Anda di halaman 1dari 38

NAMA : SUNARJO SERANG

NIM : 223102722
KELAS/SEMESTER : AJ/II

TUGAS MATA KULIAH KESEHATAN


MASYARAKAT PEDESAAN DAN KEPULAUAN
1. Pengertian Masyarakat perkotaan

kota mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat


beberapa ahli berikut ini:
1.      Wirth
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen,
dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
2.      Max Weber
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi
sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
3.      Dwigth Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyai ciri-ciri
mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau
lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur
pemerintahan.
• Beberapa definisi (secara etimologis) “kota”dalam bahasa lain
yang agak tepat dengan pengertian ini, seperti dalam bahasa
Cina, kota artinya dinding dan dalam bahasa Belanda kuno,
tuiin bisa berarti pagar. Jadi dengan demikian kota adalah batas.
• Kota adalah suatu ciptaan peradaban budaya umat
manusia.Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari
pedesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan.
• Masyarakat kota adalah suatu kelompok teritorial di mana
penduduknya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup
sepenuhnya, dan juga merupakan suatu kelompok terorganisasi
yang tinggal secara kompak di wilayah tertentu dan memiliki
derajat interkomuniti yang tinggi. Masyarakat perkotaan sering
disebut urban community
Ada beberapa ciri yang menonjol  pada masyarakat kota yaitu:
a.   Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan
kehidupan keagamaan di desa.
b.  Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa
harus bergantung pada orang lain.
c.  Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan
mempunyai batas-batas yang nyata.
d.  Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga
lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
e.  Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat
perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi
lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
f.   Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota,
sebab masyarakat kota biasanya lebih terbuka dalam menerima hal-
hal baru.
 Permasalahan di kota antara lain:

1.        Kemiskinan
Meski saat ini angka pertumbuhan ekonomi bangsa kita
terus menunjukan grafik kenaikan namun pada
kenyataannya masih banyak masyarakat di sekitar kita yang
hidupnya masih berada di bawah standar yang layak. Ini
menjadi masalah sosial yang bisa kita temukan dengan
mudah baik di daerah pedesaan maupun perkotaan. 
 2. Pendidikan
Masalah pendidikan di Indonesia adalah cerita lama. Mulai dari
bangunan roboh sampai anak-anak putus sekolah adalah masalah
yang mendarah daging sejak dahulu. Inilah sekelumit masalah
pendidikan yang ada di Indonesia:
• Sulitnya akses pendidikan (di daerah-daerah)
•  Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai
• Kurangnya kualitas guru
• Kesejahteraan guru yang sangat minim
• Tidak relevannya kurikulum pendidikan dengan kebutuhan hidup
(sebagian besar pelajaran di sekolah fokus pada teori di dalam kelas,
bukannya percobaan dan pengalaman langsung)
•  Mahalnya biaya pendidikan
• Tidak adanya kesadaran orang tua di daerah-daerah untuk
menyekolahkan anaknya
3.    Pengangguran
Pengangguran terkait dengan tidak seimbangnya jumlah
pencari kerja dan jumlah lapangan kerja yang tersedia.
Orang yang disebut pengangguran adalah mereka yang
tidak memiliki sumber penghasilan sama sekali dan
tengah mencari kerja. Tingkat pengangguran di Indonesia
konon menurun sebanyak 6%, dari 8,12 juta orang
menjadi 7,61 juta orang.
Ada beberapa jenis pengangguran, yaitu :
• Pengangguran terbuka; yaitu mereka yang secara terang-
terangan baru kehilangan pekerjaannya dan sedang
berusaha mencari pekerjaan lain.
• Pengangguran musiman; yaitu mereka yang sewaktu-waktu
menganggur tetapi dalam waktu lain memiliki pekerjaan.
• Pengangguran terselubung; yaitu mereka yang jam kerjanya
kurang dari 35 jam/minggu.
•  Pengangguran struktural; yaitu mereka yang tidak
mendapatkan pekerjaan karena tidak memenuhi kriteria
yang dibutuhkan.
•  Pengangguran sukarela; yaitu mereka yang tidak memiliki
pekerjaan dan tidak berusaha mencari pekerjaan.
2. Ciri-ciri tipe masyarakat Perkotaan 

Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :


• Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan
karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
•  Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
berdantung pada orang lain (Individualisme).
•  Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan
mempunyai batas-batas yang nyata.
•  Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih
banyak diperoleh warga kota.
• Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor
waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat
penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
• Perubahan-perubahan tampak nyata  dikota-kota, sebab kota-kota
biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar
 

3. Unsur Lingkungan Perkotaan


 

Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan


sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya akantercermin
dalam komponen-komponen yang membentuk stuktur kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan
setidaknya mengandung 5 unsur yang meliputi :
1. Wisma : unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan
untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk
melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsur wisma
ini menghadapkan
 dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai
dengan pertambahan kebutuhan penduduk untu masa mendatang
 memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar
dapat mencapai standar mutu kehidpan yang layak, dan memberikan
nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan
2. Karya : unsure ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi
suatu kota, karena unsure ini merupakan jaminan bagi
kehidupan bermasyarakat.
3. Marga : unsure ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi
untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat
dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara
kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
4. Suka : unsure ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk
memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan,
rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5. Penyempurna : unsure ini merupakan bagian yang penting bagi
suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam
keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan,
fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
4. Fungsi Perkotaan
Fungsi dari kota yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut
dalm kerangka wilayah dan daerah-daerah yang dilingkupi dan
melingkupinya, baik secara regional maupun nasional.
Fungsi kota:
• Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintahan wilayah
tertentu
• Pusat dan orientasi kehidupan social budaya suatu wilayah lebih luas
• Pusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor :
 Produksi barang dan jasa
 Terminal dan distribusi barang dan jasa.
 Simpul komunikasi regional/global
 Satuan fisik-infrastruktural yang terkail dengan arus regional/global
5. Pengertian Masyarakat Pedesaan

Menurut Bintarto(1983), desa merupakan perwujudan


atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultur
yang terdapat di suatu daerah, dalam hubungan dan
pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Menurut UU nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah pasal I yang dimaksud dengan desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan
untuk mengatur dan megurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat
setempat yang diakui dalam sitem pemerintahan nasional
dan berada di daerah kabupaten.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah mengartikan
desa sebagai kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah, yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul
dan adat-istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Desa adalah suatu perwujudan atau kesatuan geografi,
sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di
suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara
timbal balik dengan daerah lain, sedangkan masyarakat
pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan
batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan
setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat
yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat di
mana ia hidup dicintai serta mempunyai perasaan
bersedia untuk berkorban setiap waktu demi
masyarakat atau anggota masyarakat.
6. Karakteristik Pedesaan

Karakteristik pedesaan dibagi ke dalam tiga karakteristik, yaitu karakteristik


fisik, karakteristik sosial, dan karakteristik ekonomi.
a.  Karakteristik Fisik Pedesaan
Dari letak alaminya desa-desa di Indonesia, secara garis besar dapat
dikategorikan sebagai berikut:
1)   Desa-desa pantai
Desa-desa pantai atau laut tentu sangat tergantung kepada pantai atau
pesisir lautnya.Ada yang berada di pantai landai dengan pasir putihnya, ada
juga yang di pantai yang berbukit seperti di pantai Selatan pulau Jawa
(meskipun tidak semuanya), dan sebagainya.
2)   Desa-desa di dataran rendah
Desa-desa yang berada di dataran rendah atau “Ngare” (Jawa) pun
bervariasi sesuai dengan sejarah terbentuk dan perkembangan masing-
masing.Namun desa-desa seperti ini relatif dapat leluasa mengatur pola
ruang desa atau teritorialnya dari desa-desa pegunungan atau pantai.
3) Desa-desa di pegunungan, atau dari segi lain
Desa pegunungan sangat tergantung kepada
keadaan alamnya.Rumah-rumah penduduk
desa pegunungan ini sering terlihat bersaf-saf
secara hirarkis, di celah-celah perbukitan atau
lembah pegunungan, atau di kanan kiri sungai.
4) Desa-desa di pedalaman
Desa pedalaman, yaitu desa-desa yang berada
jauh dari kota dan relatif terisolir, di wilayah
pegunungan atau pedalaman, jauh di luar kota.
b.        Karakteristik Sosial Pedesaan
Berikut adalah karakteristik sosial pedesaan, yaitu :
1)  Sistem kehidupan umumnya bersifat kelompok dengan dasar
kekeluargaan (paguyuban).
2)  Masyarakat bersifat homogen seperti dalam hal mata
pencahariaan, agama dan adat istiadat.
3)  Diantara warga desa mempunyai hubungan yang lebih mendalam
dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat lain di luar batas
wilayahnya.
4)  Mata pencahariaan utama para penduduk biasanya bertani.
5)  Faktor geografis sangat berpengaruh terhadapa corak kehidupan
masyarakat.
6)   Jarak antara tempat bekerja tidak terlalu jauh dari tempat
tinggal.
c. Karakteristik Ekonomi Pedesaan
Karakteristik ekonomi pedesaan adalah sebagai
berikut:
1) Ketergantungan pada kota dalam hal pasar dan
modal
2) Lapangan kerja utama di sektor pertanian dan
pengolahan hasil pertanian.
3) Pengolahan dengan teknologi sederhana.
4  Mengolah usaha dalam skala kecil dan menengah.
5) Permasalahan modal dan pemasaran.
7. Unsur-Unsur Pedesaan

Desa memiliki beberapa unsur, yaitu:


a. Unsur daerah, berupa tanah produktif dan
tidak produktif, serta unsur lokasi, luas dan
batas.
b. Unsur penduduk berupa jumlah,
pertambahan, kepadatan, persebaran dan
mata pencaharian penduduk.
c. Unsur tata kehidupan berupa seluk-beluk
masyarakat desa (Bintarto, 1977)
8. Ciri-ciri Masyarakat Pedesaan

a.  Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang,


cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan
perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap
musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b.  Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari
Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka
menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat,
intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
c.   Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada
hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat
atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan
sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.
(lawannya Universalisme)
d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat
khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha
yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan
yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.
(lawanya prestasi).
e.  Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas
terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan
yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat Desa menggunakan
bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari
uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat
pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa
pengaruh dari luar.
9. Masalah Masyarakat Pedesaan
a.   Konflik (Pertengkaran)
Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah
masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang tidak sesuai
dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan
adalah penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari
mereka yang selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya
secara terus-menerus dan hal ini menyebabkan kesempatan untuk
bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan terjadi peristiwa-
peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada
masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar
rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-
rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan,
dan sebagainya.
b.  Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep
kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya
dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum adat biasanya
meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut
kebiasaan masyarakat.
c.   Kompetisi (Persiapan)
Sesuai dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-
manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang
antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini.
Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa
negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan
usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau output
(hasil). Sebaliknya yang negatif bila persaingan ini hanya berhenti
pada sifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga kadang-kadang
hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada
manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
d.  Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi
terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan
orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat
yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu
kegiatan tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila
orang berpendapat bahwa orang desa didorong untuk bekerja
lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat sambutan yang
sangat dari para ahli. Karena pada umumnya masyarakat sudah
bekerja keras.
e.  lemahnya posisi sumber daya alam
lemahnya posisi sumber daya manusia di pedesaan, kurangnya
penguasaan teknologi, lemahnya infrastruktur dan lemahnya
aspek kelembagaan, termasuk budaya, sikap, dan motivasi.
10. Perbedaan antara Pedesaan dan Perkotaan

Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara


masyarakat pedesaan (rural community) dan
masyarakat perkotaan (urban community). Kita dapat
membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat
kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri.
Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan
fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial
yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan
"berlawanan" pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem
tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut
Poplin (1972) sebagai berikut:  
Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

• Masyarakat Pedesaan
1.      Perilaku homogen
2.      Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
3.      Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status
4.      Isolasi sosial, sehingga statik
5.      Kesatuan dan keutuhan kultural
6.      Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
7.      Kolektivisme
• Masyarakat Kota
1.      Perilaku heterogen
2.      Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
3.      Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
4.      Mobilitas sosial, sehingga dinamik
5.      Kebauran dan diversifikasi kultural
6.      Birokrasi fungsional dan nilai-nilai sekular
7.      Individualisme
11. Interaksi Pedesaan dan Perkotaan

1.   adanya kontak sosial dan komunikasi.


a.   Pola interaksi sosial pada masyarakat ditentukan oleh struktur sosial
masyarakat yang bersangkutan.
b.   Pola interaksi masyarakat pedesaan adalah dengan prinsip kerukunan,
sedang masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan,
dan kadang hierarki.
c.    Pola interaksi masyarakat pedesaan bersifat horisontal, sedangkan
masyarakat perkotaan vertikal.
d.   Pola interaksi masyarakat kota adalah individual, sedangkan masyarakat
desa adalah kebersamaan.
e.   Pola solidaritas sosial masyarakat pedesaan timbul karena adanya
kesamaan-kesamaan kemasyarakatan, sedangkan masyarakat kota
terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam
masyarakat.
2. Pengaruh kota terhadap desa :
a. kota menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan
desa
b. menyediakan tenaga kerja bidang jasa
c.  memproduksi hasil pertanian desa
d.  penyedia fasilitas-fasilitas pendidikan, kesehatan,
perdagangan, rekreasi
e.  andil dalam terkikisnya budaya desa
3.  Pengaruh desa terhadap kota :
a.  penyedia tenaga kerja kasar
b.  penyedia bahan-bahan kebutuhan kota
c.  penyedia ruang (space)
12. Hubungan Pedesaan dan Perkotaan

• Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua


komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain.
Bahkan terdapat hubungan uang erat, bersifat
ketergantungan, karena saling membutuhkan. Kota
tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan
warganya akan bahan-bahan pangan, desa juga
merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan
tertentu di kota. Sebaliknya, kota menghasilkan
barang-barang yg juga diperlukan oleh orang desa,
kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani
bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh orang desa.
13. Mengidentifikasi Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan permasalahan yang terjadi di
masyarakat.Masalah sosial merupakan suatu keadaan di
masyarakat yang tidak normal atau tidak semestinya.Masalah
sosial dapat terjadi pada masyarakat di pedesaan maupun di
perkotaan.Keadaan masyarakat di pedesaan dan di perkotaan
tentu berbeda.Pada umumnya masyarakat pedesaan masih
memegang erat nilai-nilai kerukunan, kebersamaan dan
kepedulian.Sehingga tidak heran sering kita jumpai adanya kerja
bakti, saling memberi dan menolong. Sedangkan masyarakat di
kota hidup dalam suasana egois, individu (sendiri-sendiri), kurang
akrab serta kurang rukun. Kehidupan semacam ini sebenarnya
merupakan salah satu masalah sosial di wilayah tersebut. Saat ini
di negara kita masih banyak kita jumpai permasalahan sosial,
antara lain sebagai berikut:
1. Kebodohan
Salah satu akibat bila kita bodoh adalah mudah
diperalat orang lain. Kita juga akan sulit meraih cita-
cita yang tinggi. Kebodohan terjadi karena tidak
memiliki pendidikan atau pendidikannya rendah. Di
negara kita ternyata masih banyak orang yang
pendidikannya rendah bahkan tidak pernah sekolah
sama sekali. Masih ada orang yang tidak bisa
membaca atau buta huruf. Hal ini antara lain
disebabkan oleh kemalasan, biaya pendidikan yang
tinggi dan tidak meratanya pendidikan di Indonesia.
2.  Pengangguran
Pengangguran adalah orang dewasa yang tidak bekerja
dan tidak mendapatkan penghasilan.Jumlah
pengangguran semakin banyak karena jumlah lulusan
sekolah lebih banyak dari pada jumlah lapangan
pekerjaan.Selain itu para pengusaha dihadapkan pada
persoalan kenaikan tarif listrik dan harga bahan bakar
minyak yang mahal.Hal itu menyebabkan banyaknya
perusahaan yang tutup dan bangkrut, atau setidaknya
mengurangi jumlah karyawannya.Itulah sebabnya
pengangguran dapat menimbulkan permasalahan sosial
lainnya.Seperti kemiskinan, kejahatan, perjudian,
kelaparan, kurang gizi bahkan meningkatnya angka bunuh
diri.
3.  Kemiskinan
Semakin banyak dan semakin lama orang menganggur
menyebabkan kemiskinan.Orang yang miskin tidak dapat
memenuhi kebutuhan pokoknya seperti pangan, sandang
dan papan. Kemiskinan dapat menyebabkan berbagai
permasalahan sosial yang lain, seperti kejahatan, kelaparan,
putus sekolah, kurang gizi, rentan penyakit dan stress.
Kemiskinan bisa disebabkan oleh dua hal.Yakni dari dalam
diri seseorang (internal) dan faktor dari luar (eksternal).
Faktor internal antara lain karena pendidikan yang rendah,
tidak memiliki keterampilan dan karena sifat malas.
Sedangkan faktor eksternal antara lain disebabkan oleh
kondisi ekonomi negara yang buruk, harga melambung
tinggi dan kurangnya perhatian pemerintah.
4.  Kejahatan
Kejahatan sering disebut sebagai tindak kriminal atau
perbuatan yang melanggar hukum.Pengangguran dan
kemiskinan dapat menyebabkan tindak kejahatan.Jika
tidak dilandasi keimanan dan akal sehat, penganggur
mengambil jalan pintas untuk mengatasi kemiskinannya.
Banyak cara keliru yang dijalani misalnya melakukan judi,
penipuan, pencurian, pencopetan, perampokan hingga
pada pembunuhan. Yang stress dan tidak kuat bisa
kemudian minum-minuman keras atau memakai narkoba.
Namun ternyata kejahatan tidak hanya karena
miskin.Banyak orang yang sebenarnya sudah mapan
hidupnya melakukan kejahatan.
5. Pertikaian
Pertikaian bisa disebabkan karena salah
paham, emosi yang tidak terkendali atau
karena memperebutkan sesuatu.Sesuatu yang
diperebutkan dapat berupa suatu prinsip,
seseorang atau suatu barang.Pertikaian dapat
terjadi di dalam suatu keluarga atau di
masyarakat.Pertikaian yang tidak segera
diselesaikan bisa berakibat fatal.Suatu
pertikaian bahkan dapat menimbulkan korban
jiwa.
6.  Kenakalan remaja
Kebut-kebutan bagi mereka sendiri sangat berbahaya
yakni dapat menimbulkan kecelakaan. Di samping itu juga
mengganggu dan membahayakan orang lain. Kenakalan
remaja dapat berbentuk lain seperti coret-coret dinding di
jalan, minum-minuman keras, berdandan yang tidak
semestinya ataupun menggunakan narkoba. Penyebab
kenakalan remaja antara lain sebagai berikut :
a. Kurangnya perhatian dari orang tua
b. Pengaruh lingkungan pergaulan
c. Kurang mantapnya kepribadian diri
d. Jauh dari kehidupan beragama
SEKIAN & TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai