Anda di halaman 1dari 77

APLIKASI STANDAR 3S dalam

PEMBERIAN ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA PASIEN RAWAT INAP DI RS

Ns.Reineldis Gerans, M.Kep., Sp. Kep. M.B


2
STANDAR 3S

SDKI SLKI SIKI

3
Outline
✢ Dasar adanya standar askep
✢ Tujuan 3S
✢ Contoh kasus
✢ Langkah penyusunan Diagnosis , Luaran &
Intervensi Keperawatan menggunakan 3S

4
Peran PPNI dalam standarisasi
ASKEP

RS menyusun panduan
Askep dari SAK
5
Isu pelayanan keperawatan terkait regulasi

Perubahan dalam UU no 38 tahun 2014 tentang Perawat harus Bekerja


regulasi terkait Keperawatan
sesuai standar profesi,
hukum & UU no 36 tahun 2014 tentang
tenaga kesehatan standar pelayanan
perundang-
UU No. 44 tentang RS keperawatan, SPO, dan
undangan
kode etik 6
Dasar Hukum Standarisasi ASKEP
UU no 36 tahun 2014 tentang tenaga
kesehatan Pasal 66 ayat 1
• Setiap tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik
berkewajiban mematuhi standar profesi, standar
pelayanan profesi & SPO
UU no 36 tahun 2014 tentang tenaga
kesehatan Pasal 66 ayat 2
• Standar profesi dan standar pelayanan profesi untuk
masing-masing jenis tenaga kesehatan ditetapkan oleh
organisasi profesi bidang kesehatan dan disahkan oleh
menteri
7
Cont’

UU no 38 tahun 2014 tentang


keperawatan Pasal 28 ayat 3
• Praktik keperawatan harus didasarkan pada kode
etik, standar pelayanan, standar profesi & standar
operasional prosedur

UU no 44 tahun 2009 tentang RS


• Tenaga kesehatan harus bekerja sesuai dengan
standar profesi, standar pelayanan RS (standar
pelayanan medis, SPO, Standar Asuhan
Keperawatan, & etika profesi)
8
TUJUAN 3S

Meningkatkan Memudahkan
otonomi perawat komunikasi
intra &
Menjadi panduan dalam interprofesional Meningkatkan
praktik keperawatan mutu asuhan
keperawatan
www.free-powerpoint-templates-design.com
Profesionalisme perawat (praktik yang baik; memenuhi
norma kebaikan mengacu pada sumpah dan kode etik
perawat dan benar: memenuhi norma kebenaran
berdasarkan IPTEK Kep dan Hukum/legal yang mengacu
pada standar profesi dan UU)

10
5 tahap dalam proses
keperawatan

11
PPNI

12
Standar Asuhan Keperawatan PPNI

13
✢ Sistem Klasifikasi (Taksonomi) Asuhan Keperawatan
PPNI

14
Proses Asuhan Pasien (crossmatch PPNI & SNARS)

15
✢ STANDAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN INDONESIA
(SDKI)

16
penilaian klinis terhadap masalah kesehatan atau
proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung actual maupun potensial

✢ Tujuan DK; mengidentifikasi respon klien


individu, keluarga, dan komunitas terhadap suatu
situasi yang berkaitan dengan kesehatan

17
Diagnosis
Keperawatan
Bagian vital dalam
Askep

CORE dalam proses


ASKEP
18
International Classification for Nursing
Practice-Diagnosis Classification

International Classification of
functioning, Disability and
Health Systimatizied Nomenclature of
Medicine Clinical Terms
19
✢ 149 Diagnosis Keperawatan;
sumber rujukan textbook,
standar diagnosis dari
lembaga/neara lain, jurnal
ilmiah, dan telaah paa praktisi
dan akademisi keperawatan
✢ Disesuaikan dengan budaya
Indonesia

20
Etiologi

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
Intervensi

44
45
46
Langkah menyusun diagnosis Keperawatan menggunakan 3s

2. Identifikasi 3. Rumuskan diagnosis


1. Analisis data
 Bdk dengan nilai N masalah keperawatan sesuai ketentuan
 Identifikasi kebutuhan dasar  Aktual SDKI..
yang mengalami gangguan  Resiko
 Lakukan pengelompokan data  Promosi kesehatan
berdasarkan kategori dan sub
kategori diagnosis keperawatan
(SDKI)

4. Aktual- Three 5. DK.Risiko-two 6. DK. Promosi-


part; masalah bd part; masalah bd two part;
etiologi dd factor resiko. masalah bd
sign/symptom tanda/gejala
47
Contoh kasus
✢ Seorang laki-laki, usia 66 tahun, dirawat diruang interna,
MRS dengan keluhan tiba-tiba tidak sadarkan diri saat
sedang nonton TV, tidak dapat bicara. Diagnosis Medis SNH,
DM, dan CKD. Pasien on HD 2x seminggu dan DM tidak
terkontrol.

✢ Pada pemeriksaan fisik ditemukan GCS E3M4Vafasia,


kejang (-), demam (-), auskultasi terdengar ronkhi pada
seluruh lapang paru, batuk produktif dengan sputum
berwarna putih dan kental namun sulit dikeluarkan, pasien
tidak mampu batuk, batuk tidak efektif, keluarga
mengatakan pasien sudah mengalami batuk batuk bunyi
lendir namun tidak bisa mengeluarkan lendirnya sebelum
MRS, tampak sesak, RR 26X/mnt, akral hangat, 48
Contoh kasus
✢ Pasien tampak kurus, BB saat ini 40Kg TB. 165cm, keluarga
mengatakan BBnya menurun kurang lebih 25 kg karena BB
sebelumnya 65kg kurang lebih 1 tahun lalu. Keluarga
mengatakan pasien mengeluh mual dan tidak suka makan,
hanya menghabiskan 4-5 sendok setiap kali makan selama
dirumah

✢ Pasien tampak kotor dan bau keringat, menurut keluarganya


pasien tidak mau dimandikan sejak masih sakit dirumah

✢ Saat ini pasien tampak lemah, aktivitas terbatas kekuatan


otot ekstremitas atas 1111/5555, ekstremitas bawah
2222/5555, ADL dibantu penuh oleh perawat dan keluarga.
49
12)
KATEGORI & SUB KATEGORI DATA SUBYEKTIF DAN OBYEKTIF
FISIOLOGIS RESPIRASI • Pasien tampak sesak dan Frekuensi napas 25x/mnt
• Batuk dengan sputum berwarna putih kental namun sulit dikeluarkan
• Pasien tidak mampu batuk, batuk tidak efektif,
• keluarga mengatakan pasien sudah mengalami batuk-batuk bunyi lendir
namun tidak bisa mengeluarkan lendirnya sebelum MRS
• Ronkhi basah seluruh lapang paru.
• Pasien dengan stroke,CKD on HD, & DM
SIRKULASI ---
NUTRISI DAN • Pasien tampak kurus
CAIRAN • Keluarga mengatakan pasien mengeluh mual dan tidak suka makan. Hanya
menghabiskan 4-5 sendok setiap kali makan selama dirumah
• Keluarga mengatakan bb pasien menurun kurang lebih 25 kg karena bb sebelumnya
65kg kurang lebih setahun lalu
• BB saat ini 44kg TB 165cm, kurang 18,5 dari BBI
• Edema tungkai (++)
• Pasien terdiagnosis DM dan CKD on HD seminggu 2x

ELIMINASI ----
AKTIVITAS DAN • Pasien tampak lemah, aktivitas terbatas ADL dibantu penuh oleh perawat dan
ISTIRAHAT keluarga,

NEUROSENSORI • Penurunan kesadaran; GCS E3M4Vafasia


• Pasien terdiagnosis SNH, DM, dan CKD
50
REPRODUKSI & ----
KATEGORI DAN SUB KATEGORI DATA SUBYEKTIF DAN OBYEKTIF

PSIKOLOGIS NYERI DAN -------------------


KENYAMANAN

INTEGRITAS EGO --------------------


PERTUMBUHAN DAN ----------------
PERKEMBANGAN

PERILAKU KEBERSIHAN DIRI • Pasien tampak kotor dan berbau keringat


• Keluarga mengatakan pasien tidak mau dimandikan selama
sakit dirumah

PENYULUHAN ---------
&PEMBELAJARAN

RELASIONAL INTERAKSI SOSIAL • Pasien MRS dengan keluhan penurunan kesadaran dan
tidak bisa bicara
• GCS E3M4Vafasia
• Pasien terdiagnosis SNH

LINGKUNGAN KEAMANAN DAN • Pasien mengalami penurunan kesadaran


PROTEKSI • Keterbatasan aktivitas
• Terdiagnosis SNH
51
Analisis Data subkategori Respirasi
DS/DO ANALISIS MK
DATA SUBYEKTIF Pasien terdiagnosa SNH, DM, & Bersihan Jalan
Keluarga mengatakan pasien CKD dengan riwayat batuk Napas tidak
sudah batuk-batuk berlendir produktif, saat MRS dengan efektif
namun tidak bisa dikeluarkan tirah baring dan penurunan
kemampuan batuk
DATA OBYEKTIF menyebabkan penumpukan
• Pasien tampak sesak, RR secret dan terjadi masalah
26X/mnt, auskultasi bersihan jalan napas tidak
terdengar ronkhi pada efektif
seluruh lapang paru,
batuk produktif dengan
sputum berwarna putih
dan kental namun sulit
dikeluarkan, pasien tidak
mampu batuk efektif

52
(SDKI)
3
1 2

Buka buku SDKI ✢ Diagnosis BERSIHAN JALAN ✢TEMUKAN ETIOLOGI SESUAI


TEMUKAN DIAGNOSIS NAFAS TIDAK EFEKTIF (hal
KONDISI PASIEN
KEPERAWATAN YANG 18)
✢ BACA DEFENISI UNTUK ✢ETIOLOGI BOLEH > 1
AKAN DITEGAKKAN
MEMASTIKAN TIDAK
SESUAI KATEGORI & SALAH DALAM
✢HIPERSEKSI & SEKRESI YANG
SUB KATEGORI MENENTUKAN DK TERTAHAN
5
4 SUSUN DK SESUAI SDKI (AKTUAL THREE PART)
BANDINGKAN DATA BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF
BERHUBUNGAN DENGAN HIPERSEKRESI JALAN
YANG ADA PADA
NAPAS dan sekresi yang tertahan DIBUKTIKAN DENGAN
PASIEN, JIKA GEJALA BATUK TIDAK EFEKTIF, AUSKULTASI TERDENGAR
DAN TANDA MAYOR > RONKHI PADA SELURUH LAPANG PARU, BATUK
80%, MAKA DK DAPAT PRODUKTIF DENGAN SPUTUM BERWARNA PUTIH
DITEGAKKAN DAN KENTAL NAMUN SULIT DIKELUARKAN. PASIEN
TIDAK MAMPU BATUK EFEKTIF, Pasien tampak sesak,
RR 26X/mnt 53
54
Menentukan Luaran (SLKI) 2

1 Cari tautan untuk


diagnosis BERSIHAN
Memenuhi kriteria Buka buku SLKI pada
tautan SDKI-SLKI JALAN NAFAS TIDAK
SMART
EFEKTIF (hal 153) untuk
(hal xi)
melihat luaran
3
4

Luaran utama: Lihat daftar luaran keperawatan


“BERSIHAN JALAN (ix)
NAFAS”
“BERSIHAN JALAN NAFAS”
Pilih luaran tambahan:
tingkat infeksi, pertukaran (18)
gas (sesuaikan dengan Untuk menemukan luaran lengkap
kondisi pasien) dengan ekspektasi & kriteria hasil
55
TAUTAN SDKI-SLKI

56
CONTOH LUARAN SLKI

57
LUARAN UTAMA SLKI

Bersihan jalan napas Setelah diberikan tindakan


meningkat dengan kriteria keperawatan dalam waktu
hasil: 3 jam bersihan jalan napas
✢ Batuk efektif meningkat meningkat dengan kriteria
✢ Produksi sputum hasil:
menurun ✢ Batuk efektif meningkat
✢ Ronkhi menurun ✢ Produksi sputum
✢ Dispnea menurun menurun
frekuensi napas ✢ Ronkhi menurun
membaik ✢ Dispnea menurun
✢ Frekuensi napas
membaik

58
Menentukan INTERVENSI (SIKI)

Pertimbangkan: 2
1
Karakteristik DK, luaran,
Cari tautan untuk diagnosis
Kemampulaksanaan Buka buku SIKI
‘BERSIHAN JALAN NAPAS
intervensi, penerimaan pada tautan SDKI-
TIDAK EFEKTIF’
pasien, hasil penelitian, SIKI (hal xx)
(hal 453-454)
dan kemampuan perawat
4
3
• Lihat daftar intervensi keperawatan
Intervensi utama: LATIHAN BATUK (xiv-xv) untuk melihat intervensi:
EFEKTIF, MANAGEMEN JALAN NAPAS, &
PEMANTAUAN RESPIRASI • Latihan Batuk Efektif (142), Managemen
Jalan Napas (187), Pemantauan Respirasi
Pilih Intervensi pendukung: Fisioterapi
(247), Fisioterapi Dada (118), Pengaturan
dada, pengaturan posisi (sesuaikan
Posisi (293) dll
dengan kondisi pasien) 59
TAUTAN SDKI-SIKI

60
INTERVENSI-SIKI

61
Cont’
INTERVENSI UTAMA TINDAKAN
LATIHAN BATUK OBSERVASI
EFEKTIF • IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BATUK
• MONITOR ADANYA RETENSI SPUTUM
• MONITOR TANDA DAN GEJALA INFEKSI SALURAN NAPAS
• MONITOR INTAKE DAN OUTPUT CAIRAN
TERAPEUTIK
• ATUR POSISI SEMI-FOWLER ATAU FOWLER
• PASANG PERLAK DAN BENGKOK DIPANGKUAN PASIEN
• BUANG SEKRET PADA TEMPAT SPUTUM
EDUKASI
• JELASKAN TUJUAN DAN PROSEDURE BATUK EFEKTIF
• ANJURKAN TARIK NAPAS DALAM MELALUI HIDUNG SELAMA 4 DETIK,
DITAHAN SELAMA 2 DETIK, KEMUDIAN KELUARKAN DARI MULUT DENGAN
BIBIR MENCUCUT/DIBULATKAN SELAMA 8 DETIK
• ANJURKAN MENGULANGI TARIK NAPAS DALAM 3X
• ANJURKAN BATUK DENGAN KUAT LANGSUNG SETELAH TARIK NAPAS
DALAM YANG KE-3
KOLABORASI
• PEMBERIAN MUKOLITIK ATAU EKSPEKTORAN JIKA PERLU
Intervensi utama TINDAKAN
MANAGEMEN OBSERVASI
JALAN NAPAS • MONITOR POLA NAPAS (FREKUENSI, IRAMA, KEDALAMAN, USAHA
NAPAS)
• MONITOR BUNYI NAPAS TAMBAHAN
• MONITOR SPUTUM (JUMLAH, WARNA, AROMA, KONSISTENSI)
TERAPEUTIK
• POSISIKAN FOWLER
• BERIKAN MINUM HANGAT SESUAI KEBUTUHAN
• LAKUKAN FTD JIKA PERLU
• LAKUKAN PENGISAPAN LENDIR KURANG DARI 15 DETIK, JIKA PERLU
• LAKUKAN HIPEROKSIGENASI SEBELUM PENGISAPAN ENDOTRAKEAL
• BERIKAN OKSIGEN, JIKA PERLU
EDUKASI
• ANJURKAN ASUPAN CAIRAN 2000M/HARI, JIKA TIDAK ADA
KONTRAINDIKASI
• AJARKAN TEKNIK BATUK EFEKTIF
KOLABORASI
• KOLABORASI PEMBERIAN BRONKODILATOR, EKSPEKTORAN,
MUKOLIITK JIKA PERLU
INTERVENSI TINDAKAN
PEMANTAUA OBSERVASI
N RESPIRASI • MONITOR FREKUENSI, IRAMA, KEDALAMAN, DAN UPAYA NAPAS
• MONITOR POLA NAPAS
• MONITOR KEMAMPUAN BATUK
• MONITOR ADANYA SPUTUM
• MONITOR ADANYA SUMBATAN JALAN NAPAS
• PALPASI KESIMETRISAN EKSPANSI PARU
• AUSKULTASI BUNYI NAPAS
• MONITOR SATURASI OKSIGEN
• MONITOR NILAI AGD
• MONITOR HASIL X-Ray thoraks
TTERAPEUTIK
• Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
• Dokumentasi hasil pemantauan
EDUKASI
• Jelaskan tujuan dan procedure pemantauan
• Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
KOLABORASI
INTERVENSI TINDAKAN
FISIOTERAPI DADA OBSERVASI
• IDENTIFIKASI INDIKASI DILAKUKAN FISIOTERAPI DADA (HIPERSEKRESI, SPUTUM
KENTAL, DLL)
• IDENTIFIKASI KONTRAINDIKASI FISIOTERAPI DADA (KANKER PARU, GAGAL
JANTUNG)
• MONITOR STATUS PERNAPASAN
• PERIKSA SEGMEN PARU YANG MENGANDUNG SEKRESI BERLEBIHAN
• MONITOR JUMLAH DAN KARAKTERISTIK SPUTUM
• MONITOR TOLERANSI SELAMA DAN SETELAH PROSEDUR

TERAPEUTIK
• POSISIKAN PASIEN SESUAI DENGAN AREA SEKRET DI PARU
• GUNAKAN BANTAL UNTUK MENGATUR POSISI TIDUR
• LAKUKAN PERKUSI DENGAN POSISI TANGAN DITANGKUP SELAMA 3-5MENIT
• LAKUKAN VIBRASI DENGAN POSISI TELAPAK TANGAN RATA BERSAMAAN EKSIRASI
MELALUI MULUT
• LAKUKAN MINIMAL 2 JAM SETELAH MAKAN
• LAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR JIKA PERLU

EDUKASI:
• JELASKAN TUJUAN DAN PROSEDDURE FISIOTERAPI DADA
• ANJURKAN BATUK EFEKTIF SEGERA SETELAH SELESAI TINDAKAN
• AJARKAN INSPIRASI PERLAHAN DAN DALAM MELALUI HIDUNG SELAMA PROSES
FISIOTERAPI DADA
Analisis Data subkategori Nutrisi & Cairan
DS/DO ANALISIS MK SDKI (hal.56)
DATA SUBYEKTIF Pasien Defisit • DEFISIT NUTRISI
• Keluarga mengatakan pasien terdiagnosa Nutrisi BERHUBUNGAN DENGAN
mengeluh mual dan tidak SNH, DM tak PENINGKATAN KEBUTUHAN
suka makan, hanya terkontrol, & METABOLISME DIBUKTIKAN
menghabiskan 4-5 sendok CKD. Dengan DENGAN Pasien tampak kurus
setiap kali makan selama gangguan • BB saat ini 40kg TB 165cm,
dirumah, BB pasien metabolisme kurang 18,5 dari BBI, Keluarga
menurun kurang lebih 25 kg Glukosa kronis mengatakan pasien mengeluh
karena BB sebelumnya 65kg diperberat mual dan tidak suka makan,
kurang lebih setahun lalu intake yang hanya menghabiskan 4-5
inadekuat sendok setiap kali makan
menyebabkan selama dirumah, BB pasien
DATA OBYEKTIF pasien menurun kurang lebih 25 kg
• Pasien tampak kurus mengalami karena BB sebelumnya 65kg
• BB saat ini 40kg TB 165cm, defisit nutrisi kurang lebih setahun lalu
kurang 18,5 dari BBI
• Pasien terdiagnosis DM dan
CKD on HD seminggu 2x

66
Menentukan Diagnosis Keperawatan (SDKI)
3
1 2
Buka buku SDKI ✢ TEMUKAN ETIOLOGI SESUAI
✢ Diagnosis DEFISIT NUTRISI
TEMUKAN DIAGNOSIS (hal 56) KONDISI PASIEN
KEPERAWATAN YANG ✢ ETIOLOGI BOLEH > 1
✢ BACA DEFENISI UNTUK
AKAN DITEGAKKAN ✢ PENINGKATAN KEBUTUHAN
MEMASTIKAN TIDAK SALAH
SESUAI KATEGORI & DALAM MENENTUKAN DK METABOLISME
SUB KATEGORI

SUSUN DK SESUAI SDKI (AKTUAL THREE PART)


4
• DEFISIT NUTRISI BERHUBUNGAN DENGAN
BANDINGKAN DATA PENINGKATAN KEBUTUHAN METABOLISME
DIBUKTIKAN DENGAN Pasien tampak kurus
YANG ADA PADA
• BB saat ini 40kg TB 165cm, kurang 18,5 dari BBI,
PASIEN, JIKA GEJALA Keluarga mengatakan pasien mengeluh mual dan tidak
DAN TANDA MAYOR > suka makan, hanya menghabiskan 4-5 sendok setiap kali
80%, MAKA DK DAPAT makan selama dirumah, BB pasien menurun kurang lebih
DITEGAKKAN 25 kg karena BB sebelumnya 65kg kurang lebih setahun
67
lalu
Menentukan Luaran SLKI
1 2
Memenuhi kriteria Buka buku SLKI Cari tautan untuk
SMART pada tautan SDKI- diagnosis DEFISIT
SLKI (hal xi) NUTRISI (hal 154)
untuk melihat luaran
3 4
Luaran utama: Lihat daftar luaran
STATUS NUTRISI keperawatan (x)
STATUS NUTRISI (121)
Pilih luaran tambahan Untuk menemukan luaran lengkap
(sesuaikan dengan kondisi dengan ekspektasi & kriteria hasil
pasien)
68
LUARAN UTAMA SLKI

Status nutrisi membaik Setelah diberikan tindakan


dengan kriteria hasil: keperawatan dalam waktu
✢ Porsi makanan yang 7 x 24 jam status nutrisi
dihabiskan meningkat membaik dengan kriteria
✢ BB membaik hasil:
✢ IMT membaik ✢ Porsi makanan yang
✢ Nafsu makan membaik dihabiskan meningkat
✢ BB membaik
✢ IMT membaik
✢ Nafsu makan membaik

69
Menentukan INTERVENSI (SIKI);
adding, deleting, modification
1 2
Pertimbangkan: Cari tautan untuk
Buka buku SIKI
Karakteristik DK, luaran, pada tautan diagnosis DEFISIT
Kemampulaksanaan intervensi,
penerimaan pasien, hasil SDKI-SIKI (hal NUTRISI (hal 453-454)
penelitian, dan kemampuan xx)
perawat
3 4
Intervensi utama: Lihat daftar intervensi keperawatan
MANAGEMEN NUTRISI & (xv) Untuk menemukan Intervensi
PROMOSI BB
“MANAGEMEN NUTRISI” (Hal.200), PROMOSI
Intervensi pendukung: Edukasi
diet, managemen hiperglikemi BB (358), Edukasi diet (54-55), managemen
(sesuaikan dengan kondisi pasien) hiperglikemi (180), managemen hipoglikemia (182)
70
Analisis Data subkategori Interaksi sosial
DS/DO ANALISIS MK SDKI (hal.56)
DATA SUBYEKTIF Pasien Gangguan • GANGGUAN KOMUNIKASI
• Keluarga mengatakan pasien terdiagnosa komunikasi VERBAL BERHUBUNGAN
tiba-tiba tidak sadarkan diri SNH, DM tak verbal DENGAN PENURUNAN
saat menonton TV dan tidak terkontrol, & SIRKULASI KE OTAK
bisa bicara CKD. Dengan DIBUKTIKAN DENGAN Pasien
adanya MRS dengan keluhan
penurunan penurunan kesadaran dan tidak
DATA OBYEKTIF sirkulasi ke bisa bicara, GCS E3M4Vafasia,
• Pasien MRS dengan keluhan otak Pasien terdiagnosis SNH
penurunan kesadaran dan menyebabkan
tidak bisa bicara kerusakan pada
• GCS E3M4Vafasia area broka
• Pasien terdiagnosis SNH yang
berdampak
pada
penurunan
kemampuan
bicara (afasia)

71
Menentukan Diagnosis Keperawatan
(SDKI)
1 2 3
Buka buku SDKI ✢ Diagnosis GANGGUAN ✢ TEMUKAN ETIOLOGI SESUAI
TEMUKAN DIAGNOSIS KOMUNIKASI VERBAL (hal KONDISI PASIEN
KEPERAWATAN YANG 262) ✢ ETIOLOGI BOLEH > 1
AKAN DITEGAKKAN ✢ BACA DEFENISI UNTUK ✢ PENURUNAN SIRKULASI KE
SESUAI KATEGORI & MEMASTIKAN TIDAK OTAK
SUB KATEGORI SALAH DALAM
MENENTUKAN DK

4 5

BANDINGKAN DATA YANG


SUSUN DK SESUAI SDKI (AKTUAL THREE PART)
ADA PADA PASIEN, JIKA GANGGUAN KOMUNIKASI VERBAL BERHUBUNGAN
GEJALA DAN TANDA MAYOR DENGAN PENURUNAN SIRKULASI KE OTAK DIBUKTIKAN
> 80%, MAKA DK DAPAT DENGAN Pasien MRS dengan keluhan penurunan kesadaran dan
DITEGAKKAN tidak bisa bicara, GCS E3M4Vafasia, Pasien terdiagnosis SNH
72
Menentukan Luaran SLKI
1 2 3
Memenuhi kriteria Buka buku SLKI Cari tautan untuk
SMART pada tautan SDKI- diagnosis Gangguan
SLKI (hal xi) Komunikasi Verbal (hal
157) untuk melihat
luaran
4 5
Luaran utama: Lihat daftar luaran
✢ Komunikasi Verbal keperawatan (ix)
✢ Pilih luaran tambahan: status komunikasi verbal (49)
neurologi, status kognitif,
fungsi sensori (sesuaikan Untuk menemukan luaran lengkap
dengan kondisi pasien) dengan ekspektasi & kriteria hasil
73
LUARAN UTAMA SLKI

Komunikasi verbal Dalam waktu 7 x 24 jam


meningkat dengan kriteria Komunikasi verbal
hasil: meningkat dengan kriteria
✢ Kemampuan bicara hasil:
meningkat ✢ Kemampuan bicara
✢ Kemampuan mendengar meningkat
meningkat ✢ Kemampuan mendengar
✢ Kesesuaian ekspresi meningkat
wajah/tubuh meningkat ✢ Kesesuaian ekspresi
✢ Afasia menurun wajah/tubuh meningkat
✢ Afasia menurun

74
Menentukan INTERVENSI (SIKI)
1 2
Pertimbangkan: Cari tautan untuk diagnosis
Buka buku SIKI
Karakteristik DK, luaran, pada tautan Gangguan Komunikasi
Kemampulaksanaan intervensi, Verbal (hal 461)
penerimaan pasien, hasil SDKI-SIKI (hal
penelitian, dan kemampuan xx)
perawat
3 4
Intervensi utama: Lihat daftar intervensi keperawatan
Promosi komunikasi: Defisit Bicara, (xv) Untuk menemukan Intervensi
Promosi komunikasi Efektif
Promosi komunikasi: Defisit Bicara (hal 373), Promosi
Intervensi pendukung: Dukungan komunikasi Efektif (373)
kepatuhan program
Intervensi pendukung: Dukungan kepatuhan program
pngobatan(sesuaikan dengan kondisi
pngobatan (26)
pasien) 75
Diagnosis keperawatan lainnya yang dapat ditegakkan
(latihan menyusun DK, luaran dan intervensi menggunakan 3S)

✢ Kat. Perilaku ✢ Kat. Fisiologis sub ✢ Kat. Lingkungan sub


sub kat. Kat. Aktivitas dan Kat. Keamanan dan
Kebersihan diri istirahat proteksi
✢ Defisit ✢ Gangguan ✢ Resiko jatuh bd
perawatan diri mobilitas fisik bd kekuatan otot
bd gangguan penurunan menurun, penurunan
neuromuskuler kekuatan otot, kesadaran (304)
(238) gangguan
neuromuscular
(124)

76
TERIMA KASIH

77

Anda mungkin juga menyukai