahan seperti oversampling (salting) jika ukran fragmen dengan kadar tinggi relatif lebih banyak daripada fragmen yang low grade. d. Channel Sampling Channel sampling adalah suatu metode pengambilan conto dengan membuat alur sepanjang permukaan dengan pedoman pada jejak bijih (mineralisasi). Alur tersebut dibuat secara teratur dan seragam (lebar 3-10 cm, kedalaman 3-5 cm) secara horizontal, vertikal, atau tegak lurus kemiringan lapisan. Adapun beberapa cara pendekatan yang dapat dllakukan dalam mengumpulkan fragmen-fragmen batuan dalam satu conto atau melakukan pengelompokan conto yang tergantung pada pola mineralisasinya, yaitu 1. Membagi panjang channel dalam interval-interval yang seragam, yang diakibatkan oleh variasi zona bijih relatif lebar. Contoh pembuatan channel dalam sumur uji pada endapan laterit. 2. Membagi panjang channel dalam suatu interval tertentu yang diakibatkan variasi zona mineralisasi. 3. Membuat penggabungan sub-channel dalam satu analisis kadar atau dibuat komposit.
Gambar 1 Sketsa pembuatan channel sampling pada urat (Chaussier et al., 1987)
Gambar 2 Sketsa pembuatan sub-channel pada mineralisasi berupa urat (Dimodifikasi dari Annels, 1991)
Informasi-informasi yang harus direkam dalam pengambilan conto dari setiap alur adalah sebagai berikut 1. Letak lokasi pengambilan conto dari titik ikat terdekat. 2. Posisi alur (memotong vein, vertikal memotong bidang perlapisan, dll.). 3. Lebar atau tebal zona bijih/endapan (lebar horizontal, tebal semu, atau tebal sebenarnya). 4. Penamaan (pemberian kode) kantong conto, sebaiknya mewakili interval atau lokasi sub-channel. 5. Tanggal pengambilan dan identitas conto. Sedangkan informasi-informasi yang sebaiknya juga dicatat (dideskripsikan) dalam pengambilan conto adalah : 1. Mineralogi bijih atau deskripsi endapan yang diambil contonya. 2. Penaksiran visual zona mineralisasi (bijih, waste, pengotor, dll.). 3. Kemiringan semu atau kemiringan sebenarnya dari badan bijih. 4. Deskripsi litologi atau batuan samping. 5. Dan lain-lain yang dianggap perlu dalam penjelasan kondisi endapan.
C. Aplikasi Metode Sampling Untuk Nikel Secara genesa, proses pembentukan nikel laterite dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu batuan dasar, iklim, topografi, stabilitas mineral, air tanah, waktu, mobilitas unsur, dan kondisi lingkungan yang mempengaruhi tingkat kelarutan mineral.
Gambar 3 Gambar Profil Zona Laterit Dalam kegiatan pertambangan, sampling dilakukan pada saat tahap eksplorasi. Tahap awal eksplorasi endapan laterit berupa survey area untuk mendapatkan data awal. Kemudian hal yang penting adalah mengenai persiapan alat agar keakuratan serta keefektifan dapat tercapai maksimal, ini bertujuan agar dapat memperoleh informasi yang tepat. Untuk pengambilan data biasanya dilakukan Testpit atau tenching yaitu pengambilan sampel tanah secara sistematik permeter vertikal melalui metode channel sampling dengan cara pembuatan sumuran 11 meter peresegi dengan kedalaman tertentu. sampel tespit ini dapat memberikan gambaran secara visual kenampakan profil laterit secara vertikal dengan dimensi tertentu pada daerah yang dianggap representatif. Untuk penyelidikan lebih lanjut secara mendetail dilakukanlah eksplorasi pengeboran.