Anda di halaman 1dari 100

Bab I

DESA

1. Pengertian Desa
Menurut Sutardjo Kartohadikusumo (1953: 2), desa ialah suatu
kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat
yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.
Fungsi dan Potensi Desa

A. Fungsi Desa
1. Berfungsi sebagai suatu daerah pemberi bahan pokok
2. Berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga
kerja yang tidak kecil artinya
3. Desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur,
desa industri, desa nelayan, dan sebagainya
B. Potensi Desa

1. Potensi Fisis
a. Tanah sebagai sumber tambang dan mineral, sumber
tanaman yang merupakan sumber mata pencaharian dan
penghidupan
b. Air sebagai sumber air, kualitas air dan tata airnya untuk
kepentingan irigasi, pertanian dan keperluan sehari-hari
c. Iklim berperan penting bagi desa agraris
d. Ternak berfungsi sebagai sumber tenaga, sumber bahan
makanan dan sumber keuangan
e. Manusia sebagai pengolah tanah dan sebagai produsen
2. Potensi Nonfisis
a. Masyarakat desa yang hidup berdasarkan gotong royong
merupakan suatu kekuatan berproduksi dan kekuatan
membangun atas dasar kerja sama dan saling pengertian
b. Lembaga-lembaga sosial, pendidikan dan organisasi -
organisasi sosial desa yang dapat memberikan bantuan
sosial serta bimbingan dalam arti positif
c. Aparatur atau pamong desa yang kreatif dan berdisiplin
sumber kelancaran dan tertibnya pemerintah desa
3. Modernisasi desa DAN PERMASALAHANNYA
A. Modernisasi Desa

1. Dapat memberikan gairah dan semangat hidup baru


serta menghilangkan monotoni dari kehidupan di desa
sehingga warga desa tidak akan merasa jemu dengan
lingkungan hidupnya
2. Dapat meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi
warga desa sehingga dapat menahan arus urbanisasi
3. Merupakan suatu usaha meningkatkan bidang
pendidikan secara merata sehingga akan dapat
mengurangi arus pelajar ke kota dan tenaga terdidik
akan tetap tinggal di desa membimbing warga desa
yang lain yang belum maju
4. Dalam bidang pengangkutan akan secara berangsur
menghilangkan sifat isolasi desa
5. Merupakan tumpuan bagi pengembangan
pengembangan teknologi pedesaan dan dalam proses
pengembangannya warga desa dapat diikutsertakan
B. Permasalahannya
1. Dari segi keadaan masyarakat masih ada beberapa
daerah yang kekurangan pangan dan gizi terutama
pada anak-anak balita, penduduk jarang dan terpencar-
pencar, tingkat kesehatan yang rendah, para pemuda
putus sekolah dan sebagainya
2. Dari segi pemerintahannya desanya, struktur dan
aparatur masih selalu perlu ditingkatkan, dan demikian
pula pemantapan di bidang koordinasi sebagaimana
mestinya, ditambah belum mantapnya koordinasi
pelayanan pemerintah yang dilaksanakan oleh berbagai
unsur aparatur vertikal dan daerah, dan sebagainya
3. Dari segi geografisnya, kehidupan yang timpang antara
desa dan kota sebagai akibat adanya urbanisasi telah
menimbulkan berbagai permasalahan sanitasi
permukiman di bawah standar
4. Dari segi kelembagaan perlu ada peningkatan
organisasi yang selalu dipantau secara teratur demi
ketertiban dan kelancaran fungsinya
4. faktor-faktor pembinaan masyarakat desa

a. Para Pembina
b. Masyarakat yang dibina
c. Daerah pemukiman Penduduk
d. Materi dan obyek pembinaan
e. Cara pembinaan
f. Pembiayaan yang disediakan
5. Sejarah lahirnya Masyarakat desa sebagai
suatu kesatuan

Proses lahirnya masyarakat desa sebagai suatu kesatuan


diawali dengan hubungan sekitar tiap-tiap individu yang
hanya mencakup kaum keluarga, kerabat, dan tetangga
dekat saja.
6. Beberapa batasan tentang desa
Bintarto mendefinisikan desa adalah suatu perwujudan geografi
yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis sosial ekonomis,
politis dan kultural yang terdapat di situ dalam hubungannya dan
pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lain.
Ditinjau dari segi hubungan dengan penempatannya dalam susunan
tertib pemerintah, maka desa diberi batasan sebagai berikut:
“Desa atau dengan nama aslinya yang setingkat yang merupakan
kesatuan masyarakat hukum berdasarkan susunan asli adalah suatu
badan hukum dan adalah pula badan pemerintahan yang merupakan
bagian wilayah kecamatan atau wilayah yang melingkunginya.
7.Dasar hukum yang mengatur tentang struktur dan tata
pemerintah desa

Yang mendasari struktur dan tata pemerintah desa yang


pertama-tama adalah pasal 18 UUD 1945 hingga
terbentuknya UU No 5 Tahun 1974 yang dengan tegas
menyatakan adanya Daerah Otonomi dan Wilayah
Administrasi.
8. Undang-undang no. 5 tahun 1974 dan undang-undang no. 5 tahun
1979

Daerah otonom dan wilayah administrasi menurut Undang-Undang


No. 5 Tahun 1974 adalah daerah otonom yang selanjutnya disebut
daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas
wilayah tertentu yang berhak, berwenang dan mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesaatuan
Republik Indonesia sesuai denga peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Menurut UU No. 5 tahun 1979, desa adalah suatu wilayah yang


ditempati oleh sejumlah penduduk, sebagai satu kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan
terendah langsung di bawah camat dan mempunyai hak otonomi
dalam ikatan Negara RI.
Tujuan UU No. 5 Tahun 1979:

1. Untuk menyeragamkan kedudukan pemerintah desa


dengan mengindahkan pula keragaman keadaan desa dan
ketentuan adat istiadat yang berlaku.
2. Untuk memperkuat pemerintah desa agar makin mampu
menggerakkan masyarakat dalam partisipasinya dalam
pembangunan dan menyelenggarakan administrasi desa
yang makin meluas dan efektif
9. Teknik pendekatan masyarakat menurut Dr. Phil. Astrid
Sutanto

Menyatakan bahwa komunikasi pembangunan dalam banyak


hal merupakan pendidikan yang penting, maka ternyata dari
beberapa penelitian, bahwa media masa masih kurang efektif
untuk dipergunakan sebagai satu-satunya media komunikasi
pembangunan, khususnya apabila massa yang hendak dicapai
10. Teknik pendekatan masyarakat menurut Prof. Dr. P.
Janssen

Mengatakan bahwa kesadaran tentaang perubahan masyarakat


sebagi proses yang multi dimensional adalah suatu hasil dari
kemajuan sosiologi moden.
11. Teknik pendekatan masyarakat menurut Wiryanto dan
Wehner

Dinyatakan bahwa perubahan-perubahan itu tidak berasal dari


alam tetapi dari manusia dan masyarakat. Perubahan-
perubahan ini tidak hanya terjadi
12. Metode pendekatan masyarakat menurut T.r. Batten

T.R. Batten memberi batasan tentang pembangunan


masyarakat desa sebagai berikut:
Pembangunan masyarakat desa adalah proses di mana
masyarakat mengadaptasikan dirinya kepada perubahan dan
badan yang bergerak di bidang pembanguanan desa itu adalah
organisasi luar yang mencoba menolong proses itu dan
mempercepatnya.
13. Nilai desa dan klasifikasi tingkat perkembangan desa

Nialai desa sangat ditentukan dan sangat tergantung kepada


potensi-potensi yang dimiliki oleh desa yang bersangkuta.

Klasifikasi desa menurut Direktorat Jendral Pembangunan


desa:
a. Desa swadaya
b. Desa swakarya
c. Desa Swasembada
BAB II
KOTA
1.Pengertian kota
Menurut Bintarto dari segi geografi, kota dapat diartikan
sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang
ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai
dengan strata sosial-ekonomi yang heterogen dan coraknya
yang materialistis, atau dapat pula diartikan sebagai bentang
budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non-
alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup
besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan
materialistis dibandingkan dengan daerah belakangnya
2. Struktur kota

Struktur kota dilihat dari segi umur menunjukkkan bahwa mereka lebih
banyak tergolong dalam umur produktif sehingga terjadi pusat kerja
penduduk yang masih berumur produktif baik di bidang perdagangan
maupun pendidikan dan sebagainya pada individu-individu, melainkan
pada seluruh masyarakat. Oleh karena itu, perubahan ini dinamakan
perubahan sosial.

Struktur kota dilihat dari jenis mata pencaharian penduduk kota akan
mengikuti fungsi dari suatu kota sehingga akan mengalami berbagai
variasi.

Segregasi dapat menimbulkan berbagai komplek sehingga segregasi ini


tidak akan menimbulkan masalah apabila ada saling pengertian,
toleransi, toleransi antara pihak-pihak yang bersangkutan.
3. Tanda pengenal kota
Ciri fisik kota menurut Bintarto dalam bukunya Pengantar
Geografi Kota sebagai berikut:
a. Tempat-tempat untuk pasar dan pertokoan
b. Tempat-tempat untuk parkir
c. Tempat-tempat rekreasi dan olah raga

Sebagai ciri sosial sebagai berikut:


d. Pelapisan sosial ekonomi
e. Individualisme
f. Toleransi sosial
g. Jarak sosial
h. Penilaian sosial
4. Pemekaran fisik kota
Pemekaran kota mempunyai arah yang berbeda-beda
tergantung pada kondisi kota dan kondisi disekitarnya.

Masalah yang ditimbulkan sebagai akibat pemekaran kota


mendesak para perencana dan pengatur kota untuk segera
dapat mengatasi masalah tersebut sehingga peran aparatur
kota sangat menentukan keberhasilan program pembangunan.
5. Kota sebagai lingkungan hidup
Kota merupakan lingkungan tersendiri terhadap daerah-daerah
di luarnya dan di dalam kota terdapatn berbagai
unsur yang merupakan komponen-komponen lingkungan
misalnya komposisi penduduk, struktur sosial penduduk,
struktur ekonomi penduduk, keadaan demografi, tata laku atau
perilaku penduduk.
6. Degradasi lingkungan hidup kota

Penyebab meningkatnya degradasi yaitu karena adanya


pertambahan penduduk kota yang menyolok dengan
keanekaragaman mentalitas, kerusakan lingkungan hidup yang
bersifat fisis dan sosial.
7. jenis-jenis degradasi lingkungan fisis dan sosial

a. Degradasi lingkungan fisis


1. Pencemaran air
2. Pencemaran udara
3. Pencemaran suara

b. Degradasi lingkungan sosial


4. Kepadatan kendaraan atau kesibukan kendaraan yang dapat
menghambat perjalanan sehingga menimbulkan rasa kesal
para pemakai jalan
5. Tumpukan onggokan sampah yang mengganggu kesehatan
dan keindahan lingkungan menimbulkan keluh kesah
masyarakat
3. Terlantarnya bangunan-bangunan di kota sehingga
menimbulkan pemandangan yang kurang sedap dan
kadang-kadang dimanfaatkan oleh para gelandangan
4. Permasalahan di bidang moral karena semakin
sempitnya tenaga jasa halus haram atau para tuna susila
8. Sosiologi dan gambaran tentang masyarakat
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan khusus, ia memaparkan satu
aspek saja dari manusia dan pandangan dunianya, tepatnya tindakan
kemasyarakatannya serta pola prilakunya yang berhubungan dengan
itu.
Hubungan antar manusia dalam relasinya dengan pemenuhan
kebutuhan materiil distudi oleh ekonomi perusahaan.

Hubungan antar manusia terhadap lingkungan alam dipelajari oleh


biologi sosial dan geografi sosial.

Hubungan antara lingkungan sosial dan kesehatan jasmani serta


jiwani manusia perorangan dipelajari oleh higiene sosial.
9.Masyaraat kota sebagai community dan sebagai mass society
Ciri-ciri community:
a. Berisi kelompok manusia
b. Menempati suatu wilayah geografis
c. Mengenal pembahagiaan kerja ke dalam spesialisasi
dengan fungsi-fungsi yang saling tergantung
d. Memiliki kebudayaan dan sistem sosial bersama yang
mengatur kegiatan mereka
e. Para anggotanya sadar akan kesatuan serta kewargaan
mereka dari community
f. Mampu berbuat secara kolektif menurut cara tertentu
4 jenis community:
a. Rural
b. Fringe (pinggiran)
c. Town
d. Metropolis
10. Sosiologi kota dan sosiologi pedesaan, faktor-faktor
pendorong perkembangan kota
Sosiologi kota sebenarnya erat pertaliannya dengan sosiolgi
pedesaan karena pembagunan kota membutuhkan desa
yang sebagai hinterland mensuplay kebutuhannya
sebaliknya kota merupakan pusat perkembangan bagi
daerah di sekitarnya.
Enam faktor pendorong perkembangan masyarakat kota:
a. Pertambahan penduduk kota itu sendiri sudah menambah
gengsi kepada warganya
b. Penemuan mesin dan tenaga uap ditambah lagi dengan
penggunaan modal besar dalam usaha dagang dan industri
menciptakan pabrik-pabrik besar
c. Peran transportasi dan komunikasi besar di kota
d. Kesempatan untuk maju dan berhasil lebih banyak terdapat
di kota dibandingkan dengan di desa
e. Kota menawarkann fasilitas kesehatan dan pendidikan
yang cukup sebagai sarana kenaikan jenjang sosial
f. Pengisian waktu senggang tersedia cukup demikian pula
berbagai hiburan dan olah raga
11. Kepincangan sosial di kota

Social work (pekerjaan sosial) dan social reform


(perbaikan sosial) sebagai sarana pengobatan kepincangan
sosial.
12. Pertambahan penduduk kota dan kemajuan tehnik

Perkembangan adalah suatu pertumbuhan yang menjadikan


masyarakat untuk selalu berubah dan perubahan dalam
kehidupan bermasyarakat yang diciptakan oleh kemajuan
teknik dengan mekanisasi:
a. Masyarakat dijadikan impersonal
b. Masyarakat diberi corak massal
c. Masyarakat dilengkapi dengan tenaga bersuasanakan
kekuatan yang ampuh
13. Masyarakat kota dan arus sekularisasi
Seculariser pertama kali diperkenalkan oleh Longeville.

Sekulariser adalah suatu proses dimana bidang-bidang hidup


dan berfikir tercabut dari pengawasan agama dan filsafat.

Kegiatan manusia yang besar pengaruhnya atas pembentukan


pemikiran sekuler:
a. Kerja
b. Perang
c. Pertukaran ekonomi Pemerintah
d. Ilmu pengetahuan
14. Bidang-bidang studi sosiologi kota, ilmu bantu

4 unsur sosiologi kota:


a. Sosiologi umum
b. Ilmu-ilmu lain sebagai pembantu seperti geografi,
sejarah, demografi dan ekonomi
c. Cabang sosiologi yang erat hubungannya dengan studi
kota yaitu sosiologi industri dan sosiologi agama
d. Psikologi sosial
15. Isi studi sosiologi dan berbagai teori

Sejarah kota dipengaruhi oleh demografi dan ekologi sosial.


Sejarah kota ditujukan kepada struktur sosial, okupasi dan
pola sosial dari penduduk kota. Disamping itu juga
diuraikan pola-pola stratifikasi sosial, pembagian kekayaan
dan kekuasaan, posisi golongan etnis atau ras serta aneka
akibat dan perubahan teknologi.
Kota sebagai pemukiman dijelaskan oleh Louis Wirth, kota
ditentukan oleh ukurannya yang cukup besar, kepadatan
penduduknya dan sifat heterogenitas masyarakatnya.

Teori Kolb menekankan pada nilai-nilai sosial dan kultural


yang kemudian dipertajam oleh Sjoberg yang mengemukakan:
1. Aneka kategori sosial pada kota zaman pra-industri
menunjukkan adanya pengaruh nilai-nilai kebudayaan
2. Ciri-ciri struktural umum di kota zaman itu masih
memungkinkan perkembangan bentuk-bentuk unik di
dalam lingkungan budaya khusus pula.
16. Masyarakat Kota sebagai sistem dinamis

Masyarakat kota sebagai sistem dinamis berarti bahwa di


situ dimungkinkan terjadinya perubahan yang dapat
dipandang sebagai suatu proses yang selain berlangsung
terus juga bermakna bagi masyarakat itu sendiri.
17. Gambaran masyarakat modern di kota

Masyarakat modern sebagaimana terdapat di kota-kota negara


barat akan atau sedang menular pula ke kota-kota besar di
negara-negara yang sedang berkembang.
Kemungkinan konsumsi meluas untuk tiap-tiap bidang
kehidupan. Pendidikan bagi generasi muda makin banyak
makan waktu, tersedialah akhir pekan dan di samping itu
masih tersedia banyak waktu terluang untuk rekreasi dan olah
raga atau hiburan lain, kontak yang heterogen dapat diatasai
dengan berbagai sarana komunikasi dan transportasi
sehingga ekonomi dengan jasa dan perdagangan menjadi
lebih penting dari pada produksi
18. Masalah penyesuaian kepada perubahan sosial

Proses penyesuaian yang pasif dapat berlangsung melalui:


a. Orang tak lagi menantang atau melawan perubahan yang
disebut akomodasi
b. Orang menjadi terbiasa dengan yang baru yang disebut
adaptasi
c. Orang yang menyatukan diri dengan atau menerima penuh
yang baru yang disebut asimilasi

Proses penyesuaian yang aktif tiap fihak melakukan seleksi


terhadap aneka nilai dan norma dari lawannya sehingga
penyesuaian yang berjenis aktif sangat penting karena
adanya kemajuan komunikasi yang dapat berjalan dengan
lancar.
19. Kepribadian manusia kota

3 tipe pokok dari kepribadian dalam peristilahan


konformitas sosial:
a. Kepribadian yang berorientasi tradisi
b. Kepribadian yang berorientasi ke dalam
c. Kepribadian yang berorientasi ke luar
20. Kriteria kota dan terjadinya

Kriteria masyarakat:
a. Kriteria fisik seperti masyarakat kota dan masyarakat
desa
b. Kriteria budaya seperti masyarakat beradab dan
masyarakat primitif

Sejarah kota baru ada setelah terjadi surplus ekonomi di


daerah pedalaman pada tahun 5000-6000 sebelu Masehi
yang didukung dengan adanya penemuan roda dan
penjinakan hewan sebagai transportasi .
21. Masyarakat kota sebagai kelompok sosial sekunder
dan gesellschaft

Gesellschaft untuk masyarakat kota dan gemeinschaft


untuk pedesaan
22. Ciri-ciri struktur sosial kota

a. Heterogenitas sosial
b. Hubungan sekunder
c. Toleransi sosial
d. Kontrol (pengawasan) sekunder
e. Mobilitas sosial
f. Ikatan sukarela (voluntary association)
g. Individualisasi
h. Segregasi keruangan (spatial segregation)
23. ciri-ciri kejiwaan masyarakat kota

Mennicke menyebutkan akibat-akibat dari perkembangan


kota bagi jiwa penduduk kota
1. Atomisasi dan pembentukan massa
2. Kepekaan terhadap rangsangan dan sikap masa bodoh
3. Egalisasi dan sensasi
4. Industri kesenangan dan pengisian waktu luangnya
24. Perilaku kolektif dalam masyarakat massal

Perilaku kolektif merupakan ciri khas dari suatu yang


kompleks seperti yang ada di kota-kota dan pada umumnya
absen di kalangan masyarakat yang sederhana.
25. Proses masifikasi

Faktor penyebabnya:
1. Aneka kekuatan yang mendorong munculnya massa
2. Akibat dari kompleks kekuatan tadi terjadi perluasan
kebutuhan, pelunturan adat istiadat, eudemonisme,
peningkatan sensasi dan lemahnya inisiatif pribadi
26. Apakah peradaban itu

Geograf Hunington berpendapat bahwa peradaban


mewujudkan puncak-puncak dari kebudayaan.

Kebudayaan mencakup segala adat kebiasaan pada suatu


masyarakat. Jika suatu masyarakat mewujudkan suatu
kelompok individu yang terorganisasikan dengan gaya
hidup tertentu, maka gaya hidup itulah yang namanya
budaya
27. Kota sebagai mikrokosmos kultural

Corak struktur kota adalah spatial murni karena kota


terbagi atas daerah-daerah bagiannya yang masing-masing
memiliki struktur ekonomis dan sosial.
28. Kota dan daerah perkotaan

Sejarah kota menurut Weber:


1. Kota-kota kuno di Timur Tengah
2. Kota-kota kuno di Asia
3. Kota-kota Eropa di abad pertengahan
4. Kota di Eropa dalam masa sejarah modern yang
bercirikan keterbukaan ekonomis
5. Kota-kota modern di dunia Barat
29. Urbanisasi: implikasinya di barat dan di negara-
negara miskin

Di negara maju, urbanisasi maju menciptakan dua jenis


kelas masyarakat yaitu proletariat kota dan kelas baru yang
terdiri atas kaum lapisan sosial menengah.

Oleh sebab itu maka kota menjadi tumpukan kaum miskin


yang tak dapat tertampung oleh kegiatan ekonomi kota
30. Gaya hidup kota dan kepribadian

Gaya hidup kota modern menurut Roe:


1. Nivo kelompok primer yang akrab
2. Nivo kelugasan kelompok sekunder
3. Nivo kelompok berdasarkan peranan
31. Individu dan budaya kemiskinan di kota

Kemiskinan sebagai gaya hidup yang bersifat integral


dimana terjadi bentuk-bentuk tertentu dari penyesuaian dan
partisipasi terhadap dunia yang ada di sekelilingnya.

Tekanan yang diberikan menentukan sepenuhnya hubungan


antara individu dan kepribadian kaum miskin
32. Ekologi manusia, ekologi sosial, konsep teritorialitas

Ekologi manusia adalah studi yang interelasi manusia


dengan lingkungannya. Sedangkan ekologi sosial adalah
studi yang hubungan sosial yang terdapat dalam waktu
ruang
33. Bebarapa pengertian dasar ekologi sosial

Unsur-unsur ekologi sosial:


1. Populasi
2. Habitat
3. Kebutuhan
34. Organisasi teritorial dan temporal pada comminity

Organisasi teritorial dari community yaitu persebaran populasi


bersama kebutuhannya di dalam habitat membentuk struktur
yang tujuan dan sifat substruktur masing-masing berbeda
sehingga organisasi ini membentuk pola.

Organisasi temporal terdapat aneka kegiatan manusia yang


berlangsung menurut pola waktu. Sehingga community amat
ditentukan oleh kondisi organisasi temporal.
35. Perencanaan kota dan tiga model ekologi kota

Merencanakan kota dipakai tiga prinsip:


1. Concentric zone theory
2. Sector zone theory
3. Multiple nuclei
36. Kritik terhadap model burgess, homer hoyt,

Davis mengkritik teori Burgess : central business district tidak


selalu bundar bentuknya, sedangkan tata guna tanah yang
mengutungkan secara ekonomi ternyata mencuat keluar dari
jaringan jalan raya maupun zona pertama.
Teori Homer Hoyt tak banyak kritikan karena memang
pertumbuhan yang paling pesat terjadi di sepanjang jalan
pengangkutan, tetapi pertumbuhan juga terjadi pada tipe tata
guna tanah di daerah koridor tertentu.
Menurut Harris dan Ullman mengatakan bahwa tata guna
tanah dari wilayah kota berkembang mulai dari nukleus.

Ada 4 faktor yang secara bersama-sama bertanggung jawab


atas munculnya nukleus:
1. Kegiatan tertentu memerlukan fasilitas khusus
2. Berkelompoknya kegiatan dalam central business zone itu
bertujuan mengejar keuntungan bersama
3. Tidak sukanya manusia yang berlainan pendapat untuk
tinggal berdekatan
4. Pertokoan kecil yang tak mampu mengontrak lokasi-lokasi
yang baik, terpaksa puas dengan daerah yang murahan
sewa atau pajaknya
37. Pendekatan ekologis pada ilmu-ilmu sosial

Menurut Fraser Darling ekologi manusia dan ilmu-ilmu sosial


boleh mewujudkan ekologi manusia dan ilmu-ilmu sosial
tetapi ada kecenderungan untuk ditumbuhkan dengan
pelayanan sosial
Zielhuis menulis bahwa disamping jenis ekologi yang
diabadinya, masyarakat memerlukan ahli ekologi ekonomi,
ekologi situasi kerja (ergonomi) dan lebih-lebih ekologi sosial
38. Kota dan lingkungan alamnya, posisi dan lokasi kota

Hubungan antara kota dan lingkungan alamnya ditentukan


oleh dua skala yang berlainan yaitu skala regional dan skala
lokal dan diperkuat oleh Blanchard dan Demangeon yang
membicarakan tentang posisi kota dan lokasi kota.
39. Perkembangan alami di dalam masyarakat
Gagasan Gurvitch mengenai perkembangan alami dengan
menyusun sosiologi dalam yang mengkonstruksikan realitas
masyarakat menurut lapisan buatan dari yang konkrit sampai yang
abstrak.

Lapisan yang dimaksud:


1. Lingkungan morfologis dan ekologis
2. Struktur-struktur organisasi
3. Perilaku kolektif dalam organisasi
4. Perilaku kolektif di luar organisasi
5. Pola-pola peranan sosial
6. Sikap-sikap positif
7. Lambang-lambang sosial
8. Nilai dan gagasan kolektif yang kreatif serta mentalitas
kolektif
40. Sejarah kota di dunia kita
Kota di zaman kuno terdapat di sekitar Laut Tengah seperti
kota Memphis sebagai ibu kota Mesir, kota Thebe, kota
babilon di Mesopotamia, kota Tyrus dan Sidon di Libanon dan
Suriah, dan Kartago.
Menjelang berakhirnya zaman kuno, muncul kota Athena,
Sparta, Korinta, dan Miletus
Pada awal abad masehi agung-agungnya kerajaan Romawi
yang kemudian digantikan oleh konstantinopel.
Pada abad ke-5 dan ke-10 di daerah mediteran ada 11 kota
antara lain di Italia, Florence, Genoa, Venice, dan Pisa.
Setelah revolusi industri berkembanglah kota-kota besar di
Eropa Barat seperti di Inggris, Perancis, dan Jerman.
Sedangkan di Asia, timbul kota-kota besar seperti Jakarta,
Singapura, Hongkong, Saigon, dan Rangoon.
41. Latar Belakang ekonomis berjubel manusia di kota

Werner Sombart mempelajari gejala perkembangan kota


dengan menyebutkan hukum nilai penempatan rangkap.
Menurut hukum ini, setiap tempat kerja baru di kota
industri secara otomatis menyajikan satu tempat kerja baru
yakni yang bertalian dengan pemenuhan kebutuhan.
42. Mobilitas sosial dan gejala keluarga kecil di kota

Mobilitas yang dimaksud adalah turun atau naiknya orang


pada tangga kemasyarakatan.
Dengan demikian di negara- negara yang peradabannya
tergolong tinggi terdapat tendensi yaitu semakin tinggi prestise
sosial yang didapatkan orang dari pekerjaannya semakin
sedikit jumlah anak di dalam keluarganya.
43. Ancaman peradaban kota pada manusia

Menurut Oswald Spengler runtuhnya kebudayaan-kebudayaan


kuno dimulai umumnya melalui mengalirnya masuk manusia
pedesaan ke kota-kota serta meluapnya kota-kota sebagai
tempat tinggal.

Robert Cook menandaskan bahwa ledakan penduduk tak kalah


dahsyatnya dibandingkan ledakan bom atom. Di perkotaan
perkembangbiakan kaum yang kurang pendidikannya akan
lebih tinggi dari yang berpendidikan.
44. Prasangka negatif terhadap kota, kekaburan
pengertian kota dan desa

Prasangka negatif terhadap kota dinyatakan dengan opini


umum bahwa dibandingkan dengan di kota, pedesaan atau
kota-kota kecil (town) merupakan tempat tinggal yang
paling baik untuk membesarkan dan mendidik anak.
Bahkan pekerjaan bertani dinilai lebih halal dari pada
berdagang dan kesederhnaan serta kejujuran di pedesaan
merupakan sumber dari segala berkat
45. Tahap-tahap perkembangan kota

1. Neopolis
2. Polis
3. Metropolis
4. Megalopolis
5. Tyranopolis
6. Nekropolis
46. Faham biologis dalam penelaah kehidupan kota

John Eberhard mengajak sosiolog untuk melihat kota sebagai


suatu jaringan sistem utuh yang berisi berbagai subsistem dan
subsistem ini terdiri atas city’s hardware dan city’s software
untuknya mudah dapat disebut sistem jasmani kota dan sistem
rohani kota sebagai letak biologisme pada kehidupan kota.
47. Sikap manusia terhadap kota

Dalam menilai kota dan merencanakan perkembangannya


demi kelestarian dan kebahagiaan penduduknya terdapat
selalu polarisasi antara dua faham yaitu golongan kolot dan
golongan cosmopolitans.
48. Paradoks urbanisasi di dunia ke tiga

Salah satu mitos urbanisasi yaitu menghubungkan kehidupan


kota dengan peranan penghuninya sebagai kaum pembaharu.
Padahal bersama penduduk yang berbondong-bondong pindah
ke kota ikut terbawa pula pola kehidupan komunal dari
pedesaan. Itulah sebabnya para pengkritik menamakan
urbanisasi di dunia ketiga yaitu urbanisasi semu. Di situ
sedang terjadi proses pedesaan kota atau ruralisasi.
49. Arti kota dalam kehidupan manusia

Kota diciptakan oleh manusia yang sudah menguasai alam


kodrat dengan aneka kemungkinan yang terkandung di
dalamnya. Di situ materi dijunjug, diikutsertakan dalam
kehidupan rohani manusia. Dalam situasi awal peradaban taraf
demikian lahirlah kota.
50. Kota sebagai jendela terbuka

Di beberapa negara sedang berkembang, kota merupakan


jendela terbuka, tulis Breese. Fungsi jendela tersebut yaitu
di situ orang luar dapat melihat ke dalam dan dari dalam
penghuni rumah dapat meninjau ke luar.

Arus urbanisasi yang semakin kuat besar pengaruhnya atas


relasi timbal balik antara ekonomi, sosial dan budaya
negara yang bersangkutan sehingga kota mewujudkan
panggung sandiwara yang memainkan sejarah suatu
bangsa.
51. Efek-efek sosial dari lingkungan fisik

Irvin Rosow mengajukan 4 jenis efek sosial dari


lingkungan fisik:
1. Kepincangan sosial dan efisiensi sosial
2. Daya dukung huni perumahan
3. Integrasi ketetanggaan
4. Estetika
52. Perkembangan tata keruangan

Akibat dari perkembangan masyarakat di kota maka tekanan


perhatian orang kemudian bergeser ke masalah ruang sehingga
terciptalah suatu lingkungan yang diharapkan memenuhi
kebutuhan masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian
orang terdorong untuk menyusun perencanaan dan muncullah
planologi sebagai ilmu perencanaan untuk kota dan daerah.
53. Peristilahan dalam planologi

Planologie dipopulerkan oleh De Casseres.

Planologi gabungan dari kata Latin yaitu planum (bidang.


ruang) dan kata Yunani yaitu logos (ilmu).

Menurut De Casseres, planologi adalah ilmu mengenai


penataan masyarakat yang erat hubungannya dengan usaha
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
54. Tugas planologi

1. Menganalisis dan mengevaluasi tata keruangan


masyarakatdi mana struktur dan bentuknya adalah prodak
dari berbagai proses yang saling tergantung pada
a. Kemungkinan potensi ruang fisis yang dimanfaatkan
oleh masyarakat dan disosialisasikannya
b. Tujuan dan struktur masyarakat itu sendiri
c. Kemampuan tehnik yang tersedia
2.Mencampurtanangi atau bertindak terhadap tata
keruangan begitu rupa sehingga tercapailah adaptasi yang
lain yang lebih menguntungkan dari apa yang pernah
dicapai.
55. Perencanaan dan penataan

Planologi lebih dekat dengan perencanaan keruangan dari


pada penataan keruangan.
56. Urgensinya perencanaan dan tata ruang
57. Sumbangan penelitian ilmu sosial kepada planologi

1. Tata keruangan bertujuan menciptakan suatu kerangka


keruangan di mana suatu masyarakat dapat
mengembangkan diri dengan sebaik-baiknya
2. Perkembangan suatu masyarakat tak berjalan secara
otomatis tetapi di dalam batas-batas tertentu terdapat
suatu kemungkinan untuk memilik
3. Seperti halnya pada kegiatan sosial-politik lainnya, maka
pada penataan keruangan ini, pemilihan dilakukan oleh
para pejabat pemerintah yang bertanggung jawab
4. Tugas pertama dari penelitian ilmu-ilmu sosial dalam
hubungan itu adalah menganalisa berbagai kekuatan yang
berfungsi di dalamnya
5. Tugas kedua dari penelitian tadi adalah penyusunan aneka
konsepsi tentang berbagai kemungkinan dan melalui itu
diharapkan dapat dibayangkan perkembangan masyarakat
di masa yang mendatang, konsepsi-konsepsi ini kemudian
disebut model
6. Setelah badan kebijaksanaan perencanaan melalui
penelitian menyusun pilihan model-model dari
perkembangan masyarakat yang bersangkutan, barulah
digarap lanjut pilihan model masyarakat yang diambil
menurut waktu dan ruang
7. Apabila rencana telah ditentukan maka tugas keempat
dari penelitian adalah menelusur realisasi berdasarkan
urutan-urutan yang tepat artinya yang baik sehingga
tindakan-tindakan yang akan diambil juga tepat
8. Dari penjumlahan tugas penelitian tadi dapat disimpulkan
bahwa penelitian itu bertalian erat dengan aspek
kuantitatif maupun yang kualitatif dari penataan ruang
dalam arti atas penentuan luas ruang yang dibutuhkan
maupun bentuk ruang itu sendiri.
58. Perencanaan kota dan penstrukturan lingkugan
BAB III
INTERAKSI DESA KOTA
A. PENGERTIAN INTERAKSI
Menurut Yoseph S. Roucek interaction is a proses in which
the responses of each partly become, successively, stimula
for the responses of the other. It is a reciprocal process in
which one party is influenced by the other behavior. People
influence each other behavior through contact direct
speaking, listening, inderect writing
B. Zona Interaksi

1. City
2. Suburban
3. Suburban Fringe
4. Urban Fringe
5. Rural Urban Fringe
c. Manusia, perubahan dan modernisasi
Hasil hubungan yang dinamik antara manusia dengan
lingkungannya dapat menimbulkan suatu bentuk aktivitas
sehingga dapat menimbulkan beberapa perubahan baik dalam
perubahan perkembangan, perubahan lokasi, dan perubahan
tata laku.
d.Interaksi dan pengaruhnya

1. Pengaruh positif
a. Cakrawala pengetahuan penduduk desa menjadi lebih
meningkat
b. Banyaknya sekolah dan guru-guru desa yang tersedia di
daerah pedesaan dengan pengetahuan yang cukup luas
mengenai masalah pembangunan dapat menjadi
penggerak kemajuan warga desa yang bersekolah
c. Dengan terbukanya hubungan desa dengan kota melalui
perluasan jalur jalan desa-kota dan banyaknya kendaraan
bermotor yang sudah dapat menjangkau daerah pedesaan,
sangat meningkatkan frekuensi hubungan sosial-ekonomi
warga desa dengan warga kota.
d. Teknologi tepat guna di bidang pertanian dan peternakan
meningkatkan produksi desa sehingga penghasilan
penduduk desa dapat bertambah
e. Masuknya para ahli di berbagai bidang disiplin ilmu
pengetahuan telah banyak sekali bermanfaat bagi desa
dalam melestarikan lingkungan pedesaan khususnya
pencegahan erosi dan pencarian sumber air bersih dan di
bidang pengairan
f. Campur tangan pemerintah pusat atau dan pemerintah
daerah telah meningkatkan kualitas dan kuantitas di
bidang wiraswasta
g. Pengetahuan dan kesadaran mempunyai keluarga kecil
telah mulai diresapi di banyak daerah pedesaan
h. Berkembangnya koprasi dan organisasi sosial di
pedesaan telah banyak menunjukkan bukti juga adanya
pengaruh positif di daerah pedesaan
2. Pengaruh negatif
a. Modernisasi kota seperti fashion show cenderung
meninggalkan orientasi pertanian yang menjadi pokok
kehidupan mereka
b. Pengaruh televisi seperti pengaruh film barat yang
berbau kejahatan dapat meningkatkan kriminalitas di
pedesaan
c. Terbukanya kesempatan kerja dan daya tarik kota di
berbagai bidang telah banyak menyerap pemuda desa
sehingga desa mengalamipengurangan tenaga potensial di
bidang pertanian
d. Perluasan kota dan masuknya orang-orang kota berharta
ke daerah pedesaan telah banyak mengubah tata guna
lahan di pedesaan terutama di tepian kota yang berbatasan
dengan kota
e. Penetrasi kebudayaan kota ke desa yang kurang atau tidak
sesuai dengan kebudayaan ataupun tradisi desa cenderung
mengganggu tata pergaulan atau seni budaya desa
f. Problema lain yang timbul di desa-kota karena adanya
interaksi yang kurang menguntungkan seperti problema
antara lain problema pangan, problema pengangguran,
problema lingkungan dan beberapa lainnya.
BAB IV
TEORI INTERAKSI
A. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan untuk mengukur interaksi
antara beberapa tempat tertentu, untuk menentukan lokasi
sebuah tempat dalam hubungannya dengan interaksi sosial
antara dua tempat, untuk menentukan tempat kedudukan
dari sebuah pusat kegiatan ekonomi dalam suatu sistem
jaringan tertentu dan untuk menghitung migrasi penduduk.
B. Dampak interaksi desa-kota
1. Perubahan dalam orientasi ekonomi desa ataupun
ekonomi kota dari warga desa dan warga kota
2. Perubahan atau penyesuaian gaya hidup yang banyak
dialami di desa-desa dekat kota
3. Peningkatan cakrawala hidup bagi masyarakat pedesaan
karena pengaruh pendidikan
4. Peningkatan hubungan kota-desa karena perluasan
jaringan jalur lalu-lintas
5. Gejala peningkatan penghasilan per kapita
6. Dan masih beberapa dampak lainnya
c. Modernisasi dan dampak interaksi kota-desa
Proses urbanisasi sebagai akibat dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah ikut menimbulkan interaksi
antara kota dan desa sehingga berbagai masalah atau gejala
baru muncul di daerah kota dan desa
BAB V
DAMPAK INTERAKSI,
PEMBANGUNAN DAN DISIPLIN
A. GEOGRAFI PEMBANGUNAN
Menurut Bintarto geografi pembangunan adalah suatu studi
yang memperhatikan aspek-aspek geografi yan menunjang
sesuatu pembangunan wilayah
b. Disiplin masyarakat
Keberhasilan pembangunan nasional banyak tergantung pada
disiplin bangsa, disiplin aparatur negara, dan disiplin rakyat
karena disiplin merupakan salah satu sumber daya manusiawi
yang tersembunyi tetapi sangat menentukan tercaoainya
sesuatu program pembangunan.
c. Teknologi dan lingkungan
Kerusakan lingkungan tidak hanya disebabkan oleh
pertambahan penduduk yang menyolok, melainkan juga
karena kurangnya kontrol terhadap kemajuan dan hasil
kemajuan teknologi, kurangnya kesadaran masyarakat dari
berbagai lapisan sosial terhadap pemeliharaan lingkungan
hidupnya baik di desanya maupun di kotanya.

Anda mungkin juga menyukai