Anda di halaman 1dari 8

SOSIOLOGI AGAMA

“AGAMA SEBAGAI INTEGRASI DAN KONFLIK SOSIAL”

Disusun Oleh:
Tamim Falaky Dhuha : 11180321000026
Much. Khosim Lambang : 11180321000020

PROGRAM STUDI AGAMA-AGAMA


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan Rahmat, Taufik dan
Hidayah-Nya. Serta shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah
SAW, atas kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah Sosiologi Agama.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik
dari segi penyusunan serta cara penulisan makalah ini. Karenanya, saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan juga
bermanfaat bagi penulis khususnya.

Ciputat, 26 November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
D. Maksud dan Tujuan................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perekat (Damai) Dan Konflik ............................................... 2
B. Sumber-Sumber Perekat Sosial ............................................................... 4
C Sumber-Sumber Konflik Sosial .............................................................. 7
D Teori-Teori Integrasi Dan Konflik..............................................................
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ....................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Pada dasarnya setiap agama mengajarkan perdamaian, persaudaraan, dan kerukunan
serta tidak menghendaki perpecahan dan permusuhan antara pemeluk agam satu dan
yang lainnya. Anslem Vor Feurbach mengatakan bahwa agama dalam entuk apapun
merupakan kebutuhan ideal manusia. Oleh karena itu, peran agama sangat menentukn
dalam setiap kehidupan dan tanpa agama manusia tidak akan hidup sempurna . hal ini
berkaitan dengan hal yang paling dasar bahwa dalam diri manusia terdapat sesuatu yag
sangat primordial, yaitu fitrah untuk agama.
b. Rumusan masalah
a. Apa pengertian perekat (damai) dan konfik sosial
b. Sumber-sumber perekat sosial
c. Sumber-sumber konflik sosia
d. Toeri-teori integrasi dan konflik
c. Tujuan penulisa
a. Untuk menjelaskan dan mengetahui agama sebagai integrasi dan konflik sosial
b. Untuk menejelaskan dan mengetahui fungsi agama sebagai integrasi dan konflik
sosial

4
BAB II
PEMBAHASAN

a. Pengertian PEREKAT (DAMAI) DAN KONFLIK SOSIAL


Fungsi dan kontribusi sosiologi agama dalam masyarakat
Sosiologi agama dalam masyarakat agama memiliki fungsi dan peranan (contribution).
Sosiologi agama dalah cabang dn juga bgian vertical dari sosiologi umum.1 Ia
merupakan suatu lmu yang menduduki tempat yang profane. Ia bukan ilmu yang sakral:
seperti teologi, tetapi ilmu profane, yang psoitif dan empiris yang dilakukan dan
dibimbing oleh ilmu sarjana sosial, entah orangnya suci atau tidak suci. Karena maksud
ilmu tersebut bukan untuk membuktikan kebenaran (objektivitas) ajaran agama,
melainkan untuk mencari keterangan teknis mengenai hal masyarakat agama.2
Agama Sebagai Perekat Sosial
Perbedaan budaya, kultur dan tradisi suatu wilayah dengan wilayah yang lain juga akan
menghasilkan karakter yang berbeda. Inilah salah satu kekayaan bangsa kita yang terdiri
dari banyak suku yang tersebar di berbagai wilayah. Sebagaimana disebutkan di atas
bahwa berbagai perbedaan tersebut dapat menjadi pemicu munculnya sebuah konflik
bila tidak dikelola dengan baik. Salah satu contoh paling dramatis konflik memilukan
yang terjadi antara etnis Madura sebagai pendatang versus etnis Dayak di Kalimantan.
Terlepas dari siapa salah siapa benar atas meletusnya konflik ini, kedua etnis yang saling
bersengketa, khususnya tokoh ulama dan aparat pemerintah harus menjadikannya
sebagai pelajaran berharga agar tidak lagi terjadi di masa-masa yang akan datang.
Karena peristiwa ini tidak hanya mengakibatkan jatuhnya korban jiwa secara sia-sia,
tapi juga meninggalkan penyakit psikis, dendam dan trauma berkepanjangan.

Pengertian konflik
Secara etomologi, konflik (conflict) berasal dari kata kerja bahasa Latin, configere yang
berarti saling memukul. Perkembangan sosiologis mengantarkan konflik pada arti
sebgai interaksi sosial antara dua orang atau lebih ( bisa juga kelomok) yang salah satu
pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya
tidak berdaya.3 Dengan kata lain, konflik sosial dapat diartikan sebagai hubungan antar
dua pihak atau lebih (individu ataupun kelompok) yang memiliki tau merasa memiliki
sasaran-sasaran yang tidak sejalan.
b. Sumber-sumber perekat sosial
Apakah yang menjadi sumber sehingga terjadi suatu perubahan sosial di masyarakat?,
Soekanto (2010:275) menjelaskan secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat
dibedakan sebagai sumber perubahan sosial yang berasal dari dalam masyarakat atau
internal dan dari luar masyarakat itu sendiri atau eksternal.
1. Faktor Internal

1
. Dadang kamad, sosiologi agama (bandun:pt. Remaja rosdakarya, 2000) 46
2
Zulkifi mubarok, sosiologi agama (malang: uin maliki press, 2010,)15
3

5
a. Perubahan kependudukan Perubahan dalam kependudukan yang mungkin lebih
sering kita ketahui adalah tentang penambahan jumlah penduduk, tetapi sebenarnya
faktor kependudukan lebih dari sekedar jumlah penduduk yang bertambah. Perubahan
dalam kependudukan dapat berkaitan dengan perubahan komposisi penduduk, distribusi
penduduk termasuk pula perubahan jumlah, yang semua itu dapat berpengaruh pada
budaya dan struktur sosial masyarakat. Komposisi penduduk berkitan dengan
pembagian penduduk antara lain berdasarkan usia, jenis kelamin, etnik, jenis pekerjaan,
kelas sosial dan variabel lainnya.
b. Penemuan Suatu penemuan yang dapat menjadi sumber dari suatu perubahan sosial,
mau tidak mau kita harus memahami suatu konsep penting yaitu inovasi. Suatu proses
sosial dan kebudayaan yang besar tetapi terjadi dalam jangka waktu yang tidak lama
adalah inovasi. Inovasi terbagi atas discovery dan inventions, keduanya bukanlah
merupakan suatu tindakan tunggal melainkan transmisi sekumpulan elemen. Artinya
semakin banyak elemen budaya yang dihasilkan oleh para penemu maka akan semakin
besar terjadinya serangkaian discovery dan inventions. Misalnya penemuan tentang
kaca akan membuat serangkaian penemuan baru misalnya lensa, perhiasan, botol, bola
lampu dan lain-lain.
c. Konflik dalam masyarakat Konflik dan perubahan sosial merupakan suatu proses
yang akan terjadi secara alamiah dan terus menerus, tetapi kita tidak dapat mengartikan
bahwa setiap perubahan sosial yang muncul selalu didahului oleh konflik. Konflik atau
pertentangan dalam masyarakat dapat mengarah pada perubahan yang dianggap
membawa kebaikan atau bahkan membawa suatu malapetaka. Pertentangan antara
generasi muda dan tua tentang nilai-nilai baru dapat juga membawa perubahan.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal, yaitu sumber perubahan sosial ini berasal dari luar masyarakat
bersangkutan. Faktor eksternal ini meliputi antara lain: lingkungan, dan pengaruh
kebudayaan lain. Suatu proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat akan selalu
berkaitan dengan faktor pendorong yang dapat mempercepat terjadinya perubahan, serta
faktor penghambat yang dapat memperlambat ataupun bahkan menghalangi terjadinya
perubahan sosial itu sendiri. Faktor pendorong dan penghambat akan selalu ada dalam
setiap masyarakat tanpa terkecuali baik dalam masyarakat yang masih menganut sistem
nilai tradisional maupun masyarakat yang sudah modern sekalipun, hanya mungkin
bentuknya akan berbeda-beda tergantung pada kondisi masyarakat yang bersangkutan.

1. Faktor Pendorong Faktor pendorong dalam perubahan sosial merupakan faktor yang
dapat mempercepat terjadinya suatu perubahan atau bahkan membuat perubahan
tersebut dapat cepat diterima oleh suatu masyarakat. Faktor-faktor pendorong ini dapat
berbentuk kontak dengan kebudayaan lain, sistem masyarakat yang terbuka, penduduk
yang heterogen serta orientasi masyarakat ke masa depan.

2. Faktor Penghambat Faktor penghambat adalah faktor yang cenderung dapat


menghalangi terjadinya suatu perubahan di masyarakat atau memperlambat proses
penerimaan masyarakat terhadap suatu perubahan dapat dikategorikan sebagai faktor
penghambat. Faktor penghambat tersebut meliputi, masyarakat yang tertutup, adanya

6
kepentingan-kepentingan tertentu, prasangka terhadap hal-hal yang baru, adat dan
lainnya.
c. Sumber-sumber konflik sosial

Konflik adalah suatu kenyataan hidup (reality) yang tdak terhindarkan (undeniable) dan
bersifat keatif. Pertanyaanya adalah dari mana asal-muasal terjadinya konflik? Akar
konflik bermula dari adanya perbedaan.4 Sedangkan perbedaan adalah kenyataan yang
dihadapi setiap manusia. Perbedaan dapat bersifat alamiah dan bisa pula nonalamiah
(perolehan). Perbedaan alamiah bisa disebabkan dari jenis kelamin, warna kulit, bahsa,
latar belakan sejarah, identitas kesukuan, cara dan gaya hidup, agama, keyakinan,
ideologi, dan miskin. Adapun perbedaan secara nonalamiah adalah perbedaan yang
disebabkan perolehan karena kekayaan, misalnya kaya dan miskin. Perbedaan karena
kekuasaan, misalnya penguasa dan rakyat yang dikuasai, perbedaan karena afiliasi
politik, misalnya ada anggota partai nasionalis, islam (agamis),sosialis dan lainnya.
Perbedaan karena afiliasi organisasi sosial, misalnya NU, Muhammadiyah, Persis, Dan
lainnya.
Ketidak keseimbangan hubungan-hubungan itu memicu terjadinya konflik, sperti
kesenjangan sosial, kurang meratanya kemakmuran dan akses pada sumber alam, serta
kekuasaan yang tidak seimbang, ketidakadilan atau kesenjangan melahirkan berbagi
masalah sosial.
d. Toeri-teori integrasi dan konflik
a. Teori hubungan masyarakat: menggap bahwa konfloik disebabkan oleh polarisasi
yang terus terjadi, ketidakpercayaan, dan permusuhan diantara kelompok yang
berbeda dalam suatu masyarakat.
b. Teori negoisasi prinsip, yaitu konflik disebabakan oleh posisi-posisi yang tidak
selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami
konflik.
c. Teori kebutuhan manusia, yaitu konflik yang berakar disebabkan oeleh kebutuhan
dsar manusia, seperti fisik, mental, dan sosial yang tidak terpenuhi atau di halangi.
d. Teori identita, yaitu konfik disebabkan karena identitas yang terancam, yang sering
berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan pada masa lalu yang tidak
diselesaikan.
e. Teori kesalahpahaman antarbudaya, yaitu konflik d sebabkan oleh ketidakcocokan
dalam cara-cara komunikasi diantara berbagai budaya yang berbeda.
f. Teori transformasi konflik, yaitu konflik disebabkan oleh ketidaksetaraan dan
ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial, budaya, dan ekonomi.

7
Daftar pustaka

O’dea, Thomas, 19845, Sosiologi Agama Suatu Pengantar, Jakarta:CV Rajawali

Kahmad Dadang, 2000, Sosiologi Agama, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Jamaludin nasrullah, 2015, agama&konflik sosial,

Anda mungkin juga menyukai