Anda di halaman 1dari 7

Materi 9.

Kajian Terhadap Lembaga Ekonomi dibandingkan dengan negara-negara Muslim


Syariah: Perbankan Syariah lainnya, perbankan syariah di Indonesia akan
A. Pengertian Perbankan Syariah terus berkembang.
Bank diartikan sebagai lembaga keuangan D. Tujuan dan fungsi Perbankan Syariah
yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari Pasal 3 UU Perbankan Syariah bertujuan
masyarakat dan menyalurkan kembali dana menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
tersebut kepada masyarakat serta memberikan dalam rangka meningkatkan keadilan,
jasa-jasa keuangan lainnya. kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan
Perbankan syariah adalah suatu sistem rakyat". Fungsi Perbankan Syariah
perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan Bank syariah memiliki dua fungsi utama,
syariat Islam. Secara istilah, pengertian bank yaitu fungsi bisnis dan fungsi sosial. Fungsi bisnis
syariah adalah lembaga keuangan yang kegiatan bank syariah berupa penghimpunan dana
operasional dan produknya menganut prinsip- masyarakat dalam bentuk simpanan dan
prinsip Islam berlandaskan Alquran dan hadis. penyalurannya dalam bentuk pembiayaan.
Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang Sedangkan fungsi sosial bank syariah berupa
Perbankan Syariah, pengertian bank syariah menghimpun dan menyalurkan dana ZISWAF.
adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha E. Prinsip Operasional Perbankan Syariah
berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum 1. Prinsip Simpanan Giro
islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama 2. Prinsip bagi hasil
Indonesia atau MUI. 3. Prinsip jual-beli dan mark-up
B. Landasan Hukum Perbankan Syariah 4. Prinsip sewa terdiri dari dua macam : sewa
Peraturan yang mengatur mengenai bank murni dan sewa beli.
syariah di Indonesia pertama kali adalah UU No. 5. Prinsip jasa
7 Tahun 1992. Bank syariah pada masa ini masih F. Akad dalam Perbankan Syariah
berbentuk bank pengkreditan rakyat. Yang 1. Akad Tijarah/mu’awadah (compensational
membedakan adalah, bahwa bank pengkreditan contract) adalah segala macam perjanjian
rakyat yang satu ini menjalankan asas-asas serta yang menyangkut for profit transaction.
prinsip-prinsip bagi hasil yang sesuai dengan Akad-akad ini dilakukan dengan tujuan
ketentuan dan peraturan yang ditetapkan oleh mencari keuntungan, karena bersifat
pemerintah. komersil. Contoh akad tijarah adalah akad-
C. Latar Belakang Lahirnya Perbankan Syariah di akad investasi, jual-beli, sewa-
Indonesia menyewa,dan lain-lain.
Bank di Indonesia didirikan pertama kali 2. Akad Tabarru’ (gratuitous contract) adalah
pada zaman penjajahan Belanda. Di Indonesia, segala macam perjanjian yang menyangkut
bank syariah yang pertama didirikan pada tahun (transaksi nirlaba). Akad tabarru’ dilakukan
1992 adalah Bank Muamalat. Walaupun dengan tujuan tolong-menolong dalam
perkembangannya agak terlambat bila rangka berbuat kebaikan.
G. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional asuransi yang bertujuan membantu para
Bank konvensional adalah bank yang janda dan anak-anak yatim.
menjalankan kegiatan usahanya secara 2. Masa Pra-Islam Dan Pasca Islam
konvensional dan menerapkan bunga, sedangkan 3. Masa Kolonial
bank syariah adalah bank yang menjalankan 4. Masa Modern Hingga Sekarang
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah Asuransi Syariah pertama di
menggunakan sistem bagi hasil dan bebas dari Indonesia adalah PT. Asuransi Takaful
riba. Bank syariah berdasarkan prinsip hukum Keluarga, yang didirikannya oleh
Islam. Berbeda dengan bank konvensional, Pembentuk Takaful Indonesia (TEPATI)
prinsip Good Corporate Governance. yang dipelopori oleh ICMI melalui yayasan
Materi 10. Kajian Terhadap Lembaga Ekonomi Andi bangsi, Bank Muamalat Indonesia,
Syariah: Asuransi Syariah pada tanggal 25 Agustus 1994.
A. Pengertian Asuransi Syariah 5. Sejarah Asuransi Syariah Di Indonesia
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Sejarah terbentuknya asuransi
Indonesia Tahun 2001 Asuransi Syariah (Ta’min, syariah ini dimulai pada tahun 1979 dimana
Takaful, Tadhamun) adalah usaha saling perkenalan tentang asuransi syariah ini
melindungi dan tolong menolong diantara dipelopori oleh sebuah perusahaan asuransi
sejumlah orang atau pihak melalui investasi jiwa yang berada di negara Sudan yang
dalam bentuk asset dan tabarru’ yang memberikan terletak di benua Afrika yang bernama
pola pengembalian untuk menghadapi resiko "Sudanese Islamic Insurance".
tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai D. Tujuan Asuransi Syariah
dengan syariah. Asuransi syariah bertujuan untuk
B. Landasan Hukum Asuransi Syariah meningkatkan kesejahteraan dan perjuangan umat
1. Al-Qur’an dengan mengemban misi aqidah, misi ibadah,
Terdapat dalam surah Al-Hasyr misi iqtishodi, dan misi keumatan.
ayat 18 dan Yusuf ayat 47-49. Dan Perintah E. Prinsip Operasional Asuransi Syariah
Allah untuk Saling Menolong dan 1. Saling Bertanggung Jawab
Bekerjasama, terdapat dalam surah al- 2. Saling Bekerja Sama atau Saling Membantu
Maidah ayat 2 dan al-Baqarah ayat 185. 3. Menghindari Unsur Gharar, Maysir dan Riba.
2. Sunnah Nabi saw. (Ali, 2004: 113-124) (HR. F. Akad Dalam Asuransi Syariah
Bukhari) 1. Akad Tijarah adalah akad yang dilakukan
3. Ijtihad untuk tujuan komersial. Bentuk akadnya
C. Latar Belakang Lahirnya Asuransi Syariah menggunakan mudhorobah.
1. Masa Sebelum Masehi 2. Akad Tabarru’ adalah semua bentuk akad
Pada tahun 200 SM para saudagar yang dilakukan dengan tujuan kebajikan dan
dan aktor di Italia membentuk suatu collegin tolong-menolong, bentuk akad hibah untuk
tennirium, semacam lembaga lembaga alad tijaroh dan akad tabarru’ ini, ada
beberapa akad yang mengkuti dalam a. UU No. 10 Tahun 1998
pelaksanaannya. b. UU Nomor 21 Tahun 2008
a. Akad Wakalah bil Ujrah C. Latar Belakang Lahirnya Pegadaian Syariah
b. Akad Mudharabah Cikal bakal lembaga gadai berasal dari itali
c. Akad Mudharabah Musytarakah. yang kemudian berkembang ke seluruh Dataran
Materi 11. Kajian Terhadap Lembaga Ekonomi Eropa. Di Indonesia terbitnya PP/10 Tanggal 1
Syariah: Pegadaian Syariah April 1990.
A. Pengerian Pegadaian Syariah D. Syarat/ Rukun Pengadaian Syariah
Pegadaian (rahn) syariah merupakan salah 1. Shigat (lafadz ijab dan qabul).
satu unit layanan syariah yang dilaksanakan oleh 2. Orang yang berakad (rahin dan murtahin).
Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian, di 3. Harta yang dijadikan marhun.,dan
samping unit layanan konvensional. 4. Utang (marhun bih).
B. Landasan Hukum Pegadaian Syariah E. Prinsip Operasional Pengadaian Syariah
1. Al-qur’an 1. Nasabah menjaminkan barang (marhun)
Q.S Al-Baqarah: 283 Artinya: Jika kamu kepada pegadaian syariah untuk
dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak mendapatkan pembiayaan.
secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh 2. Pegadaian syariah dan nasabah menyapakati
seorang penulis, maka hendaklah ada barang akad gadai. Jatuh tempo pengembalian
tanggungan yang dipegang. Akan tetapi jika pembiayaan yaitu 120 hari (4 bulan).
sebagian kamu mempercayai sebagian yang 3. Pegadaian syariah memberikan pembiayaan
lain, maka hendaklah yang dipercayai itu atau jasa yang dibutuhkan nasabah sesuai
menunaikan amanatnya (utangnya) dan kesepakatan.
hendaklah ia bertakwa kepada Allah 4. Nasabah menebus barang yang digadaikan
Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) setelah jatuh tempo.
menyembunyikan persaksian. Dan 5. Pegadaian (murtahin) mengembalikan harta
barangsiapa yang menyembunyikannya, maka benda yang digadai (marhun) kepada
sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa pemiliknya (nasabah).
hatinya; dan Allah maha mengetahui apa
Pegadaian syariah juga memiliki jasa
yang kamu kerjakan.”.
pelayanan yang ditawarkan kepada masyarakat
2. Hadist
saat ini, yaitu:
Sesungguhnya Nabi saw. Pernah
mengagunkan baju besinya di Madinah 1. Pemberian pembiayaan atas dasar hukum
kepada orang Yahudi, sementara Beliau gadai syariah (rahn), yaitu berupa penyerahan
mengambil gandum dari orang tersebut untuk barang gadai oleh nasabah (rahin) untuk
memenuhi kebutuhan keluarga Beliau. (HR al- mendapatkan pinjaman yang jumlahnya
Bukhari). ditentukan oleh nilai barang yang digadaikan.
3. Peraturan Perundang-undangan
2. Penaksiran nilai barang, yaitu bahwa C. Landasan Hukum Koperasi Syariah
pegadaian syariah memberikan jasa 1. Berlandaskan pancasila dan UUD 1945.
penaksiran atas nilai suatu barang yang 2. Berazazkan kekeluargaan.
dilakukan oleh calon nasabah (rahin). 3. Berlandaskan syariah Islam yaitu Al-quran
3. Pegadaian syariah juga menyelenggarakan dan Assunah dengan saling tolong menolong
jasa (ijarah) tempat penitipan barang untuk dan menguatkan. Terdapat (Q.S. An-nisa 29)
alasan keamanan. Artinya : "Hai orang-orang yang beriman,
4. Gerai Emas (gold counteri), yaitu tempat janganlah kamu saling memakan harta
penjualan emas yang menawarkan sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
keunggulan kualitas dan keaslian. dengan jalan perniagaan yang Berlaku
5. ARRUM (Ar-rahn untuk usaha Mikro Kecil) dengan suka sama suka di antara kamu. dan
merupakan pembiayaan bagi para pengusaha janganlah kamu membunuh dirimu".
mikro kecil, untuk pengembangan usaha 4. Undang-undang Republik Indonesia No.25
dengan berprinsip syariah. tahun 1992 tentang Perkoperasian,
F. Akad Dalam Pengadaian Syariah 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1. Gadai Qard Al-Hasan adalah suatu akad yang No.9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan
dibuat oleh pihak pemberi gadai dengan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh
pihak penerima gadai dalam hal transaksi Koperasi.
gadai harta benda yang bertujuan untuk D. Latar Belakang Lahirnya Koperasi Syariah
mendapatkan uang tunai yang diperuntukkan Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R.
untuk konsumtif. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah
2. Gadai al-Mudharabah dilakukan untuk pada tahun 1896. Dia mendirikan koperasi kredit
nasabah yang menggadaikan jaminannya dengan tujuan membantu rakyatnya yang terjerat
untuk menambah modal usaha (pembiayaan hutang dengan rentenir. Koperasi tersebut lalu
investasi dan modal kerja). berkembang pesat dan akhirnya ditiru oleh Boedi
3. Gadai Bai‟ al-Muqayadah sementara akad ini Oetomo dan SDI. Kemudian lahir lagi koprasi
dilakukan jika rahin yang menginginkan dengan prinsip syariah. Koperasi syariah mulai
menggadaikan barangnya untuk keperluan diperbincangkan banyak orang ketika menyikapi
produktif, artinya dalam menggadaikan, rahin semaraknya pertumbuhan Baitul Maal
tersebut menginginkan modal kerja berupa Wattamwil di Indonesia.
pembelian barang. E. Fungsi Koperasi Syariah
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan
Materi 12. Kajian Terhadap Lembaga Ekonomi
kemampuan anggota pada khususnya, dan
Syariah: Koperasi Syariah
masyarakat pada umumnya, guna
A. Pengertian Koperasi Syariah
meningkatkan kesejahteraan sosial
B. Koperasi syariah adalah badan usaha koperasi
ekonominya.
yang menjalankan usahanya dengan prinsi-prinsip
syariah.
2. Memperkuat kualitas sumber daya insani d. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan
anggota, agar menjadi lebih amanah, secara adil.
professional (fathonah), konsisten, dan e. Pemberian balas jasa modal dilakukan
konsekuen (istiqomah). secara terbatas dan professional menurut
3. Berusaha untuk mewujudkan dan system bagi hasil.
mengembangkan perekonomian nasional
f. Jujur, amanah, dan mandiri.
4. Sebagai mediator antara menyandang dana
g. Mengembangkan sumber daya manusia,
dengan penggunan dana,
sumber daya ekonomi dan sumber daya
5. Menguatkan kelompok-kelompok anggota,
informasi secara optimal.
sehingga mampu bekerjasama melakukan
kontrol terhadap koperasi secara efektif.
h. Menjalin dan menguatkan kerjasama di
6. Mengembangkan dan memperluas kesempatan antara anggota, antar koperasi serta

kerja. dengan lembaga lainnya.

7. Menumbuhkan-kembangkan usaha-usaha
G. Akad Dalam Pengadaian Syariah
produktif anggota.
Akad yang digunakan pada produk
F. Prinsip Operasional Koperasi Syariah
simpanan koperasi syariah dapat menggunakan
1. Koperasi syariah menegakan prinsip-prinsip
dua akad yaitu akad wadi'ah dan akad
ekonomi Islam, sebagai berikut:
mudharabah. Akad wadi'ah adalah akad penitipan
a. Kekayaan barang atau uang antara pihak yang mempunyai
b. Manusia diberi kebebasan bermu’amalah barang atau uang dan pihak yang diberi
selama sesuai dengan ketentuan syariah. kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga
c. Manusia merupakan khalifah Allah dan keselamatan, keamanan, serta keutuhan barang

pemakmur di muka bumi. atau uang. Produk pembiayaan koperasi syariah

d. Menjunjung tinggi keadilan serta dikelompokkan menjadi beberapa macam, yakni:


1. Pembiayaan Mudharabah, suatu perjanjian
menolak setiap bentuk ribawi (sistem
antara pemilik dana (shahibul maal) dengan
bunga yang merugikan pihak tertentu).
pengelola dana anggota (mudharib) dimana
2. Dalam melaksanakan kegiatannya didasarkan
keuntungannya dibagi menurut rasio/nisbah
pada prinsip-prinsip syariah Islam sebagai
yang telah disepakati bersama.
berikut:
2. Pembiayaan Musyarakah, perjanjian
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan
kerjasama antara anggota dengan Koperasi
terbuka.
Syari’ah dimana modal dari kedua belah
b. Keputusan ditetapkan secara
pihak digabungkan untuk usaha tertentu yang
musyawarah
akan dijalankan anggota.
c. Pengelolaan dilakukan secara transparan 3. Pembiayaan Murabahah, yaitu pembiayaan
dan professional.
atau pinjaman diterapkan melalui mekanisme
jual beli barang dengan penambahan margin
sebagai keuntungan yang akan diperoleh perniagaan yang berlaku dengan suka
koperasi syari’ah, selanjutnya anggota akan sama suka di antara kamu ”
membayar pinjaman tersebut berikut margin 2. Hadits
keuntungannya secara kredit atau angsuran. a. “Rasulullah SAW bersabda, ‘Allah
4. Bai bitsaman ajil, yaitu proses jual beli Ta’ala berfirman: ‘Aku adalah pihak
dimana Koperasi Syari’ah menalangi terlebih ketiga dari dua pihak yang berserikat
dahulu kepada anggota dalam pembelian selama salah satu pihak tidak
suatu barang tertentu yang dibutuhkan. mengkhianati yang lainnya. Maka,
Selanjutnya anggota akan membayar harga apabila salah satu pihak mengkhianati
dasar dan keuntungan yang disepakati kepada yang lain, Aku pun meninggalkan
Koperasi Syari’ah secara mengangsur atau keduanya.” (HR. Abu Dawud, al-
kredit. Daruquthni, al-Hakim, dan al-Baihaqi).

Materi 13. Kajian Terhadap Lembaga Ekonomi


C. Fungsi Pasar Modal Syariah
Syariah: Pasar Modal Syariah
1. Memungkinkan bagi masyarakat
A. Pengertian Pasar Modal Syariah
berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan

Istilah pasar biasanya digunakan istilah memperoleh bagian dari keuntungan dan

bursa, exchange, dan market. Sementara untuk resikonya.

modal sering digunakan istilah efek, sekuritas, 2. Memungkinkan para pemegang saham

dan stock. Pasar modal juga dikenal dengan nama menjual sahamnya guna mendapatkan

bursa efek. Bursa efek menurut UU No. 8 Tahun liquiditas.

1995 tentang Pasar Modal adalah pihak yang 3. Memungkinkan perusahaan meningkatkan

menyelenggarakan dan menyedikan sistem dan modal dari luar untuk membangun dan

sarana untuk menemukan penawaran jual dan beli mengembangkan lini produksinya.

efek pihak-pihak lain dengan tujuan 4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari

memperdagangkan efek di antara mereka. fluktuasi jangka pendek pada harga saham
yang merupakan ciri umum pada pasar
B. Landasan Hukum Pasar Modal Syariah modal konvensional.
1. Al-Qur’an 5. Memungkinkan investasi pada ekonomi ini
a. QS. Al-Baqarah [2]:275 “dan Allah ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis
menghalalkan jual beli dan sebagaimana tercermin pada harga saham.
mengharamkan riba ” D. Instrumen Pasar Modal Syariah (Reksadana
b. QS. An-Nisaa’ [4]:29 “Hai orang yang Syariah)
beriman! Janganlah kamu saling 1. Saham Syariah
memakan harta sesamamu dengan jalan Saham adalah sertifikat yang
yang batil, kecuali dengan jalan menunjukkan bukti kepemilikan pada suatu
perusahaan.
2. Obligasi Syariah
Obligasi adalah sertifikat yang berisi
kontrak antara investor dan perusahaan yang
menyatakan bahwa investor sebagai
pemegang obligasi tersebut telah
meminjamkan sejumlah uang kepada
perusahaan.
3. Reksadana Syariah
Reksadana adalah sekumpulan
saham, obligasi, serta efek lain yang dibeli
oleh sekelompok investor dan dikelola oleh
sebuah perusahaan investasi yang profesional.
E. Prinsip Operasional Pasar Modal Syariah
1. Transaksi dilakukan atas harta yang
memberi nilai manfaat dan menghindari
setiap transaksi yang zalim. Setiap transaksi
yang memberi manfaat akan dilakukan
dengan bagi hasil.
2. Uang sebagai alat pertukaran, bukan
komoditas perdagangan dimana fungsinya
adalah sebagai alat pertukaran nilai yang
menggambarkan daya beli suatu barang atau
harta.
3. Setiap transaksi harus transparan, tidak
menimbulkan kerugian atau unsur penipuan
di salah satu pihak baik secara sengaja
maupun tidak sengaja.

Anda mungkin juga menyukai