1 (2019) 28
Volume. 3 Nomor. 1
Periode: Januari – Juni 2019; hal. 28-36
p-ISSN : 2580-1112; e-ISSN : 2655-6669 Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi
Copyrighr @2019 (JIKO)
Penulis memiliki hak cipta atas artikel ini
journal homepage: https://ejournal.akperfatmawati.ac.id
Abstrak
Ruam popok merupakan reaksi inflamasi akut pada daerah kulit perianal yang
umum terjadi pada anak-anak. Tujuan dari studi kasus ini adalah melakukan pemenuhan
kebutuhan kenyamanan pada anak yang mengalami gangguan integritas kulit dengan
implementasi virgin coconut oil dengan pendekatan Teori Comfort Kolcaba. Hasil
implementasi pada lima kasus terpilih menunjukkan bahwa terjadi perbaikan pada masalah
keperawatan kerusakan integritas kulit dan nyeri akut yang dialami anak dengan ruam
popok. Implementasi virgin coconut oil dapat memperbaiki kerusakan jaringan yang
terjadi. Penerapan virgin coconut oil melalui pendekatan Teori Comfort Kolkaba dapat
diterapkan pada anak dengan gangguan kenyamanan.
Kata Kunci: Virgin Coconut Oil, Nyeri, Kerusakan Integritas Kulit, Dan Teori Comfort
Kolkaba
Abstract
Diaper rash is an acute inflammatory reaction in the perianal skin areas that
commonly occur among children. The purpose of this case study is to meet the needs of
comfort among children experienceimpaired skin integrity with application of virgin
coconut oil with Comfort Kolcaba Theory approach. The result of the application of the
five selected cases demonstrated that improvements in to skin integrity and reduced acute
pain experienced by children with diaper rash. Implementation of virgin coconut oil can
repair the tissue damage that. Application of virgin coconut oil through Comfort Kolkaba
Theory approach can be applied to children with disorders of comfort.
Keywords: Virgin Coconut Oil, Pain, Damage To Skin Integrity, And Theory Of Comfort
Kolkaba
1,2,3
e-mail: mamito.ngatmi@gmail.com
kesadaran kompos mentis sesak nafas. popok tetap kerin ganti popok setiap kali
Pemeriksaan fisik bentuk kepala bulat, basah.
rambut tipis, bibir pecah-pecah, muka Evaluasi dilakukan setelah 3 hari
datar, nafas cuping hidung, kulit merah- perawatan, didapatkan suara nafas ronkhi
merah, terdapat ruam popok. Berat badan masih ada, gangguan integritas kulit
11,4 kg, panjang badan 81 cm, linkar teratasi, gangguan rasa nyaman teratasi
perut 52cm, lingkar lengan 16cm. tanda- dengan kriteria kulit bersih tidak ada
tanda vital suhu 39 derajat celsius, nadi ruam, pasien dapat istirahan dengan
132 kali/menit, pernafasan 38 kali/menit, tenang, tidah menangis saat diganti
tekanan darah 100/60mmHg, sekala nyeri popok, tidur cukup, anak ceria.
1-3 dinilai dengan menggunakan scoring Kasus Kedua
nyeri FLACC Pain Scale. Anak MU laki-laki usia 8 bulan
Masalah keperawatan utama yang dirawat di ruang gambir tanggal 5 Maret
ditem ukan adalah bersihan jalan nafas 2016 dengan diagnosis medis febris
tidak efektif, gangguan integritas kulit, suspek ensefalitis, diare dehidrasi ringan.
gangguan rasa nyaman nyeri. Tindakan Hasil pengkajian diperoleh data dari orang
keperawatan yang dilakukan berdasarkan tua dan pemeriksaan fisik. Ibu pasien
intervensi comfort, meliputi tiga tipe yaitu mengatakan anaknya sakit demam sudah
tehnik tindakan yang mempertahankan 3 hari, pernah dilakukan lumbal pungsi
homeostasis, coaching meliputi tindakan hasilnya dijelaskan tidak ada masalah,
yang didesain menurunkan kecemasan, hasil CT scan terjadi subarahnoid efusi
dengan memberikan informasi, dengan ventrikulomegali minimal.
memberikan informasi dan pengajaran Selain demam 1 hari yang lalu
perawatan menggunakan VCO, buang air besar 13-20 kali sehari suara
comforting meliputi menjaga lingkungan sampai serak, bibir kering, makan minum
tetap nyaman, alat tenun pakaian harus sedikit, anak rewel, ada lencet di anus
kering dan bersih. tidak ada penurunan berat badan. Hasil
Tindakan untuk mengatasi pemeriksaan fisisk kesadaran compos
bersihan jalan nafas tidak ifektif, mentis, anak lemes, turgor kembali
mengatur posisi, melonggarkan pakaian, kurang dari 2 detik, membran mukosa
mengukur prekuesi, suara, pola nafas, kering, ubun-ubun datar, anak rewel
adanya sianosis, setiap 4 jam. minum mau, terpasang infus 2A 15 tetes
Memberikan inhalasi normasalin 0,9% per menit, tetesan lancar. Suhu 37 derajad
dicampur ventolin 1 ampul, melakukan celsius, nadi 116x/menit, pernafasan 28x/
perkusi dan vibrasi. Masalah gangguan menit tekanan darah 94/49 mmHg, berat
integritas kulit, teknikal dilakukan, badan 7 kg, panjang badan 75 cm, lingkar
memandikan dua kali sehari dengan air lengan 14 cm, lingkar perut 45 cm lingkar
hangat, sabun yang lembut, menjaga dada 46 cm.
kebesihan pakaian tetap bersih dan kering, Masalah keperawatan utama yang
coaching mengajarkan ibu cara perawatan dirumuskan adalah kekurangan volume
kuli dan memandikan saat anak sakit, cairan, gangguan integrtas kulit, gangguan
comforting: menjaga pakaian tetap bersih rasa nyaman nyeri. Masalah kekurangan
dan kering. volume cairan Tindakan keperawatan
Masalah gangguan rasa nyaman yang dilakukan: teknikal pemberian
nyeri, dilakukan tindakan keperawatan cairan melalui NGT susu low laktosa 8 x
ruam popok teknikal: menggunakan VCO 90 ml diberikan setiap 3 jam, infus 2A 12
empat kali sehari, coaching melibatkan tetes/menit. tetesan lancar, memonitor
orang tua untuk melakukan, sebelumnya tanda-tanda dehidrasi, tanda-tanda vital,
telah diajarkan pakaian tetap kering ganti memonitor balance cairan setiap 8 jam,
popok setian basah, comforting menjaga coaching: mengajarkan kepada orang tua
tanda-tanda kurang volume cairan, cara mengatakan sudah diobati selama 1 bulan
memberikan minum, tindakan yang belum ada penyembuhan. Hasil penunjang
dilakukan untuk mengatasi kekurangan thoraks foto kesan bronkopneumonia,
cairan, comfothing menyendawakan hasil laboratorium hemoglobin 7,99g/dl,
pasien dan mengatur posisi. leukosit 14900ribu g/dl/, trombosit 230
Pada masalah gangguan integritas ribu/µ, LED 60. CD4 3520/µl,dalam %
kulit dan gangguan rasa nyaman L24%, diet cair 8x60 ml susu BBLR free
dilakukan perawatan teknikal: melakukan laktosa diberikan melalui NGT, ditambah
perawatan dengan menggunakan VCO 4 makanan padat bubur cereal 4x sehari.
kali sehari mengganti pakaian yang basah, Masalah keperawatan yang
coaching mengajarka cara melakukan prioritas antara lain, bersihan jalan nafas
perawatan ruam popok dengan VCO tidak efektif, ketidakseimbangan nutrisi
4x/hari, cara menilai rasa nyaman pasien, kurang darikebutuhan, gangguan rasa
comforting: menjaga pakaian tetap kering nyaman nyeri. Masalah bersihan jalan
ganti popok setiap kali BAB/BAK, nafas tidak efektif telah dilakukan
lingkungan yang aman dan nyaman. tindakan keperawatan, tehnikal mengatur
Evaluasi dilakukan setelah 3 hari posisi, memberikan inhalasi Nacl 0,9%
perawatan hasilnya turgor kuli kembali ditambah ventolin 1 ampul, coaching
kurang dari 2 detik, BAB 1x sehari mengajarkan ibu cara memberikan minum
konsistensi lembek, balance cairan dan makan, mengatur posisi tanda-tanda
seimbang, tidak ada tanda-tanda sesak nafas suara nafas yang normal dan
dehidrasi. Keadaan kulit kembali normal, tidak normal, comforting posisikan
merah-merah disekitar anus sembuh.Anak semipowler untuk optimalkan ventilasi.
dapat istirahat dengan tenang, tidak Masalah nutrisi dilakukan
menangis saat diganti popok, tidur tidak tindakan keperawatan tehnikal pemberian
gelisah. nutrisi cair melalui NGT susu BBLR free
Kasus Ketiga laktosa 8x60, coaching: mengajarka ibu
Anak SAG usia 6 bulan dirawat untuk mempberikan makan dan minum
gedung A lantai 1 RSCM sejak 24 Maret melalui NGT, comforting
2016 dengan diagnosis medis diare menyendawakan anak setelah selesai
melanjut dehidrasi sedang, suspek HIV, minum dan makan. Masalah gangguan
gizi buruk marasmik. Hasil anamnesa ibu integritas kulit dilakukan perawatan
pasien mengataka anknya tehnikal: menggunakan VCO dioleskan
perkembangannya terlambat, anak sakit 4x/hari, coaching: mengajarkan kepada
sejak usia 2 bulan, batuk, pilek, diare ibu untuk melakukan perawatan ruam
pernah dirawat di rumah sakit, dinyatakan popok dengan VCO 4x/ hari, comporting
hasilnya HIV. jaga lingkungan dan pakaian tetap bersih
Saat dikaji orang tua mengatakan dan kering, mengganti popok setiap kali
anaknya BAB 20 x sehari dengan basah.
konsistensi cair, ada lendir, warna kuning. Evaluasi dilakukan setelah 3 hari
Pemeriksaan fisik anak tampak kurus, perawatan dengan hasil, pasien masih
kepala bulat rambut tipis, konjungtiva batuk, suara nafas ronchi ada, masalah
pucat, kulit putih. Pernafasan normal tidak nutrisi belum ada peningkatan berat
ada tarikan dinding dada, ekstremitas badan, muntah tidak ada, BAB 9x/hari,
normal gigi sudah ada 4. Suhu 37,5 masalah gangguan integritas
derajat celcius, nadi 132 x/menit, kulit/gangguan rasa nyaman, kulit merah
pernafasan 34x/menit, berat badan 4,8 kg, berkurang, papul tidak ada, saat diganti
panjang badan 64 cm, lingkar lengan 9 popok tidak menangis. Disimpulkan
cm, lingkar dada 43 cm, lingkar perut 43 masalah keperawatan 1,2 belum teratasi,
cm, terdapat ruam popok sangat luas ibu masalah 3 teratasi.
ekstremitas normal, terpasang infus pada ackhirnya pasien dibawa pulang atas
tangan kiri KaEn 3B 12 tetes/menit. Ada prmintaan keluarga, pada hari ke lima
tarikan dinding dada, pernafasan 34x/mt, melakukan kunjungan rumah untu
nadi 134x/mt, suhu 38 derajat celsius, evaluasi integrtas kulit/ruam popok, ibu
tekanan darah 96/54 mmHg. Bab cair pasien mengatakan anaknya tidak
tidak ada lendir dan darah. Hasil menangis saat diganti popok dan ruam
laboratorium hemoglobin 8,5g/dl, popok sudang sembuh. Kulit sekitar anus
hematokrit 35%, leukosit 12,15 ribu g/dl, utuh, dan tidak menangis saat diganti
trombosit290 ribu/µl, LED 33mm/jam. popok, tidur tidak gelisah. Masalah
Hasil thoraks foto kesan keperawatan 1,2,3 teratasi, saat kunjungan
bronkopneumonia. Perkembangan anak rumah dilakukan edukasi tentang kapan
sudah bisa tengkurap tetapi belum bisa pasien kembali segera ke rumah sakit,
balik sendiri. Anak merintih dan gelisah, kapan harus control, perawatan selama
menangis saat diganti popok, ada ruam dirumah cara meningkatkan kenyamanan
popok. pasien.
Masalah keperawatan yang
prioritas dirumuskan yaitu: bersihan jalan Pembahasan
nafas tidak efekti, gangguan kebutuhan Pengkajian kenyamanan terkait
cairan, gangguan integritas kulit. pengalaman fisik dilakukan melalui
Tindakan keperawatan yang dilakukan wawancara, pemeriksaan fisik dan
teknikal: mengatur posis semi powler, observasi terkait dengan keluhan, sikap
memberikan inhalasi, perkusi vibrasi, tubuh, prilaku yang menunjukan
saksion, memberkan pakaian yang ketidaknyamanan pasien. Data yang
longgar, memonitor tanda-tanda dehidrasi diperoleh melalui observasi, wawancara
setiap 8 jam, intake output, tetesan infus, dan pemeriksaan fisik pada kelima pasien
tanda-tanda vital, memberika minum kelolaan dengan pasien bervariasi, jenis
pedialit setai kali BAB, malakukan kelamin, usia dan diagnosis medis.
perawatan ruam popok dengan VCO, Pengkajian kenyamanan dilakukan
evaluasi kenyamanan setiap 6 jam. dengan melakukan observasi respon
Coaching: mengajarkan kepada orang tua pasien dengan menggunakan nursing
tentang pernafasan yang normal dan tidak comfort measure (NCM) yang diukur
norma, cara mengenali tanda-tanda dengan tiga hal yaitu: fisik, fisologis dan
kurang cairan, memberikan minum yang persepsi perawat. Fisik meliputi postur
aman, perawatan ruam popok dengan tubuh, pola tidur, ekspesi, pola istirahat,
menggunakan VCO. Comforthing: menangis, derajat ruam popok. Fisiologis
mengatur posisi semi powler, memberri meliputi pernafasan, denyut jantung,
posis yang aman saat memberi minum, sturasi dan tekanan darah.Persepsi
menyendawakan setelah memberi minum, perawat meliputi menganalisa dari fisik
menjaga pakaian tetap kering, mengganti dan psikologis.
pakaian setiap basah. Pada perawatan ruam popok yang
Evaluasi dilakukan setelah 3 hari dilakukan pada anak MF laki-laki usia 6
intervensi batuk berkurang, sesak nafas bulan diagnosis medis diare dan
tidak ada, tidak ada tarikan diding dada pneumonia dan perkembangan lambat
ronkhi tidah ada, pernafasan 30x/menit, skor nyeri berdasarkan FLACC skor 4
nadi 116x/menit suhu 37 derajat celcius, sampai 6 dengan penjabaran yaitu: anak
BAB 1x sehari konsistensi lembek tidak rewel, menyeringai, tidur gelisah,
ada tanda-tanda dehidrasi, ruam popok menunjukan lokasi nyeri. Kondisi yang
masih ada grade 1. Dokter merencanakan sama juga dapat dilihat pada anak AZ
thoraks foto ulang tetapi keluarga perempuan usia 14 bulan diagnosis medis
menolak karena biaya tidak ada, dan diare dan pneumonia dan perkembangan
post morbili riwayat down sydrom dengan anak dan kelurga terhadap lingkungan
skor nyeri 4 sampai 6 dengan penjabaran fisik di Rumah Sakit. Lingkungn yang
yaitu: gelisah, menyeringai, menangis saat berbeda dapat menjadi stressor tersendiri
diganti popok. Pada bayi MU laki-laki 8 bagi anak dan keluarga. Stressor tersebut
bulan diagnosa medis diare dan suspek dapat berupa cahaya, kebisingan, suhu
ensepalitis skor nyeri 1 sampai 3 dengan dan pasien sekitarnya, apabila anak dan
penjabaran yaitu: nyeri ringan, dapat keluarga tidak dapat beradaptasi maka
berkomunikasi dengan baik, dapat akan timbul ketidaknyamanan (Kolcaba,
beristirahat dengan cukup. 2003).
Anak SAG laki-laki usia 6 bulan Diagnosis keperawatan dari
dengan diagnosis medis diare dan suspek pengkajian yang dilakukan dapat
HIV dan gizi buruk marasmus skor nyeri dirumuskan diagnosis keperawatan pada
4 sampai 6 dengan penjabaran yaitu: setiap kasus kelolaan. Diagnosis
merintih, menyeringai, istirahat kurang, keperawatan ‘nyeri’ ini muncul
menunjukan lokasi nyeri, menangis di diakibatkan gangguan integritas kulit.
saat ganti popok. Anak AD laki-laki usia Kondisi ini sejalan dengan penilitian yang
13 bulan diagnosis medis kejang demam saya lakukan tahun 2015, dilakukan pada
kompleks dan diare skor nyeri 4 sampai 18 sampel kelompok intervensi dilakukan
dengan 6 yaitu: merintih, menangis saat perawatan dengan menggunakan virgin
diganti popok, menunjukan lokasi nyeri. cococnut oil dan 18 sempel kelompok
Pengkajian psikospritual pada kontrol tidak menggunkana. Dengan hasil
pasien lima kasus kelolaan ini dikaitkan ada pengaruh terhadap derajat ruam
ketenangan jiwa dan dikaji melalui popok, pada kelompok intervensi sembuh
wawancara orang tua residen tidak dapat dalam waktu 3-5 hari, pada kelompok
mengkaji kebutuhan rasa nyaman kontrol sembuh dalam waktu 15 hari.
psikospiritual yang lebih dalam karena Intervensi keperawatan yang
pasien bayi belum dapat berkomunisakasi dilakukan berfokus pada peningkatan rasa
secara verbal, sehingga residen nyaman anak dan keluarga. Kolcaba
menemukan kenyamanan psikospritual memegang prinsip bahwa perawat harus
pada orang tua pasien. Pada kasus pasien berinteraksi dengan pasien secara
MF didapat data ibu pasien kurang komprehensif, sehingga mengtahui
optimal dalam memberikan perawatan keluhan pasien terutama dalam hal untuk
ruam popok pada anak.Kondisi mengatasi kenyamanan.
kenyamanan pada orang tua dapat Intervensi keperawatan
menularkan ketidaknyamanan kepada mempunyai tiga tipe yang dikelompokan
anaknya (Horison, 2010). berdasarkan kebutuhan rasa nyaman yaitu
Pengkajian ini mencakup technical, coaching, comforthing. Teknik
pengkajian intrapersonal dan untuk mengatasi kebutuhan kenyamanan
interpersonal, interaksi anak dan orang tua fisik, coaching untuk memberikan
dikaji dalam pengkajian kenyamanan, pemahaman kepada keluarga tentang
pada kasus ini interaksi orang tua tidak kebutuhan rasa nyaman sosiokultural, dan
optimal karena ayah selama anak dirumah comfoting untuk memberikan
sakit tidak pernah datang untuk kenyamanan psikospiritual dan
mengunjungi.Interaksi orang tua dengan lingkungan. Intervensi keperawatan telah
pasien melalui sentuhan sangat dikelompokan sehingga memudahkan
mempengaruhi perkembangan psikologis, untuk menyusun intervensi sesuai
biokimia dan fungsi psikologis (William diagnosis keperawatan yang telah
& Simon, 2010). diidetifikasi sebelumnya dengan
Pengkajian lingkungan pada teori menggunakan taksonomi Comfort
comfort ini mencakup respon adaptasi Kolcaba.
Daftar Putaka
Alligood, M.R., &Tomey, A.M. (2006).
Nursing theory, utilization
&application. (3rded), USA:
Mosby Elsevier.
Corwin, E.J. (2001). Buku saku
patofisiologi, alih bahasa: Bramh
U Pedit. Jakarta: EGC.
Hockenberry.M& Wilson.(2009).
Wong’s essensials of pediatric
nursing. St.Louise Missouri:
Mosby Essiver.
Potts, N.L., & Mandleco, B.L. (2007).
Pediatric nursing: Caring for
children and their families. Clifton
park, New York: Thomson Delmar
Learning.
Wong, D.L., Hockenberry, M., Wilson,
D., Wikelstein, M.L., Schwartz, P.
(2009). Buku ajar keperawatan
pediatrik, volume 1. Jakarta: EGC.