Disusun oleh:
Nama : Dewi Herawati
NPM : H522100
Mengetahui,
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI R USIA 8 MINGGU DENGAN DIAPER RUSH
DI PMB DEWI HERAWATI TAHUN 2023
1. Pendahuluan
Kebersihan merupakan hal sangat penting yang harus diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, terutama apabila mempunyai bayi maka kita juga
harus ekstra dalam melindungi bayi kita, karena bayi mempunyai kulit yang
sangat sensitif. Kesehatan bayi sangat dipengaruhi oleh kebersihan (Ertiana,
2021).
Pemakaian popok disposibel saat ini merupakan pilihan perawatan bayi
yang banyak digunakan oleh ibu yang mempuyai bayi dan balita, karena
praktis, efektif dan higienis asalkan pemakaiannya sesuai cara pemakaian.
Popok disposibel dapat menampung urine dan feses sehingga tidak menyebar
saat buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB). Namun jika cara
pemakaian popok disposibel tidak sesuai aturan dan perawatannya salah maka
kulit bayi dan balita tidak siap untuk beradaptasi dengan keadaan yang dapat
timbul akibat kontak lama dengan urine dan feses yang disebabkan oleh
pemakaian popok sehingga menyebabkan ruam popok (Susanti, 2020).
Ruam popok (Diaper Rash) dapat dianggap sebagai salah satu jenis
dermatitis kontak iritasi. Sebagai reaksi terhadap kelembaban yang berlebihan
pada kulit, gesekan, maserasi dan kontak lama dengan urine dan tinja, sabun
popok yang tertahan dan sediaan topikal, kulit pada daerah popok dapat
menjadi eritema dan berskuama, sering kali dengan lesi populo vesikel dan
bula, fisula dan erosi (Susanti, 2020).
Ruam popok terjadi dikarenakan kurangnya perawatan personal hygiene
yang benar pada bayi seperti terlambat mengganti popok, terutama ketika
bayi buang air besar karena tinja bayi bersifat asam daripada air seni bayi.
Bakteri dan amonia pada tinja serta air seni bayi dapat menghasilkan zat yang
bisa membuat iritasi kulit, ruam popok juga disebabkan karena kualitas popok
1
tidak baik atau terlalu kecil. Ruam popok yang tidak segera diatasi segera bisa
menyebabkan kondisi yang semakin parah seperti bintik-bintik kecil yang
2
3
melepuh dan pecah, jika sudah pecah bayi akan rentan terkena infeksi
(Sitompul, 2014).
Insiden diaper dermatitis di Indonesia angkanya mencapai 7-35% yang
dialami oleh bayi laki-laki dan perempuan dengan usia <3 tahun dengan
prevalensi terbanyak dialami oleh bayi berusia 9-12 bulan (Ramba, 2015).
Upaya untuk mencegah dan menanggulangi ruam popok dengan segera
membersihkan dan mengeringkan jika bayi BAB atau BAK, membersihkan
kulit secara keseluruhan, dan memelihara kebersihan pakaian dan alat-alatnya
(Dwienda, 2014). Ganti popok 6 sampai 9 kali dalam kurun waktu 24 jam,
jangan gunakan tisu basah atau pembersih apapun yang mengandung alkohol
dan parfum ketika membersihkan daerah popok, sebaiknya gunakan saja air
hangat dan kapas atau handuk untuk membersihkannya (Sitompul, 2014).
terhadap
8
d) Lansia
Kulit lansia menjadi lebih tipis, kering, tidak elastis, dan
keriput. Kulit normal memiliki karakteristik berupa kulit
halus dan kering, kulit utuh tidak abrasi, terasa hangat
saat dipalpasi, perubahan yang terlokasasi dalam tekstur
dapat dipalpasi pada permukaan kulit, kulit lembut dan
fleksibel. Ada turgor yang baik. Warna kulit beragam dari
bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain dengan rentang
coklat tua ke merah muda ke merah muda yang terang.
4) Masalah pada Kulit
a) Kulit kering : disebabkan kurang cairam. Lebih terlihat
pada kulit tangan, lengan, kaki dan wajah
b) Jerawat : inflamatori, erupsi, kulit papulopostular.
Terlihat pada wajah, punggung, leher dan
bahu. Skarpermanen dapat terjadi jika
ditusuk atau ditekan.
c) Hirsutisme : pertumbuhan rambut badan dan muka yang
berlebih terutama ada wanita
d) Ruam Kulit : terjadi karena paparan matahari berlebih,
(eritema) pelembab atau reaksi alergi.
e) Dermatitis kontak: inflamasi kulit ditandai dengan letusan
eritema, pruritus, nyeri dan lesi bersisik.
f) Abrasi : lapisan epidermis yang hancur atau
terpotong sehingga terjadi perdarahan lokal
dan mengeluarkan cairan serosa (Saryono,
2010).
b. Perawatan diri pada kuku dan kaki
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek
penting dalam mempertahankan perawatan diri karena
berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku.
Dengan demikian kuku seharusnya tetap dalam keadaan
14
kulit di sekitar area popok seperti paha dan pantat pada bayi, yang
19
3.4 Pencegahan
Pencegahan diaper rash:
a. Jagalah daerah popok agar tetap bersih dan kering. Ganti popok 6
sampai 9 kali dalam kurun waktu 24 jam
b. Jangan gunakan tisu basah atau pembersih apapun yang
mengandung alkohol dan parfum ketika membersihkan daerah
popok. Sebab, alkohol membuat kulit bayi menjadi kering dan
parfum memungkinkan terjadi alergi pada kulit bayi yang sensitif
c. Sedangkan kulit bayi yang kering dan sensitif akan mempermudah
terjadinya iritasi. Sebaiknya gunakan saja air hangat dan kapas atau
handuk untuk membersihkannya
d. Jangan menggosok kulit bayi ketika membersihkannya dengan air.
Lakukanlah gerakan menepuk untuk menghindari gesekan yang
dapat menimbulkan iritasi. Begitu juga ketika mengeringkannya,
gunakan lagi gerakan menepuk
e. Hindari produk orang dewasa untuk membersihkan daerah popok.
22
3.5 Penatalaksanaan
Penanganan Diaper rash yaitu:
a. Rajin mengganti popok atau diaper sangat disarankan, terutama
segera ganti popok bayi ketika basah dan bayi selesai buang air
besar. Berikan krim anti ruam popok yang mengandung zinc atau
gunakan baby oil untuk melindungi air seni tidak mudah meresap
kedalam kulit. Bagian yang biasa tertutup oleh popok sebaiknya
diangin-anginkan agar kulit cukup kering atau tidak terlalu lembab.
b. Mengganti merek diapernya dengan yang memiliki kualitas lebih
bagus atau membeli popok yang ukurannya sesuai dengan
usianya. Cara pemakaiannya juga diperhatikan agar tidak terlalu
ketat agar kulit tidak tergesek (Sitompul, 2014).
Penanganan Diaper rash yaitu:
a. Daerah yang terkena diaper rash, tidak boleh terkena air dan
harus dibiarkan terbuka dan tetap kering.
b. Untuk membersihkan iritasi dengan menggunakan kapas halus
yang mengandung minyak.
c. Segera bersihkan dan keringkan bila bayi kencing atau berak.
23
d. Posisi tidur bayi diatur supaya tidak menekan kulit atau daerah
yang iritasi.
e. Usahakan memberikan makanan TKTP dengan posisi yang
benar
f. Memperhatikan kebersihan kulit dan bersihkan kulit secara
keseluruhan
g. Memelihara kebersihan pakaian dan alat-alatnya
h. Pakaian dan celana yang basah oleh air kencing harus direndam
dalam air yang dicampur acidum boricum
i. Kemudian dibersihkan dan tidak boleh menggunakan sabun
cuci langsung dibilas dengan bersih dan keringkan (Dwienda,
2014).
Penanganan Diaper rash yaitu:
a. Cepatlah mengganti popok bayi. Jangan tunggu hingga popok
penuh baru diganti.
b. Untuk ruam yang biasa saja berupa kulit kemerahan, dan bukan
yang meradang, bisa dilakukan dengan membersihkannya dengan
air.
c. Jangan mengusap rusam karena bisa menambah lecet. Juga jangan
memakai tisu basah.
d. Saat membersihkan kotoran bayi, gunakan air bersih, alat
menyemprot (bidet atau botol semprot seperti untuk menyemprot
tanaman) untuk menurunkan kotorannya. Cuci daerah pantat dan
kemaluan dengan air dan sabun.
e. Keringkan dengan menepuk pelan-pelan menggunakan handuk
lembut. Biarkan kulit bayi sebentar agar sentuhan dengan udara,
lalu lapisi tipis baby cream yang mengandung zync. Tujuan agar
kulit bayi tidak langsung kontak dengan bahan popok.
f. Jangan memakaikan bedak pada daerah kemaluan karena akan
menutupi saluran kencing dan akan menumpuk di daerah kemaluan
sehingga menjadi tempat tumbuhnya kuman (Susanti, 2013).
24
25
4. Konsep Bayi
4.1 Pengertian bayi
Bayi adalah anak kecil yang belum lama lahir. Masa bayi dimulai
dari usia 0-12 bulan (Sutomo, 2013).
Bayi mempunyai batasan usia yaitu antara 0 sampai 1 tahun,
kemudian dibagi lagi menjadi masa neonatal dini usia 0 sampai 7
hari, masa neonatal lanjut usia 8 sampai 28 hari, masa pasca neonatal
usia 29 hari sampai 1 tahun (Dwienda, 2014).
Satu tahun prtama adalah saat menakjubkan bagi perkembangan bayi
(Aditya, 2014).
c. Masa bayi
27
Aditya, N., Panduan Lengkap Merawat Bayi Baru Lahir, Stiletto Book,
Yogyakarta. 2014
Arifudin, A.F. Perilaku Ibu Dalam Mencegah Diaper Rash (Ruam Popok). 2015.
Dwienda, O.R., dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/ Balita dan
Anak Prasekolah Untuk Bidan, Deepublish, Yogyakarta. 2014.
Ertiana Dewi, dkk. Hubungan Lama Pemakaian Diaper dengan Kejadian Diaper
Rash pada Bayi Usia 9-12 Bulan. Jurnal Kesehatan Poltekkes Kemenkes Ri
Pangkalpinang Vol. 9, No.1, Juni 2021.
Pitriani, R., & Andriyani, R. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas
Normal (ASKEB III), Deepublish, Yogyakarta. 2014.
Ramba, H. La. Kejadian Iritasi Kulit (Ruam Popok) Pada Bayi Usia Nani, 0-12
Bulan. Journal of Pediatric Nursing, Vol. 1(2). 2015.
Saryono & Widianti, A.T., Kebutuhan Dasar Manusia (KDM), Nuha Medika,
Yogyakarta: 2010.
Sitompul, E.M. Buku Pintar Ibu dan Anak, Arena Kids. 2014.
Susanti, F.S. 132 Jawaban Dokter Untuk Perawatan & Perkembangan Bayi (0-
12 bulan), Anak Kita, Jakarta. 2013.
Sutomo, B. Kumpulan Resep MPASI Harian Untuk Bayi (6-24 bulan), Anak
Kita, Jakarta. 2013.
28