BAB 1
PENDAHULUAN
Ruam popok sering disebut juga dengan diaper rash atau diaper
pada kulit yang disebabkan secara langsung atau tidak langsung oleh
terhadap kulit yang tertutup popok oleh karena cara pemakaian yang tidak
benar, seperti tidak segera mengganti popok setelah bayi buang air besar
popok pada bayi dan anak-anak di bawah usia lima tahun (balita) di
Indonesia teryata masih rendah. Padahal hal tersebut bisa menjadi ancaman
dalam The ALSPAC Survey team British Journal of General Practice pada
bulan Agustus 1997, dikatakan semua anak akan menderita ruam popok
(FKUI, 2004) menyatakan pasien rawat jalan yang menderita kelainan ini
berjumlah sekitar 1 juta anak setiap tahunnya. Lebih dari 50% pasien adalah
2
bayi berusia 3-20 bulan, sedangkan insiden puncak kelainan ini adalah pada
pada tanggal 10-12 Maret 2012 diketahui bahwa dari 10 ibu yang memiliki
dan 6 ibu menggunakan popok kain. Dari kesepuluh ibu tersebut, 8 ibu
yang bayinya mengalami ruam popok tidak dapat menjawab dengan baik
urine (air seni) atau feses bayi (tinja) agar tidak menyebar saat buang air
kecil maupun buang air besar. Namun kulit bayi tidak siap untuk kontak
lama dengan urin dan feses yang disebabkan oleh pemakaian popok,
multifaktor. Faktor tersebut antara lain faktor fisis, kimiawi, enzimatik dan
biologik (kuman dalam urin dan feses) (Lokanata dalam FKUI, 2004).
lingkungan dan sosial budaya. Jika tidak diobati atau diabaikan maka dapat
3
terjadi: 1) disuria, yaitu rasa sakit yang timbul saat buang air kecil; 2)
retensio urine, yaitu tidak bisa buang air kecil. Hal ini biasanya terjadi
karena adanya rasa sakit, maka anak akan menahan keinginannya untuk
sawar kulit, mengurangi kelembaban dan iritasi pada kulit (Diana dalam
FKUI, 2006), memilih popok yang baik yaitu bila menggunakan popok
mengganti bila tidak dapat lagi menampung urin, membiarkan bayi tidak
memakai popok selama paling sedikit 2-3 jam sehari, agar kulitnya tidak
usia 0-12 bulan tentang diaper rash (ruam popok) dengan kejadian diaper
usia 0-12 bulan tentang diaper rash (ruam popok) dengan kejadian diaper
Tlogosari Bondowoso.
usia 0-12 bulan tentang diaper rash (ruam popok) dengan kejadian
(ruam popok).
memiliki bayi usia 0-12 bulan tentang diaper rash (ruam popok), sehingga
kulit bayi.
lebih lanjut tentang gambaran pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia 0-
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab 2 akan dijelaskan beberapa konsep dasar yang akan dikaji selama
penelitian, meliputi konsep pengetahuan, konsep diaper rash (ruam popok) dan
kerangka konseptual.
dalam bahasa Jerman dengan istilah wissen chaft yang berlaku terhadap
hasil upaya manusia dalam mencari kebenaran tentang sesuatu melalui suatu
2003).
sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa
pertanyaan apa sesuatu itu. Tetapi ilmu dapat menjawab mengapa dan
proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap
8
yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting)
1. Faktor internal.
a. Umur.
yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari
b. Pendidikan.
2010).
c. Pengalaman.
(Notoatmodjo, 2005).
d. Intelegensi.
2. Faktor eksternal.
a. Informasi.
mendapat informasi yang baik dari berbagai media, maka hal ini
2003).
b. Lingkungan.
c. Sosial budaya.
d. Pekerjaan.
meliputi:
coba atau dengan kata yang lebih dikenal dengan “trial and error”.
dahulu adalah mutlak, sehingga apapun yang keluar dari mulut raja
dihadapi pada masa lalu. Tetapi jika dengan cara ini gagal, maka
cara ini tidak akan digunakan lagi dan akan mencari cara yang lain
dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode
a. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada
b. Segala sesuatu yang negatif yakni gejala tertentu yang tidak muncul
ciri-ciri atau unsur-unsur yang pasti ada pada suatu gejala. Selanjutnya
14
dijadikan sebagai dasar dan metode penelitian dan pada dewasa ini kita
(Notoatmodjo, 2005).
(2010) adalah:
1. Otoritas.
2. Tradisi.
mutlak yang tidak boleh dilanggar. Apabila dilanggar, maka hal tersebut
15
3. Akal sehat.
pengetahuan baru.
4. Mitos media.
5. Pengalaman pribadi.
baru. Tempat atau daerah tertentu yang kita kunjungi merupakan sumber
1. Tahu (know).
2. Memahami (comprehension).
3. Aplikasi (application).
diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya seseorang yang telah
4. Analisis (analysis).
(Notoatmodjo, 2010).
5. Sintesis (synthesis).
6. Evaluasi (evaluation).
angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari objek
sebagai berikut:
Ruam popok adalah kelainan kulit (ruam kulit) yang timbul akibat
radang di daerah yang tertutup popok, yaitu di alat kelamin, sekitar dubur,
bokong, lipat paha, dan perut bagian bawah. Penyakit ini biasanya pada usia
kurang dari 3 tahun, paling banyak pada usia 9-12 bulan (Sugito dalam
FKUI, 2002).
Ruam popok sering disebut juga dengan diaper rash atau diaper
pada kulit yang disebabkan secara langsung atau tidak langsung oleh
karena bahan kimia yang terkandung dalam urine dan feces (Harianto,
1998); 3) akibat akhir karena kontak yang terus menerus dengan keadaan
Berbagai gejala kelainan kulit dapat ditemui pada ruam popok. Pada
ruam popok yang ringan, kelainan kulit berupa kemerahan yang ringan,
berkilat disertai lecet dan terasa nyeri. Pada gejala yang lebih berat tampak
kulit kemerahan dan lecet, meliputi area yang lebih luas. Selain itu
bersisik. Kelainan ini menyebabkan bayi rewel karena disertai rasa sakit dan
tidak nyaman. Daerah yang terkena terutama daerah yang paling lama
(wrinkle parchment). Kelainan kulit lain dapat berupa tide water mark
erimateus pada kulit yang tertutup popok, seperti luka bakar, sampai adanya
papula vesikel, pustula dan erosi superficial. Apabila keadaan ini dibiarkan
lebih dari 3 hari, maka bagian yang terkena ruam popok akan ditumbuhi
(tinja), urin, gesekan, kelembaban kulit yang tinggi, suhu, bahan iritan
1. Kelembaban kulit.
tambahan celana plastik yang terlalu ketat yang melebihi daya tampung
terjadi infeksi oleh jamur dan bakteri. Hidrasi atau kelembaban yang
tinggi pada daerah popok dapat pula disebabkan oleh keringat dan
demam. Adanya hidrasi yang berlebihan ini dapat membuat kulit lebih
Bila tidak segera mengganti popok setelah bayi buang air besar,
meningkatkan aktifitas enzim yang ada pada feses, yaitu enzim lipase
dan protease. Hal ini akan menyebabkan iritasi pada kulit, gesekan
atau aktifitas bayi dapat menyebabkan luka lecet dan menimbulkan ruam
kelamin, bokong dan pinggang. Pada keadaan ini bagian dalam daerah
4. Bahan kimia.
popok sekali pakai dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit bayi.
Selain itu juga deterjen, bahan pewangi, dan pemutih yang digunakan
adalah jamur dan bakteri yang normal terdapat di kulit. Pada keadaan
kulit yang hangat dan lembab, antara lain karena pemakaian popok,
jamur akan tumbuh lebih cepat menjadi banyak sehingga jamur Candida
23
albicans pada saat ini dianggap mempunyai peranan paling penting pada
Bayi mengalami rewel karena disertai rasa sakit dan tidak nyaman
terutama bila buang air kecil dan buang air besar (Diana dalam FKUI,
2006). Rewel juga disertai dengan rasa nyeri dan perih (Wisesa dalam
FKUI, 2009). Jamur Kandida yang berasal dari usus pun sering
Jika tidak diobati atau diabaikan maka dapat terjadi: 1) Disuria, yaitu
rasa sakit yang timbul saat buang air kecil; 2) Retensio urine, yaitu tidak
bisa buang air kecil. Hal ini biasanya terjadi karena adanya rasa sakit, maka
anak akan menahan keinginannya untuk buang air kecil (Sunaryo, 2001).
kelainan kulit yang bertambah merah dan basah, berbatas tegas, bersisik,
3. Penggunaan bedak atau talk dapat menjaga agar kulit tetap kering, tetapi
menyebabkan iritasi kulit perianal bila tercampur dengan urin atau feses.
terbuat dari serbuk jagung (corn starch), karena relatif lebih aman.
Tuangkan pada kasa atau tangan atau saput lalu taburkan pada bagian
mengganti bila tidak dapat lagi menampung urin (Sugito dalam FKUI,
yang menggunakan bahan super absorbent yaitu popok yang terbuat dari
bahan yang mengandung gel penyerap. Gel ini menyerap air secara kuat,
sehingga kulit tetap kering dan dapat mengontrol pH urin atau feses.
2005).
sampai satu jam, 2-3 kali sehari, sampai kulit kering (biasanya 1-2 hari).
garam, yaitu dengan mencampur satu sendok teh garam dalam setengah
diolesi lotion atau krim yang banyak mengandung air (hydrous) (Sugito
2. Jika telah terjadi infeksi oleh jamur atau kuman, diberikan krim atau
salep yang mengandung anti bakteri atau anti jamur. Menggunakan obat
(Notoatmodjo, 2005).
Keterangan:
: tidak diteliti
2.4 Hipotesis
yang terkumpul (Arikunto, 2006). Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang
pengaruh dan perbedaan antara dua atau lebih variabel (Nursalam, 2008).
H0 : Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia 0-
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada bab tiga akan disajikan antara lain: desain penelitian, populasi,
kali pada satu saat. Jadi tidak ada tindak lanjut (Nursalam, 2008).
29
3.2.1 Populasi
yang memiliki bayi usia 0-12 bulan dan bayinya di Dusun Krajan Desa
3.2.2 Sampling
3.2.3 Sampel
Sampel terdiri dari bagian dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan
penelitian ini, sampel yang digunakan adalah sebagian ibu yang memiliki
bayi usia 0-12 bulan dan bayinya di Dusun Krajan Desa Kembang Tlogosari
1. Kriteria inklusi.
a. Ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan dan bayinya yang bersedia
diteliti.
2. Kriteria eksklusi.
subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi, karena pelbagai sebab
a. Ibu dan atau bayinya tidak berada di tempat saat pengambilan data
b. Ibu atau bayinya yang sakit (bed rest) hingga tidak dapat diambil
datanya.
dan Saryono, 2010). Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki
memiliki bayi usia 0-12 bulan tentang diaper rash (ruam popok).
Kepala Desa Kembang Tlogosari lalu pada Kepala Dusun Krajan Desa
tersebut. Peneliti kemudian meminta data terbaru dari bidan desa setempat
tentang ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan di lokasi penelitian.
Berdasarkan data yang ada, peneliti mendatangi satu per satu rumah calon
inklusi. Jika calon responden sesuai kriteria inklusi dan bersedia, maka ia
telah ada dan diberikan kuesioner pengetahuan ibu yang memiliki bayi
tentang diaper rash (ruam popok) dan dikaji kejadian diaper rash dengan
aktifitas ilmiah, mulai dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya, yaitu
Populasi
Seluruh ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan dan bayinya di Dusun
Krajan Desa Kembang Tlogosari Bondowoso sebanyak 27 orang
Sampling
Menggunakan non probability sampling tipe purposive sampling
Sampel
Seluruh ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan dan bayinya di Dusun
Krajan Desa Kembang Tlogosari Bondowoso yang memenuhi kriteria
inklusi sebanyak 24 orang
Pengumpulan data
Menggunakan lembar kuesioner dan check list
Analisa data
Pengolahan data (editing, coding, scoring dan tabulating) dan dilanjutkan
uji statistik Fisher exact test
Penyajian data
Terdiri dari data umum dan data khusus dalam bentuk tabel
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
(Arikunto, 2006). Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu
bulan Maret 2012 dan pengambilan data penelitian dilakukan pada tanggal
dahulu data harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi.
36
3.6.1 Editing
dilakukan dengan memilih kembali data, ini berarti bahwa semua kuesioner
penelitiannya, jika terdapat jawaban yang tidak jelas penulisannya atau butir
untuk melengkapinya.
3.6.2 Coding
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat
penting dan biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan
artinya dalam satu buku untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti
suatu kode dari suatu variabel (Hidayat, 2007). Coding adalah tahap kedua
setelah editing, dimana peneliti memberi kode pada setiap kategori sebagai
berikut:
2. Umur ibu:
3. Pekerjaan ibu:
b. Swasta: kode 2.
c. Wiraswasta: kode 3.
d. Petani: kode 4.
e. PNS/TNI/Polri: kode 5.
4. Paritas:
a. Pertama: kode 1.
b. Dua-empat: kode 2.
5. Pendidikan terakhir:
Dokter): kode 3.
d. Saudara/tetangga: kode 4.
a. Baik: kode 1.
b. Cukup: kode 2.
c. Kurang: kode 3.
a. Terjadi: kode 1.
3.6.3 Scoring
dengan memberi setiap jawaban yang benar diberi skor 1 (satu) dan jawaban
salah satu atau lebih dari gejala ruam popok (diaper rash).
3.6.4 Tabulating
responden baik data umum maupun data khusus dalam satu master tabel.
1. Analisis data pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan
f
P= x 100 %
n
Keterangan:
P = prosentase
antara 56–75%.
(Nursalam, 2008)
a. Kulit kemerahan.
f. Basah.
g. Kadang bersisik.
usia 0-12 bulan tentang diaper rash (ruam popok) dengan kejadian
yang memiliki bayi usia 0-12 bulan tentang diaper rash (ruam popok)
Package For The Social Sciences) for Windows seri 17.0. Ketentuan
α=0,05 dimana H0 ditolak jika p < α dan H0 diterima jika p > α..
orang.
3.7.2 Anonimity
memberikan nama responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan kode
memberikan kode responden berupa kode angka, bukan nama dan alamat
responden.
3.7.3 Confidentiality
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat,
2007).
3.8 Keterbatasan
3.8.1 Populasi sebanyak 27 orang dan jumlah sampel yang didapat adalah 24
3.8.2 Penelitian ini tidak melalui uji validitas dan reliabilitas, sehingga
responden.
BAB 4
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian
dibagi menjadi gambaran lokasi penelitian, data umum dan data khusus. Data
pekerjaan, paritas, pendidikan, dan sumber informasi. Data khusus adalah data
tentang hubungan antara pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan
tentang diaper rash (ruam popok) dengan kejadian diaper rash di Dusun Krajan
Bondowoso.
Selatan, sebelah barat dengan Dusun Gerojokan Bendo, dan sebelah timur
1. Karakteristik responden
2. Karakteristik responden
3. Karakteristik responden
berdasarkan pekerjaan.
responden.
ruam popok.
48
memiliki bayi usia 0-12 bulan tentang diaper rash (ruam popok) di
responden.
responden.
3. Hubungan antara
pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan tentang diaper
rash (ruam popok) dengan kejadian diaper rash di Dusun Krajan Desa
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan tentang diaper
Bondowoso
51
adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris, khususnya mata
kembali apa yang pernah dipelajari, didengar atau dibacanya dari berbagai
umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
lebih dewasa dan lebih dipercaya dari yang belum cukup tinggi
jiwa (Nursalam dan Pariani, 2001). Umur responden sudah termasuk dalam
kesibukan karena kelompok usia ini adalah usia produktif untuk banyak
kurang. Selain itu berdasarkan data juga terlihat bahwa pada umur 20-35
tahun, rata-rata responden adalah ibu rumah tangga, berpendidikan dasar dan
merupakan kegiatan yang menyita waktu dan dengan bekerja ibu-ibu akan
mempunyai pengaruh terhadap keluarga, dari kondisi itu dapat dilihat jika
bahwa sebagian besar ibu adalah ibu rumah tangga. Meski status tidak
bekerja relatif masih memiliki lebih banyak waktu luang, namun status tidak
informasi seperti majalah atau buku yang membahas masalah ruam popok,
juga tampak pada status pekerjaan ibu rumah tangga juga ditunjang
informasi yang baik dari berbagai media, maka hal ini akan dapat
karena baru memiliki 1 anak serta keterbatasan pergaulan karena sebagai ibu
ruam popok.
Bondowoso
responden. Ruam popok sering disebut juga dengan diaper rash atau diaper
pada kulit yang disebabkan secara langsung atau tidak langsung oleh
karena bahan kimia yang terkandung dalam urine dan feces (Harianto,
1998); 3) akibat akhir karena kontak yang terus menerus dengan keadaan
ruam popok di daerah ini selain akibat karakteristik bayi yaitu umur dan
karakteristik perawat bayi yaitu ibu, juga disebabkan karena kondisi cuaca
yang akhir-akhir ini sering mengalami hujan. Hal ini menyebabkan kondisi
popok yang mudah lembab karena bayi sering buang air, sehingga berisiko
sekitar 1 juta anak setiap tahunnya. Lebih dari 50% pasien adalah bayi
berusia 3-20 bulan, sedangkan insiden puncak kelainan ini adalah pada usia
7-15 bulan (FKUI, 2004). Umur responden termasuk umur yang berisiko
tinggi mengalami ruam popok. Karena pada umur tersebut, responden telah
mulai diberikan makanan pendamping air susu ibu (MP ASI), sehingga feses
yang keluar menyebabkan kondisi kulit yang lebih asam, sehingga gesekan
yang timbul antara kulit dengan popok mudah menyebabkan ruam popok.
Selain itu secara sosial ekonomi pendapatan keluarga terbatas, yaitu rata-rata
ini menggunakan jenis popok plastik agar hemat, karena sehingga gesekan
yang timbul dengan kain bekas untuk pelapis yang belum tentu lembut
Ditunjang umur responden yang setengahnya menikah muda yaitu <20 tahun
dan hanya sempat mengenyam pendidikan dasar (SD dan SMP), sehingga
perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap
dimana kebiasaan di daerah ini jika telah lulus dari SMP dianggap sudah
ruam popok.
4.2.3 Hubungan antara pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia 0-12
bulan tentang diaper rash (ruam popok) dengan kejadian diaper rash di
antara pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan tentang diaper
rash (ruam popok) dengan kejadian diaper rash di Dusun Krajan Desa
adopsi perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif,
popok yang kadang terlalu ketat dan tidak segera membersihkan kotoran
akibat buang air besar menyebabkan bayi mudah mengalami ruam popok.
ke dalam diri seseorang sebagai sistem adaptif yang melibatkan baik faktor
bagi responden, dimana responden dapat mempelajari hal-hal yang baik dan
juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Selain itu juga
dilatarbelakangi oleh umur ibu yang masih muda yaitu <20 tahun, ibu
(ruam kulit) yang timbul akibat radang di daerah yang tertutup popok, yaitu
di alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipat paha, dan perut bagian bawah.
Penyakit ini biasanya pada usia kurang dari 3 tahun, paling banyak pada
usia 9-12 bulan (Sugito dalam FKUI, 2002). Tidak terjadinya ruam popok
bayi yang masih kurang dari 6 bulan, sehingga memiliki risiko rendah
BAB 5
Pada bab ini disajikan simpulan dari hasil penelitian yang untuk menjawab
5.1 Simpulan
5.1.1 Pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan tentang diaper rash
responden.
5.1.2 Kejadian diaper rash pada bayi usia 0-12 bulan di Dusun Krajan Desa
5.1.3 Ada hubungan antara pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan
tentang diaper rash (ruam popok) dengan kejadian diaper rash di Dusun
5.2 Saran
masukan pada ibu tentang pencegahan ruam popok melalui berbagai cara,
melalui leaflet, poster atau sarana lainnya agar pengetahuan ibu meningkat