Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

PERLAWANAN RAKYAT PAPUA


Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia

Disusun oleh :
XI IPS 2
1. Akbar Alkomeni
2. Ananda Fauziah
3. Bunga Zeni K
4. Fani Ratnasari
5. Fhelian Bintang Z

SMA NEGERI 3 KARAWANG


TAHUN AJARAN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini manfaatnya untuk kami dan para pembaca semuanya.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Karawang, 21 februari 2023

Penulis: kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I...................................................................................................................... 1
pendahuluan............................................................................................................ 1
1.1 Latar belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah..................................................................................... 1
1.3 Tujuan penelitian...................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN..................................................................................................... 2
2.1 Pengertian konflik.................................................................................... 2
2.2 Faktor penyebab....................................................................................... 3
2.3 Bentuk-bentuk konflik menurut simon fisher........................................... 4
2.4 Contoh konflik.......................................................................................... 5
BAB III.................................................................................................................... 6
PENUTUP............................................................................................................... 6
3.1 Kesimpulan................................................................................................6
3.2 Saran..........................................................................................................6
DAFTAR PUSAKA................................................................................................ 7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Konflik merupakan suatu fenomena sosial yang sering terjadi dalam
masyarakat. pada dasarnya, manusia merupakan mahluk sosial yang mempunyai
tujuan dan kepentingan yang berbeda dimana dari perbedaan itulah ada kalanya
memunculkan suatu pertentangan atau konflik. Sebagaimana konflik didefinisikan
sebagai kondisi yang ditimbulakan oleh adanya kekuatan yang saling bertentangan
Konflik merupakan gejala kemasyarakatan yang melekat di dalam
kehidupan masyarakat, dan oleh karenanya tidak mungkin dilenyapkan. sebagai
gejala kemasyarakat yang melekat di dalam kehidupan setiap masyarakat. ia akan
lenyap bersama lenyapnya masyarakat itu sendiri.

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 Bagaimana terjadinya perlawanan rakyat papua atau irian jaya ?
1.2.2 Apa dampak yang terjadi dari perlawanan rakyat papua atau irian jaya?
1.2.3 Bagaimana contoh konflik menurut simon fisher?
1.2.4 Apa saja bentuk-bentuk konflik menurut simon fisher?

1.3 Tujuan penelitian


1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami pengertian menurut simon fisher
1.3.2 Untuk mengetahui dampak menurut simon fisher
1.3.3 Untuk mengetahui bentuk-bentuk menurut simon fisher
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konflik


Konflik merupakan gejala sosial yang bersifat inheren dalam masyarakat.
Secara etimologis, konflik berasal dari bahasa latin yaitu con yang memiliki arti
bersama dan fligere yang memiliki pengertian benturan atau tabrakan.
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI), konflik adalah
percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. Adapun kamus sosiologi
mendefiniskan konflik sebagai proses pencapaian tujuan dengan cara melemahkan
pihak lawan tanpa memperhatikan norma dan nilai yang berlaku.
Adapun konflik menurut Simon Fisher dapat diartikan sebagai hubungan
antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki atau merasa
memiliki sasaran-sasaran yang tidak sejalan.
Definisi konflik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konflik dalam arti
negatif dan konflik dalam arti positif. Konflik dalam arti negatif hubungan dengan
emosi yang tanpa kontrol, demonstrasi, kekerasan, penghancuran, huru hara, dan
permohonan. Menurut pandangan tradisional, konflik bersifat negatif karena
terdapat alasan bahwa dengan adanya konflik, solidaritas sosial dalam kelompok
menjadi rusak sehingga dapat menimbulkan perpecahan.
Adapun konflik dalam arti positif disebut juga persaingan sehat, pihak-
pihak yang bersaing secara sadar bersikap sportif untuk mencapai suatu tujuan.
Sebagai contoh, semua atlet dituntut untuk sportif dalam bertanding. Pandangan
modern berpendapat bahwa konflik bersifat positif karena dengan adanya konflik
dalam suatu masyarakat, maka akan terjadi dinamika dalam kehidupan.
2.2 Faktor penyebab
Simon Fisher (2001:7-8) menjelaskan teori penyebab konflik dalam
masyarakat. Pertama, teori hubungan masyarakat, bahwa konflik yang terjadi
lebih disebabkan polarisasi, ketidakpercayaan (distrust) maupun permusuhan antar
kelompok yang berada ditengah-tengah masyarakat kita.
Simon Fisher (2001:7-8) menjelaskan teori penyebab konflik dalam
masyarakat.
a. teori hubungan masyarakat, bahwa konflik yang terjadi lebih disebabkan
polarisasi, ketidakpercayaan (distrust) maupun permusuhan antar kelompok
yang berada ditengah-tengah masyarakat kita.
b. teori negosiasi prinsip, bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak
selaras serta perbedaan pandangan tentang konflik antara pihak-pihak yang
terlibat didalamnya.
c. teori kebutuhan manusia, bahwa konflik yang muncul ditengah masyarakat
disebabkan perebutan kebutuhan dasar manusia, seperti kebutuhan fisik, mental
dan sosial yang tidak terpenuhi dalam perebutan tersebut.
d. teori identitas, bahwa konflik lebih disebabkan identitas yang terancam atau
berakar dari hilangnya sesuatu serta penderitaan masa lalu yang tidak
terselesaikan.
e. teoritransformasi konflik, bahwa konflik disebabkan oleh hadirnya masalah-
masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan dalam ranah kehidupan sosial,
ekonomi, politik dan kebudayaan.
2.3 Bentuk-bentuk konflik sosial menurut Simon Fisher.
1) Tanpa Konflik
Tanpa konflik menggambarkan situasi yang relatif stabil, hubungan-
hubungan antar kelompok bisa saling memenuhi dan berlangsung damai. Dalam
hal ini, bukan berarti bahwa konflik sama sekali tidak terjadi, melainkan ada
beberapa kemungkinan yang mendukung situasi tanpa konflik antara lain sebagai
berikut.
a. Masyarakat mampu menciptakan struktur sosial yang bersifat mencegah
terjadinya konflik dan kekerasan.
b. Sifat budaya yang memungkinkan anggota masyarakat menjauhi
permusuhan dan kekerasan.
2) Konflik Laten
Konflik laten adalah suatu keadaan yang di dalamnya terdapat banyak
persoalan, sifat tersembunyi, dan perlu diangkat ke permukaan agar bisa
ditangani. Kehidupan masyarakat yang tampak stabil dan harmonis bukan
merupakan jaminan bahwa di dalam masyarakat tidak terdapat permusuhan atau
pertentangan. Bisa jadi di balik stabilitas, keharmonisan, serta perdamaian justru
tersimpan konflik laten yang tinggal menunggu waktu saja untuk pecah menjadi
konflik terbuka.
3) Konflik terbuka
Konflik terbuka merupakan situasi ketika konflik sosial telah muncul ke
permukaan, berakal dalam (deep rooted), dan sangat nyata sehingga diperlukan
berbagai tindakan untuk mengatasi akar penyebab dan penyebab dampaknya.
Pada situasi konflik terbuka, biasanya akan bermunculan ketika sejumlah besar
pihak dan tuntutan-tuntutan yang tersebar luas dengan cepat.
4) Konflik di Permukaan
Konflik di permukaan umumnya tidak berakal dalam dan muncul hanya
karena kesalahan pemahaman mengenai hal-hal tertentu yang dapat diatasi dengan
meningkatkan komunikasi serta dialog antarpihak.
2.4 Contoh konflik
1) Di permukaan
Pada tanggal 7 desaember 2022 terjadi kericuhan terkait adanya relokasi di
Pasar Rengasdengklok, bupati karawang Cellica Nurrachadiana dan
rombongannya di lempari oleh batu oleh massa pada saat mengunjungi pasar
tersebut, padahal kehadirannya itu untuk berdiskusi dengan para pedagang
terkait penataan Pasar Rengasdengklok.
2) Terbuka
Contoh konflik sosial terbuka ialah demonstrasi penolakan kenaikan BBM
yaitu ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi berkumpul di jakarta
untuk melaksanakan aksi unjuk rasa agar pemerintah segera mengurungkan
kebijakan menaikan harga BBM sebesar 44%.
3) Tanpa konflik
Ada seorang siswa bertengkar karena salah satu dari temannya berbicara
dengan nada tinggi sampai temannya tersinggung oleh perkataan yang
dianggap serius, dan pada keesokan harinya mereka pun kembali bersama-
sama.
4) Laten
Tiga kasus korupsi terbesar RI adalah Surya Darmadi dengan kerugian negara
ditaksir mencapai Rp 78 triliun lalu mega korupsi Asabri dengan nilai Rp 23
triliun. Terakhir, ada pula Jiwasraya dengan kerugian negara masing-masing
Rp 17 triliun. Secara total ketiga kasus tersebut membuat negara rugi hingga
Rp 118 triliun.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
konflik menurut Simon Fisher dapat diartikan sebagai hubungan antara
dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang merasa memiliki sasaran
yang tidak sejalan. adapun konflik menurut Simon Fisher terbagi menjadi 4,
yaitu tanpa konflik, konflik terbuka, konflik laten, dan konflik di permukaan.
lalu disebabkan oleh faktor polarisasi atau ketidakpercayaan (distrust),
posisi-posisi yang tidak selaras serta perbedaan pandangan, perebutan kebutuhan
dasar manusia, hilang nya sesuatu serta penderitaan masa lalu yang tidak
terselesaikan, dan hadirnya masalah-masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan.

3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami.
Saran kami kepada semua masyarakat yaitu jika terjadi konflik sebaik
nya di selesaikan secara individu atau kelompok dengan cara berkomunikasi
yang baik, agar konflik tersebut dapat di selesaikan secara bersama-sama.
Apabila terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan
memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah dan
khilaf.
DAFTAR PUSAKA

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20221207182712-12-884270/bupati-
karawang-soal-kerusuhan-di-rengasdengklok-kami-diserang

http://journal2.uad.ac.id/index.php/almisbah/article/download/99/73/221
- :~:text=Konflik%20menurut%20Simon%20Fisher%20dkk5,sasaran%2Dsasaran%20yang
%20tidak%20sejalan

https://ejournal.umm.ac.id/index.php/salam/article/view/448/455 - :~:text=Simon
%20Fisher%20

Anda mungkin juga menyukai