Anda di halaman 1dari 31

Similarity Report

PAPER NAME

konflik 23.pdf

WORD COUNT CHARACTER COUNT

5081 Words 34875 Characters

PAGE COUNT FILE SIZE

28 Pages 347.5KB

SUBMISSION DATE REPORT DATE

Dec 13, 2022 12:09 PM GMT+7 Dec 13, 2022 12:10 PM GMT+7

24% Overall Similarity


The combined total of all matches, including overlapping sources, for each database.
22% Internet database 2% Publications database
Crossref database Crossref Posted Content database
16% Submitted Works database

Excluded from Similarity Report


Bibliographic material Quoted material
Cited material Small Matches (Less then 20 words)

Summary
MAKALAH
KONFLIK PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Bahrul Mmunip M.Pd
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah pembelajaran sosiologi pendidikan

Disusun oleh :

M Ardhian Izzul Muto’ (214101010015)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH SIDDIQ JEMBER
TAHUN 2021-2022
Kata pengantar
Segala puji bagi tuhan yang maha esa berkat rahmat serta hidayahnya kita
dapat sehat dan dapat menghirup udara segar didalam kehidupan yang pennuh dengan
nikmat yang tak terhingga jumlahnya

Sholawat dan salam semga tatap tercurahlimpahkan kepaa nabi kita nabi
Muhammad SAW. Nabi penghujung para nabi, nabi akhir umat yang mana telah
memberikan jalan yang lurus shingga kita tidak dalam jalan kesesatan

Penilis disini mengucapkan banyak terimakasih atas terselesainya makalah


kami yang berjudul” konflik Pendidikan “ yang dapat kita jadikan sebagai bahan
bacaan yang semoga bermanfaat bagi kita semua

Apabila ada kekelikuaran atau kesalahan dalam penulisan tersebut penulisa


disini meminta maaf sebesar-besarnya waallahhua’lam
7
Jember,1 desember 2022
Penulis

2
Daftar isi
KATA PENGANTAR ................................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 6
A. Konflik ............................................................................................. 6
1. Pengertian Konflik ..................................................................... 6
2. Jenis Konflik .............................................................................. 12
3. Faktor Penyebab Terjadinya Konflik ......................................... 13
4. Dampak Konflik......................................................................... 14
B. Pendidikan ....................................................................................... 18
1. Pengertian Pendidikan ............................................................... 13
C. Mini Riset......................................................................................... 18
10
BAB III PENUTUP .................................................................................... 27
A. Kesimpulan ..................................................................................... 27
B. Saran ............................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 28

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Konflik merupakan fenomena sosial yang melekat pada masyarakat.
Dimana masyarakat merupakan wilayah konflik dan integrasi yang selalu
terjadi. Secara etimologis berasal dari kata latin “con” yang berarti
3
konflik, benturan atau benturan. Dalam pengertian sosiologis, konflik
dapat dipahami sebagai “proses sosial” di mana dua orang atau kelompok
berusaha menyingkirkan yang lain dengan menghancurkan atau
melemahkannya.

Kata konflik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti


5
pertikaian, ketidaksepakatan dan perselisihan. 2 Konflik sering dimulai
dengan hubungan permusuhan antara dua atau lebih kelompok etnis
(individu atau kelompok) yang menganggap mereka memiliki tujuan
tertentu, tetapi penuh dengan gagasan dan perasaan. atau transaksi yang
tidak benar.

Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang


sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan sebagai usaha sadar
kebimbingan, petunjuk, dan pelatihan untuk peran masa depannya.
Konsep Pendidikan membutuhkan pengetahuan serta seni yaitu suatu
proses atau usaha yang disadariantara orang satu dengan yang lain dengan
cara yang beradab,dimana pihak pertama dipandu untuk mengembangkan
keterampilan serta kepribadian orang kedua secara kemanusiaan yaitu
indivdu. Atau, itu bisa diperluas menjadi makro untuk usaha
mengembangkan potensi diri manusia dimana warga yang lebih tua serta
berbudaya untuk menolong orang yang kurang mampu dan belum dewasa
sehingga bersama-sama dapat mencapai tingkat kinerja serta lebih baik
dalam kedewasaan.

4
Dari definisi tersebut disini kami membuat makalah yang mengenai
“konflik Pendidikan” agar dapat menjadi sebuah bahan bacaan yang
nantinya semoga bermanaat nagi kita semua.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari konflik ?
2. Apa pngertian dari Pendidikan ?
3. Bagaimana konflik dalam Pendidikan ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui definisi konflik.
2. Untuk mengetahui definisi pedidikan.
3. Untuk mengetahui konflik dalam Pendidikan.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konflik
1. Pengertian Konflik

Konflik merupakan fenomena sosial yang melekat pada


masyarakat. Dimana masyarakat merupakan wilayah konflik dan
integrasi yang selalu terjadi. Secara etimologis berasal dari kata latin
3
“con” yang berarti konflik, benturan atau benturan. Dalam pengertian
sosiologis, konflik dapat dipahami sebagai “proses sosial” di mana dua
orang atau kelompok berusaha menyingkirkan yang lain dengan
menghancurkan atau melemahkannya.

Kata konflik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti


pertikaian, ketidaksepakatan dan perselisihan. 2 Konflik sering
5
dimulai dengan hubungan permusuhan antara dua atau lebih kelompok
etnis (individu atau kelompok) yang menganggap mereka memiliki
tujuan tertentu, tetapi penuh dengan gagasan dan perasaan. atau
transaksi yang tidak benar. 1
2
Secara sosiologi Konflik merupakan suatu keadaan, dua orang atau
lebih, satu kelompok atau lebih, yang dimna salah satu pihak itidak
imenyetujuiterhadap hal-hal atau situasi yang menyangkut dengan hal
2
keadaan yang antagonis, (Walgito, i2007:147).

Konflik muncul karena ada ketidak keseimbangan dalam sosial,


seperti hubungan sosial, status sosial, kekayaan, akses yang tidak
setara. Dan Ini mengarah pada masalah diskriminasi. Konflik sosial
adalah konflik antar anggota atau masyarakat, termasuk kehidupan
kita. Konflik adalah proses pencapain tujuan dengan
mengesampingkan atau menyisihkan orang lain, terlepas dari normal
dan lnil yang berlaku.

1
Alo Liliweri, Perasangka dan Konflik Lintas Budaya Masyarakat Multikultur, 2009) h 146.

6
Sepanjang kehidupanl sosiall tidak ada 2 orang yng mempunyai
2
asal, minat, atau tujuan yang sama. Dalam semua perselisihan ada
yang bisa di selesaikan, ada yang tidak, yang mengakibatkan
kekerasan adalah gejala yang tidak dapat diatasi dari akar konflik. Dari
penyebab kekerasan, model kekerasan minimal hingga pecahnnya
perang konflik.Konflik antar kelompok masyarakat menimbulkan
gejala runtuhnya negara yang menyebabkan konflikl fisikl, denganl
atau tanpa senjata

ini telah menjadi cara memecahkan masalah bagi sebagian orang di


negara ini, pendukung sejati kemanusiaan dan persatuan, kesatuan
negara, konflik sosial dengan mengorbankan nyawa dan harta benda,
seperti ambon, sambas atau yang baru baru ini terjadi ‘perang’ antar
mahasiswa di bogor, ini telah meninggalkan bekas luka psikososial
sepanjangsejarah peradaban masyarakat indonesia pasca orde baru
bersinar hingga kini ini belum masa transisi, sungguh tronis
masyarakat dengan falsafah hidup pancasila. Meningkatnya konflik
sosial yang terjadi menunjukkan bahwa ada yang salah dengan
kehidupan bangsa, sebagai negara yang akan runtuh jika terus dikejar
praktek pendidikan di masyarakat
1
konflik dapat didefinisikan menjadi segala macam interaksi
kontradiksi atau antagonistic antara dua atau lebih pihak,
permasalahan organisasi merupakan ketidak sesuaian antara 2 atau
lebih anggota-anggota atau grup-grup organisasi yang ada sebab
adanya fenomena, karena mereka harus membagi asal daya-asal daya
yang terbatas atau aktivitas-kegiatan kerja atau sebab kenyataan
bahwa mereka memiliki perbedaan status, tujuan, nilai, atau presepsi.

menurut Stoner serta Wankel, (1998) bahwa: konflik organisasi


merupakan suatu perbedaan pendapat diantara dua atau lebih anggota
atau gerombolan dalam suatu organisasi yang ada dari kenyataan
bahwa mereka wajib membagi sumber daya yg langka atau kegiatan

7
kerja atau dari fenomena bahwa mereka memiliki status, tujuan, nilai,
atau pandangan yang tidak selaras. Para anggota organisasi atau sub
unit yang tidak sinkron pendapat berupaya buat memenangkan
kepentingan atau pandangannya masing-masing.

berdasarkan Ranupandoyo dan Hasnan, (1990) bahwa : konflik


ialah ketidak setujuan antara dua atau lebih anggota organisasi atau
gerombolan -gerombolan dalam organisasi yg timbul sebab mereka 5
harus menggunakan sumber daya yang langka secara beserta-sama,
atau menjalankan aktivitas bersama-sama, atau mempunyai status,
tujuan, nilai, serta persepsi yg tidak selaras.

menurut Reksohadiprojo, (1986) bahwa : permasalahan ialah segala


macam hubungan kontradiksi antara dua atau lebih pihak.

Pandangan perseteruan menurut Robbin Robbin (1996: 431)


mengatakan perseteruan dalam organisasi dianggap menjadi The
Conflict paradoks, yaitu pandangan bahwa pada sisi konflik diklaim
bisa menaikkan kinerja kelompok, namun di sisi lain kebanyakan
gerombolan serta organisasi berusaha buat meminimalisasikan
konflik. Pandangan ini dibagi menjadi 3 bagian, diantaranya:
Pandangan tradisional (The Traditional View).

Pandangan ini menyatakan bahwa perseteruan itu hal yg buruk ,


sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. perseteruan
disinonimkan menggunakan istilah violence, destruction, dan
irrationality. pertarungan ini artinya suatu akibat disfungsional akibat
komunikasi yang jelek, kurang kepercayaan , keterbukaan pada antara
orang – orang, serta kegagalaan manajer untuk tanggap terhadap
kebutuhan dan aspirasi karyawan.

Pandangan korelasi manusia (The Human Relation View).


Pandangan ini menyatakan bahwa pertarungan dianggap menjadi
suatu peristiwa yang masuk akal terjadi pada 6 dalam grup atau

8
organisasi. konflik diklaim sebagai sesuatu yg tidak dapat dihindari
karena di pada grup atau organisasi pasti terjadi disparitas pandangan
atau pendapat antar anggota. oleh sebab itu, permasalahan harus
dijadikan sebagai suatu hal yg berguna guna mendorong peningkatan
kinerja organisasi. dengan kata lain, permasalahan wajib dijadikan
menjadi motivasi buat melakukan inovasi atau perubahan di dalam
tubuh kelompok atau organisasi.

Pandangan interaksionis (The Interactionist View). Pandangan ini


cenderung mendorong suatu grup atau organisasi terjadinya
pertarungan. Hal ini ditimbulkan suatu organisasi yg kooperatif,
damai, damai, serta harmonis cenderung sebagai tidak aktif, apatis,
tidak aspiratif, dan tidak inovatif. oleh karena itu, dari pandangan ini,
pertarungan perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara
berkelanjutan sebagai akibatnya tiap anggota pada pada grup tersebut
permanen semangat, kritis – diri, dan kreatif.

Pandangan pertarungan dari Stoner dan Freeman Stoner serta


Freeman(1989:392) membagi pandangan menjadi 2 bagian, yaitu
pandangan tradisional (Old view) serta pandangan modern (Current
View):

Pandangan tradisional. Pandangan tradisional menganggap bahwa


konflik bisa dihindari. Hal ini disebabkan konflik dapat mengacaukan
organisasi serta mencegah pencapaian tujuan yang optimal. oleh
karena itu, buat mencapai tujuan yg optimal, konflik wajib
dihilangkan. permasalahan biasanya ditimbulkan oleh kesalahan
manajer pada merancang dan memimpin organisasi. Dikarenakan 7
kesalahan ini, manajer menjadi pihak manajemen bertugas
meminimalisasikan perseteruan.

Pandangan terbaru. konflik tidak bisa dihindari. Hal ini disebabkan


banyak faktor, diantaranya struktur organisasi, disparitas tujuan,
persepsi, nilai – nilai, serta sebagainya. permasalahan dapat

9
1
mengurangi kinerja organisasi pada aneka macam strata. Jika terjadi
permasalahan, manajer sebagai pihak manajemen bertugas mengelola
konflik sebagai akibatnya tercipta kinerja yang optimal buat mencapai
tujuan beserta. Pandangan pertarungan menurut Myers Selain
pandangan berdasarkan Robbin serta Stoner dan Freeman,
permasalahan dipahami sesuai 2 sudut pandang, yaitu: tradisional serta
kontemporer (Myers, 1993:234)a

dalam pandangan tradisional, pertarungan dianggap menjadi


sesuatu yang buruk yang harus dihindari. Pandangan ini sangat
menghindari adanya pertarungan sebab dievaluasi sebagai faktor
penyebab pecahnya suatu grup atau organisasi. Bahkan tak jarang
permasalahan dikaitkan dengan kemarahan, agresivitas, dan
kontradiksi baik secara fisik juga dengan kata-kata kasar. jika sudah
terjadi perseteruan, sempurna akan menyebabkan perilaku emosi asal
tiap orang di grup atau organisasi itu sebagai akibatnya akan
mengakibatkan pertarungan yg lebih akbar. oleh karena itu, menurut
pandangan tradisional, konflik haruslah dihindari.

Pandangan kontemporer tentang konflik didasarkan pada asumsi


bahwa permasalahan adalah sesuatu yg tidak bisa dielakkan menjadi
8 konsekuensi logis hubungan manusia. tetapi, yg menjadi dilema
artinya bukan bagaimana meredam pertarungan, tapi bagaimana
menanganinya secara tepat sehingga tidak merusak korelasi
antarpribadi bahkan menghambat tujuan organisasi. konflik diklaim
1
sebagai suatu hal yg lumrah pada pada organisasi.

konflik bukan dijadikan suatu hal yg destruktif, melainkan wajib


dijadikan suatu hal konstruktif buat membangun organisasi tersebut,
misalnnya bagaimana cara peningkatan kinerja organisasi. Pandangan
permasalahan berdasarkan Peneliti Lainnya pertarungan terjadi sebab
adanya interaksi yang dianggap komunikasi. Hal ini dimaksudkan bila
kita ingin mengetahui permasalahan berarti kita wajib mengetahui

10
kemampuan dan perilaku komunikasi. semua konflik mengandung
komunikasi, akan tetapi tidak seluruh pertarungan berakar di
komunikasi yang buruk .

menurut Myers, Bila komunikasi adalah suatu proses transaksi yg


berupaya mempertemukan perbedaan individu secara bersama-sama
buat mencari kesamaan makna, maka pada proses itu, pasti ada
perseteruan (1982: 234).

konflik pun tak hanya diungkapkan secara ekspresi akan tetapi juga
diungkapkan secara nonverbal seperti dalam bentuk raut muka,
motilitas badan, yg mengekspresikan pertentangan (Stewart & Logan,
1993:341). pertarungan tak selalu diidentifikasikan menjadi terjadinya
saling baku hantam antara dua pihak yang berseteru, namun pula
diidentifikasikan sebagai ‘perang dingin’ antara dua pihak karena
tidak diekspresikan langsung melalui kata – istilah yg mengandung
amarah. 9 perseteruan tidak selamanya berkonotasi jelek, tapi bisa
menjadi sumber pengalaman positif (Stewart & Logan, 1993:342).

Hal ini dimaksudkan bahwa pertarungan bisa sebagai wahana


6
pembelajaran pada memanajemen suatu gerombolan atau organisasi.
konflik tak selamanya membawa akibat buruk , namun juga
menyampaikan pelajaran dan nasihat di pulang adanya pertarungan
pihak – pihak yang terkait. Pelajaran itu dapat berupa bagaimana cara
menghindari permasalahan yang sama agar tidak terulang kembali di
masa yang akan tiba serta bagaimana cara mengatasi permasalahan yg
sama bila sewaktu – waktu terjadi balik .

Setiap proses konflik dalam organisasi atau organisasi dapat


dipahami dengan menggunakan model konflik Pondy, yang
digambarkan dengan tahapan sebagai berikut:

11
a. Latent conflict : Konflik yang muncul karena faktor latar belakang
dalam organisasi, mengungkapkan masalah yang dapat
mengganggu anggota organisasi.
b. Percivet conflict: Suatu tahap di mana satu pihak menekankan
pihak lain sebagai ancaman atau hambatan untuk mencapai suatu
tujuan. Masuknya dan campur tangan pihak lain dalam urusan
organisasi akan mempengaruhi sistem, tujuan dan kinerja
organisasi.
c. Flte conflict : di mana konflik tidak hanya dianggap atau
dirasakan, tetapi di mana kehadirannya benar-benar dirasakan dan
diakui.
d. Manifest conflict : Ketika perilaku tertentu mulai menunjukkan
konflik karena tindakan yang dapat menurunkan kinerja dan
keanggotaan.
e. Penyelesaian Konflik : Konflik yang timbul diselesaikan atau
diredam melalui berbagai cara dan pendekatan. Mulailah
8
menghindari kejadian tersebut, temui konflik untuk mencari jalan
keluar. Akibatnya, pihak pihak yang terlibat konflik tidak dapat
mencapai tujuannya.
f. Pasca-konflik: Tahap ini merepresentasikan kondisi yang
diciptakan oleh proses sebelumnya. Jika konflik dapat diselesaikan
maka hubungan akan membaik, jika tidak maka akan
menimbulkan konflik baru bahkan perubahan sosial.
2. Jenis Konflik

Konflik yang timbul dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi


lima macam, yaitu:

a. Konflik interpersonal

Dalam konflik interpersonal yang terjadi antara individu


dengan individu. Pada saat yang sama, keduanya memiliki
keinginan atau tujuan yang berbeda, yang menyebabkan konflik,

12
tetapi tidak mungkin untuk mewujudkannya. Jika konflik
dibiarkan, itu mengarah pada situasi dan situasi yang tidak
menyenangkan. Dalam hal ini, ada tiga jenis konflik interpersonal.

1. Pendekatan konflik kontak jika ada pendekatan atau usulan yang


menarik bagi pelaku konflik.

2. Pendekatan penghindaran konflik, ada dua pilihan tapi sama-


sama menyakitkan.

3. Ketika orang dihadapkan pada objek yang memiliki nilai positif


dan negatif, penghindaran bertemu dengan penghindaran.

b. Konflik intrapersonal

Konflik terjadi karena adanya kepentingan yang menimbulkan


konflik antara satu individu dengan individu lainnya. Konflik ini
seringkali bermula dari perbedaan status, status, dan kepemilikan.
Jika pimpinan atau anggota organisasi tidak dapat mengendalikan
konflik yang muncul maka akan mempengaruhi proses pencapaian
tujuan organisasi. Juga, konflik semacam itu akan mempengaruhi
peran beberapa orang. Karena konflik interpersonal merupakan
dinamika terpenting dalam perilaku organisasi.

1) Konflik antara individu dan kelompok

Konflik ini adalah tentang bagaimana individu menghadapi


tekanan yang diberikan oleh kelompok kerja kepada mereka.
Misalnya, jika seseorang dihukum oleh kelompoknya karena tidak
memenuhi standar produktivitas kelompok tempatnya berada.

2) Konflik antar kelompok

Dalam organisasi yang sama, konflik ini sering muncul dalam


organisasi dimana konflik muncul dari persaingan antara
karyawan dengan karyawan dan antara karyawan dengan
manajemen.

13
3) Konflik antar lembaga

Konflik antar organisasi ini muncul dari persaingan. Di mana


persaingan mengarah pada perubahan radikal dalam masyarakat.
Misalnya, hubungan beberapa negara dalam suatu sistem
ekonomi. Konflik semacam itu dapat menyebabkan peningkatan
teknologi, harga yang lebih rendah, dan penggunaan sumber daya
yang lebih efisien, serta sistem dan produk ekonomi baru.

3. Faktor penyebab terjadinya konflik

Munculnya konflik dalam masyarakat dapat menimbulkan akibat


yang besar bagi hubungan sosial. Konflik yang timbul dari hubungan
non-komunikatif antara individu, kelompok, atau kelas. Faktor
penyebab terjadinya konflik antara lain :

a. perbedaan individu

Konflik muncul karena kepentingan pribadi setiap orang.


Sumber konflik bisa berupa perbedaan pendapat atau perasaan.
Padahal, setiap orang memiliki pandangan dan perasaan yang
berbeda-beda, sehingga tidak heran jika manusia disebut sebagai
makhluk yang unik.

b. Perbedaan latar belakang budaya

Lingkungan budaya dalam masyarakat secara turun-temurun


dapat mempengaruhi temperamen seseorang. Perbedaan latar
belakang terkadang bisa menjadi masalah saat berinteraksi di depan
umum. Banyak orang akan terpengaruh oleh pola pikir atau sikap
yang ada dalam kelompok sosialnya. Perbedaan sikap inilah yang
nantinya akan menyulut konflik di masyarakat.2

c. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok

2
Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial 2005

14
Setiap orang harus dilahirkan dengan perbedaan. Apakah
perbedaan itu berasal dari emosi, sikap, atau latar belakang budaya?
Terkadang perbedaan tersebut dapat memotivasi seseorang untuk
melakukan hal yang sama dengan orang lain namun berbeda dalam
mencapai suatu tujuan.

d. Perubahan masyarakat yang cepat dan mendadak

Perubahan masyarakat merupakan bentuk alamiah dari


kehidupan sosial, namun jika perubahan terjadi secara cepat atau
bahkan tiba-tiba dapat menimbulkan konflik.3

4. Akibat Konflik

Timbulnya konflik dalam organisasi disebabkan oleh faktor-faktor


penyebab terjadinya konflik tersebut. Konflik yang muncul dapat
menimbulkan akibat positif dan negatif.

1) dampak positif

a. Organisasi memiliki dinamika dan lintasan yang saling akrab.


Karena adanya kontak yang intensif antara anggota lain yang
terlibat langsung maupun tidak langsung dalam organisasi.
9
Konflik yang diselesaikan secara rasional, damai dan adil akan
menimbulkan keharmonisan dan persatuan yang saling
menguatkan.
b. Orang yang mengalami konflik memahami dampak konflik
sehingga pengalaman masa lalu dapat dijadikan pelajaran berharga
di tempat kerja. Jika konflik serupa terjadi. Kemudian mereka akan
mencoba memahami satu sama lain dan beradaptasi dengan
lingkungannya.
c. Konflik yang timbul dari ketidakpuasan dengan pengaturan yang
ditentang sebelumnya dan bentuk perlakuan sosial lainnya.

3
Sofyan, , Konflik dan integrasi dalam masyarakat Majemuk 2009

15
d. Konflik yang timbul dapat dikelola secara hati-hati dan tepat serta
menghasilkan kritik yang konstruktif, cerdas dan inovatif demi
kebaika organisasi secara keseluruhan.
e. Anggota yang tidak terlibat langsung dapat belajar dari konflik.
Bagaimana menghadapi perbedaan temperamen, sikap dan
perilaku orang lain.

2) Dampak negatif
a. Komunikasi antara orang dan organisasi lain diblokir
b. Kolaborasi diblokir
c. Setiap pihak yang berkonflik sangat rentan, yang paling sulit
adalah ketika muncul situasi yang mendorong kedua belah pihak
Kembali berkonflik.
d. Bekerja dalam situasi konflik memengaruhi orang lain yang tidak
berada dalam konflik, seperti situasi dan kondisi kerja yang
merugikan.
e. Individu dalam konflik mengalami kecemasan, stres, depresi, dan
frustrasi tentang situasi saat ini.
f. Hasil terburuk bagi orang-orang dalam konflik organisasi adalah
stre berkepanjangan dan meninggalkan organisasi.
5. Manajemen Konflik

Menurut Shastra Prajna, manajemen konflik secara etimologis


adalah kepemimpinan dengan korban yang paling sedikit atau biasa
disebut manajemen.

Apabila konflik-konflik yang timbul dalam masyarakat tidak


segera dikendalikan, maka akan menimbulkan dikotomi kehidupan
bermasyarakat. Karena itu masyarakat harus cerdas menyikapi
konflik.

16
Manajemen konflik adalah salah satu tindakan konstruktif yang
direncanakan, diorganisir, digerakan dan dievaluasi secara berkala
untuk semua upaya mengakhiri konflik agar tidak terulang kembali.4

Konflik harus dikelola di mana mereka mulai. Untuk itu, sangat


penting memiliki keterampilan manajemen konflik yang baik untuk
menghindari faktor-faktor positif daripada faktor-faktor negatif yang
mengancam konflik sosial. Karena pada prinsipnya konflik tidak dapat
direncanakan kecuali ditunda dengan meminimalkan tindakan yang
berlebihan.

Menunda tindakan ekstrem akibat konflik merupakan cara untuk


menghindari konflik agar pihak yang berbeda tidak dirugikan. Selain
itu, melalui manajemen konflik akan membantu individu keluar dari
konflik akibat konflik sosial dan masuk ke dalam kelompok
masyarakat yang melaksanakan program-program positif. Menurut
William Hendricks, untuk menyelesaikan konflik Dalam struktur
lembaga pendidikan Islam, bisa saja terjadi konflik. Di mana di
lembaga pendidikan terdapat banyak posisi dan peran yang berbeda.
Individu dan kelompok dalam suatu lembaga pendidikan memiliki
pandangan yang berbeda, mengembangkan keahlian yang berbeda
dalam tugas dan fungsi masing-masing satuan, hal ini lah yang dapat
menimbulkan konflik akibat gesekan dan benturan dalam pelaksanaan
tugas, hak dan kewajibannya.

Konflik juga tidak menutup kemungkinan akan muncul antara


atasan dan bawahan dalam struktur organisasi suatu lembaga
pendidikan, konflik sering muncul karena kesalahpahaman peran dan
kekuasaan atasan dan bawahan. Konflik dalam lembaga pendidikan
merupakan hal yang fundamental dan esensial, termasuk lembaga
pendidikan Islam. Konflik memiliki kekuatan konstruktif karena

4
Agus M Mardjna, Konflik dalam Organisasi 2009

17
variabel bergerak bersama secara dinamis. Oleh karena itu, konflik
merupakan proses alamiah yang terjadi dalam suatu kelompok atau
masyarakat atau dalam suatu lembaga pendidikan.:

a. Cara Menyelesaikan Konflik Bersama (Integratin)

Cara ini tipikal dalam memecahkan masalah untuk menyatukan


pihak-pihak yang berkonflik. Ini sangat efektif ketika masalahnya
sangat kompleks. Solusi semacam itu mendorong pemikiran kreatif
bagi mereka yang berkonflik untuk menyelesaikan masalah yang
muncul. 21 Metode ini menekankan pada diri sendiri dan orang lain
saat menjelaskan informasi dari sudut pandang yang berbeda untuk
menghindari kesalahpahaman yang dapat menimbulkan konflik
besar. Di sisi lain, bentuk manajemen konflik ini menjadi kurang
efektif jika kelompok konflik tidak memiliki komitmen untuk
mencapai solusi. Karena jalan menuju penyatuan faksi-faksi yang
bertikai itu panjang.5

b. Bagaimana menyelesaikan konflik dengan kemauan untuk


membantu (obaligin)

Ini adalah cara menempatkan orang lain di atas diri Anda sendiri.
Cara ini merupakan strategi sadar untuk menghormati orang lain
sehingga mereka yang berkonflik merasa lebih baik dan lebih bahagia
dengan situasinya. Tugas dari strategi ini adalah untuk mengurangi
perbedaan antar kelompok dan mendorong mereka untuk
menemukan kemitraan yang penting.

c. menyelesaikan konflik dengan menggunakan dominasi (dominasi)

Jika Anda perlu membuat keputusan cepat tentang suatu masalah


atau yang dianggap kurang penting, ini adalah cara yang efektif untuk
melakukannya. Strategi ini paling baik digunakan ketika keadaan

5
Robert lawang, Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi, (Jakarta:universitas terbuka 1994).
hal.53

18
membutuhkannya dan individu dan kelompok yang berkonflik
merasa memiliki hak dan hati nurani.

d. Cara menghadapai konflik dengan penghindaran (avoiding)

Konflik ini dapat diselesaikan dengan menghentikan atau


membekukan. Namun terkadang cara ini mengecewakan orang lain
karena keputusan atau reaksi terlalu lambat untuk menyelesaikan
konflik.

e. Cara menyelesaikan konflik dengan kompromi (kompromishing)

Cara ini efektif jika kekuatan konfliknya seimbang. Dapat


memilih untuk menyelesaikan perselisihan dalam konsultasi.
Kompromi sering digunakan sebagai cara untuk menyelesaikan
konflik atau menemukan solusi untuk suatu masalah.

Dari berbagai metode pengelolaan konflik yang telah dijelaskan,


memberikan gambaran tentang pengelolaan konflik di masyarakat.
Pengetahuan tentang resolusi konflik dapat meningkatkan
pemahaman tentang apa arti konflik6

6. Dinamika dan Respon Konflik

Setelah melihat konteks dan pola relasi kekuasaan, analisis dinamis


melihat tahapan konflik. Fase konflik Fisher meliputi pra-konflik,
manajemen krisis, pasca-konflik, dan pasca-konflik:

a. Pra-konflik adalah masa ketika terjadi ketidaksesuaian tujuan


antara dua pihak atau lebih, yang berujung pada konflik. Konflik
disembunyikan dari publik meskipun satu atau lebih pihak
mengetahui kemungkinan terjadinya konflik.
b. Konfrontasi merupakan tahap di mana konflik dimulai.

6
ovri Susan, Pengantar Sosiologi Konflik, 2009, hal 85

19
c. Suatu krisis adalah puncak dari suatu konflik. Fase di mana konflik
berlangsung adalah tindakan kekerasan yang intens dan kolektif.
d. Situasi pascakonflik adalah situasi yang mengakhiri berbagai
konflik kekerasan, mengurangi ketegangan dan mengarah pada
normalisasi lebih lanjut hubungan antara para pihak.
7. Hambatan – Hambatan untuk rekonsiliasi atau manajemen konflik.

Saat menganalisis hambatan dalam mengelola konflik internal atau


eksternal, akan ditemukan hambatan sebagai berikut:

1. Penyebab – Alasan mencurigakan dalam pengambilan sampel


resolusi konflik.

2. Menanggapi tuduhan menyelesaikan atau tidak menyelesaikan


tingkat resolusi konflik di forum.

3. Meminta penarikan ketika muncul pola konflik yang


mengakibatkan saling menyalahkan atau kritik hingga
menimbulkan suasana gejolak atau panas.

4. Peningkatan unsur negatif melalui penambahan aksen negatif.

5. Keras kepala sama teguhnya dengan pendirianmu yang


sebenarnya.

B. pendidikan
1. pengertian Pendidikan

Manusia membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan segala


kemampuannya dalam arti pembawa yang sangat baik. Pada level dan
skala makro, pendidikan adalah fenomena sosial dengan
mengandalkan interaksi manusia sebagai pendamping (subjek) dari
setiap orang dengan jumlah yang setara. Tidak ada perbedaan besar
dalam nilai-nilai pribadi sebab hubungan antar pribadi (interpersonal)
termasuk ekspansi dariinteraksi dalam diri seseorang yang melihat
dirinya sebagai orang lain.

20
Dalam skala makro pelaksanaan pendidikan untuk revitalisasi
4
masyarakat bersosialisasi yaitu pengalihan kekayaan budaya dan
pelestarian nilai-nilai luhur dari generasi ke generasi muda
dikehidupan masyarakat dengan mengharapkan suatu pendidikan
dalam arti luas serta skala makro, dengan begitu perubahan sosial dan
4
stabilitas sosial dapat hidup berdampingan dengan sukses.Dalam skala
makro ini, pendidikan sebagai fenomena sosial seringkali
memanifestasikan dirinya dalam bentuk komunikasi khususnya
komunikasi dua arah. Pendidikan dipahami sebagai penegasan subjek
manusia yang mewujudkan hubungan mengenai kesadaran dunia
(realitas) yang erat (kritis) seperti perilaku laki-laki (man of action)
Pendidikan memegang peranan penting pada proses belajar siswa
untuk meningkatkan kecerdasan serta keterampilannya, memperkuat
karakter, perkuat individualitas, serta semangat nasionalisme dan cinta
terhadap tanah air.

Dalam pengertian ini, pendidikan juga membutuhkan hubungan


antara praktik ilmu juga seni. Ini juga sesuai dengan pandangan Ki
Hajar Dewantara (1950). Yaitu Taman siswa dalam mengembangkan
jenis pendidikan yang terkandung dalam Among serta motto ‘Tut Wuri
Handayani” (meneladani seraya menguasai) makna Tut Wuri adalah
meneladani, tapi artinya adalah melihat anak tumbuh dengan cinta
serta kasih sayang tanpa keinginan untuk mendominasi atau memaksa,
Handayani artinya mempengaruhi atau menguasai dalam arti
merangsang, memelihara, membimbing, membiarkan anak
mengembangkan kepribadiannya serta memberi contoh disiplin
pribadi.”.

Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang


sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan sebagai usaha
sadar kebimbingan, petunjuk, dan pelatihan untuk peran masa
depannya. Konsep Pendidikan membutuhkan pengetahuan serta seni

21
yaitu suatu proses atau usaha yang disadariantara orang satu dengan
yang lain dengan cara yang beradab,dimana pihak pertama dipandu
untuk mengembangkan keterampilan serta kepribadian orang kedua
secara kemanusiaan yaitu indivdu. Atau, itu bisa diperluas menjadi
makro untuk usaha mengembangkan potensi diri manusia dimana
warga yang lebih tua serta berbudaya untuk menolong orang yang
kurang mampu dan belum dewasa sehingga bersama-sama dapat
mencapai tingkat kinerja serta lebih baik dalam kedewasaan.

Dengan begittu bagi Ki Hajar Dewantara pendidikan dalam skala


makro yaitu hubungan yang tak terpisahkan dengan pndidikan pada
makna makro tersebut, bahkan disiplin pribadi ialah tujuan serta
sarana untuk mencapai bidang yang lebih luas. Itu berarti dasr
pendidikan adalah pendidikan itu sendiri,ialah faktor manusia.Konsep
pendidikan berdasarkan kurikulum formal (yang bersifat makro)
belum tentu termasuk berkepribadian mmenyeluruh (inklusif) atau
mungkin sama seperti mendidik. Bahkan faktamya pendidikan
tergantung pada kualitas guru di kelas mereka sendiri. Tentu saja
prinsip atau motto Tut Wuri Handayani tidak membuat mengajar
hanya identik dengan upaya sadar untuk mendistribusikan materi
pembelajaran pada sekelompok siswa dalam satu kelas karena guru
harus melayani kepentingan siswanya.

Carter V. Good (2005) merumuskan konsep pendidikan sebagai


berikut:

1. Pedagogi adalah seni, praktik atau profesi mengajar.

2. Pembelajaran atau pengajaran yang sistematis, berkaitan dengan


prinsip-prinsipbagaimana cara mengajar dan membimbing siswa
istilah pendidikan.

Nanang Fattah mengutip definisi penngertian dalam kamus


pendidikan dan menjelaskan bahwa pendidikan ialah:7

22
a) Proses dimana seseorang berkembang menjadi keterampilan,
sikap, serta aksi berbeda dalam masyarakat di mana dia tinggal.

b) Proses sosial masyarakat yang terkena dampak lingkungan dipilih


dan dikelola (khususnya oleh sekolah), sehingga dapat
mengembangkan keterampilan sosial dan individu secara optimal.
Dengan kata lain, lingkungan mempengaruhi pelatihan orang hingga
menyebabkan perubahan yang langgeng (abadi) dalam perilaku,
pikiran, dan sikapmereka. Pelatihan dipandang tidak hanya sebagai
kesempatan untuk mempersiapkan kehidupan masa depan, tetapi juga
untuk kehidupan sekarang yang dialami manusia saat mereka
berkembang menjadi dewasa. Berdasarkan pengertian tersebut dapat
diindentifikasi beberapa karakteristik pendidikan, misalnya:

a. Pendidikan mengandung tujuan, yaitu kemampuan untuk


berkembang dengan cara yang berguna dalam kehidupan.

b. Untuk mencapai tujuan ini, pekerjaan yang direncanakan


dilakukan dalam pelatihan tentang pemilihan konten, strategi, serta
metode penilaian yang tepat.

c. Pembelajaran berlangsung di lingkungan keluarga, sekolah dan


masyarakat (formal dan informal)

Jika pendidikan mengacu pada keberadaan dan hakikat kehidupan


manusia, maka tujuan pendidikan adalah pengembangan kepribadian,
yaitu manusia berkembang menjadi makhluk individu, makhluk yang
butuh dengan orang lain, makhluk moral, serta makhluk yang
beragama .7

Tentang berbagai batas pendidikan yang dikemukakan oleh ahli,


yaitu, meskipun secara redaksional berbeda secara subtansi ia
memiliki persamaan elemen atau faktor-faktornya yaitu konsep

7
Japar, Muhammad. Pluralisme dan Pendidikan Multikultural. Surabaya : CV. Jakad Media
Publishing. . 2019

23
pendidikan berarti proses pengajaran, kepemimpinan atau manajemen,
serta meliputi unsur seperti guru, siswa, tujuan, serta lainya. Oleh
sebab itu, dalam pertimbangan anda harus memiliki pemahaman dasar
tentang batasan pendidikan, yaitu:

a. Bagi peserta didik, pendidikan adalah proses yang berkelanjutan


terus menerus sampai siswa dewasa secara moral. Proses ini
membutuhkan waktu. Saat siswa mencapai kedewasaan moral, ia
sepenuhnya mampu bertindak secara mandiri untuk kesejahteraan
hidupnya serta masyarakat.

b. Pendidikan adalah tindakan manusia. Pendidikan lahir baik


hubungan orang dewasa maupun anak dibawah umur. Kegiatan
belajar yang dilakukan orang dewasa didasarkan pada tindakan sadar
dan disengaja pada nilai kemanusiaan. Perbuatan membuat anak
dibawah umur menjadi dewasa dan mempunyai nilai kemanusiaan,
serta hidup dengan nilai-nilai itu. Orang yang dewasa adalah target
pendidikan, dan dicapai melalui pendidikan atau kegiatan.

c. Pendidikan adalah komunikasi khusus antara guru serta siswa.


Bekerja sama, ada kontak atau hubungan antara setiap orang. Ketika
komunikasi itu tumbuh pada tingkat komunikasi pendidikan, ini
menjadi komunikasi khusus antara kepribadian guru serta peserta
didik, sehingga akhirnya bermuara pada tanggung jawab pendidikan
serta kewenangan pendidikan. Seorang guru bertindak hanya untuk
kepentingan serta keselamatan siswa, dan siswa membenarkan serta
mempercayai otoritas guru

d. Kegiatan belajar atau kegiatan mengarahkan siswa untuk mencapai


tujuan tertentu, dalam hal ini dapat dilihat pada perubahan dari siswa
itu sendiri. Perubahan yang terjadi sebagai hasil pendidikan
merupakan gejala kedewasaan yang terus meningkat hingga siswa
menjadi dewasa yang mandiri atau bermoral. Aspek kunci
pendidikan, antara lain:

24
a. Pendidikan adalah proses, usaha, dan pengajaran.d

b. Pendidikan memperteguh kemahiran cerdik pandai serta emosional


siswa.

c. Pendidikan memanusiakan seseorang.

d. Pendidikan memiliki target khusus.

Deskripsi sifat pendampingan, tujuannya, dan sifat guru serta


siswa, itu semua sangat tergantung pada landasan filosofis penulis
tersebut. Itu sebabnya komposisinya sangat berbeda. Merupakan
rancangan yang lebih luas sehingga pendidikan merupakan upaya
sadar untuk mempersiapkan siswa dengan budaya yang mandiri dan
harmonis untuk meningkatkan taraf hidupnya, yaitu akhlak dan etika
yang luhur, profesi berbasis ilmu pengetahuan, teknologi serta seni
yang relevan, dan kreativitas yang mengagumkan membawa
kedamaian dengan nilai-nilai indah, untuk meningkatkan kehidupan.
Dalam pengertian ini, Pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama dalam keluarga dan masyarakat serta pemerintah melalui
sekolah yang dikelola baik oleh pemerintah ataupun masyarakat.8

C. Mini riset

Profile narasumber

Nama : yayak hidayat

TTL : jember 1 mei 1995

Pekerjaan : guru SMK walisongo Rambipuji

Pertanyaan

1. Bagaimana konflik pendidikan yang terjadi di dalam sekolah yang


smean alami selama ini ?

8
rasyid, Efendy Rustam Buku Ajar Pengatar Pendidikan Taskmalaya:Perkumpulan Rumah
Cemerlang Indonesia. . 2022

25
Konflik pendidikan yang sering saya alami yaitu konflik antara siswa
dengan guru dikarenakan siswa beberapa kenakalan siswa diantaranya
siswa tidak taat peraturan seperti contoh siswa bolos, datang tidak tepat
pada waktunya, baju tidak dimasukkan dan lain sebagainya, awal dari
pada terjadinya konflik Yatiu siswa ketika dinasehati menolak dalam
kata lain siswa Ketika dinasehati didak menerima dengan baik atau
dibiarkan begitu saja padaahal tujuan daripada nasehat tersebut untuk
kebaikan siswa sndiri, dengan diabaikan atau tidak menerimanya siswa
atas nasehat guru trsebut merupakan awal mula terjadinya konflik antara
guru dengan siswa.
2. Bagaimana cara yang dilakukan guru ataupun kelapa sekolah dalam
mengatasi konflik pendidikan yang terjadi tersebut?
Jadi upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi konflik atau masalah
yang terjadi antara guru dengan siswa yaitu guru disini melakukan rapat
dengan meminta masukan-masukan kepada guru yang lain atau pun
kepada petinggi sekolah yaitu kepala sekulah, agar atau mendapatkan
solusi atas konflik atau permasalahan yang terjadi selama ini, hal ini
biasana dilakukan dua muiggu sekali.
Dari hal tersebut dapat kita simpulkan bahwasannya konflik yang sering
terjadi di SMK walisongo rambipuji selama ini adalah konflik
intrapersolan saitu konflik antara guru dengan beberapa siswa yang
mana kebanyakan konflik tersebut dikarenakan ulah siswa dalam
keseharian di lingkungan sekolah yeng mana dapat membuat guru dalam
sekolah tersebut merasa kesal sehingga menimbulkan konflik antara
guru dengan siswa yag banyak dialami saat ini.

26
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konflik merupakan fenomena sosial yang melekat pada masyarakat.
Dimana masyarakat merupakan wilayah konflik dan integrasi yang selalu
terjadi. Secara etimologis berasal dari kata latin “con” yang berarti konflik,
3
benturan atau benturan. Dalam pengertian sosiologis, konflik dapat
dipahami sebagai “proses sosial” di mana dua orang atau kelompok
berusaha menyingkirkan yang lain dengan menghancurkan atau
melemahkannya.
B. SARAN
Saran untuk guru ataupun siswa yaitu terjadi konflik memanglah wajar
terjadi didalam kehidupan diantaranya dalam lingkugan Pendidikan,
lakukanlah konfik dengan perdamaian tidak dengan kekerasan.

27
DAFTAR PUSTAKA
Alo Liliweri, Perasangka dan Konflik Lintas Budaya Masyarakat Multikultur,
2009) h 146.
Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan
Sosial 2005
Sofyan, , Konflik dan integrasi dalam masyarakat Majemuk 2009
ovri Susan, Pengantar Sosiologi Konflik, 2009, hal 85
Japar, Muhammad. Pluralisme dan Pendidikan Multikultural. Surabaya : CV.
Jakad Media Publishing. . 2019
rasyid, Efendy Rustam Buku Ajar Pengatar Pendidikan
Taskmalaya:Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia. . 2022
Robert lawang, Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi, (Jakarta:universitas
terbuka 1994). hal.53
Dr. Robert H. Lauer, Perspektif Tentang Perubahan Sosial, (Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 2001), hal.102

28
Similarity Report

24% Overall Similarity


Top sources found in the following databases:
22% Internet database 2% Publications database
Crossref database Crossref Posted Content database
16% Submitted Works database

TOP SOURCES
The sources with the highest number of matches within the submission. Overlapping sources will not be
displayed.

e-journal.uajy.ac.id
1 14%
Internet

kompasiana.com
2 4%
Internet

academicindonesia.com
3 1%
Internet

repository.ung.ac.id
4 <1%
Internet

IAIN Purwokerto on 2021-09-12


5 <1%
Submitted works

id.wikipedia.org
6 <1%
Internet

khamr28.blogspot.com
7 <1%
Internet

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara on 2021-02-22


8 <1%
Submitted works

Sources overview
Similarity Report

scribd.com
9 <1%
Internet

tetenpermatasar.blogspot.com
10 <1%
Internet

Sources overview

Anda mungkin juga menyukai