Disusun oleh
(penyusun)
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam kehidupan sehari – hari manusia tidak dapat lepas dari
hubungan antara manusia satu dengan yang lainnya akan selalu
membutuhkan individu ataupun kelompok lain agar dapat berinteraksi
ataupun bertukar pikiran. Proses sosial ini, merupakan aspek dinamis dari
kehidupan masyarakat. Proses hubungan tersebut berupa interaksi sosial
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara terus-menerus.
dimaksudkan sebagai pengaruh tibal balik antara dua belah pihak, yaitu
antara individu satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam rangka
mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi,
interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak
adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak
mungkin ada kehidupan bersama. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa
interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa
adanya interaksi sosial, maka kegiatan–kegiatan antar satu individu dengan
yang lain tidak dapat disebut interaksi sosial.
Bila dikaitkan dengan Kegiatan dakwah.secara umum merupakan
salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap muslim.
Sebagaimana hadist rosul saw yang berbunyi “balliguu anniiy walau aayah”
"sampaikanlah dariku walau satu ayat”. Di dalam kegiatan dakwah, ada
subjek dan ada objek. Subjeknya adalah seorang da’i dan objeknya adalah
mad’u. Begitulah potret sederhana kegiatan dakwah yang menjadikan
dakwah sebagi proses sosial.
1
B. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian sosiologi dan antropologi dakwah dalam ruang lingkup
ilmu sosial dan budaya?
b. Bagaimana interaksi sosial dalam konteks dakwah memengaruhi
perubahan sosial?
c. Bagiamana kontruksi sosial dalam dakwah memengaruhi persepsi
masyarakat terhadap agama dan keberagamaan?
C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pengertian sosiologi dan antropologi dakwah dalam ruang
lingkup ilmu sosial dan budaya.
b. Mengetahui interaksi sosial dalam konteks dakwah memengaruhi
perubahan sosial.
c. Mengetahui kontruksi sosial dalam dakwah memengaruhi persepsi
masyarakat terhadap agama dan keberagamaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Syamsuddin AB., Pengantar Sosiologi Dakwah, Jakarta: Kencana, (2016).
2
Mahmud dan Ija Suntana, Antropologi Pendidikan, hal. 18.
3
mengkaji pertanyaan penelitian mereka berdasarkan konteks dan
permasalahan yang ingin dijelajahi.
Sosiologi dan antropologi memiliki peran penting dalam
pemahaman konteks sosial dan budaya yang beragam dan perbeda di dunia.
Dengan mempelajari hubungan antara individu dan masyarakat, serta
berbagai kebutuhan manusia, peneliti ini dapat memberikan wawasan yang
lebih baik tentang bagaimana mengembangkan program dan kebijakan yang
efektif dan sesuai dengan konteks lokal dan global.
B. Interaksi Sosial dalam Konteks Dakwah Memengaruhi Perubahan
Sosial.
Perubahan sosial dapat dimaknai dengan berganti atau bergesernya
suatu kondisi ke kondisi lain yang berbeda. Ia merupakan fenomena umum
yang dapat terjadi dalam berbagai kondisi tertentu. Karena itu Macionis
(dalam Piotr Sztomka) menyebutkan bahwa perubahan sosial merupakan
transformasi dalam organisasi masyarakat, dalam pola berpikir dan pola
berperilaku pada waktu tertentu.3 Menurut Elly M. Setiadi perubahan sosial
merupakan bagian dari gejala sosial yang bersifat normal. Perubahan sosial
tidak dapat dilihat hanya dari satu sisi saja karena ia mengakibatkan
perubahan di sektor-sektor lain. J. Dwi Narwoko menyebutkan bahwa
perubahan sosial merupakan fenomena umum yang meliputi 3 (tiga)
dimensi, yaitu dimensi struktural, kultural dan interaksional.4 Hal terpenting
dari konsep perubahan adalah pemikiran tentang proses sosial yang
menunjukkan pada sejumlah peristiwa perubahan yang saling terkait satu
dengan lainnya.
Sedangakan interaksi sosial adalah hubungan antara individu atau
kelompok manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam rangka
mencapai tujuan tertentu . Interaksi sosial dapat terjadi dalam berbagai
konteks, termasuk dalam konteks dakwah. Dalam konteks dakwah, interaksi
sosial bertujuan untuk mempengaruhi mad'u atau orang yang didakwahi
3
Piotr Sztompka, 2004, Sosiologi Perubahan Sosial, Prenada, Jakarta, hlm. 5
4
J.Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, 2004, Sosiologi, Teks Pengantar dan Terapan,
Prenada Media, Jakarta, hlm. 342.
4
untuk membawa perubahan sikap dan perilaku yang lebih baik, seperti
mempererat tali persaudaraan dengan silaturahmi dan meneladani
kepribadian yang baik dari sang Da'i. Interaksi sosial dalam dakwah juga
dapat membantu individu untuk mengembangkan sikap solidaritas dan
kerjasama, meningkatkan kemampuan komunikasi, dan mengarah pada
perubahan sosial yang lebih baik.
Interaksi sosial dalam konteks dakwah mempengaruhi perubahan
sosial masyarakat dalam menjalin hubungan antara individu,
mengembangkan sikap solidaritas, dan menciptakan lingkungan yang
positif. Berikut adalah beberapa cara interaksi sosial dalam dakwah
berkontribusi terhadap perubahan sosial masyarakat:
5
Secara keseluruhan, interaksi sosial dalam konteks dakwah
mempengaruhi perubahan sosial masyarakat dengan membangun hubungan
yang kencang, mengembangkan sikap solidaritas dan kerjasama,
meningkatkan komunikasi, dan mengarah pada perubahan sosial yang lebih
baik. Selama proses ini, individu dakwah dapat menjadi lebih aktif dalam
menciptakan lingkungan yang positif dan berkelanjutan untuk mencapai
tujuan dakwah.
C. Kontruksi Sosial dalam Dakwah Memengaruhi Persepsi Masyarakat
Terhadap Agama dan Keberagamaan
Konstruksi sosial adalah teori sosiologi yang menjelaskan tentang
penciptaan realitas sosial melalui tindakan dan interaksi. Istilah konstruksi
sosial atas realitas (social construction of reality) didefinisikan sebagai
proses melalui tindakan dan interaksi di mana individu menciptakan secara
terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara
subjektif.5 Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa
5
Peter L . Thomas Luckmann. Peranan Keluarga Tjong Yong Hian terhadap
Pembangunan Indonesia. LP3ES: Jakarta. 2013.
6
1. Pemahaman dan penghargaan.
Konstruksi sosial dalam dakwah membantu masyarakat memahami
dan menghargaikan perbedaan agama dan keberagamaan. Hal ini
menciptakan suasana yang lebih harmoni dan toleransi antara umat
beragama.
2. Sikap keberagamaan positif.
Seorang ahli menyatakan bahwa sikap remaja terhadap agama ada
yang percaya turut-turutan, percaya dengan kesadaran, percaya
tetapi dengan keraguan, dan ada pula yang tidak percaya sama
sekali. Konstruksi sosial dalam dakwah membantu masyarakat
mengembangkan sikap keberagamaan positif yang baik.
3. Korelasi persepsi agama dan konsep diri.
Persepsi tentang agama memiliki korelasi yang sangat signifikan
dengan konsep diri siswa. Konstruksi sosial dalam dakwah
membantu masyarakat menghadapi perbedaan agama dengan baik
dan mengembangkan konsep diri yang positif.
4. Toleransi dan pengertianan.
Konstruksi sosial dalam dakwah membantu masyarakat menyadari
dan mengembangkan sikap toleransi, saling pengertian, egaliter, dan
inclusif. Hal ini menciptakan suasana yang lebih harmoni dan
melalui perbedaan agama dan keberagamaan.
5. Pengalaman keagamaan dan perasaan.
Konstruksi sosial dalam dakwah mempengaruhi pengalaman
keagamaan dan perasaan masyarakat. Hal ini menciptakan suasana
yang lebih aman dan mengatasi perasaan negatif terhadap agama dan
keberagamaan.
Secara keseluruhan, konstruksi sosial dalam dakwah memiliki peran
penting dalam mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap agama dan
keberagamaan. Dengan melakukan ini, masyarakat dapat menghadapi
perbedaan agama dengan baik dan menciptakan suasana yang lebih harmoni
dan melalui perbedaan agama dan keberagamaan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sosiologi dan antropologi adalah disiplin ilmu pengetahuan yang
mempelajari hubungan antara individu dan masyarakat serta berbagai
kebutuhan manusia dalam ruang lingkup ilmu sosial dan budaya. Keduanya
memiliki perbedaan dalam fokus dan metode penelitiannya, namun
seringkali dikombinasikan dalam penelitian dan pendekatan pengajaran.
Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian sosiologi dan
antropologi meliputi observasi, tekstualitas, survei, wawancara, introspeksi,
dan pengamatan sosial. Peneliti memilih metode yang paling sesuai untuk
mengkaji pertanyaan penelitian mereka berdasarkan konteks dan
permasalahan yang ingin dijelajahi.
Perubahan sosial dapat dimaknai dengan berganti atau bergesernya
suatu kondisi ke kondisi lain yang berbeda. Ia merupakan fenomena umum
yang dapat terjadi dalam berbagai kondisi tertentu. Karena itu Macionis
(dalam Piotr Sztomka) menyebutkan bahwa perubahan sosial merupakan
transformasi dalam organisasi masyarakat, dalam pola berpikir dan pola
berperilaku pada waktu tertentu.
Secara keseluruhan, konstruksi sosial dalam dakwah memiliki peran
penting dalam mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap agama dan
keberagamaan. Dengan melakukan ini, masyarakat dapat menghadapi
perbedaan agama dengan baik dan menciptakan suasana yang lebih harmoni
dan melalui perbedaan agama dan keberagamaan.
B. Saran
Demikian paparan makalah yang dapat penulis sampaikan, Besar
harapan penulis supaya makalah ini dapat berguna dan berguna dan
bermanfaat bagi banyak orang, penulis menyadari dengan sepenuhnya
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan keterbatasan
8
referensi dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca, supaya penulis dapat
menyusun makalah yang lebih baik kedepannya.
9
DAFTAR PUSTAKA
10