Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“ TENTANG KONFLIK”

DI

OLEH KELOMPOK 1 :

 NAMA ANGGOTA:
1. AISHA ILLIYIN
2. ANA ANGRIANI
3. MARIA FLORENSIANA SI’I
4. AGUS SETIAWAN
5. ALDI SAPUTRA
6. M.IKRAK SAPUTRA

 KELAS XI.IPS 2
 GURU PEMBIMBING:

DRS.HAMUDIN

SMAN 2 KOTA-BIMA
TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering
dihubungkan dengannya, misal kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang
paling kecil yaitu individu sampai kepada lingkup yang luas.

Tipe konflik ini timbul dari proses-proses yang tidak rasional dan emosional dari pihak-pihak yang
terlibat di dalamnya. Upaya untuk memecahkan konflik selalu timbul selama berlangsungnya kehidupan
suatu kelompok, namun terdapat perbedaan-perbedaan di dalam sifat dan intensitas konflik pada berbagai
tahap perkembangan kelompok.

Dalam setiap kelompok social selalu ada benih-benih pertentangan antara individu dengan individu,
kelompok dan kelompok, individu atau kelompok dengan pemerintah. Pertentangan ini biasanya
berbentuk non fisik. Tetapi dapat berkembang menjadi benturan fisik, kekerasaan dan tidak berbentuk
kekerasaan. Konflik berasal dari kata kerja Latin, yaitu configure yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok)
dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan atau membuatnya
tidak berdaya.

B. Rumusan masalah

1. Apakah pengertian dari konflik sosial?

2. Ada berapa jenis konflik sosial?

3. Faktor faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya konflik sosial?

4.Bagaimana cara penanganan konflik sosial?

5. Apa dampak dari terjadinya konflik sosial

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian konflik

Konflik berasal dari kata kerja latin configure, yang berarti saling memukul. Berikut ini
beberapa pendapat ahli tentang pengertia konflik :
 Berstein, menyebutkan bahwa konflik merupakan suatu pertentangan atau perbedaan
yang belum pernah dicegah, konflik mempunnyai potensi yang memberikan pengaruh
positif dan ada pula yang negative didalam interaksi manusia.
 Robert M. Z Lawang mengemukakan bahwa konflik adalah perjuangan untuk
memperoleh nilai, status, dan kekuasan dimana tujuan dari mereka yang berkonflik
tidak hany memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
 Soerjono Soekanto, konflik merupakan proses sosial dimana orang perorangan atau
kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak
lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan yang dimaksud dengan konflik sosial adalah
salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihak lain didalam masyarakat yang
ditandai dengan adanya sikap saling mengancam, menekan, hingga saling menghancurkan.
Konflik sosial sesungguhnya merupakan suatu proses bertemunya dua pihak atau lebih yang
mempunnyai kepentingan yang relative sama terhadap hal yang sifatnya terbatas.

B. Jenis konflik sosial

Berikut ini beberapa jenis konflik yang sering terjadi di masyarakat :

a. Berdasarkan Sifatnya
I. Konfik Destruktif merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan
tidak senang, benci dan dendam dari seseorang atau kelompok terhadap
pihak lain. Contohnya: konflik peristiwa Mei 1998 (reformasi) yang
mengakibatkan banyaknya jatuh korban seperti mahasiswa trisakti.
II. Konflik Konstruktif merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini
muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam
menghadapi suatu permasalahan. Contohnya: konflik persaingan bisnis,
perusahaan A & B sama2 berebut pelanggan & bersaing secara sehat pada
akhirnya kedua perusahaan berusaha meningkatkan kualitas produknya agar
menarik minat pelanggan.

b. Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik


I. Konflik vertikal merupakan konflik antarkomponen masyarakat di dalam satu
struktur yang memiliki hirearki. Contohnya: konflik antar buruh bangunan
dengan mandornya atau manager, konflik antara nelayan dengan juragan kapal.
II. Konflik horizontal merupakan konflik yang terjadi antara individu atau kelompok
yang memiliki kedudukan yang relatif lama. Contohnya: konflik yang terjadi
antar organisasi sekolah.
III. Konflik diagonal merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan
alokasi sumber daya keseluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan
yang ekstrim. Contohnya: konflik antara para Pilot suatu maskapai dengan
managemen karena ketidakadilan jumlah gaji yang diterima.

c. Berdasarkan Sifat Pelaku yang Berkonflik


I. Konflik terbuka merupakan konflik yang diketahui oleh semua pihak. Contohnya:
perebutan lahan parkir oleh beberapa pemuda.
II. Konflik tertutup merupakan konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau
kelompok yang terlibat konflik. Contohnya: ketidakpuasan kelompok masyarakat
minoritas terhadap hasil pemilihan kepala desa.

d. Berdasarkan Konsentrasi Aktivitas Manusia di Dalam Masyarakat


I. Konflik antarkelas sosial merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan
kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik. Contohnya: konflik antar orang
kaya denganorang miskin.
II. Konflik politik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan yang berkaitan
dengan kekuasaan. Contohnya: pertentangan antara pihak yang berkuasa dengan
pihak oposisi, konflikantara tokoh Golkar dengan tokoh PDI-Perjuangan, dan
sebagainya. Konflik ini bila tidak segera diatasi dapat menggangu jalanya roda
pemerintahan dan proses pembangunan.
III. Konflik ekonomi merupakan konflik akibat adanya perebutan sumber daya
ekonomi dari pihak yang berkonflik. Contohnya: konflik persengketaan tanah.

C. Faktor penyebab konflik sosial

a) Perbedaan Antarindividu

Perbedaan ini dapat berupa perbedaan perasaan, pendirian, atau pendapat. Hal ini
mengingat bahwa manusia adalah individu yang unik atau istimewa, karena tidak pernah ada
kesamaan yang baku antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan-perbedaan inilah yang
dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya konflik sosial, sebab dalam menjalani sebuah
pola interaksi sosial, tidak mungkin seseorang akan selalu sejalan dengan individu yang lain

b) Perbedaan Kebudayaan

Perbedaan kebudayaan mempengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku perseorangan


dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan. Selain perbedaan dalam tataran individual,
kebudayaan dalam masing-masing kelompok juga tidak sama. Setiap individu dibesarkan dalam
lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam lingkungan kelompok masyarakat yang
samapun tidak menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan kebudayaan, karena kebudayaan
lingkungan keluarga yang membesarkannya tidak sama. Yang jelas, dalam tataran kebudayaan
ini akan terjadi perbedaan nilai dan norma yang ada dalam lingkungan masyarakat. Ukuran
yang dipakai oleh satu kelompok atau masyarakat tidak akan sama dengan yang dipakai oleh
kelompok atau masyarakat lain. Apabila tidak terdapat rasa saling pengertian dan menghormati
perbedaan tersebut, tidak menutup kemungkinan faktor ini akan menimbulkan terjadinya
konflik sosial.

c) Perbedaan Kepentingan

Perbedaan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, dan sebagainya.


Hal ini karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam
melihat atau mengerjakan sesuatu. Demikian pula halnya dengan suatu kelompok tentu
juga akan memiliki kebutuhan dan kepentingan yang tidak sama dengan kelompok lain.

D. Cara penanganan konflik sosial

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan konflik sosial yang terjadi di masyarat,
berikut ini adalah beberapa cara penanganan konflik sosial :

1) Akomodasi yaitu proses penyelesaian konflik ke arah tercapainya kesepakatan sementara


yang dapat diterima kedua belah pihak yang tengah bersengketa. Akomodasi juga berarti
sebagai usaha manusia untuk meredakan dan menghindari konflik dalam rangka mencapai
kestabilan.
2) Negosiasi atau Kompromi yaitu upaya penyelesaian konflik yang dilakukan oleh masing-
masing pihak dengan cara memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang
bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak
yang dapat menguntungkan semua pihak.
3) Arbritasi yaitu bentuk akomodasi yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dengan cara
meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang
berkedudukannya lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertikai. keputusan yang dibuat harus
dipatuhi oleh pihak-pihak yang berkonflik.
4) Mediasi yaitu penyelesaian konflik sosial yang dilakukan dengan cara mendatangkan pihak
ketiga yang sifatnya netral dan tidak memihak. namun, keputusan pihak ketiga tidak
mengikat pihak manapun.
5) Adjudication yaitu penyelesaian konflik melalui pengadilan.
6) Toleransi yaitu suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan formal. Dalam
masyarakat Jawa dikenal dengan istilah 'tepa slira' atau tenggang rasa agar hubungan
sesamanya bisa saling menyadari kekurangan diri sendiri masing-masing.
7) Statlemate yaitu suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang bertikai mempunyai
kekuatan yang seimbang. Mereka kemudia berhenti pada suatu titik tertentu untuk tidak
melakukan pertentangan atau menghentikan konflik.

E. Dampak konflik sosial

Selama ini dalam pola pikir kita telah tertanam kuat bahwa konflik melahirkan
dampak negatif yang berupa kerusakan, keresahan, dan kesengsaraan. Padahal pemikiran
tersebut tidak selamanya benar. Ada beberapa konflik yang justru melahirkan dampak
positif. Berikut ini beberapa dampak positif dan dampak negatif ang disebabkan oleh
terjadinya konflik sosial

 Dampak positif dari konflik social


1. Bertambah kuatnya rasa solidaritas sesama anggota kelompok. Hal ini biasanya terjadi pada
konflik antarkelompok, di mana anggota masing-masing kelompok karena merasa
mempunyai identitas yang sama bersatu menghadapi ancaman yang datang dari luar
kelompoknya.
2. Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau belum tuntas untuk ditelaah.
3. Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma dan nilai-nilai, serta hubungan-
hubungan sosial dalam kelompok yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan individu atau
kelompok. Terjadinya konflik dapat menumbuhkan kesadaran dalam masyarakat terhadap
norma dan nilai sosial, serta hubungan sosial tentang perlunya diterapkan beberapa aturan
yang cenderung dapat membawa ke arah yang lebih baik.
4. Merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan antarkelompok.
5. Dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-
norma yang baru
6. Dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan
dalam masyarakat.

 Dampak Negatif dari konflik social


1. Hancurnya atau retaknya kesatuan kelompok. Hal ini biasanya muncul apabila terjadi
konflik di antara anggota kelompok yang sama.
2. Adanya perubahan kepribadian pada diri individu yang bersifat negatif seperti munculnya
rasa dendam dan benci.
3. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.
4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.
5. Keretakan hubungan antar kelompok atau individu yang bertikai

BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa
juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.

Konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat
pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok
masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat
itu sendiri. Dampak yang ditimbulkan akibat terjadiya konflik tidak hanya dampak negatif
tetapi ada juga dampak positif yang ditimbulkan.

 Saran

Penyebab dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan konflik sangat beragam oleh
karena itu diperlukan benteng toleransi yang sangat besar untuk meminimalisir perbedaan
yang ada sehingga dapat mengurangi terjadinya konflik tersebut.

PERTAYAAN;
ESAY;
1. JELASKAN PENGERTIAN KONFLIK!
JAWAB;
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi
tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misal kebencian atau
permusuhan.
2. UPAYA MELESTARIKAN KONFLIK DENGAN TAWAR MENAWAR DISEBUT?
JAWAB:
Kompromi
3. SEBUTKAN DAMPAK NEGATIF DARI KONFLIK!
JAWAB;
1. Hancurnya atau retaknya kesatuan kelompok. Hal ini biasanya muncul
apabila terjadi konflik di antara anggota kelompok yang sama.
2. Adanya perubahan kepribadian pada diri individu yang bersifat negatif
seperti munculnya rasa dendam dan benci.
3. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.
4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.
5. Keretakan hubungan antar kelompok atau individu yang bertikai

PILIHAN GANDA:
1. DIBAWAH INI ADALAH PENYEBAB KONFLIK DIMASYARAKAT,KECUALI….
A. Perbedaan kebudayaan
B. Perubahan social
C. Akomodasi
D. Perbedaan kepentingan
E. Perbedaan pendapat antar individu
2. GOLONGAN BURUH YANG MENUNTUT PERBAIKAN UPAH KEPADA PERUSAHAAN MERUPAKAN JENIS
KONFLIK…….
A. Antar pribadi
B. Antar kelas
C. Antar ras
D. Budaya
E. Warna kulit
3. UPAYA MENYELESAIKAN KONFLIK YANG DIDASARKAN PADA PEMAHAMAN PERBEDAAN
DISEBUT…..
A. Toleransi
B. Mediasi
C. Akomodasi
D. Advokasi
E. konsolidasi

Anda mungkin juga menyukai