Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ORGANISASI DAN MANAJEMEN

KONFLIK DALAM ORGANISASI

DOSEN MATA KULIAH: SUPRIANTO, SE.,M.Si

DISUSUN OLEH:

FARHAN NABIL : 2110090812032

JENNY MONIKA : 2110090812015

SURIANI NASUTION : 2110090812053

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA

KELAS A SEMESTER III

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA )

LANCANG KUNING DUMAI

TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul konflik dalam organisasi ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bpk.
SUPRIANTO, SE.,M.Si pada konflik dalam organisasi . Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang konflik dalam
organisasi .
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bpk.SUPRIANTO, SE.,M.Si,
selaku dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini. Kami menyadari makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata
sempurna dan memerlukan kritik saran.

Rabu,31 agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

1.1. LATAR BELAKANG


Dalam percakapan sehari-hari, konflik sering diartikan sebagai saling
bertentangan, saling berbantahan atau saling cekcok. Dianggap sebagai
situasi yang tidak diharapkan, karena konflik sering dianggap sebagai
penganggu stabilitas. Konflik dapat terjadi oleh siapa pun, dan dimana
pun, Latar belakang munculnya konflik biasanya disebabkan oleh
perbedaan identitas yang ada di dalam diri masing-masing individu,
perilaku, sifat atau kepribadian ketika melakukan interaksi sosial. Dimana
setiap manusia merupakan individu yang unik artinya, setiap orang
mempunyai pendirian dan perasaan yang berbeda-beda antara satu
dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan tersebut menjadi
suatu faktor penyebab konflik sosial. Sebab, dalam menjalani suatu
hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
Misalnya, saat berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu
saja perasaan setiap orang akan berbeda-beda. Terdapat yang merasa
terganggu karena berisik, tapi juga ada yang merasa terhibur. Maka dari
itu konflik akan bisa terjadi kapan pun.dan dimanapun kita berada,baik di
dalam lingkungan sosial ataupun lingkungan masyarakat ,maka dari itu
kita harus pandai untuk memanajemen konflik agar kita bisa
menyelesaikan suatu konflik dengan baik.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan konflik?
2.Bagaimana Penyebab Latar belakang munculnya suatu konflik?
3.Bagaimana cara menyelesaikan suatu konflik yang akan terjadi?
1.3. TUJUAN
Tujuan Pembuatan Makalah ini yang Berjudul tentang “Konflik Dalam
Organisasi Adalah bertujuan untuk mengetahui apa saja yang ada di
dalam konflik organisasi ,yang akan bisa kita pelajari dan ketahui bersama
Agar kita bisa menerapkan nya di realitas kehidupan ini dalam
menghadapi suatu konflik yang akan terjadi,karena kita tidak bisa
menebak situasi yang akan terjadi, maka dari makalah ini lah kita dapat
bisa mengetahuinya untuk kita mengatasi konflik yang akan terjadi
dimanapun kita berada,baik itu di lingkungan sosial ataupun di lingkungan
masyarakat kita sudah bisa dan tau caranya untuk mengatasinya suatu
konflik tersebut dengan baik,tanpa adanya perselisahan ataupun
pertikaian dalam berorganisasi baik itu di lingkungan masyarakat ataupun
di lingkugan suatu instansi, dengan makalah ini lah kita dapat ilmunya dan
bisa kita terapkan di realitas kehidupan. Maka dari itu dengan makalah
yang kami buat ini semoga bisa menjadi manfaat terutama untuk penulis
dan juga bisa bermanfaat untuk pembaca yang membaca makalah ini,dan
bisa menjadi suatu ilmu yang akan bisa kita dapatkan dan kita simpan di
dalam ingatan kita,agar supaya bisa untuk saling shering-shering bersama
membahas tentang konflik dalam organisasi ini dan bisa untuk saling
bertukar pikiran satu dengan yang lainnya.
BAB II

PEMBAHASAAN

2.1.Definisi Konflik
Dalam percakapan sehari-hari, konflik sering diartikan sebagai saling
bertentangan, saling berbantahan atau saling cekcok. Dianggap sebagai
situasi yang tidak diharapkan, karena konflik sering dianggap sebagai
penganggu stabilitas. Konflik dapat terjadi oleh siapa pun, dan dimana
pun, Latar belakang munculnya konflik biasanya disebabkan oleh
perbedaan identitas yang ada di dalam diri masing-masing individu,
perilaku, sifat atau kepribadian ketika melakukan interaksi sosial. Jadi
dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan segala macam interaksi
pertentangan atau antagonistik antara dua pihak atau lebih
Menurut para ahli :
1. Menurut Robbins ,
konflik adalah suatu proses yang diawali ketika satu pihak merasa
bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif atau akan segera
mempengaruhi secara negatif suatu yang menjadi perhatian pihak
pertama .
2. Stoner
Stoner menyatakan bahwa konflik organisasi mencakup ketidak
sepakatan persoalan alokasi sumber daya yang langka atau perselisihan
mengenai tujuan status, nilai atau kepribadian.
3. Killman dan Thomas
Killman dan Thomas berpendapat bahwa konflik merupakan kondisi
terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan - tujuan yang ingin
dicapai , baik yang ada dalam diri individu maupun hubungannya dengan
orang lain .

2.2. Jenis – jenis konflik


 KONFLIK PRIBADI
Konflik pribadi adalah salah satu konflik yang terjadi antara individu
dengan individu ataupun kelompok dengan kelompok masyarakat. Konflik
pribadi ini disebabkan adanya perbedaan cara pandang. konflik pribadi
biasanya terjadi di dalam pertemanan, keluarga , dunia kerja contohnya
dalam sebuah perusahaan mengalami konflik antar individu dengan
individu lainnya mengenai tentang pembagian bonus dikarenakan
aadanya salah satu karyawan mendapatkan bonus yang lebih besar
dibandingkan bos yang ia dapat.

 KONFLIK AGAMA
Konflik agama biasanya terjadi antar kelompok yang memiliki
perbedaan agama serta keyakinan yang berbeda yang dimana baha
agamanya sebagai salah satu pedoman hidup yng harus diikuti secara
mutlak. Sehingga apapun yang berbeda dan tidak sesuai yang mereka
anut maka, itu menjadi masalah besar lalu muncullah konflik.
Contohnya di poso pernah terjadi konflik selama bertahun – bertahun
yang dimana poso pada saat itu di penuhi masyarakat beragama islam
sejalan seiringnya waktu lama kelamaan banyak orang kristen yang
masuk ke wilayah poso. Pada akhirnya konflik tersebut bisa di
selesaikan dengan cara mediasi.

 KONFLIK RASIAL
Konflik jenis ini terjadi saat masin saling berbeda yang dimana
konflik tersebut di sebabkan masing – masing kelompok merasa lebih
unggul dan mengutamakan kepentingan kelompok sendiri. Contohnya
seperti konflik antara pemuda kulit putih dan pemuda kulit hitam .
konflik tersebut menyebabkan adanya perpecahan.

 KONFLIK SOSIAL
Adanya kelompok – kelompok di dalam sebuah masyarakat akan
menyebabkan terjadinya konflik seperti rebutan kekuasaan, upaya
untuk mempertahankan status dan peran.Contoh tragedi Mei 1998
yang berpusat di kawasan ibu kota dan sekitarnya. Konflik ini memicu
munculnya penolakan masyarakat setempat kepada etnis Tionghoa.
Penolakan ini berlangsung dengan agresif hingga memunculkan
kerusuhan di berbagai tempat.

 KONFLIK POLITIK
Konflik politik adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan
pandangan di dalam kehidupan politik. konflik tersebut terjadi karena
masing-masing kelompok ingin berkuasa di dalam sebuah sistem
pemerintahan. Contoh dari konflik ini yaitu pemberontakan PKI di Madiun,
Pemberontakan 30S/PKI, dan pemberontakan DI/TII. Bahkan, sekarang
ini masih banyak konflik politik yang terjadi ketika menjelang pemilu.

 KONFLIK INTERNASIONAL
Konflik internasional adalah konflik yang melibatkan berbagai macam
kelompok negara karena adanya perbedaan kepentingan masing-masing
negara. Salah satu contoh dari konflik internasional antara Korea Utara
dan Korea Selatan, ISIS, serta negara-negara lain yang melakukan
peperangan.

 KONFLIK ANTAR KELAS SOSIAL


konflik antar kelas sosial Dimana konflik ini dikenal dengan konflik
vertikal, yang mana bisa muncul karena adanya suatu perbedaan
kepentingan di antara kelas-kelas yang ada di dalam masyarakat.
Contohnya adanya demo yang terjadi antara karyawan dan
perusahaan, dimana para karyawan menuntut untuk kenaikan gaji.

2.3. PENYEBAB KONFLIK


 Perbedaan individu
Perbedaaan individu yang dimaksud yaitu meliputi perbedaan perasaan
dan pendirian. Dimana setiap manusia merupakan individu yang unik
artinya, setiap orang mempunyai pendirian dan perasaan yang berbeda-
beda antara satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan
tersebut menjadi suatu faktor penyebab konflik sosial. Sebab, dalam
menjalani suatu hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan
kelompoknya. Misalnya, saat berlangsung pentas musik di lingkungan
pemukiman, tentu saja perasaan setiap orang akan berbeda-beda.
Terdapat yang merasa terganggu karena berisik, tapi juga ada yang
merasa terhibur.
 Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok
Perbedaan kepentingan antara individu dan suatu kelompok. Hal
tersebut terjadi karena tidak semua orang memiliki kepentingan yang
sama.
 Perbedaan latar belakang kebudayaan
Beberapa orang akan terpengaruh dengan pola pemilikan dan juga
pendirian dari kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda-beda
itu pada akhirnya akan memicu adanya perbedaan yang bisa
menimbulkan suatu konflik.
 Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam
masyarakat
Perubahan yang terjadi secara mendadak di suatu masyarakat
berpotensi memicu adanya konflik. Sebab, hal itu terjadi karena
ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi suatu perubahan secara
drastis.
 Salah pengertian
informasi/berita yang tidak dikomunikasikan secara lengkap dapat
menimbulkan konflik. Dari sisi penerima informas semua pesan telah
diterima secara utuh, jelas, tepat waktu, tetapi salah dalam memahami
dan menterjemahkan informasi yang diterima tersebut.Pengumuman
tentang akan adanya pemadaman listrik di suatu organisasi tidak sampai
pada operator genset penggerak listrik pengganti akan menyebabkan
terganggunya operasi mesin presensi on line atau bagian olah data di
departemen penelitian dan pengembangan.
 Masalah wewenang dan tanggungjawab
Jenis pekerjaan yang bermacam-macam dan saling memiliki
keterkaitan satu sama lain. Dalam organisasi yang besar dengan
kompleksitas pekerjaan yang besar sering terjadi konflik masalah
wewenang/ tanggung jawab. Sering sekali para pekerja perkantoran
merasa tidak puas dengan jabatan mereka masing – masing kadang ada
anggota yang tidak suka seseorang tersebut mendapat wewenang atau
tanggung jawabyang lebih bagus. Contoh nyata adalah bagian persuratan,
bagian distribusi, dan bagian pengemudi dll. Ketiga unit kerja dengan
tugas dan tanggungjawabnya masing-masing pada situasi tertentu bisa
saling melempar pekerjaan dalam hal pengiriman surat. Jika sudah
terjadi demikian, maka sebenarna konflik sudah terjadi walupun
eksalasinya masih sangat sempit dan sederhana. Akan tetapi bila
kejadian ini terus terulang dan pimpinan tidak ada. maka konflik akan
meluas yang menyebabkan terganggunya pencapaian kinerja organisasi
secara luas.

2.4. Akibat konflik


 keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
 perubahan kepribadian pada individu dalam kelompok misalnya
timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.
 Komunikasi organisasi terhambat
 Kerjasama yang sudah dan akan terjalin antar individu dalam
organisasi menjadi terhambat.

2.5. PROSES KONFLIK


 Oposisi yaitu suatu kondisi untuk menciptakan kesempatan untuk
memunculkan suatu pertentangan atau konflik.
 Kognisi dan personalisasi yaitu suatu pandangan atau persepsi
dari pihak tertentu terhadap konflik yang dihadapi.
 Maksud yaitu suatu keputusan yang diambil untuk berperilaku oleh
pelaku konflik.
 Perilaku yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh aktor konflik
untuk menghancurkan pihak yang lain.
 Hasil yaitu suatu interaksi yang terjadi antara pihak yang
melakukan konflik.

2.6. strategi manajemen konflik


 Pengenalan
Pertama mengenali apa masalah yang sedang terjadi. Langkah ini
diambil untuk mengenali akar masalah yang terjadi jadi Anda bisa
mendapatkan informasi seputar awal terjadinya konflik.
 Diagnosa
Setelah mengetahui akar permasalahan yang terjadi, lalu
melakukan diagnosa untuk mengetahui langkah apa yang perlu diambil
untuk menyelesaikan masalah. Diagnosa dilakukan agar langkah yang
diambil sesuai dengan permasalahan yang terjadi.
 Menyepakati Solusi
Setelah diagnosa dilakukan, langkah selanjutnya adalah
menyepakati solusi yang diambil. Solusi yang diambil harus seimbang
dan tidak berat sebelah. Jadi tidak ada pihak yang merasa dirugikan
satu sama lain. Agar tidak terjadi konflik yang berlanjut lebih lama lagi.
 Pelaksanaan
Solusi yang telah disepakati kemudian harus dilaksanakan
bersama. Semua pihak yang terlibat harus menyetujui dan tentu saja
ikut melaksanakan solusi tersebut Karena sudah disepakati, maka
pelaksanaan harus dilakukan bersama-sama untuk hasil yang terbaik.
 Evaluasi
Melakukan evaluasi bersama-sama setelah konflik selesai
merupakan salah satu strategi manajemen konflik juga. Dengan
adanya evaluasi, konflik-konflik serupa bisa dihindari di masa depan
.

BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan informasi yang ada diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa konflik dalam organisasi merupakan hal yang wajar yang dialami
setiap organisasi sebelum mencapai tujuan tersebut. Begitu banyak
konflik yang muncul dalam suatu organisasi juga sebagai suatu tahapan
sebelum organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang ditetapkan
sebelumnya. Konflik terjadi sebab adanya perbedaan dalam tujuan,
perbedaan dalam persepsi atau nilai, ketidakjelasan organisasi, dan
masalah komunikasi.
Konflik, apabila di kelola dengan baik, akan menghasilkan dampak
positif bagi organisasi. Dengan adanya berbagai macam pemikiran dan
pandangan berbeda, organisasi akan lebih hidup dan berinovasi. Konflik
dapat ditanggulangi degan beberapa cara, diantaranya: Pengenalan,
diagnosis, menyepakati suatu solusi, pelaksanaan dan evaluasi.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini, ada beberapa saran yang perlu di perhatikan
antara lain :
1. Melakui organisasi kita dapat mengetahui hubungan interaksi
manusia untuk mencapai tujuan dalam organisasi tersebut
2. Memberikan dorongan pada setiap anggota organisasi secara
individu saling menghargai perbedaan sehingga mendapatkan
kata mufakat dari hasil bermusyawarah terhadap tujuan yang
tentukan organisasi tersebut.
3. Memberikan dorongan terhadap individu agar lebih aktif dalam
mengambil keputusan atau kebijakan sebagai dasar untuk kelak
menjadi pemimpin di masyarakat.
4. Kita dapat belajar terhadap peraturan dan undang – undang
mengenai organisasi yang mempunyai wawasan kedepan untuk
mengembakan organisasi tersbut.

Anda mungkin juga menyukai