PT Bukit Baiduri Energi adalah salah satu daftar perusahaan penambang batubara di
Indonesia yang terdaftar dalam Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia. PT tersebut telah
meninggalkan lubang bekas tambang yang menyerupai danau sejak tahun 2003. Berlokasi
184 meter dari pemukiman, lubang tambang ini tidak diberi tanda peringatan maupun
larangan untuk beraktivitas di sekitar lubang tersebut yang menjadi isu lingkungan akibat
kegiatan pertambangan.
Pada akhir tahun 2018, jumlah korban meninggal akibat tragedi lubang tambang di
Kalimantan Timur telah mencapai korbannya yang ke-31. Menteri Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dan Gubernur Kalimantan Timur mendesak
Presiden Republik Indonesia untuk mencabut izin pertambangan PT Bukit Baiduri Energi.
Selain itu, melepas Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalimantan
Timur yang tidak mengambil langkah serius, mengusut kasus tindak pidana lingkungan hidup
sesuai dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup pasal 97 s.d. pasal 112, menyatakan kondisi darurat lubang tambang,
memimpin segera upaya pencegahan, penegakan hukum, dan memimpin upaya pencegahan,
penegakan hukum, dan evaluasi tambang. Serta, mendesak Bupati Kutai Kartanegara untuk
tidak diam dan ikut mengambil bagian sebagai bentuk tanggung jawab atas tragedi tersebut.
Rehabilitasi lokasi tambang harus dirancang untuk memenuhi tiga tujuan utama yaitu
stabilitas jangka panjang dan keberlanjutan bentuk lahan, tanah dan hidrologi dari situs,
perbaikan sebagian atau seluruh kapasitas ekosistem untuk menyediakan habitat bagi biota
dan layanan bagi manusia (WA EPA, 2006 dalam Australian Government, 2016), dan
pencegahan pencemaran lingkungan sekitar.
Kata kunci: lubang tambang, pencegahan, evaluasi tambang, rehabilitasi, stabilitas, situs &
perbaikan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PT Bukit Baiduri Energi (BBE) adalah perusahaan tambang batubara di Kalimantan
Timur dengan luas wilayah kuasa penambangan 4.081 hektar. Jaringan Advokasi
Tambang (JATAM) Kalimantan Timur telah menyuarakan fakta bahwa PT BBE telah
melanggar dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sejak tahun
2011. Terdapat lubang tambang ilegal yang berada pada wilayah kerja PT BBE di Desa
Bukit Raya, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara. Sejak 2011
hingga akhir 2018, sudah terdapat 31 orang meninggal di lubang tambang tersebut.
Penyebab terdapat banyaknya korban dikarenakan lubang tambang yang tidak ditutup,
tidak diawasi, dan tidak ada pengamanan ekstra dari pihak yang bertanggung jawab, yaitu
PT BBE. Lubang tambang tersebut selama ini telah terpaksa digunakan warga sebagai
bendungan untuk mengairi pengairan warga sekitar. Pada lokasi lubang tambang tidak
ditemukan rambu-rambu peringatan dan larangan untuk beraktivitas di sekitar lubang
tambang (Jaringan Advokasi Tambang, 2019).
Pembiaran lubang bekas tambang merupakan bentuk pelanggaran hukum,
disebutkan dalam PP No. 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang di mana
pemegang IUP dan IUPK setelah melaksanakan operasi produksi wajib melakukan
reklamasi paling lambat terhitung 30 hari.
Dari hasil permasalahan ini, timbul ketertarikan terhadap isu stabilisasi site dan
rehabilitasi. Di mana, hal ini sesuai dengan salah satu ruang lingkup isu kegiatan
pertambangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil penjelasan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana ruang lingkup kegiatan pertambangan yang menyangkut isu
lingkungan PT BBE? Serta, fungsi pemerintah sebagai stakeholder dalam
pertambangan?
2. Apa aspek lingkungan dalam AMDAL bidang pertambangan?
3. Apa pentingnya rehabilitasi dalam bidang pertambangan?
4. Bagaimana perencanaan rehabilitasi dalam bidang pertambangan?
5. Apa implementasi dari rehabilitasi dalam bidang pertambangan?
6. Bagaimana performansi pemantauan rehabilitasi dalam bidang pertambangan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memenuhi nilai tugas mata
kuliah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Lalu, tujuan khusus dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi terhadap isu lingkungan
berupa stabilisasi site dan rehabilitasi mengenai AMDAL PT Bukit Baiduri Energi.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukan penelitian mengenai stabilisasi site d an rehabilitasi mengenai
AMDAL PT Bukit Baiduri Energi,
1. mengetahui ruang lingkup kegiatan pertambangan yang menyangkut isu
lingkungan PT BBE;
2. mengetahui aspek lingkungan dalam AMDAL;
3. mengetahui pentingnya rehabilitasi dalam bidang pertambangan;
4. mengetahui perencanaan rehabilitasi dalam bidang pertambangan;
5. mengetahui implementasi dan rehabilitasi dalam bidang pertambangan.
E. Sistematika Penulisan
Laporan ini tersusun atas empat bab i.e. Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil
Penelitian, dan Kesimpulan. Di mana, dalam mengumpulkan informasi yang ada,
penulis mencari sumber-sumber yang kredibel dan dapat dibenarkan informasinya.
BAB II
METODE PENELITIAN
Dalam menyusun laporan penelitian yang berjudul Isu Stabilisasi Site dan Rehabilitasi
PT Bukit Baiduri Energi (BBE) yang berlokasi di Bukit Raya Tenggarong, Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur, digunakan metode kualitatif. Dimana, metode ini
menggunakan sumber literatur yang ada e.g. buku, jurnal, dan report. Sehingga, dengan
adanya sumber literatur tersebut dapat berkontribusi dalam keabsahan laporan penelitian ini.
BAB III
HASIL PENELITIAN
an Restoration)
B. Terminologi R4 (Remediation, Reclamation, Rehabilitation, d
D. Suksesi Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah proses yang mahal, dan peluang untuk mengulangi pekerjaan
rehabilitasi yang gagal seringkali terbatas. Oleh karena itu, penting bahwa pekerjaan
secara konsisten mencapai hasil yang dapat diterima.
Tahapan-Tahapan Perencanaan Rehabilitasi dan Implementasi
(Australian Government, 2016)
Dalam rehabilitasi lokasi tambang, kriteria keberhasilan didefinisikan sebagai
standar kinerja kualitatif atau kuantitatif yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan atau tindakan rehabilitasi yang diperlukan untuk penutupan lokasi dan
pelepasan sewa pertambangan (WA EPA, 2006 dalam Australian Government, 2016)
PT Bukit Baiduri Energi adalah salah satu daftar perusahaan penambang batubara di
Indonesia yang terdaftar dalam Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia. PT tersebut telah
meninggalkan lubang bekas tambang yang menyerupai danau sejak tahun 2003. Berlokasi
184 meter dari pemukiman, lubang tambang ini tidak diberi tanda peringatan maupun
larangan untuk beraktivitas di sekitar lubang tersebut yang menjadi isu lingkungan akibat
kegiatan pertambangan.
Pada prinsipnya, kawasan atau sumber daya alam yang dipengaruhi oleh kegiatan
pertambangan harus dikembalikan kepada kondisi yang aman dan produktif melalui
rehabilitasi. Kondisi akhir rehabilitasi adalah dapat diarahkan untuk mencapai kondisi seperti
sebelum ditambang atau kondisi lain yang telah disepakati.Tujuan jangka pendek rehabilitasi
adalah membentuk bentang alam yang stabil terhadap erosi. Selain itu, rehabilitasi juga
bertujuan untuk mengembalikan lokasi tambang ke kondisi yang memungkinkan untuk
digunakan sebagai lahan produktif.
Pentingnya rehabilitasi adalah desain dan konstruksi bentukan lahan serta
pembentukan ekosistem berkelanjutan atau vegetasi alternatif, tergantung pada penggunaan
lahan pasca-operasi yang diinginkan. Di mana, Rehabilitasi merupakan proses yang mahal,
dan peluang untuk mengulangi pekerjaan rehabilitasi yang gagal seringkali terbatas. Oleh
karena itu, penting bahwa pekerjaan secara konsisten mencapai hasil yang dapat diterima
(Australian Government, 2016).
Hal ini merupakan gabungan daripada suksesi rehabilitasi, perencanaan rehabilitasi,
implementasi rehabilitasi, dan pemantauan performansi rehabilitasi
DAFTAR PUSTAKA