Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

A.

LANDASAN TEORI
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik

thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir
pembangkit listrik. PLTN termasuk dalam pembangkit daya base load, yang dapat
bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan (meskipun boiling water
reactor dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam hari). Daya yang
dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40 MWe hingga 1000 MWe. Unit baru
yang sedang dibangun pada tahun 2005 mempunyai daya 600-1.

Pada dasarnya sistem kerja dari PLTN sama dengan pembangkit listrik
konvensional, yaitu: air diuapkan di dalam suatu ketel melalui pembakaran. Ulang
yang dihasilkan dialirkan ke turbin yang akan bergerak apabila ada tekanan uap.
Perputaran

turbin

digunakan

untuk

menggerakkan

generator,

sehingga

menghasilkan tenaga listrik. Satu gram U-235 setara dengan 2650 batu bara.

Pada PLTN panas yang digunakan untuk menghasilkan uap yang sama,
dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam reactor nuklir.
Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disirkulasikan secara terus
menerus selama PLTN beroperasi. Proses pembangkit yang menggunakan bahan
bakar uranium ini tidak melepaskan partikel seperti CO2, SO2, atau NOx, juga tidak
mengeluarkan asap atau debu yang mengandung logam berat yang dilepas ke
lingkungan. Oleh karena itu PLTN merupakan pembangkit listrik yang ramah
lingkungan. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian PLTN, adalah
berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk
sementara bisa disimpan di lokasi PLTN.

B.

JENIS-JENIS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

1.

Pressurized Water Reactor (PWR)/Reaktor Air Tekan

PWR adalah jenis reaktor daya nuklir yang menggunakan air ringan biasa sebagai
pendingin maupun moderator neutron. Reaktor ini pertama sekali dirancang oleh
Westinghouse Bettis Atomic Power Laboratory untuk kepentingan kapal perang,
tetapi kemudian rancangan ini dijadikan komersial oleh Westinghouse Nuclear
Power Division. Reaktor jenis ini merupakan jenis reaktor yang paling umum. Lebih
dari 230 buah reaktor digunakan untuk menghasilkan listrik, dan beberapa ratus
lainnya digunakan sebagai tenaga penggerak kapal.

Gambar 3 Skema Reaktor Pressurized Water Reactor (PWR)

Pada reaktor jenis PWR, aliran pendingin utama yang berada di teras reaktor
bersuhu mencapai 325oC sehingga perlu diberi tekanan tertentu (sekitar 155 atm)
oleh perangkat pressurizer sehingga air tidak dapat mendidih. Pemindah panas,
generator uap, digunakan untuk memindahkan panas ke aliran pendingin sekunder
yang kemudian mendidih menjadi uap air dan menggerakkan turbin untuk
menghasilkan listrik. Uap kemudian diembunkan di dalam kondenser menjadi aliran
pendingin sekunder. Aliran ini kembali memasuki generator uap dan menjadi uap
kembali, memasuki turbin, dan demikian seterusnya.

2.

Boiling water reactor (BWR)/Reaktor Air Didih

Reaktor jenis BWR merupakan rancangan reaktor jenis air ringan sebagai pendingin
dan moderator, yang juga digunakan di beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.
Reaktor BWR pertama sekali dirancang oleh Allis-Chambers dan General Electric
(GE). Sampai saat ini, hanya rancangan General Electric yang masih bertahan.
Reaktor BWR rancangan General Electric dibangun di Humboldt Bay di California.
Reaktor ini mempunyai banyak persamaan dengan reaktor PWR; perbedaan yang

paling kentara ialah pada reaktor BWR, uap yang digunakan untuk memutar turbin
dihasilkan langsung oleh teras reaktor.

Gambar 4 Skema Reaktor Boiling Water Reactor (BWR)

Pada reaktor BWR hanya terdapat satu sirkuit aliran pendingin yang bertekanan
rendah (sekitar 75 atm) sehingga aliran pendingin tersebut dapat mendidih di dalam
teras mencapai suhu 285oC. Uap yang dihasilkan tersebut mengalir menuju
perangkat pemisah dan pengering uap yang terletak di atas teras kemudian menuju
turbin. Karena air yang berada di sekitar teras selalu mengalami kontaminasi oleh
peluruhan radionuklida, maka turbin harus diberi perisai dan perlindungan radiasi
sewaktu masa pemeliharaan. Kebanyakan zat radioaktif yang terdapat pada air
tersebut beumur paro sangat singkat, misalnya N-16 dengan umur paro 7 detik
sehingga ruang turbin dapat dimasuki sesaat setelah reaktor dipadamkan. Uap
tersebut kemudian memasuki turbin-generator. Setelah turbin digerakkan, uap
diembunkan di kondenser menjadi aliran pendingin, kemudian dipompa ke reaktor
dan memulai siklus kembali seperti di atas.

3.

Reaktor Air Didih Lanjut (Advanced Boiling Water Reactor, ABWR)

ABWR adalah reaktor air didih lanjut, yaitu tipe modifikasi dari reaktor air didih yang
ada pada saat ini. Perbaikan ditekankan pada keandalan, keselamatan, limbah yang
rendah, kemudahan operasi dan faktor ekonomi. Perlengkapan khas ABWR yang
mengalami perbaikan desain adalah (1) pompa internal, (2) penggerak batang
kendali, (3) alat pengatur aliran uap, (4) sistem pendinginan teras darurat, (5)
sungkup reaktor dari beton pra-tekan, (6) turbin, (7) alat pemanas untuk pemisah
uap (penurun kelembaban), (8) sistem kendali dijital dan lain-lain.

4.

Reaktor tabung tekan

Reaktor tabung tekan merupakan reaktor yang terasnya tersusun atas pendingin air
ringan (ada juga air berat) dan moderator air berat atau pendingin air ringan dan
moderator grafit dalam pipa kalandria. Bahan pendingin dan bahan moderator
dipisahkan oleh pipa tekan, sehingga bahan pendingin dan bahan moderator dapat
dipilih secara terpisah. Pada kenyataannya terdapat variasi gabungan misalnya
pendingin air ringan moderator air berat (Steam-Generating Heavy Water Reactor,
SGHWR), pendingin air berat moderator air berat (Canadian Deuterium Uranium,
CANDU), pendingin air ringan moderator grafit (Channel Type Graphite-moderated
Water-cooled Reactor, RBMK). Teras reaktor terdiri dari banyak kanal bahan bakar
dan dideretkan berbentuk kisi kubus di dalam tangki kalandria, bahan pendingin
mengalir masing-masing di dalam pipa tekan, energi panas yang timbul pada kanal
bahan bakar diubah menjadi energi penggerak turbin dan digunakan pada
pembangkit listrik. Disebut juga rektor nuklir tipe kanal.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik
thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir
pembangkit listrik. Pada dasarnya sistem kerja dari PLTN sama dengan pembangkit
listrik konvensional, yaitu: air diuapkan di dalam suatu ketel melalui pembakaran.
Ulang yang dihasilkan dialirkan ke turbin yang akan bergerak apabila ada tekanan
uap. Perputaran turbin digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga
menghasilkan tenaga listrik
Prinsip kerja PLTN berdasarkan sumber panas yang dihasilkan oleh suplai
panas dari reaksi nuklir. Pemanfaatan energi panas tersebut tidak dapat dihasilkan
apabila kurangnya bahan bakar.

Adapun jenis PLTN yang ada di Bumi, merupakan pengembangan dari


kemajuan teknologi yang ada. Oleh karena itu, banyak terjadi perkembangan
pembangkit energi listrik yang baru.

B.
1.

SARAN
Pengembangan PLTN di Indonesia sangat penting bagi kemajuan ekonomi

bagi Negara tersebut.


2.

Sebaiknya pengembangan PLTN dibuat berdasarkan kebutuhan.

3.

Oleh karena itu, pemerintah mampu menyokong dalam pengembangan PLTN

di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Rahman,

Fauzi,

2012

Pembangkit

Tenaga

Listrik

http://gordon-

namikaze.blogspot.com/2012/06/makalah-pembangkit-listrik-tenaga.html
Diakses pada tanggal 2 Januari 2014

Anda mungkin juga menyukai