KEPAMONG PRAJAAN
DISUSUN OLEH
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat berguna bagi saya dan orang lain serta, untuk
ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang Kepamong Prajaan ini dapat
memberikan manfaat terhadap pembaca atau orang lain.
.
Penyusun
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL……………………………………………………..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………. 1
A. Latar Belakang……………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………..
Kesimpulan………………………………………………………
Saran……………………………………………………………..
A. Latar Belakang
Alasan empiris: Alumni STPDN Program D-III dan D-IV sampai Angkatan Ke-XII
berjumlah 8.496 orang dengan penugasan yang tersebar pada seluruh propinsi di Indonesia.
Di antara mereka secara terbatas sudah melanjutkan S1 dan S2 di Perguruan Tinggi Negeri
atau Swasta. Mereka pada umumnya telah menduduki jabatan pada jenjang menengah ke
bawah pada jajaran pemerintahan provinsi maupun daerah kabupaten/kota. Dengan
demikian terbuka peluang untuk menampung hasrat alumni untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang lebih tinggi sesuai tuntutan kebutuhan kedinasan.
BAB II PEMBAHASAN
Pada masa awal kemerdekaan RI, sejalan dengan penataan sistem pemerintahan yang
diamanatkan oleh Undang Undang Dasar 1945, kebutuhan akan tenaga kader pamong
praja untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan baik pada pemerintah pusat maupun
daerah semakin meningkat sejalan dengan tuntutan perkembangan penyelenggaraan
pemerintahannya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kekurangan tenaga kader pamong
praja, maka pada tahun 1948 dibentuklah lembaga pendidikan dalam lingkungan
Kementrian Dalam Negeri yaitu Sekolah Menengah Tinggi ( SMT ) Pangreh Praja yang
kemudian berganti nama menjadi Sekolah Menengah Pegawai Pemerintahan
Administrasi Atas ( SMPAA ) di Jakarta dan Makassar.
Pada tahun 1972 Institut Ilmu Pemerintahan ( IIP) yang berkedudukan di Malang Jawa
Timur dipindahkan ke Jakarta melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 94
Tahun 1972. Pada tanggal 9 Maret 1972, kampus IIP yang terletak di Jakarta di resmikan
oleh Presiden Soeharto yang dinyatakan : “Dengan peresmian kampus Institut Ilmu
Pemerintahan, mudah-mudahan akan merupakan kawah candradimukanya Departemen
Dalam Negeri untuk menggembleng kader-kader pemerintahan yang tangguh bagi
Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Seiring dengan pembentukan IIP yang merupakan peningkatan dari APDN Nasional di
Malang, maka untuk penyelenggaraan pendidikan kader pada tingkat akademi,
Kementerian Dalam Negeri secara bertahap sampai dengan dekade tahun 1970-an
membentuk APDN di 20 Provinsi selain yang berkedudukan di Malang, juga di Banda
Aceh, Medan, Bukittinggi, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Bandung,
Semarang, Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin, Samarinda, Mataram, Kupang,
Makassar, Menado, Ambon dan Jayapura.
Pada tahun 1988, dengan pertimbangan untuk menjamin terbentuknya wawasan nasional
dan pengendalian kualitas pendidikan Menteri Dalam Negeri Rudini melalui Keputusan
No. 38 Tahun 1988 Tentang Pembentukan Akademi Pemerintahan Dalam Negeri
Nasional. APDN Nasional kedua dengan program D III berkedudukan di Jatinangor,
Sumedang Jawa Barat yang peresmiannya dilakukan oleh Mendagri tanggal 18 Agustus
1990. APDN Nasional ditingkatkan statusnya berdasarkan Kepres No. 42 Tahun 1992
tentang Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri, maka status APDN menjadi STPN
dengan program studi D III yang diresmikan oleh Presiden RI pada tanggal 18 Agustus
1992. Sejak tahun 1995, bertititk tolak dari keinginan dan kebutuhan untuk lebih
mendorong perkembangan karier sejalan dengan peningkatan eselonering jabatan dalam
sistem kepegawaian Republik Indonesia, maka program studi ditingkatkan menjadi
program D IV.
Keberadaan STPDN dengan pendidikan profesi ( program D IV ) dan IIP yang
menyelenggarakan pendidikan akademik program sarjana ( Strata I ), menjadikan
Departemen Dalam Negeri memiliki dua (2) Pendidikan Pinggi Kedinasan dengan
lulusan yang sama dengan golongan III/a.
Kebijakan Nasional mengenai pendidikan tinggi sejak tahun 1999 antara lain yang
mengatur bahwa suatu Departemen tidak boleh memiliki dua atau lebih perguruan tinggi
dalam menyelenggarakan keilmuan yang sama, maka mendorong Departemen Dalam
Negeri untuk mengintegrasikan STPDN ke dalam IIP . Usaha pengintegrasiaan STPDN
kedalam IIP secara intensif dan terprogram sejak tahun 2003 sejalan dengan
dikeluarkannya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pengintegrasian terwujud dengan ditetapkannya Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun
2004 tentang Penggabungan STPDN ke dalam IIP dan sekaligus mengubah nama IIP
menjadi Institut Ilmu Pemerintahan ( IPDN ). Tujuan penggabungan STPDN ke dalam
IIP tersebut selain untuk memenuhi kebijakan pendidikan nasional juga untuk
meningkatkan efektivitas penyelenggaraan pendidikan kader pamong praja di
lingkungan Departemen Dalam Negeri. Kemudian Kepres No. 87 Tahun 2004 ditindak
lanjuti dengan Keputusan Mendagri No. 892.22-421 tahun 2005 tentang Pelaksanaan
Penggabungan dan Operasional Institut Pemerintahan Dalam Negeri, disertai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
IPDN dan Peraturan Menteri Dalam Negeri 43 Tahun 2005 Tentang Statuta IPDN serta
peraturan pelaksanaan lainnya.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas
Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 2004 tentang Penggabungan Sekolah Tinggi
Pemerintahan Dalam Negeri ke dalam Institut Ilmu Pemerintahan menjadi IPDN,
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2009 tentang Statuta Institut
Pemerintahan Dalam Negeri dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun
2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Pemerintahan Dalam Negeri. Bahwa
IPDN merupakan salah satu komponen di lingkungan Kementerian Dalam Negeri yang
melaksanakan tugas menyelenggarakan pendidikan tinggi kepamongprajaan. Sejalan
dengan tugas dan fungsi melaksanakan pendidikan tinggi kepamongprajaan serta dengan
mempertimbangkan tantangan, peluang dan pilihan-pilihan strategik yang akan dihadapi
dalam lima tahun kedepan, Renstra IPDN 2010-2014 disusun dengan memperhatikan
pencapaian program dan kegiatan yang dilakukan agenda pembangunan pada lima tahun
terakhir (2005¬2009), serta kondisi internal dan dinamika ekternal lingkup IPDN.
Presiden Republik Indonesia pada tanggal 9 April 2007 mengeluarkan kebijakan dengan
menetapkan 6 (enam) langkah pembenahan yang segera dilakukan untuk membangun
budaya organisasi yang baru bagi IPDN. Kebijakan Presiden memperoleh dukungan dari
DPR-RI.
Untuk melaksanakan kebijakan pembenahan, Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan
serangkaian kebijakan yaitu:
1. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pembenahan IPDN;
2. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 890.05-506 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Tim Implementasi Pendidikan Kader Pemerintahan;
Pada tahap selanjutnya, ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 2004 tentang Penggabungan
Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri Ke Dalam Institut Ilmu Pemerintahan
menjadi IPDN mengamanatkan penataan sistem pendidikan tinggi kepamongprajaan
meliputi jenis pendidikan, pola pendidikan, kurikulum, organisasi penyelenggara
pendidikan, tenaga kependidikan dan peserta didik serta pembiayaan.
Untuk memenuhi persyaratan menjadi Institut, di IPDN telah dibentuk 2 (dua) Fakultas
yaitu Fakultas Politik Pemerintahan yang terdiri dari 2 (dua) jurusan yaitu jurusan
Kebijakan Pemerintahan dan Jurusan Pemberdayaan Masyarakat; Fakultas Manajemen
Pemerintahan yang terdiri dari 4 (empat) jurusan yaitu Jurusan Manajemen Sumber
Daya Aparatur, Jurusan Pembangunan Daerah, Jurusan Keuangan Daerah, dan Jurusan
Kependudukan dan Catatan Sipil. dan akan segera dibangun Fakultas Hukum Tata
Pemerintahan.
Kampus IPDN di daerah tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
39 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja IPDN ditetapkan: IPDN Kampus
Manado, IPDN Kampus Makassar, IPDN Kampus Pekanbaru, IPDN Kampus
Bukittinggi, IPDN Kampus Kalimantan Barat, IPDN Kampus Nusa Tenggara Barat dan
IPDN Kampus Papua yang selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor: 892.1¬829 Tahun 2009 ditetapkan lokasi pembangunan kampus IPDN di daerah
yaitu: di Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara, di Kabupaten Gowa Provinsi
Sulawesi Selatan, di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau, di Kabupaten Agam Provinsi
Sumatera Barat, di Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat dan di Lombok Tengah
Provinsi Nusa Tenggara Barat dan di Jayapura Provinsi Papua.
Kampus IPDN di daerah sejak tahun 2009 telah melaksanakan operasional pendidikan
dengan kapasitas Praja 200 sampai dengan 400 Praja setiap kampus dengan penetapan
Jurusan/Program Studi yaitu: pertama, Kampus IPDN di Kab. Agam menyelenggarakan
Program Studi Keuangan Daerah, Kampus IPDN di Kab. Rokan Hilir menyelenggarakan
program studi pembangunan daerah, Kampus IPDN di Kab. Gowa menyelenggarakan
Program Studi Pemberdayaan Masyarakat, kampus IPDN di Kab. Minahasa
menyelenggarakan Program Studi Kependudukan dan Catatan Sipil, Kampus IPDN di
Kab. Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat menyelenggarakan Program manajemen
Sumber Daya Aparatur, dan Kampus IPDN di Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara
Barat serta Kampus IPDN di Jayapura Provinsi Papua menyelenggarakan Program Studi
Politik Pemerintahan.
Aspek-aspek tersebut di atas diharapkan dapat membentuk mental pamong praja yang
profesionalisme dengan indikator-indikator sbb :
— Expertisme
— Disiplin
— Etos kerja
— Kemampuan
— Kecermatan
— Ketelitian
— Stamina
— Tidak melakukan kesalahan
— Bertanggung jawab
Prinsip kepemimpinan Pamong Praja gaya baru menurut Arlfin Abdulrahman
(1980) yaitu “ OJO DUMEH “.
Untuk mengemban tanggung jawab sebagai Pamong Praja, diperlukan sosok
kepemimpinan transformasional (Gaspersz (1997:197) yang mempunyai :
· Memiliki visi yang kuat
· Memiliki peta tindakan (map for action)
· Memiliki kerangka untuk visi (frame for the vision)
· Memiliki kepercayaan diri (self confidence)
· Berani mengambil resiko
· Memiliki gaya pribadi inspirasional
· Memiliki kemampuan merangsang usaha-usaha individual
· Memiliki kemampuan mengidentifikasi manfaat-manfaat
Kepemimpinan Visioner yakni mampu melihat jauh kedepan yang berskala nasional
maupun global (bervisi global action lokal) Thoha, 1997:112.
Tujuan utama dibentuknya pemerintahan adalah menjaga ketertiban masyarakat supaya
bisa menjalani kehidupannya secara wajar. Oleh karena itu tugas-tugas pokok
pemerintahan mencakup tujuh bidang pelayanan.
Tugas-tugas Pokok Pemerintahan :
Menjamin keamanan Negara dari segala kemungkinan serangan dari luar dan menjaga
agar tidak terjadi pemberontakan dari dalam yang dapat menggulingkan pemerintahan
yang sah
Memelilhara ketertiban dengan mencegah gontokan-gontokan di antara warga
masyarakat, menjamin agar perubahan apapun yang terjadi di dalam masyarakat dapat
berlangsung secara damai.
Menjamin diterapkannya perlakuan yang adil kepada setiap warga masyarkat tanpa
membedakan status apapun.
Melakukan pekerjaan umum dan member pelayanan dalam bidang-bidang yg tidak
mungkin dikerjakan oleh lembaga non pemerintah spt: pembanguna jalan, jembatan,
pelayanan kesehatan dan pendidikan yang dapat dijangkau oleh masyarakat yang
berpenghasilan rendah.
Good Governance atau tata pemerintahan yg baik akan mengubah secara mendasar
praktek-praktek penyelenggaraan pemerintahan yang mencakup tiga dimensi yaitu
dimensi struktural, dimensi fungsional, dan dimensi kultural.
Perubahan struktural menyangkut struktur hubungan antara Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Daerah, struktur hubungan antara eksekutif dengan legislatif ataupun
struktur hubungan antara pemerintah dengan masyarakat.
Perubahan fungsional menyangkut perubahan fungsi-fungsi yang dijalankan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah maupun masyarakat.
Perubahan kultural menyangkut perubahan pada tata nilai dan budaya-budaya yang
melandasi hubungan kerja intraorganisasi, antar organisasi maupun ekstra
organisasi.Perubahan ini akan memerlukan waktu dan perjuangan terus menerus karena
berkaitan erat dengan perubahan tata nilai, pola pikir dan pola bertindak yang telah
tertanam sejak awal. Untuk mengendalikan perubahan kultural diperlukan
kepemimpinan yang kuat dan memiliki visi (visionary leader).
Menurut World Bank, governance diartikan sebagai the way state power is used in
managing economic and social resources for development society.
Yaitu cara bagaimana kekuasaan Negara digunakan untuk mengelola sumberdaya-
sumberdaya ekonomi dan sosial guna pembangunan masyarakat.
UNDP mengemukakan definisi governance sebagai the exercise of political, economic
and administrative authority to manage a nation’s affair at all levels.
Yaitu penggunaan kewenangan politik, ekonomi dan administrasi untuk mengelola
masalah-masalah nasional pada semua tingkatan.
Visi misi pemerintahan dan sebagainya serta visi misi yang efektif
Banyak Daerah Otonom yang menyusun strategi dan program yang ambisius, tanpa
mempertimbangkan kapasitas yang dimilikinya. Kapasitas itu adalah sbb :
— Kapasitas sumber daya alam ( alam, manusia, buatan ) yang dimiliki dan mampu
didayagunakan secara optimal;
— Kapasitas kewenangan yang mampu dijalankannya;
— Kapasitas pelayanan yang mampu diberikan kepada masyarakat;
— Kapasitas akuntabilitas yang mampu diberikan kepada rakyat sebagai pemilik
kedaulatan.
Badan atau Lembaga Negara Non Departemen yang saat ini telah dibentuk sebanyak 13
badan atau lembaga negara, yang terdiri atas :
— Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
— Mahkamah Konstitusi (MK)
— Komisi Yudisial (KY)
— Komisi Pemilihan Umum (KPU),
— Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
— Komisi Kepolisian Negara,
— Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
— Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU)
— Komisi Perlindungan Anak Indonesia
— Komisi Kejaksaan
— Komisi Nasional Perempuan
— Komisi Ombudsman Nasional
— Komisi Hukum Indonesia.
Visi adalah pandangan jauh ke depan tentang harapan yang lebih baik dan idealisme
tertinggi suatu organisasi.
Visi Negara Kesatuan Republik Indonesia :
— Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
— Memajukan kesejahteraan umum
— Mencerdaskan kehidupan bangsa
— Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
Tujuan :
— Mewujudkan tatanan kehidupan bangsa yang tentram, tertib damai dan demokratis,
didukung oleh makin mantapnya wawasan kebangsaan dan integritas nasional.
— Meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan responsive dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang desentralistik.
— Mewujudkan masyarakat yang maju dan mandiri melalui penyediaan kebutuhan
dasar dan perlindungan di berbagai aspek kehidupan.
— Meningkatkan keterpaduan penyelenggaraan pemerintahan antar Pusat dan Daerah,
antar Daerah, dan antar Kawasan dalam pengelolaan sumber daya secara efektif dan
efisien.
— Mewujudkan situasi dan kondisi yang dinamis dan kondusif bagi kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sasaran :
— Tersedianya kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan kualitas masyarakat yang
mempu menciptakan suasana tentram, damai dan demokratis dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
— Terciptanya kredibilitas pemerintahan yang desentralistik, menunjang peningkatan
kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat.
— Terbangunnya kemanditian dan kemajuan masyarakat dalam berbagai bidang
kehidupan.
— Terciptanya pertumbuhan antar daerah dan antar kawasan yang berkeadilan,
didukung efektifitas peran pemerintah dan mekanisme pasar.
— Terciptanya produktifitas penyelenggara pemerintah dan masyarakat.
Ciri-ciri Visi yang Efektif :
— Visi menghubungkan keadaan saat ini ke masa depan
— Visi menggerakkan energy dan komitmen
— Visi membangun standar keunggulan dan kualitas
— Visi berhubungan dengan perubahan
— Visi mendorong keyakinan dan harapan
— Visi menggambarkan idealisme tertinggi
— Visi mempunyai daya tarik yang luas dan mendalam
— Visi mendefinisikan tujuan perjalanan dan petualangan
Misi adalah tujuan pokok organisasi yang luas dan alasan mendasar bagi eksistensi
organisasi.
— Di dalam misi akan tergambarkan nilai-nilai yang menjadi pedoman dalam setiap
proses kerja, strategi dan kebijakan perusahaan.
— Misi perusahaan/negara akan menentukan bagaimana menghadapi perubahan dan
hambatan.
— Misi yang terdefinisi dengan jelas akan mendorong munculnya idealism-idealisme
yang tertinggi untuk diperjuangkan oleh seluruh anggota organisasi.
Strategi adalah aksi global yang menggambarkan alokasi sumber daya dan aktivitas
lainnya untuk menghadapi lingkungan dan menolong organisasi mencapai tujuan
tertingginya.
Strategi terdiri dari 3 kualitas pokok :
— Kompetensi pokok organisasi
— Mengembangkan sinergi
— Menciptakan keuntungan dan nilai bagi konsumen
Strategi Pencapaian :
1.Kebijakan Strategik
2.Program Strategik
3.Kegiatan Strategik al :
— Program Penguatan Integritas Nasional.
— Program Pengembangan Manajemen Perlindungan dan Ketentraman Masyarakat
serta Ketertiban Umum.
— Program Pengembangan Sistem Politik Nasional yang Demokratis dan
Berkedaulatan Rakyat.
— Program Pembinaan dan Pengembangan Wilayah.
— Program Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia Aparatur.
— Program Penataan dan Peningkatan Kinerja Kelembagaan Pemerintahan.
— Program Fasilitas Peningkatan Manajemen Pemerintahan Daerah.
Pamong Praja
istilah Pamong Praja menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti pegawai negeri yang
mengurus pemerintahan Negara. Secara etimologis Pamong berarti among, emong,
pengemong atau pengasuh, pendidik atau guru. Praja berarti kerajaan, kota atau Negara.
jadi Pamong Praja dapat diartikan sebagai pengasuh pemerintahan, atau abdi
masyarakat.
Secara historis asal dari istilah Pamong Praja bermula dari kedatangan Belanda ke
Indonesia th 1596. Untuk memperkuat kedudukan (penjajahan) Belanda membentuk
Korps Pangreh Praja atau Binnenland Bestuur (BB) yang terdiri dari pejabat atau kaum
priyayi yang ditempatkan di daerah yang bertugas memelihara ketentraman dan
ketertiban serta menyelenggarakan kesejahteraan umum.
Tugas Korps Pangreh Praja mencakup bidang yang sangat luas dan merupakan alat
pemerintahan asing (Belanda). Sesudah masa kemerdekaan istilah Pangreh Praja diganti
menjadi Pamong Praja untuk membedakan bahwa tugasnya berbeda dengan masa
penjajahan.
— Visi Pamong Praja Abad 21 :
Profesionalisme Korp Pamong Praja sudah lebih meningkat dengan karakteristik utama
berupa pemberian pelayanan kepada masyarakat.
Koordinasi menjadi alat utama guna meningkatkan efisiensi pemberian pelayanan
kepada masyarakat.
Selain mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang bersifat umum (generalis),
Pamong Praja juga mempunyai keahlian khusu (spesialis) yang bisa diandalkan.
Memiliki semangat dan juwa kewiraswastaan guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
Dwight Waldo dlm bukunya “Enterprese Of Public Administration” (1980) menjelaskan
:
— Demikian pula para petugas dengan jabatan tinggi dalam badan-badan pemerintah
mempunyai lebih banyak kewajiban-kewajiban etis daripada seseorang siapa saja.
Implikasi lebih lanjut dari pendapat itu ialah setiap petugas dalam administrasi
pemerintahan wajib memiliki sikap mental dan perilaku yang mencerminkan keunggulan
watak, keluhuran budi, dan berbagai etis yang bersumber pada kebajikan moral.
Tanpa asas-asas etis itu seorang petugas Negara tidak mungkin membina suatu
kehidupan bangsa dan keadaan masyarakat yang tentram dan sejahtera. Bahkan
kebalikannya, kehidupan rakyat mungkin dijerumuskan pada kegelisahan dan
kesengsaraan.
The Liang Gie (1993 : 711) menjelaskan, Perhimpunan petugas administrasi di Amerika
pada tahun 1984 menyetujui sebuah kode etis yang memuat asas-asas dan ukuran-ukuran
baku moral yang menjadi petunjuk bagi para anggotanya sebagai petugas administrasi
pemerintahan sebagai berikut :
— Menunjukkan ukuran-ukuran baku yang tertinggi mengenai keutuhan watak
perseorangan, kebenaran, kejujuran dan ketabahan dalam semua kegiatan publik agar
supaya membangkitkan keyakinan dan kepercayaan rakyat pada pranata-pranata Negara.
— Melayani rakyat secara hormat, perhatian, sopan dan tanggap dengan mengakui
bahwa pelayanan kepada rakyat adalah di atas pelayanan terhadap diri sendiri.
— Berjuang ke arah keunggulan profesional perseorangan dan menganjurkan
pengembangan professional dari rekan-rekan kita dan mereka yang berusaha memasuki
bidang adminisrasi Negara.
Melayani dalam suatu cara sedemikian hingga kita tidak mewujudkan keuntungan
pribadi yang tidak semestinya dari pelaksanaan kewajuban-kewajiban resmi kita.
Menghindari sesuatu kepentingan berdasarkan hak-hak istimewa pertentangan dengan
penunaian dari kewajiban-kewajiban resmi kita.
Menghormati dan melindungi keterangan berdasarkan hak-hak istimewa yang kita dapat
memperolehnya dalam pelaksanaan kewajiban-kewajiban resmi.
Menjalankan wewenang kebijaksanaan apapun yang kita miliki menurut hokum untuk
memajukan kepentingan umum.
Menerima sebagai kewajiban pribadi tanggung jawab untuk mengikuti perkembangan
baru terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul dan menangani urusan rakyat
dengan kecapan professional.
Mendukung, menjalankanm, dan memajukan penempatan tenagan kerja menurut
penilaian kecakapan serta program-program tindakan alternative guna menjamin
kesempatan yang sama pada penerimaan, pemeliharaan, dan peningkatan kita terhadap
orang-orang yang memenuhi persyaratan dari segenap unsur masyarakat.
Melenyapkan semua bentuk pembedaan yang tak sah, kecurangan, salah urus keuangan
Negara serta mendukung rekan-rekan kalau mereka berada dalam kesulitan karena usaha
yang bertanggung jawab untuk memperbaiki pembedaan, kecurangan, salah urus atau
salah pakai.
Menghormati, mendukung, menelaah, dan bilamana perlu berusaha untuk
menyempurnakan konstitusi-konstitusi Negara serta hokum-hukum lainnya yang
mengatur hubungan-hubungan diantara instansi-instansi pemerintah, pegawai-pegawai,
nasbah-nasabah dan semua warga Negara
Persyaratan Pamong Praja untuk dapat melayani, melindungi dan mengayomi antara
lain :
1. Persyaratan Formal seperti :
— Berpendidikan (memiliki ijazah) tertentu
— Memiliki kemampuan ketrampilan tertentu yang diprasyaratkan bidang pekerjaan
yang dihadapi.
2. Persyaratan Psikologis yaitu:
Kriteria persyaratan mental/kejiwaan (emosional) yang menunjang
pelaksanaan tugas melayani yang meliputi :
Kestabilan emosional
— Kemampuan mengendalikan emosi, mampu mengendalikan perasaan, sabar, tidak
mudah tersinggung dan cepat marah atau meledak-ledakMenghormati dan menghargai
orang lain
Memperlakukan orang secara bermartabat, tidak melecehkan kehormatan orang lain,
menghargai kepentingan orang lain dan tidak merendahkan (under estimate) terhadap
kemampuan orang lain
Mampu bergaul secara luas
— Tidak mengalami kesulitan dalam melakukan hubungan social dengan pihak lain dari
berbagai lapisan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam memasuki
situasi social baru
Ulet dan tekun
— Mampu mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan, teliti dan tidak gampang
menyerah atau putus asa
Mampu Berempati
— Dapat member perhatian dan ikut merasakan kebutuhan dan kesulitan orang lain,
sehingga timbul keinginan untuk melayani sebaik-baiknya
— Menguasai keterampilan teknis tertentu
— Dapat mengoperasikan teknologi yang ada seperti ; mesin tik, computer, laptop,
mesin penghitung, kalkulator dll.
— Memahami segenap peraturan, petunjuk pelaksana (juklak), petunjuk teknis (juknis),
dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan tugas yang dihadapi
— Mengusai cara pengisian secara benar segala macam formulir, format, blanko, dan
mampu membuat dan menjelaskan table, grafik atau gambar yang terdapat pada bidang
pekerjaan yang digeluti.
— Etika Profesi Pamong Praja
1. Sopan ;
— Sopan dalam sikap batin
— Sopan dalam sikap lahir
— Sopan dalam tindakan
— Sopan dalam bertutur kata
2.Melayani
— Pelayanan surat menyurat, spt ; KTP, surat nikah dll.
— Pelayanan bukti kepemilikan, spt akta tanah/sertifikat.
— Pelayanan yg berkaitan dg kewajiban warga, mis.PBB.
— Pelayanan yang berkaitan dg perizinan, IMB,SITU,dll.
— Pelayanan yg berkaitan dg penyediaan sarana dan prasarana kesehatan, pendidikan
dan lapangan usaha.
— Pelayanan yang berkaitan dg penyediaan infrastruktur spt jalan, jembatan dsb.
— Pelayanan berkaitan dengan penyebaran informasi dan sosialisasi kebijakan atau
program pemerintah.
— Melayani berbagai pengaduan dan keluhan warga.
— Pelayanan terhadap korban bencana alam, kebakaran, panggusuran dan lain-lain.
3. Melindungi :
— Keamanan dan keselamatan fisik dan psikis warga masyarakat
— Kepemilikan atau harta benda warga masyarakat
— Kepentingan warga masyarakat
— Melindungi harga diri atau harkat dan martabat warga masyarakat
— Melindungi norma dan aturan agar dipatuhi
— Melindungi citra korps pamong praja itu sendiri
4. Mengayomi, dengan berperan sbg :
— Guru
— Orang tua
— Pemimpin
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Pamong praja adalah kader kader yang harus disiapkan untuk menjadi pengayom dan
pelayan masyarakat Indonesia , sebagai pelayan dan pengayom pamong praja harus lah
mempunyai sifat sifat yang harus dipunyai oleh seorang pamong . di dalam masyarakat
pamong praja dipandang sebagai sosok yang dapat dijadikan contoh oleh orang orang
sekitar ,berpedoman dengan pengertian dan penjelasan mengenai Kepamong prajaan maka
saya selaku penulis disini berkesimpulan bahwa jika didalam masyarakat ada pamong praja
yang ideal sesuai dengan syarat syarat maupun sikap sikap yang dimiliki seorang pamong
praja maka masyarakat dan pemerintahan Indonesia akan semakin maju tidak seperti
sekarang ini.
Itulah kesimpulan dari saya selaku Kader pamong yang dididik di Institut Pemerintahan
Dalam Negeri.
Saran
Pendidikan kepamongprajaan yang kita kenal bernama Institut Pemerintahan Dalam
Negeri (IPDN) harus didukung sepenuhnya oleh pemerintah pusat melalui Kementerian
Dalam Negeri, karena IPDN bisa dan mampu menjadi solusi dalam krisis kepemimpinan
yang melanda Indonesia. Sistem pendidikan IPDN yang mengenal sistem JARLATSUH
(Pengajaran Pelatihan dan Pengasuhan) akan membentuk karakter seorang anak bangsa
untuk menjadi pemimpin yang mampu menjawab permasalahan yang multidimensi.
Masyarakat juga harus bisa melupakan kekerasan yang pernah terjadi di IPDN.
DAFTAR PUSTAKA
http://catatanpamong.blogspot.com/2013/11/latar-belakang-dan-sejarah-ipdn.html
https://aqabirrul.wordpress.com/
http://djendul.blogspot.com/2016/10/makalah-kepamong-prajaan.html