Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi adalah manusia yang baru lahir dan berumur 0-12 bulan atau

di bawa satu tahun. Masa bayi adalah masa dimana seseorang sangat

membutukan orang tuanya atau orang dewasa. Pada masa-masa ini bayi

masi memiliki kulit yang sangat peka dan sensitif,hal ini di pengaruhi oleh

Kondisi kulit bayi yang relatif lebih tipis sehingga menyebabkan bayi lebih

rentan terhadap infeksi, iritasi dan alergi.

Secara struktural  kulit bayi pada umumnya belum berkembang

dan berfungsi secara optimal. Berbeda dengan kulit orang dewasa, kulit

bayi lebih tipis, halus, dan memiliki kandungan air yang cukup tinggi pada

lapisan dalamnya serta memiliki fungsi perlindungan yang belum

berkembang dengan sempurna sehingga kulit bayi akan lebih peka dan

lebih mudah mengalami masalah. Salah satu masalah kulit yang masih

sering terjadi pada bayi adalah diaper dermatitis. (Maya Devita,Dr;2009)

Diaper dermatitis adalah kelainan peradangan kulit di daerah yang

tertutup popok yang paling sering diderita oleh bayi . Selain itu Diaper

dermatitis adalah masalah kulit pada daerah genital bayi yang ditandai

dengan timbulnya bercak-bercak merah pada Kulit bayi yang masih

1
2

sensitif akibat adanya kontak yang terus menerus dengan lingkungan

yang tidak baik (Dewi,2011)

Penelitian di inggris menemukan 25% dari 12.000 bayi berusia

empat minggu mengalami diaper dermatitis. sedangkan di Negara

Indonesia Insiden diaper dermatitis mencapai 7-35%, yang menimpa bayi

laki-laki dan perempuan berusia dibawah 1 tahun tahun

(kabarbisnis.2010)

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah diaper

dermatitis adalah metode perawatan dengan pemakaian baby oil.

Pemakaian baby oil pada daerah yang tertutup popok dimaksudkan

untuk mencegah amonia yang menempel pada kulit dan untuk

mempermudah mengangkat mekonium.

Baby oil adalah produk minyak untuk bayi yang dibuat dengan

tingkat minyak mineral paling tinggi memiliki efek perawatan yang baik

sehingga sangat aman di gunakan untuk bayi dengan proporsi asam

lemak tak jenuh yang tinggi yang didalamnya mengandung gliserin,

tocopherylacetate, vitamin E, chamomile extract dan salah satu nya

adalah emollients, yaitu zat yang berfungsi melembapkan dan

melembutkan kulit, yang biasanya digunakan untuk mengatasi atau

mencegah masalah kulit bayi kering. Kandungan emollients dalam baby

oil berfungsi untuk mengatasi Diaper dermatitis,serta masalah iritasi kulit

ringan lainnya. (Cumberlandswan,2009)


3

Diaper dermatitis ini juga dapat dicegah dengan cara

membersihkan sebaik mungkin daerah yang tertutup popok setelah bayi

kencing atau buang air besar dengan air bersih, kemudian dikeringkan

sampai ke setiap lipatan kulit bayi. (Pilliteri,2010)

Menurut Corell-Michael pada tahun 2008 dalam penelitiannya

menyatakan bahwa pemakaian baby oil dapat mencegah terjadinya

diaper dermatitis hal ini disebabkan baby oil memiliki efek perawatan yang

baik karena terdapat proporsi asam lemak tak jenu yang

cukup tinggi.baby oil mengandung bahan-bahan diantaranya gliserin,

tocopheylacetate atau vitamin E,chamomile extrad yang berfungsi sebagai

zat anti inflamasi yang dapat digunakan sebagai pencegahan diaper

dermatitis.

Pengetahuan pemakaian popok pada bayi dan anak anak di

Indonesia ternyata masi rendah. Padahal,kesalahan dalam pemakaian

popok bisa menjadi ancaman terhadap bayi. Danpak terburuk dari

penggunaan popok yang salah selain mengganggu kesehata kulit juga

dapat mengganggu perkembangan pertumbuhan bayi. Hal itu diutarakan

oleh Dr.Siti Aisyah, SpKK, seorang pakar kesehatan kulit di

Jakarta,rendahnya pengetahuan pemakaian popok bayi yang benar

memang telah menggejalah di Indonesia,pencegahan ruam popok mesti

segerah dilakukan dengan menghindari pemakaian popok yang basa.

Bayi penderita ruam popok akan mengalami gangguan seperti rewel dan
4

sulit tidur.gejalah ini dapat berkembang menjadi granuloma yang dapat

terinfeksi jamur jika tidak segerah diatasi. Karna itu ibu disarankan

segerah mengganti popok setiap kali bayi ngompol. (2009)

Berdasarkan data awal yang suda di peroleh jumlah bayi yang ada

di kelurahan Batang Kaluku sebanyak 150 orang dan yang mengalami

masalah iritasi kulit berjumlah 70 orang dimana yang paling banyak

menderita adalah usia < 6 bulan sebanyak 40 kasus.

Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul,”Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pemakaian Baby oil

Dengan Kejadian Diaper Dermatiti Di Kelurahan Batangkaluku

Kec.Somba Opu,Kab.Gowa”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka peneliti

dapat merumuskan masalah” Apakah Ada Hubungan Pengetahuan Ibu

Tentang Pemakaian Baby Oil Dengan Kejadian Diaper Dermatitis Di

Kelurahan Batang Kaluku Kec.Somba Opu ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Diketahuinya hubungan pengetahuan ibu tentang pemakaian baby oil

dengan kejadian diaper dermatitis Di Kel.Batang Kaluku Kec.Somba

Opu Kab.Gowa.
5

2. Tujuan khusus

a. Diidentifikasinya pengetahuan ibu tentang pemakaian baby oil

pada bayi di Kelurahan Batang Kaluku Kec. Somba Opu Kab.

Gowa.

b. Diidentifikasinya tentang kejadian diaper dermatitis pada bayi di

Kel.Batang Kaluku Kec.Somba Opu Kab.Gowa

c. Dianalisanya hubungan pengetahuan ibu tentang pemakaian

baby oil dengan kejadian diaper dermatitis Di Kel.Batang Kaluku

Kec.Somba Opu Kab.Gowa

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menerapkan teori fokusnya ilmu kesehatan anak.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang cara Pemakaian

baby oil untuk mencegah terjadinya diaper dermatitis.

b. Bagi institusi

Sebagai bahan masukan dan informasi kepada pihak institusi

STIK FAMIKA Makassar untuk mengetahui diapers dermatitis

dapat dicegah dengan pemakaian bay oil.


6

c. Bagi masyarakat

Sebagai bahan masukan kepada masyarakat guna menambah

pengetahuan dan meningkatkan derajat kesehatan anak.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

1. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalahmerupakan hasil dari tahu dan ini terjadi

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu.

Penginderaan terjadi melalui, panca indera manusia

yakni indera  pengelihatan, pendengaran, penciuman,  rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia di melalui mata dan

telinga.pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

2. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan mempunyai enam tingkatan yaitu

a. Tahu (know)

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari

seluru bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah

diterima.

7
8

b. Memahami (comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan daapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

telah paham terhadap objek atau materi harus dapat 

menjelaskan,  menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan

terhadap objek yang dipelajari .

c. Aplikasi (application)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai

aplikasi atau pengunaan hukum - hukum,  rumus metode,prinsip 

dalam konteks atau situasi lain.

d. Anlisa (analysis)

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek dalam komponen-komponen tetapi masi dalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan  analisis  ini dapat dilihat  dari 

penggunaan kata  kerja seperti dapat menggambarkan,membeda

kan, memisakan, mengelompokan, dll


9

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk

meletakan atau menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu

keseluruhanyang baru,dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi -  formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun,

merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan, dan sebagainya

terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek.penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu criteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.(Soekidjo notoatmojo,2009)

3. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut cahyani dan kamil (2008) ,pengetahuan dipengaruhi oleh

tiga faktor yakni:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian kemampuan di dalam dan dilua sekolah dan

berlangsung seumur hidup.makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.


10

b. Pengalaman/lama kerja

Pengelaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta

pengelaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan

kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi

dari keterpaduan menalar secara ilimiah dan etik yang bertolak

dari masalah nyata dalam bidang keperawatan.

c. Umur

1) Semakin tua semakian bijaksana, semakin banyak banyak

informasi yang dijumpai daan semakin banyak

hal yang dikerjakan sehingga menamba pengetahuan

2) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang

yang suda tua karna mengalami baik fisik dan mental.dapat

diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan

bertambanya usia khususnya pada kemampuan yang lain

seperti kosa kata dan pengetahuan umum.beberapa teori

berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup

cepat seiring berjalannya usia. (soekidjo notoatmojo,2008)


11

B. Tinjauan Umum Diaper Dermatitis

1. Definisi Diaper Dermatitis

Diaper dermatitis adalah iritasi pada kulit bayi di daerah yang

tertutup popok, yaitu sekitar alat kelamin, bokong, serta pangkal paha

bagian dalam, hal ini terjadi jika popok basahnya telat diganti,

popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap keringat, infeksi jamur

atau bakteri atau bahkan eksema. (Hidayat R, 2011)

Diaper dermatitis merupakan gangguan yang lazim ditemukan

pada bayi. Gangguan ini banyak mengenai bayi berumur kurang dari

12 bulan, terutama pada kisaran usia 0-6 bulan. Diaper dermatitis

terjadi karena ada gesekan antara popok dengan kulit bayi. Hal ini

karena kulit bayi masih sangat peka dan sensitif. Jika memakai popok

maka kulitnya otomatis tertutup, akibatnya kulit menjadi lembab.

Kelembaban yang berlebihan inilah yang memicu timbulnya Diaper

dermatitis.

Kulit merupakan salah satu aspek vital yang perlu diperhatikan

dalam higine setiap orang. Kulit sebagai pembungkus yang elastis,

yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan ,maka setiap ada

gangguan dalam kulit dapat menimbulkan berbagai masalah yang

serius dalam kesehatan. Sebagai organ yang berfungsi sebagai

proteksi, kulit memegang peranan penting dalam meminimalkan


12

setiap gangguan dan ancaman yang akan masuk melewati kulit.

(Nafiitha.S, 2013)

2. Etiologi

a. Tidak segera mengganti popok setelah bayi buang air.

Jika tinja bercampur dengan air seni terjadi

pembentukan ammonia (zat dari kotoran bayi) yang menyebabkan

keasaman kulit meningkat sehingga terjadi iritasi pada kulit bayi

atau yang di sebut dengan diaper dermatitis.

b. Penggunaan popok sekali pakai melebihi daya tampung

c. Kebersihan kulit yang tidak terjaga

d. Akibat diare

e. Reaksi kontak terhadap karet,plastic,deterjen.

f. Enzim yang terdapat pada feses (tinja/ kotoran)

g. Pemakaian deterjen dan pelembut pakaian (jika kurang bersih

saat melakukan pembilasan waktu mencuci popok kain)

3. Tanda dan Gejala 

a. Pada tahap dini, ruam tersebut berupa kemerahan di kulit pada

daerah popok yang sifatnya terbatas disertai dengan lembab

berlebihan.

b. Pada derajat sedang, berupa kemerahan dengan atau tanpa

adanya bintil-bintil yang tersusun seperti satelit, kulit lecet-lecet

dan luka. Biasanya disertai rasa nyeri dan tidak nyaman.


13

c. Pada kondisi yang parah ditemukan kulit bintil-bintil dan bernanah

meliputi permukaan kulit yang luas.

d. Bayi atau anak dengan kelainan itu dapat menjadi rewel akibat

adanya rasa nyeri, terutama pada waktu buang air kecil atau

besar.

4. Pencegahan

Sebagai upaya pencegahan agar diaper dermatitis ini tidak

terjadi maka perawatan pada daerah yang tertutup popok penting

dilakukan.

a. Mengganti popok usai BAB atau BAK. Hal ini mencegah lembap

pada kulit. sebaiknya ganti popok 3-4 jam sekali. Janganlah

memakai popok dengan ketat khususnya sepanjang hari terlebih

pada malam hari. Gunakan popok dengan longgar sehingga

bagian yang basah dan terkena tinja tidak menggesek kulit lebih

luas.

b. Bersihkan dengan lembut daerah yang tertutup popok dengan me

nggunakan air bersih atau air mengalir.

c. Ketika membersikan kulit bayi pastikan mengusap dari depan

kebelakang.hal ini akan menjaukan kotoran dari daera kemaluan.

d. Pemakaian baby oil pada daera tertutup popok,digunakan untuk

menjaga agar air seni tidak mudah meresap kedalam kulit.


14

e. Jangan menggunakan bedak pada daerah yang tertutup popok

karna akan mengakibatkan infeksi pada kulit dan memicu

terjadinya diaper dermatitis.

f. Sesekali biarkan daerah bokong bayi terkena udara bebas. Untuk

beberapa saat lamanya (biasanya setelah mandi), biarkan si kecil

tanpa celana.(Darsana,blogspot.2009).

C. Tinjauan Umum Tentang Kulit

1. Anatomi Kulit

a. Epidermis (Kutilkula)

Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit yang memiliki

struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas

beberapa lapisan, antara lain seperti berikut :

1) Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk. Letak

lapisan ini berada paling luar dan merupakan kulit mati.

Jaringan epidermis ini disusun oleh 50 lapisan sel-sel mati, dan

akan mengalami pengelupasan secara perlahan-lahan,

kemudian digantikan dengan sel telur yang baru.

2) Stratum lusidum, yang berfung terhadap kulit dan rambut.

Semakin banyak melanin yang dihasilkan dari sel-sel ini, maka

warna kulit akan menjadi semakin gelap. Jika dikaitkan dengan

hal ini apa yang terjadi pada kulit dari kedua suku tersebut?
15

Selain memberikan warna pada kulit, melanin ini juga berfungsi

untuk melindungi sel-sel kulit dari sinar ultraviolet matahari yang

dapat membahayakan kulit. Walaupun sebenarnya dalam

jumlah yang tepat sinar ultraviolet ini bermanfaat untuk

mengubah lemak tertentu di kulit menjadi vitamin D,tetapi

dalam jumlah yang berlebihan sangat berbahaya bagi

kulit. Kadang-kadang seseorang menghindari sinar matahari di

siang hari yang terik, karena ingin menghindari sinar ultraviolet

ini. Hal ini disebabkan karena ternyata sinar ultraviolet ini dapat

membuat kulit semakin hitam. Berdasarkan riset, sinar

ultraviolet dapat merangsang pembentukan melanosit menjadi

lebih banyak untuk tujuan perlindungan terhadap kulit.

Sedangkan jika kita lihat seseorang mempunyai kulit kuning

langsat, ini disebabkan orang tersebut memiliki pigmen karoten.

3) Stratum granulosum, yang menghasilkan pigmen warna kulit,

yang disebut melamin. Lapisan ini terdiri atas sel-sel hidup dan

terletak pada bagian paling bawah dari jaringan epidermis.

4) Stratum germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup

karena lapisan ini merupakan lapisan yang aktif membelah.

Sel-selnya membelah ke arah luar untuk membentuk sel-sel

kulit teluar. Sel-sel yang baru terbentuk akan mendorong sel-sel

yang ada di atasnya selanjutnya sel ini juga akan didorong dari
16

bawah oleh sel yang lebih baru lagi. Pada saat yang sama sel-

sel lapisan paling luar mengelupas dan gugur.

b. Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada

epidermis, yang terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal

daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis dibentuk oleh

serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas

kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari

protein tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring

dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang sudah

tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di

bawah lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian

berikut.

1) Akar Rambut. Di sekitar akar rambut terdapat otot polos

penegak rambut (Musculus arektor pili), dan ujung saraf indera

perasa nyeri. Udara dingin akan membuat otot-otot ini

berkontraksi dan mengakibatkan rambut akan berdiri. Adanya

saraf-saraf perasa mengakibatkan rasa nyeri apabila rambut

dicabut.

2) Pembuluh Darah. Pembuluh darah banyak terdapat di sekitar

akar rambut. Melalui pembuluh darah ini akar-akar rambut

mendapatkan makanan, sehingga rambut dapat tumbuh.


17

3) Kelenjar Minyak (glandula sebasea). Kelenjar minyak terdapat

di sekitar akar rambut. Adanya kelenjar minyak ini dapat

menjaga agar rambut tidak kering.

4) Kelenjar Keringat (glandula sudorifera). Kelenjar keringat dapat

menghasilkan keringat. Kelenjar keringat berbentuk botol dan

bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh yang banyak

terdapat kelenjar keringat adalah bagian kepala, muka, sekitar

hidung, dan lain-lain. Kelenjar keringat tidak terdapat dalam

kulit tapak tangan dan telapak kaki.

5) serabut Saraf. Pada lapisan dermis memiliki ujung peraba.

Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas,

dingin, nyeri, dan sakit.

2. Jenis-jenis Iritasi Pada Kulit Bayi

Pada bayi struktur kulitnya lebih tipis, ikatan antar selnya lebih

lemah dan lebih halus. Kulit bayi juga memiliki pigmen yang lebih

sedikit, dan tidak mampu mengatur temperatur seperti halnya anak-

anak dengan usia lebih tua atau orang dewasa.

Munculnya kemerahan dan peradangan pada kulit merupakan

salah satu gejala dari reaksi alergi pada tubuh bayi. Berikut ini adalah

beberapa jenis penyakit kulit yang umum dijumpai pada bayi :


18

a. Intertrigo

Intertrigo mengacu pada suatu peradangan pada lipatan

tubuh. Hal ini biasanya terletak di paha bagian dalam, ketiak, dan

bagian bawah payudara atau perut. Lipatan tersebut membuat kulit

tampak merah, gatal dan menyebabkan rasa sakit bila terjadi

gesekan. Umumnya terjadi pada bayi yang gemuk.

b. Biang Keringat 

Biang keringat atau lebih dikenal dengan sebutan miliaria,

biasanya terjadi pada leher, wajah, punggung, atau bokong bayi.

Secara klinis miliari terlihat dengan adanya kulit kemerahan disertai

rasa gatal sehingga bayi rewel, dengan gelembung-gelembung

kecil berair.

c. Seborrhea

Seborrhea adalah suatu peradangan pada kulit bagian atas,

yang menyebabkan timbulnya sisik pada kulit kepala, wajah,

kadang pada bagian tubuh lainnya seperti belakang telinga, leher,

pipi, dan dada. Penyakit ini yang paling sering terjadi pada bayi di

bawah usia 6 bulan. Pada kulit kepala, seborrhea tampak seperti

ketombe, sisik kuning atau berkerak.

d. Eksim 

Eksim dapat muncul di manapun pada tubuh bayi mulai dari

usia 3 sampai 4 bulan, meskipun sangat jarang ditemukan di


19

daerah bekas pemakaian popok. Eksim atau sering disebut

eksema, atau dermatitis adalah peradangan hebat yang

menyebabkan pembentukan lepuh atau gelembung kecil (vesikel)

pada kulit hingga akhirnya pecah dan mengeluarkan cairan.

Kondisi yang lebih parah, penyakit ini juga dapat menyebabkan

kulit berubah menjadi merah, mengeluarkan nanah, dan kerak.

e. Dermatitis Kontak 

Dermatitis kontak adalah inflamasi pada kulit yang terjadi

karena kulit telah terpapar oleh bahan yang mengiritasi atau

menyebabkan reaksi alergi. Dermatitis kontak akan menyebabkan

ruam yang besar, gatal dan rasa terbakar.

f. Candidal diaper dermatitis

yakni ruam popok yang disebabkan oleh infeksi jamur

Candida albicans. Sekitar 40-70% ruam popok yang berlangsung

lebih 3 hari dapat memicu terjadinya kolonisasi jamur kandida.

g. Bacterial diaper dermatitis

Yaitu ruam popok yang disebabkan oleh infeksi kuman

atau  bakteri, terutama  Staphylococcus, Streptococcus  dan Entero

bacteriaceae.Jenis ruam popok karena infeksi

kuman yang kerap dijumpai adalah impetigo dan sesulitis serta

folikulitis.
20

h. Granuloma gluteal infantum

merupakan gangguan kulit pada ruam popok yang jarang

terjadi. Biasanya timbul karena terlalu lama iritasi dan

infeksi mikroorganisme yang tidak diobati (Suryabudhi, 2008).

3. Upaya yang dapat dilakukan jika bayi menderita diaper dermatitis

a. Ganti popok sesering mungkin.

Gantilah popok segera setelah anak BAB atau BAK. Hal ini

mencegah terjadinya lembab pada kulit.

b. Minimalisasikan penggunaan tissue basah untuk membersihkan

area popoknya.gunakan air bersih.

c. Hindari menggesek kulit bayi walau pun dengan handuk lembut.

Sebaiknya tepuk-tepuk pada daera iritasi untuk mengeringkannya.

Biarkan area di udara terbuka sehingga benar-benar kering.

d. Membersikan daerah perianal pada bayi perempuan harus dari

bagian atas ke arah anus, dengan menggunakan kapas basah.

Sedangkan pada bayi laki-laki, dengan menarik kulup perlahan-

lahan sehingga lubang kencingnya tampak, baru kemudian

dibersihkan dengan kapas basah.

e. pemakaian baby oil pada bagian perianal,digunakan untuk

menjaga air seni tidak mudah meresap ke  dalam kulit,pemakaian

baby oil biasanya diberikan segera setelah mengganti popok bayi

atau setelah bayi selesai dimandikan.


21

f. Beri sirkulasi udara untuk area kulitnya yang terkena popok

dengan cara menggunakan popok kain, khususnya pada waktu

tidur.

g. Jangan mengikat atau merekatkan popok terlalu kencang (Irwan,

2008).

D. Tinjauan Umum Tentang Diaper atau Popok

Alergi pada merk popok tertentu juga bisa menjadi penyebab iritasi

pada bayi. Karena ada merk tertentu yang memiliki kualitas bahan yang

memiliki daya serap rendah, Jika iritasi sudah terlanjur terjadi, sebaiknya

dihindari dulu penggunaan popok sekali pakai tersebut hingga kulit bayi

benar-benar sudah sembuh (Irwan, MayoClinic, 2007).

1. Jenis-jenis popok

a. Popok Sekali Pakai

Popok sekali pakai mempunyai lapisan luar dari plastik

untuk menahan agar cairan tidak bocor keluar, lapisan dalam dari

kertas penyerap dan kadang-kadang lapisan dalam dari plastik

atau gel agar cairan tidak berkontak dengan kulit bayi anda.

Popok ini juga dilengkapi perekat atau pengikat, dan beberapa

merek menggunakan benang elastik di sekeliling bagian tungkai

kaki untuk lebih mencegah kebocoran. Sebaiknya siapkan

cadangan popok yang banyak, karena mungkin anda akan


22

membutuhkan tujuh puluh sampai sembilan puluh popok dalam

seminggu bagi bayi baru lahir.

b. Popok Kain

Popok kain biasanya dibuat dari kain kasa atau flanel

katun. Zaman dulu popok kain menggunakan peniti sebagai

pengikatnya, tetapi sekarang, banyak yang telah dilengkapi

“Velcro” dan pelapis luar yang kedap air. Popok kain biasanya

cepat kering dan sangat menyerap, serta dijual dalam keadaan

terlipat. Anda mungkin butuh tiga sampai empat lusin sebagai

persiapan awal. Popok yang tidak dapat dilipat menjadi bentuk

atau ukuran apapun Sehingga popok ini memungkinkan untuk

terus digunakan ketika bayi sudah tumbuh lebih besar.

Berikut ini ada beberapa jenis popok kain, antara lain :

1) Popok-tali

Di sebut juga popok ikat. Ini yang paling awam, semua

sudah tahu pemakaiannya dengan mengikatkan kedua utas

tali mengelilingi pinggang bayi (menahan agar popoknya tidak

terlepas). Biasanya dibuat dari kain katun atau bahan kaus

Cocok dipakaikan pada bayi baru lahir yang masih sering

pipis-poop dan belum banyak aktif bergerak.


23

2) Flat-Diaper

Di kenal juga sebagai popok kain persegi yang lebar

dengan Daya serapnya bagus

3) Diaper Cover

Diaper cover adalah popok penutup ekstra yang dipakai

diluar flat diaper atau popok tali atau prefolds. Bentuk diaper-

cover menyerupai celana semi-popok dengan perekat velcro,

kancing jepret (snaps) atau waistband karet. Umumnya dibuat

dari bahan yang menolak-air seperti PUL atau kain wool.

Karena bersifat menolak-air, diaper-cover cukup diganti setiap

dua-tiga kali pemakaian popok kai

4) One-Size Pocket Diaper

Berupa popok dengan kantung (pocket) di bagian

belakang/tengah untuk diisi sumpalan kain penyerap ompol.

Disebut one-size karena popok ini memiliki setting kancing

dan lipatan yang bisa diatur sedemikian rupa sehingga

rentang waktu pemakaian popok ini relatif lebih lama (dipakai

dari baru lahir sampai saat anak lulus toilet training.

5) Insert

Insert adalah lembaran kain penyerap ompol yang

dimasukkan (inserted) kedalam kantong pocket-diaper. Dibuat

dari bahan-bahan berdaya serap tinggi seperti katun,


24

microfiber, terry (sejenis handuk), bamboo-fibre, atau hemp

(ini yang dayaserapnya paling bagus).

6) Fitted-diaper 

Popok yang sudah dibuat dengan pola, bentuk dan size

yang pas (fitted) dan ukurannya dibuat berbeda untuk setiap

rentang usia bayi (petite-newborn, infant, toddler).

7) All-in-One Diaper (AIO diaper)

Berupa popok kain yang lapisan luar (cover) dan

lapisan-penyerap-ompol didalamnya sudah dijahit menyatu,

sehingga lebih praktis saat digunakan. Tidak perlu

memasukkan sumpalan inserts, origami-melipat-popok,

pasang peniti disana-sini, ataupun bolak-balik memasangkan

diaper-cover, tinggal gunakan saja.

c. Celana tahan air

Celana ini mempunyai benang elastik disekeliling

pinggang dan kaki untuk mencegah kebocoran. Celana ini tidak

memungkinkan peredaran udara maupun pengeringan; karenanya

kadang–kadang menimbulkan ruam popok atau alergi kulit .


25

E. Tinjauan Umum Tentang Baby Oil

1. Definisi baby oil

Baby oil adalah produk minyak untuk bayi yang dibuat dengan

tingkat minyak mineral paling tinggi yang berfungsi melembapkan dan

melembutkan kulit, yang biasanya digunakan untuk mengatasi atau

mencegah masalah kulit bayi yang kering. (Cumberlandswan,2008)

2. Komposisi baby oil

Produk perawatan kulit mengambil suatu peran kunci untuk

meningkatkan kesehatan selain makanan, pakaian dan alat, sehingga

perlu dipilih yang tepat dan disesuaikan dengan kondisi kulit bayi.

Baby oil yang dianggap memiliki efek perawatan yang baik adalah

minyak dengan proporsi asam lemak tak jenuh yang tinggi

didalamnya mengandung gliserin, tocopherylacetate, vitamin E,

chamomile extract dan salah satu nya adalah emollients, yaitu zat

yang berfungsi melembapkan dan melembutkan kulit, yang biasanya

digunakan untuk mengatasi atau mencegah masalah kulit bayi kering.

Kandungan emollients biasanya juga berfungsi untuk mengatasi

Diaper dermatitis, serta masalah iritasi kulit ringan lainnya

(Cumberlandswan, 2009).

Glyserol/Glyserin, merupakan agen osmotik dengan

pengeluaran minyak dan pelembab serta mempunyai rentang yang

luas dalam penggunaan kefarmasian. Ini sering dimasukkan dalam


26

persiapan pengobatan setempat dalam bentuk cream, lotion sebagai

penghasil minyak dan untuk pelembab yang diabsorbsi. Reaksi

hygroscopic menambah atau mempertinggi kelembapan.

Chamomile extract digunakan pada pemakaian luar pada

inflamasi tahap awal dan salep/oil yang berisi chamomile digunakan

untuk pencegahan dan pengobatan diaper dermatitis. Berisi tidak

kurang dari 0,7 % minyak essensial.

Tocopherilacetat adalah zat yang menyusun vitamin E, dapat

melindungi lemak jenuh terhadap pengoksidan vitamin E.

Didistribusikan ke seluruh jaringan dan diserap di jaringan adiposa.

Vitamin E vitamin yang larut dalam lemak diindikasikan mencegah

asam lemak tak jenuh yang bereaksi terhadap radikal bebas yang

menyebabkan kerusakan oksidatif pada sel membran tanpa

pembentukan radikal bebas lain, sehingga mencegah terbentuknya

lipoperoxidase yang dapat merusak kulit. Tocopherylacetat dan

vitamin E dapat langsung diserap oleh kulit. (Kathleen P, 2008)

3. Manfaat baby oil untuk bayi antara lain:

a. Menjaga kelembaban kulit bayi. Baby oil dapat dioleskan secara

langsung sambil dipijat lembut pada kulit bayi yang kering.

b. Baby oil juga dapat diteteskan kedalam air mandi bayi agar kulit

bayi senantiasa halus dan lembut, karena pemakaian sabun mandi

yang berlebihan juga bisa menyebabkan kulit bayi menjadi kering.


27

c. Untuk membersihkan bagian tubuh bayi seperti daun telinga,

pusar, lipatan-lipatan kulit bayi seperti lipatan leher, siku, dan paha

untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit bayi.

d. Untuk mengatasi masalah pada kulit kepala bayi, tidak hanya

menggunakan shampoo bayi. Pada umumnya bayi yang baru lahir

sering terjadi pembentukan kerak di kepala bayi, kerak ini seperti

serpihan kulit kering persis seperti ketombe, dan ini harus rajin

dibersihkan jika dibiarkan akan semakin tebal dan akan semakin

sulit untuk dihilangkan. Cara membersihkannya adalah dengan

membersihkan kepala bayi menggunakan air hangat, setelah

bersih  oleskan babyoil secara perlahan pada kepala bayi diamkan

selama 10-15 menit kemudian pijat lembut kulit kepala bayi jangan

sampai menimbulkan luka, jika menimbulkan luka malah bisa

menyebabkan terjadinya infeksi. Setelah itu segera bersihkan kulit

kepala bayi dengan air bersih dan keringkan dengan handuk yang

lembut.

e. Baby oil juga bisa digunakan pada saat memijat bayi.

Oleskan baby oil secara lembut pada kulit bayi sebelum dilakukan

pemijatan, agar tidak menimbulkan iritasi pada kulit bayi.


28

BAB III

KERANGKA KERJA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Baby oil adalah produk minyak untuk bayi yang dibuat dengan

tingkat minyak mineral paling tinggi yang berfungsi melembutkan kulit

yang biasanya digunakan untuk mengatasi atau mencegah masalah kulit

bayi yang kering dan mencegah timbulnya ruam atau diaper dermatitis.

Diaper dermatitis adalah iritasi pada kulit bayi sekitar bokong

serta pangkal paha bagian dalam hal ini terjadi jika popok basahnya

telat diganti, popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap keringat, infeksi

jamur atau bakteri atau bahkan eksema.

Berdasarkan pemikiran yang telah di uraikan diatas, maka peneliti

dapat menarik kesimpulan bahwa :

Kejadian diaper dermatitis


Pengetahuan ibu tentang
pemakaian baby oil

Keterangan:

: Variabel independen

: Variabel dependen

: Penghubung antar variabel

28
29

B. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

1. Klasifikasi Variabel Penelitian

a. Variabel independen : Pengetahuan ibu tentang pemakaian

Baby oil

b. Variabel dependen : kejadian diaper dermatitis

2. Definisi Operasional

a. Pengetahuan tentang pemakaian baby oil adalah segala sesuatu

yang diketahui ibu tentang pemakaian baby oil.

kriteria objektif

Baik : Jika responden menjawab dengan total skor >4

Kurang : Jika responden menjawab dengan total skor ≤4

b. Kejadian diaper dermatitis adalah gejala yang timbul pada daerah

perianal bayi dengan tanda-tanda lembab berlebihan, kulit

kemerahan, lecet, luka, bintil dan bernanah.

Kriteria objektif :

Diaper dermatitis : jika terdapat salah satu tanda dan gejala dari

diaper dermatitis.

Tidak diaper dermatitis : jika tidak ada gejala diaper dermatitis

C. Hipotesis Penelitian

Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang pemakaian baby oil

dengan kejadian diaper dermatitis Di Kel.Batang Kaluku Kec.Somba Opu

Kab.Gowa.
30

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan  dalam penelitian ini adalah anali

tik  dengan  pendekatan  cross  sectional study  yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang

pemakaian baby oil dengan kejadian diaper dermatitis Di Kel.Batang

Kaluku Kec.Somba Opu Kab.Gowa

B. Populasi danSampel

1. Populasi

Populasi  dalam  penelitian  ini adalah semua ibu yang di Kec.

Somba Opu Kab. Gowa

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik probability

sampling dengan cara cluster sampling yaitu di Kelurahan Batang

Kaluku. Sampel adalah ibu yang mempunyai bayi usia 0-1 tahun

sebanyak 45 responden berdasarkan daerah dari populasi yang telah

di tetapkan.

30
31

Kriteria inklusi :

a. Ibu yang mempunyai bayi Usia 0-1 tahun

b. Ibu yang bersedia menjadi responden

c. Ibu yang berada ditempat saat penelitian

d. Ibu yang bisa baca tulis

Kriteria Eksklusi :

a. Ibu yang mempunyai bayi dengan penyakit kulit lainnya

b. Ibu yang menolak bersedia menjadi responden

c. Ibu yang tidak berada ditempat saat penelitian

d. Ibu yang tidak bisa baca tulis

C. Pengumpulan Data

1. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini akuesioner dan

observasi,menggunakan skala guttman.untuk variabel independen

yaitu pengetahuan tentang pemakaian baby oil menggunakan lembar

kuesioner yaitu daftar pernyataan dengan jumlah pernyataan

sebanyak 8 item pernyataan,untuk jawaban ”ya” diberi skor 1 dan

jawaban ”tidak” diberi skor 0. Dengan kriteria objektif ”baik” jika

jawaban responden >4 ”kurang” jika jawaban responden ≤4

Sedangkan untuk variabel dependen yaitu kejadian diaper

dermatitis peneliti menggunakan lembar observasi dengan kriteria


32

objektif ” diaper dermatitis” jika terdapat sala satu tanda dan gejala

diaper dermatitis dan ”tidak diaper dermatitis” jika tidak ada tanda dan

gejalah diaper dermatitis

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Tempat penelitian

Penelitian telah dilakukan dilakukan di Kelurahan Batang Kaluku

Kec. Somba Opu Kab.Gowa.

b. Waktu penelitian

Penelitian telah dilakukan pada tanggal 30 Maret - 30 April 2015.

3. Prosedur pengumpulan Data

Untuk    mendapatkan  data  yang   dibutuhkan  dalam   penelitian men

ggunakan data primer dan data sekunder.

Data akan dikumpulkan dengan prosedur sebagai berikut :

a. Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian dari institusi yaitu

STIK FAMIKA MAKASSAR kepada kepalah lurah di Kel.Batang

Kaluku Kec.Somba Opu.

b. Peneliti mengadakan  pendekatan dengan calon responden,

kemudian member penjelasan tentang penelitian ini dan  jika

calon  responden  setuju  menjadi respon maka  peneliti akan mem

persilahkan menandatangani lembar  persetujuan.
33

c. Setelah  responden  menandatangani   lembar    persetujuan kemu

dian kuestioner di bagikan  kepada  respon  dan  dipersilahkan  unt

uk  mengisi atau menjawab lembar kuestioner.

d. Lembar  kuesioner berupa peryataan,  di jawab dan dikumpul 

pada waktu itu juga.

4. Pengolahan Data dan  Analisa Data

a. Pengolahan data

1) Editing

Proses  editing  dilakukan  setelah  data  terkumpul  dan di

lakukan  dengan memeriksa kelengkapan data,memeriksakesin

ambungan data dan keragaman data.

2) Koding

Dilakukan untuk memudahkan dalam mengelola data, semua

jawaban atau data perlu disederhanakan yaitu dengan simbo-

simbol tertentu, untuk setiap jawaban (pengkodean).

Pengkodean dilakukan dengan member nomor halaman,daftar

pernyataan,nomor variabel,nama variabel dan kode.

3) Tabulasi data

Data dimasukan ke dalam table sesuai dengan tujuan

penelitian peneliti
34

b. Analisis Data

1) Analisa univariat

Analisa unuvariat dilakukan terhadap setiap variable dari hasil

penelitian. Analisa ini akan menghasilkan distribusi dan

presentase dari tiap variable yang diteliti.

2) Analisa bivariaat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel

independen dan dependen dengan menggunakan uji statistic

dengan tingkat kemaknaan α =0,05 dengan menggunakan

rumus chi-square.

Rumus :

2( O−E) 2
x =Σ
E

Keterangan:

X2 = Chi-square

0 = Nilai observsi

E = Nilai yang diharapkan

Σ = Jumlah data

Dalam penelitian ini menggunakan daftar kontingensi

berukuran 2 x 2 (fourfold table), sehingga rumus diatas perlu

adanya koreksi, yaitu dengan menggunakan Koreksi Yates :


35

[ ]
2
1
n |ad−bc|− n
2
X2 = ( a+b ) ( a+ c ) ( b+ d ) ( c +d )

Hasil pengamatan dapat dicantumkan dalam daftar kontingensi

2 x 2 seperti dibawah ini:

Variabel Dependen
Tidak Diaper Diaper Jumlah
Dermatitis Dermatitis
Independen

Baik a b a+b
Variabel

Kurang c d c+d
Jumlah a+c b+d n
Dimana n = Total Sampel (a + b + c + d)
Penilaian :

a) Apabila X² hitung > dari X² tabel, H0 ditolak atau Ha

diterima, artinya ada hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen.

b) Apabila X² hitung < dari X² tabel, H0 diterima atau Ha

ditolak, artinya tidak ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

D. Etika penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya

rekomendasi dari institusi dengan mengajukan permohonan izin kepada

instansi tempat penelitian, setelah mendapat perseetujuan barulah

dilakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi:


36

1. Informed concent (lembar persetujuan)

Lembar persetujuan ini di berikan kepada responden yang akan diteliti

yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan

manfaat penelitian jika responden menolak maka peneliti tidak

memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden.

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama

responden tetapi lembaran tersebut diberikan kode.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi di jamin oleh peneliti,hanya kelompok data

tertentu akan di laporkan sebagai hasil peneliti.

Anda mungkin juga menyukai