Anda di halaman 1dari 55

PENERAPAN 3S (SDKI,SIKI,SLKI)

DAN SPO KEPERAWATAN DALAM


MENINGKATKAN MUTU ASUHAN
KEPERAWATAN

OLEH : NANIK CAHAYNI


Personal Data
Nama : Ns. Nanik Cahyani, S.Kep
TTL : Denpasar, 3 Mei 1974
Alamat : Perum Mulya Asri 47 Tegal Jaya Dalung Kuta Utara Bali
E-mail : nanikcahyani@gmail.com
Pendidikan
- Akper Poltekkes Denpasar lulus tahun 1996
- S1 Keperawatan Universitas Udayana lulus tahun 2012
- Profesi Ners Universitas Udayana lulus tahun 2013
Institusi
- RSUP Prof Dr I.G.N.G.Ngoerah
- Ruang ICU dari tahun 1997 – sekarang (PJ)
- Ketua Sub Mutu Komite Keperawatan
Organisasi
- HIPERCCI Bali
- DPK PPNI RSUP Sanglah Denpasar
- DPD PPNI Kota denpasar
Latar Belakang
Standar Asuhan Keperawatan memiliki 3 komponen :
Diagnosis Keperawatan, Luaran (outcome) dan
Intervensi Keperawatan

PPNI telah menerbitkan :


✓Standar Diagnosis Keperawatan (SDKI)
✓Standar Luaran Keperawatan (SLKI)
✓Standar Intervensi Keperawatan (SIKI)
LATAR BELAKANG
UU Keperawatan
No.38 Tahun 2014

Standar Profesi Standar Komptensi


• Pendidikan :
Standar Kinerja Vokasi, Ners
Profesional Generalis, Ners
• Penjaminan Mutu SKP SK Spesialis, Ners
• Pendidikan Subspesialis
• Riset • Kehususan : Gadar,
• Etika SAK OK, Kritis, Jiwa
• Penilaian Kinerja Maternitas, dll.

Standar AsuhanKeperawaan
✓Diagnosis
✓Intervensi
✓Luaran
LANDASAN HUKUM
Pasal 13 UU no 44 tahun 2009 tentang RS
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di RS harus bekerja sesuai dengan standar
profesi ,standar pelayanan RS,standar prosedur operasional yang berlaku,etika
profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien

Pasal 66 UU no 36 tahun 2014 tentang Nakes


Setiap tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik
berkewajiban untuk mematuihi standar profesi, standar SDKI,SLKI,SIKI
pelayanan profesi,dan standar prosedur operasional

Pasal 36 UU no 36 tahun 2014 tentang Nakes


Standar profesi dan standar pelayanan profesi untuk masing-masing tenaga
kesehatan ditetapkan oleh organisasi profesidan bidang kesehatan dan disahkan
oleh menteri
Tujuan Penerapan Asuhan Keperawatan Berbasis 3S (SDKI, SLKI, SIKI)
Meningkatkan otonomi perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan
Menjadi panduan atau acuan bagi memudahkan komunikasi intraprofesional
perawat dalam menegakkan dan interprofesional dengan penggunaan
diagnosis keperawatan istilah yang seragam dan terstandarisasi

3S (SDKI, SLKI, SIKI) 3S (SDKI, SLKI, SIKI)


12
34
3S (SDKI, SLKI, SIKI) 3S (SDKI, SLKI, SIKI)

Meningkatkan mutu asuhan Mengukur beban kerja dan


keperawatan reward perawat
Asuhan Keperawatan
1 Pengkajian
Pengkajian
Standar Diagnosa
Penegakan Diagnosis SDKI Keperawatan Indonesia

Proses of
Description Standar Luaran
Keperawatan
the contents ClickPerencanaan
tohere SLKI Keperawatan Indonesia

Implementasi Implementasi

Evaluasi
SIKI Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia
Evaluasi
I. Assesment
Pengkajian Keperawatan
13 komponen dalam pengkajian sesuai dengan standar Akreditasi :
1. Keluhan saat ini 7. Penilaian nyeri

2. Status fisik 8. Penilaian risiko jatuh

3. Psiko social spiritual 9. Kondisi fungsional

4. Status ekonomi 10. Skrining nutrisi

5. Riwayat kesehatan 11. Kebutuhan edukasi

6. Riwayat alergi 12. Riwayat Penggunaan Obat

13. Rencana pemulangan pasien


Pengkajian Keperawatan
Contoh Pengkajian Keperawatan
di RSUP Prof Ngoerah

SIMARS RSUP SANGLAH


Pengkajian Keperawatan
Contoh Pengkajian Keperawatan
di RSUP Prof Ngoerah

SIMARS RSUP SANGLAH


Pengkajian Keperawatan
Contoh Pengkajian Keperawatan
di RSUP Prof Ngoerah
Pengkajian Keperawatan
Contoh Pengkajian Keperawatan
di RSUP Sanglah
Pengkajian Keperawatan
Contoh Pengkajian Keperawatan
di RSUP Prof Ngoerah
Pengkajian Keperawatan
Contoh Pengkajian Keperawatan
di RSUP Prof Ngoerah
Pengkajian Keperawatan
Contoh Pengkajian Keperawatan
di RSUP Prof Ngoerah
Pengkajian Keperawatan
Contoh Pengkajian Keperawatan
di RSUP Sanglah
Pengkajian Fisik
I. Assesment

Sistem Pernapasan
B1
Sistem Muskuloskeletal Breathing Sistem
B6 B2 Kardiovaskuler
Bone Blood

B5
B6 B3
Sistem Gastrointestinal Bowel Brain
Sistem Neurologi
B4
Bladder

Sistem Urogenital

Penerapan 3S
CONTOH
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILASI
MEKANIK
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
II. Diagnosis

Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001)


Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi
yang tertahan dibuktikan dengan tidak mampu batuk, sputum
yang berlebih, mengi, ronchi, gelisah

Gangguan pertukaran gas (D.0003)


Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi – perfusi dibuktikan dengan PCO2
meningkat, PO2 menurun, PH menurun,ada suara nafas
tambahan, takikardi.

Gangguan ventilasi spontan (D.0004)


Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan kelemahan
otot pernafasan dibuktikan dengan penggunaan otot bantu
nafas meningkat, volume tidal menurun, PCO2 meningkat, PO2
menurun, SaO2 menurun
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
II. Diagnosis
Gangguan penyapihan ventilator (D.0002)
Gangguan penyapihan ventilator berhubungan dengan hipersekresi jalan
nafas dibuktikan dengan frekuensi nafas meningkat, penggunaan otot
bantu nafas, gasping, upaya nafas dan bantuan ventilator tidak sinkron,
nilai AGD abnormal

Risiko penurunan curah jantung (D.0011)


Risiko penurunan curah jantung dibuktikan dengan
perubahan frekuensi jantung

Risiko infeksi (D.0142)


Risiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasif
Aspek yang dapat diobservasi dan diukur
meliputi kondisi, prilaku atau dari persepsi
LUARAN KEPERAWATAN S pasien, keluarga atau komunitas sebagai
respon terhadap intervensi keperawatan

SLKI L Luaran : negatif dan positif


(Standar Luaran Keperawatan Indonesia)

K Luaran : label, ekspektasi, kriteria hasil

I Luaran juga diklasifikasikan berdasarkan


kategori (fisiologis, psikologis, prilaku
relasional, lingkungan)

SMART
Penetapan Luaran
Memenuhi Prinsip
LUARAN KEPERAWATAN
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
III. Perencanaan
80% 40% Bersihan jalan nafas meningkat
Pertukaran gas membaik
Meningkat Menurun Ventilasi spontan membaik

Membaik Penyapihan ventilator meningkat


Curah jantung meningkat
Tingkat infeksi menurun
LUARAN KEPERAWATAN
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
III. Perencanaan

Diagnosis Ekspektasi Kriteria Hasil

Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan tindakan ▪Batuk efektif meningkat
efektif berhubungan dengan keperawatan selama ….. x 24 ▪Produksi sputum menurun
sekresi yang tertahan jam diharapkan bersihan jalan ▪Mengi menurun
dibuktikan dengan tidak nafas meningkat ▪Ronchi menurun
mampu batuk, sputum yang ▪Gelisah menurun
berlebih, mengi, ronchi,
gelisah
LUARAN KEPERAWATAN
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
III. Perencanaan

Diagnosis Ekspektasi Kriteria Hasil

Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan ▪Suara nafas tambahan


berhubungan dengan keperawatan selama .... x 24 menurun
ketidakseimbangan ventilasi – jam diharapkan pertukaran gas ▪Takikardi menurun
perfusi dibuktikan dengan membaik ▪PCO2 membaik
PCO2 meningkat, PO2 ▪PO2 membaik
menurun, PH menurun,ada ▪PH arteri membaik
suara nafas tambahan,
takikardi
INTERVENSI KEPERAWATAN
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Luaran yang tepat akan memberikan
arahan yang jelas dalam penentuan Intervensi harus dapat diterima oleh
intervensi keperawatan pasien sesuai dengan nilai budaya
yang dianut
Perawat perlu mempertimbangkan
waktu,tenaga dan sumber daya yang Perawat dapat menggunakan prinsip
tersedia sebelum merencanakan dan ilmiah atau berkonsultasi dengan perawat
mengimplementasikan intervensi spesialis dalam menentukan pilihan
keperawatan intervensi keperawatan

Perawat diharapkan mengetahui


rasionalisasi ilmiah terkait intervensi
yang dilakukan dan ketrampilan
psikomotor yg diperlukan untuk
mengimplementasikan intervensi
keperawatan
✓ Manajemen Jalan Nafas ( I.01011)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Observasi
❖ monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas) Bersihan jalan nafas
❖ monitor bunyi nafas tambahan(mengi, wheezing, ronchi)
❖ monitor sputum (jumlah, warna, bau) tidak efektif (D.0001)
Terapeutik Intervensi Utama
❖ Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head tilt dan
latihan batuk efektif
chin lift (jaw trust jika ada kecurigaan trauma servikal)
✓Manajemen jalan nafas
❖ Posisikan semi fowler atau fowler
Pemantauan respirasi
❖ Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
❖ Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
❖ Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
❖ Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill Intervensi Pendukung
❖ Berikan oksigen
•Manajemen ventilasi
Edukasi mekanik
Ajarkan batuk efektif

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator , ekspektoran,mukolitik, jika perlu
Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)

Contoh Intervensi Keperawatan


di RSUP Prof Ngoerah
Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)

Contoh Intervensi Keperawatan


di RSUP Prof Ngoerah
Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)

Contoh Intervensi Keperawatan


di RSUP Prof Ngoerah
IV. IMPLEMENTASI
Implementasi berdasarkan rencana intervensi

Implementasi dilakukan sesuai dengan


Standar Prosedur Operasional
Implementasi Keperawatan
Contoh Implementasi Keperawatan
di RSUP Prof Ngoerah
V. Evaluasi Di tulis dalam CPPT dalam
Format SOAP
Sesuai dengan standar akreditasi PP.2 : assesmen ulang
Evaluasi Keperawatan
Contoh Evaluasi Keperawatan
di RSUP Prof Ngoerah
Evaluasi Keperawatan
Contoh Evaluasi Keperawatan
di RSUP Prof Ngoerah
Evaluasi Keperawatan
Contoh Evaluasi Keperawatan
di RSUP Prof Ngoerah
Evaluasi Keperawatan
Contoh Evaluasi Keperawatan
di RSUP Prof Ngoerah
SPO Keperawatan

Suatu perangkat instruksi atau langkah-langkah untuk menyelesaikan proses


kerja rutin yang dikerjakan oleh perawat untuk mencapai tujuan pemenuhan
kebutuhan dan kemandirian pasien/klien dalam merawat dirinya.
Perawat mempunyai kewajiban memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kode etik ,
standar pelayanan keperawatan, standar profesi, standar prosedur operasional dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan

PPNI menerbitkan tentang pedoman SPO keperawatan agar tercipta keseragaman dalam proses
pelaksanaan prosedur keperawatan yang efektif, efisien dan aman serta menjamin konsistensi
pelayanan keperawatan yang diberikan perawat kepada masyarakat
Tujuan 01
SPO Keperawatan Sebagai acuan untuk menjalankan prosedur
keperawatan yang efektif, efisien dan aman

02
Sebagai acuan dalam pengawasan, pembinaan
dan peningkatan mutu pelayanan keperawatan

03
Untuk melindungi masyarakat dari praktek
yang tidak sesuai dengan standar

04
Untuk melindungi profesi dari tuntutan
masyarakat yang tidak benar
• Mestandarisasi cara yang dilakukan perawat dalam menyelesaikan
prosedur sehingga memberi kepastian dan keseragaman dalam
proses pelaksanaan prosedur keperawatan

Manfaat • Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang dilakukan


perawat dalam melaksanakan prosedur keperawatan
SPO Keperawatan
• Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan prosedur
keperawatan

• Menjamin konsistensi pelayanan keperawatan kepada masyarakat

• Melindungi perawat dari kemungkinan tuntutan hukum karena


tuduhan melakukan penyimpangan

• Memberikan informasi bagi upaya peningkatan kompetensi perawat

• Memberikan informasi tentang beban kerja perawat

• Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan procedural


dalam memberikan pelayanan keperawatan

• Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan melalui pemenuhan


standar yang berlaku
SPO Keperawatan – 3S (klasifikasi)

Fisiologis Psikologis Perilaku Relasional Lingkungan

Respirasi Nyeri dan Kebersihan Interaksi Keamanan dan


kenyamanan Diri Sosial Proteksi

Sirkulasi
Penyuluhan dan
Integritas Pembelajaran
Nutrisi dan Ego
cairan
Pertumbuhan
Eliminasi dan
Perkembangan
Aktifitas dan
istirahat

Neurosensori

Reproduksi dan
seksualitas
SPO Keperawatan – 3S
Diagnosis Keperawatan (SDKI)

Luaran Keperawatan (SLKI)

Intervensi Keperawatan (SIKI) SPO


(O,T,E,K) Keperawatan
Apakah semua intervensi
keperawatan dapat
dilakukan oleh setiap
perawat ???
PMK No 4 Tahun 2022
(Petunjuk Tehnik Jabatan Fungsional Keperawatan)

Kewenangan Klinis Perawat

EVALUASI Kompetensi
SPO
Keperawatan
SPO Keperawatan – 3S
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan dibuktikan
dengan tidak mampu batuk, sputum yang berlebih, mengi, ronchi, gelisah

Bersihan Jalan Nafas meningkat

Manajemen Jalan Nafas

- Monitor pola nafas


- Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan
head tilt dan chin lift
- Posisikan semi fowler atau fowler
- Lakukan penghisapan lendir
- Lakukan fisioterapi dada
- Keluarkan sumbatan benda padat dengan SPO Keperawatan
forsep
- Berikan oksigen
- Ajarkan batuk efektif
- Kolaborasi pemberian bronchodilator,
ekspektoran, mukolitik jika perlu
SPO: Penghisapan Jalan Nafas
Definisi: membersihkan secret dengan memasukkan kateter suction bertekanan negative dalam mulut, nasofaring, trakea dan atau ETT

Prosedur: - Letakkan pengalas dibawah dagu dan kepala


- Identifikasi pasien menggunakan minimal 2 identitas - Hubungkan selang penyambung ke mesin suction
- Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur - Hubungan selang penyambung denngan ujung selang suction
- Siapkan alat dan bahan yang diperlukan - Nyalakan mesin suction dan atur tekanan negative sesuai kebutuhan (dewasa: 120-150
mmHg, anak:100-120 mmHg, bayi:60-100 mmHg)
✓ Sarung tangan steril (untuk naso faring, trakea dan ETT) atau sarung
tangan bersih untuk mulut - Berikan oksigenasi 100% minimal 30 detik dengan selang oksigen
✓ Masker dan google, jika perlu - Lakukan penghisapan tidak lebih dari 15 detik
✓ Selang suction, sesuai ukuran - Lakukan penghisapan pada ETT terlebih dahulu lalu hidung, dan mulut jika pasien
terpasang ETT
✓ Selang penyambung
- Bilas selang suction dengan cairan steril
✓ Mesin suction
- Berikan kesempatan bernafas 3-5 kali sebelum penghisapan berikutnya
✓ Kom steril berisi cairan steril
- Monitor saturasi oksigen selama penghisapan
✓ Tisu
- Lepas dan buang selang suction
✓ Sumber oksigen
- Matikan mesin suction
✓ Stetoskop
- Auskultasi kembali suara nafas
✓ Oksimetri nadi
- Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
- Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
- Lepaskan sarung tangan
- Posisikan semi fowler
- Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
- Auskultasi suara nafas
- Dokumentasikan warna, jumlah, konsistensi sputum,kemampuan batuk, saturasi oksigen,
- Pasang oksimetri nadi suara nafas serta respon pasien
SPO : PEMANTAUAN SATURASI OKSIGEN
Definisi : Mengumpulkan dan menganalisa data terkait presentasi hemoglobin yang berikatan
dengan oksigen dalam arteri dengan menggunakan oksimetri nadi beserta sensornya

Prosedur :
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap,tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
a. Oksimetri nadi
b. Alcohol swab, jika perlu
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Bersihkan area pemasangan oksimetri nadi dengan alcohol swab,jika perlu
6. Tekan tombol “ON/OFF” untuk mengaktikan alat oksimetri nadi
7. Pasang probe oksimetri nadi pada ujung jari
8. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
9. Atur interval pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
10. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
11. Dokumentasikan hasil pemantauan
SPO: Pengaturan Posisi Semi Fowler
Definisi: memberikan posisi setengah duduk untuk meningkatkan kesehatan fisiologis
dan/atau psikologis
Prosedur:
• Identifikasi pasien menggunakan minimal 2 identitas
• Jelaskan tujuan dan langkah –langkah prosedur
• Siapkan alat dan bahan yang diperlukan (bantal, sarung tangan bersih,jika perlu)
• Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
• Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
• Monitor frekuensi nadi dan tekanan darah sebelum memulai pengaturan posisi
• Elevasikan bagian kepala tempat tidur dengan sudut 30-45 derajat
• Letakkan bantal dibawah kepala dan leher
• Pastikan pasien dalam posisi nyaman
• Rapikan pasien dan alat yang digunakan
• Lepaskan sarung tangan
• Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
FORMAT SPO SESUAI STANDAR AKREDITASI
Kesimpulan
• Penerapan metode 3S bertujuan sebagai standarisasi asuhan keperawatan, meningkatkan otonomi
perawat, memudahkan komunikasi intraprofesional dan interprofesional, meningkatkan mutu asuhan
serta dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur beban kerja perawat dan reward perawat.
• Adanya SPO keperawatan, perawat akan memiliki perangkat instruksi atau langkah-langkah untuk
menyelesaikan proses kerja dengan praktik yang sesuai dengan kode etik keperawatan, efektif dan
efisien dan aman.
• SPO juga memberikan keseragaman dalam pelaksanaannya sehingga terdapat proses yang baku
yang akan memudahkan dalam evaluasi tindakan keperawatan secara mutu, tanggung jawab dan
tanggung gugat.
TERIMA KASIH
DPD PPNI KOTA DENPASAR

Anda mungkin juga menyukai