PENDAHULUAN
kulit pada bayi atau anak kecil, umumnya menyerang pada umur kurang dari dua
tahun, dan insiden tertinggi terjadi pada saat bayi mencapai 9-12 bulan. Meskipun
memperparah DD, termasuk pH kulit, urin, dan feses. Selain itu, faktor yang
DD. Peningkatan hidrasi kulit berkembang dalam daerah yang ditutupi popok
gesekan dari popok, yang akan merusak fungsi barier kulit normal. 3
1
Kemampuan kulit sebagai barier untuk melindungi dan berfungsi sebagai
luka kulit atau penyakit dapat mengakibatkan gangguan dari fungsi barier. Kulit
bayi menyerap lebih banyak air, dan kehilangan lebih cepat daripada orang
dewasa. Sebaiknya penggantian popok setiap 3-4 jam, pada bayi. Pada dekade
terakhir ini, dermatitis diaper menurun sejalan dengan pemakaian popok super
absorben yang dapat secara cepat menyerap cairan dan mempertahankan pH kulit
dan balita pernah mengalami ruam popok. DD juga menduduki posisi teratas dari
jumlah penyakit kulit pada bayi yang banyak ditangani rumah sakit sejak tahun
2005-2009. Fakta tersebut membuka mata kita bahwa kulit bayi memerlukan
perhatian ekstra karena fungsi kulit yang belum sempurna. Kejadian DD menurut
usia dan onset sangat bervariasi di seluruh dunia, terkait dengan perbedaan dalam
penggunaan popok, toilet training, dan kebersihan. Pada saat ini, para orang tua
sudah dapat mengobati ruam merah akibat popok secara kovservatif di rumah,
sehingga prevalensi yang tepat tidak dapat diketahui, tetapi diperkirakan bahwa
Menurut CH Li, ZH Zue, dan YH Dai, bahwa terdapat 43,8% bayi terkena
menurun secara signifikan dengan makanan padat ( telur ), lokasi tempat tinggal,
2
dan frekuensi penggantian popok ( >6 ganti/hari). Diare merupakan faktor resiko
rendah. Penelitian suatu populasi besar di Inggris 25% anak terkena DD.
Penelitian lain menyatakan bahwa 52% bayi dari prematur hingga anak di atas dua
tahun dapat terkena hal yang sama. Dermatitis diaper dapat menyebabkan
ketidanyamanan dari bayi dan kecemasan bagi orang tua serta dapat
mempengaruhi kesehatan. 6
Pada saat ini, orang tua lebih banyak menggunakan popok sekali pakai.
dermatitis diaper. Dengan adanya peningkatan kejadian DD, para orang tua kini
semakin menyadari bahwa menjaga kulit anak sama pentignya dengan menjaga
kesehatan anak, dengan diperlukannya perawatan sejak dini. Masih ada orang tua
was-was memakaikan bayinya popok sekali atau diapers. Sehingga, orang tua juga
pada bayi mereka yaitu dengan menemukan kulit yang ditutupi popok terlihat
ruam merah dan kotor. Penyembuhan yang lambat akan membuat peradangan
menjadi lebih parah. Pada daerah terkena ruam akan mengeluarkan darah
mengental, sehingga bayi akan menjerit dan menangis. Para orang tua, khususnya
para ibu akan merasa frustasi karena tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk
3
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
Kassi-Kassi.
4
5) Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang manifestasi klinis dermatitis
1) Bagi Penulis
Sebagai sarana bagi penulis untuk menerapkan ilmu dan teori yang telah
2) Bagi Puskesmas
3) Bagi Masyarakat
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian
Pengetahuan adalah hasil “tahu”. Hal ini dapat terjadi setelah orang
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
proses, meliputi :
1) Tahu (knowledge)
kembali dengan sesuatu yang spesifik atau seluruh bagian seperti menyebutkan,
2) Memahami (comprehension)
6
3) Aplikasi/penerapan (application)
yang telah diketahui dalam kondisi yang sebnarnya seperti penggunaan hukum-
4) Analisis (analysis)
dalam komponen-komponen yang lebih kecil, tetapi masih dalam suatu struktur
organisasi dan masih terkait satu sama lain, seperti menggambarkan, memisahkan,
5) Sintesis (synthesis)
yang lebih kecil menjadi suatu bentuk yang lebih besar atau keseluruhan yang
6) Evaluasi (evaluation).
suatu objek atau suatu materi berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ada.
1) Informasi
informasi dengan melalui penyuluhan, media elektronik, majalan surat kabar, dan
7
2) Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu hal atau suatu keadaan yang pernah dialami
nonformal.
3) Pendidikan
pendidikan seseorang, maka makin mudah untuk menerima suatu informasi dan
Kebiasaan baik ataupun buruk dan suatu tradisi yang dilakukan tanpa
Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk
5) Usia
Usia dapat mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambahnya usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan daya
pikirnya. Pada usia madya, seseorang akan lebih berperan aktif dalam masyarakat
dan kehidupan sosial, serta lebih banyak melakuakan persiapan demi suksenya
upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, dan akan lebih banyak mengguanakan
8
6) Cara Pengukuran dan Pengetahuan
2.2.2 Pengertian
Dermatitis diaper adalah jenis umum dermatitis antara bayi dan anak-anak
yang memakai popok. Ini mengacu pada inflamasi akut kulit yang terjadi di
wilayah yang dicakup oleh popok dan disebabkan oleh efek langsung memakai
popok atau sebagai akibat dari peningkatan pH kulit, kekurangan seng, terlalu
lama terkena uap air, dan iritan seperti urin dan feses. Kombinasi faktor-faktor ini
menyebabkan overhidrasi dari stratum korneum serta kimia dan abrasi mekanis,
yang membuat stratum korneum lebih rentan terhadap trauma dan gesekan
terjadinya DD antara 6 dan 12 bulan serta dapat berlanjut meskipun popok tidak
lagi digunakan oleh anak-anak. Karena beberapa efek samping negatif seperti
2.2.3 Etiologi
Bila tidak segera diganti, popok yang basah akan membuat kulit bayi
9
sehingga dapat meningkatkan pH pada permukaan bayi yang dapat berakibat kulit
akan lebih mudah dan sering diserang oleh kuman dan jamur. 14
Gesekan dan iritasi menjadi dua factor yang penting sebagai penyebab
utama maupun sebagai faktor pencetus. Pada daerah yang ditutupi popok dan
sering basah ditambah dengan gesekan berulang pada pergerakan badan bayi akan
menambah pula frekuensi kontak antar kulit. Dermatitis ini biasa diakibatkan
2.2.3.3 Infeksi
1) Infeksi jamur
Candida Albicans adalah penyebab umum dari dermatitis popok yang tidak
sembuh dan memerlu obat khusus untuk perawatannya. Jika bayi tidak mendapat
2) Infeksi Bakteri
2.2.4 Patogenesis
popok dan tidak harus bingung dengan penyakit lain yang diperburuk oleh popok
atau terjadi pada distribusi yang sama. Faktor yang berkontribusi terhadap
terciptanya lingkungan menjadi hangat dan lembab sehingga membuat kulit bayi
10
lebih rentan terhadap kerusakan dan lebih permeabel terhadap bahan kimia dan
enzim. 16
dapat memperburuk DD. Tinja enzim protease dan lipase dapat menyebabkan
iritasi langsung pada kulit dan dapat meningkat pada situasi alkaline. Akhirnya,
diaper. Iritan DD biasanya memberi gejala klinik bercak kemerahan, lembab, dan
kadang bersisik pada daerah bokong dan genetalia yang lebih menonjol. Kelainan
ini, dapat tidak bergejala sampai menimbulka rasa perih pada kelainan yang luas.
Pada DD Candida, ditandai dengan bercak kemerahan yang lebih terang dan
bercak keputihan pada mukosa mulut. Hal ini biasanya dipicu oleh diare dan dapat
banyak dijumpai dan dapat terkena di segala usia. Gambaran klinis dapat terlihat
pada daerah popok yang cembung dan berkontak erat dengan popok, berupa ruam
merah yang basah, eritematous, kadang-kadang dijumpai skuama dan erosi. Selain
itu, terdapat dermatitis diaper kandida yang merupakan dermatitis popok kedua
11
yang paling banyak dijumpai. Lesi berupa plak eritema, berskuama, berbatas tegas
dan disertai lesi satelit. Kadang-kadang disertai dengan oral trush. 15,18
2.2.6 Penatalaksanaan
digunakan, dapat ditoleransi pasien, kadang lebih murah, dan hasilnya lebih
dan anak kecil sebaiknya diberikan kortikosteroid potensi rendah, kecuali bila
lesiny dapat diberikan potensi lebih kuat dalam jangka waktu pendek, kemudian
diturunkan potensinya. 19
Dermatitis popok pada tingkat sedang hingga berat biasanya memerlukan terapi
penggantian popok juga harus selalu diperhatikan agak daerah popok tetap kering
dan tidak memperparah penyakit. Pembersihan daerah popok akibat feses harus
dengan hati-hati agar tidak terjadi kerusakan pertahan kulit akibat gesekan. 15,17
12
2.2.6.1 Non medikamentosa
1) Air
2) Barrier Ointment
Barrier ointment dapat dioleskan setiap kali popok diganti, seperti seng
Daerah popok dibersihkan dengan kapar dan air hangat ataupun minyak
mineral dengan sangat hati-hati agar dapat menghindari terjadinya friksi. Bila
dijumpai oral trush, dapat diberikan anti-kandida dan nistatin oral. 15,18
4) Diaper (popok)
mungkin bila telah kotor agar daerah popok tetap bersih. 15,21
5) Edukasi
misalnya tentang pemakaian toilet training pada bayi, agar bayi tidak
2.2.6.2 Medikamentosa
1) Kortikosteroid topikal
13
2) Anti-fungal
Anti jamur yang dapat digunakan berupa nistamin atau imidazol terbukti
aman dan efektif aman untuk pnegobatan. Klotrimazol dan Mikonazol juga dapat
digunakan. 18
3) Anti-bakterial
2.2.6 Pencegahan 15
popok atau perawatan minyak setiap 2 jam dan lebih sering pada bayi yang
air serta mencuci pakean dengan bersih dan dertenjen yang lembut
14
2.3 Kerangka Teori
Proses pengetahuan :
1.Tahu
2.Memahami
3.Aplikasi
4.Analisis
Dermatitis Diaper :
5.Sintesis
1.Pengertian
2.Etiologi
Pengetahuan 3.Patogenesis
4.Manifestasi klinik
1.Informasi
2.Pengalaman
3.Pendidikan
4.Sosial ekonomi
5.Usia
15
2.4 Kerangka Konsep
Pengertian
Baik
Etiologi
Gambaran pengetahuan Cukup
Patogenesis ibu tentang dermatitis
diaper pada bayi
Manifestasi Kurang
klinik
Penanganan
awal
Pencegahan
Keterangan :
dermatitis diaper.
16
c. Digunakan kuisioner untuk mengetahui sejauh manakah tingkat
“score 1” bagi jawapan benar dan “score 0” bagi jawapan yang salah.
adalah :
17
BAB 3
METODE PENELITIAN
Penelitian ini rencana dilaksanakan selama dua bulan yakni mulai bulan
April hingga bulan Mei 2014 bertempat di wilayah kerja Puskesmas Kassi-Kassi.
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi di
18
3.3.2 Sampel
𝑁
n=
1+𝑁(𝑑)²
keterangan :
n = besar sampel
100
n = 1+100(0,0025)
n = 80
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berkisar 80 orang sampel, ibu-
teknik consecutive sampling dimana ibu-ibu yang memenuhi kriteria inklusi yang
kriteria ekslusi. Kriteria inklusi berupa ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
19
anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Sedangkan kriteria ekslusi
berupa ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel.
1) Ibu-ibu yang sudah memilki bayi umur 0-12 bulan yang berada
Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung dari
subject penelitian. Data primer yang dikumpulkan adalah data dari karateristik
responden dan data mengenai pengetahuan ibu tentang dermatitis diaper pada
bayi. Data karateristik responden meliputi identitas ibu dan bayi tersebut.
20
Sedangkan data sekunder merupakan data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian, melinkan berupa catatan, transkrip, buku, dan surat kabar.
Penelitian dilakukan pada bulan April hingga Mei 2014 dengan mencari
jawabannya yaitu benar dan salah sehingga responden tinggal memilih jawaban
tersebut sesuai denga keyakinannya. Jawaban benar dengan pernyataan positif dan
dengan pertanyaan positif dan jawaban benar dengan pertanyaan negatif akan
mendapatkan nilai 0.
dengan menggunakan Microsoft Word 2007 dan Microsoft Excel 2007. Dalam
penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis univariat yaitu
distribusi dan persentase dari tiap variable dan menggunakan data kuatitatif
berupa score hasil pengisian kuisioner. Data ini akan diubah menjadi data
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Verlag, 2006.
News, 2005.
23
10. Notoadmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
11. Friedlander S.F, Eichenfield L.F, Leyden J, Shu J, and M. Spellman M.C.
2004;20:645–9.
13. Adam R. Skin care of the diaper area. Pediatr Dermatol 2008;25: 427–433.
14. Juniriana, Rita. 2007. Penyakit Balita dan Anak. PT Sunda Kelapa Pustaka,
15. Birol A. Diaper dermatitis In: Dermatoloji. Eds. Tüzün Y, Gürer MA,
2008;234-6.
17. Silmiaty, I. 2012. Dermatitis Popok. Diakses pada tanggal 10 April 2012.
http://mitrakeluarga.com//.
24
20. Leyung DYM, Eichhenfield LF, Boguniewicz. Atopic dermatitis. Dalam:
Freedberg IM, Elsen AZ, Wolf K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI (ed).
21. Tanjung, C. 2012. Dermatitis Popok. Diakses pada tanggal 23 April 2012.
http://ocw.usu.ac.id//.
25