Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

RESUME KONFLIK SOSIAL


Mata Kuliah : Sosiologi

Dosen: Lilik Dwi Hariyanto, S.Psi., M.Psi

Disusun Oleh:

Rosyida Nur Fadhilah (182373201017)

UNIVERSITAS DARUL ‘ULUM JOMBANG


FAKULTAS PSIKOLOGI

2020/2021
KONFLIK SOSIAL

A. PENGERTIAN KONFLIK SOSIAL

Secara umum, konflik sosial berasal dari bahasa latin yakni configure yang memiliki
arti ‘saling memukul’. Secara sosiologis, konflik berarti sebagai sebuah proses sosial
yang terjadi antara dua orang atau lebih. Di mana salah satu pihak berupaya untuk
menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkanya atau membuatnya tak berdaya.

Pengertian lain dari konflik sosial menurut para ahli sebagai berikut:

 Soerjono Soekanto: mendefinisikan konflik sebagai sebuah proses sosial di mana


individu atau kelompok berupaya memperoleh tujuan yang menjadi kepentingannya
dengan cara menantang lawan disertai dengan ancaman dan kekerasan.
 Lewis A. Coser: seorang teoritisi konflik sosial mengatakan bahwa konflik adalah
perjuangan mengejar nilai apa yang diyakininya dengan mengejar status sosial dan
kekuasaan, kadang dengan mencederai lawan.
 Robert M. Z. Lawang: mendefinisikan konflik sebagai perjuangan atau perebutan
sumber daya yang langka, seperti nilai, status, kekuasaan dan sebagainya dengan
tujuan tidak hanya memperoleh keuntungan melainkan menundukkan lawannya.
 Kartono Kartini: berpendapat bahwa konflik adalah proses sosial yang bersifat
antagonistik dan sering kali tak bisa diselaraskan karena pihak-pihak yang
berkonflik memegang teguh nilai dan tujuannya masing-masing yang berbeda.
 DeMoor: berpendapat bahwa konflik terjadi saat individu atau kelompok yang
hidup dalam sebuah sistem dibimbing oleh nilai-nilai dan tujuan yang bertentangan
dengan dirinya.
 Gillin: berpendapat bahwa konflik merupakan bagian dari interaksi sosial yang
membentuk pola pertentangan atau perlawanan.

B. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KONFLIK SOSIAL

Faktor Umum dari Konflik Sosial:


1. Adanya perbedaan perasaan dan pendirian antar individu.
2. Adanya perbedaan kebudayaan, terutama adat istiadat.
3. Adanya perbedaan kepentingan.
4. Adanya perubahan sosial yang mengubah nilai-nilai pada masyarakat.
5. Adanya rasa benci dan dendam.
6. Adanya paksaan dari yang kuat kepada yang lemah.
7. Meletusnya revolusi polotik pada perebutan kekuasaan.

Faktor lain dari Konflik Sosial:

1. Faktor Etnosentrisme dan Primordialisme sempit.


Etnosentrisme adalah suatu pandangan yang melekat pada diri seseorang atau
masyarakat yang menilai kebudayaan-kebudayaan lain selalu diukur dengan nilai
kebudayaannya. Sedangkan Primordialisme adalah pemikiran yang
mengutamakan atau menempatkan kepentingan utama suatu kelompok atau
komunitas masyarakat pada urutan pertama.
2. Faktor Konflik Etnopolitik, ada 2:
Konflik Ideologi, dipicu adanya perbedaan ideologi atau sistem nilai yang dianut
oleh pihak yang berkonflik.
Konflik Politik, terjadi lantaran adanya pembagian status kekuasaan dan sumber
ekonomi yang terbatas dalam suatu masyarakat. Dengan kata lain, konflik politik
terjadi karena adanya kepentingan tertentu yang dipaksakan kepada pihak lain.

C. BENTUK / JENIS KONFLIK SOSIAL

1. Konflik Realistis dan Non Realistis


Konflik Realistis berasal dari kekecewaan suatu individu atau kelompok terhadap
sistem dan tuntutan-tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial. Contoh:
mahasiswa mendemo pemerintah karena harga beras naik.
Konflik Non Realistis adalah konflik yang terjadi dari kebutuhan pihak-pihak
tertentu untuk meredakan ketegangan. Contoh: seseorang ditunjuk sebagai
provokator dalam demo untuk membubarkan demonstrasi.
2. Konflik Vertikal dan Horizontal
Konflik Vertikal adalah konflik suatu individu atau kelompok terhadap pihak yang
posisi statusnya ada diatasnya. Contoh: masyarakat dengan kepala daerahnya.
Konflik Horizontal adalah konflik antar individu atau kelompok yang sederajat.
Contoh: konflik antar organisasi masyarakat.
3. Konstruktif dan Destruktif
Konstruktif artinya adalah konflik yang akhirnya membangun kedua belah pihak
yang berkonflik tanpa merugikan pihak manapun. Sedangkan Destruktif artinya
konflik yang akhirnya memberikan dampak negatif pada kedua belah pihak yang
berkonflik.
4. Konflik Antar-kelas dan Antar-ras
Konflik Antar-kelas adalah konflik antar kelas sosial dalam suatu masyarakat.
Contoh: konflik antara kelas pekerja dan kelas pengusaha.
Konflik Antar-ras adalah konflik yang terjadi antar rasa tau etnisitas. Contoh:
konflik antar ras kulit hitam dengan kulit putih di Amerika Serikat pada abad ke 17.

D. BENTUK PENYELESAIAN KONFLIK SOSIAL

 Toleransi
 Stalemate, penyelesaian konflik karena masing-masing memiliki kekuatan
seimbang.
 Kompromi, penyelesaian konflik dengan saling mengurangi tuntutan.
 Konsiliasi, usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak yang
berkonflik.
 Mediasi, penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga sebagai penengah
atau penasehat.
 Arbitrasi, penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang dipilih
bersama dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi.
 Adjudikasi, penyelesaian konflik melalui jalur pengadilan.
 Koersi, akomodasi yang prosesnya berdasarkan paksaan.

E. DAMPAK DARI KONFLIK SOSIAL


1. Tambahnya rasa solidaritas dalam kelompok.
2. Berubahnya sikap atau kepribadian baik yang mengarah ke hal-hal negatif maupun
positif.
3. Terjadinya perubahan sosial yang mengancam kebutuhan kelompok.
4. Jatuhnya korban manusia, rusak dan hilangnya harta benda jika terjadi benturan
fisik.
5. Munculnya dominasi kelompok yang menang terhadap yang kalah.
6. Terjadinya akomodasi, munculnya kelompok (para pihak memiliki kekuatan yang
seimbang).
7. Goyah atau retaknya persatuan kelompok.
8. Rusaknya harta benda dan jatuhnya korban manusia.

F. PERBEDAAN ANTARA KONFLIK DAN KEKERASAN

Konflik tidak selalu melibatkan kekerasan, tapi kekerasan adalah salah satu bentuk dari
konflik. Konflik merupakan perbedaan kepentingan, pertentangan, dan perlawanan.
Bentuk konflik sebagai pertentangan ini dapat diselesaikan tanpa adanya kekerasan.

Kekerasan merupakan pertentangan, perlawanan, benturan kepentingan yang


diekspresikan dengan melibatkan kerugian fisik.

G. CONTOH KONFLIK SOSIAL

Ada banyak contoh konflik sosial yang bisa diambil dari kehidupan di sekitar maupun
di medsos. Misalnya saja saat ini, pemberitaan di televisi sedang marak-maraknya akan
konflik sosial yang terjadi antara Negara Indonesia dengan Negara Cina di kepulauan
Natuna.

Konflik tersebut dipicu oleh adanya temuan kapal-kapal asing di kepulauan Natuna
yang tak sengaja tertangkap oleh kamera patroli TNI-AU, maupun dari video rekaman
para nelayan Indonesia yang ada di sekitar tempat kejadian.
Hal itu sontak menjadi viral di medsos dan konflik pun semakin memanas saat Cina
mengaku-ngaku bahwa laut di kepulauan Natuna masih merupakan batas wilayah
mereka. Mereka mengklaim bahwa Natuna masuk ke dalam Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE) Cina.

Negara Indonesia bagaimanapun, menolak keras terhadap klaim sepihak dari Cina.
Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi konflik tersebut. Mulai dari pengusiran atau
penggiringan kapal-kapal asing keluar dari wilayah Indonesia, maupun melewati jalur
diplomasi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dengan Negara Cina.

Pemerintah Indonesia dengan tegas mengatakan bahwa kepulauan Natuna adalah bagian
dari Indonesia, milik Indonesia. Hal itu telah tercantum dalam undang-undang dan tak
bisa diganggu gugat oleh siapapun, bahkan oleh Cina sekaligus.

Sampai saat ini pemerintah mengerahkan ratusan personil TNI untuk berjaga di
kepulauan Natuna. Sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk mempertahankan
wilayah Indonesia dari serangan-serangan Negara asing.
DAFTAR PUSTAKA

http://forzasosio.blogspot.co.id/2012/12/konflik-sosial-html

https://www.bukupaket.com/2016/03/materi-pembelajaran-sosiologi

https://www.google.co.id/amp/sosiologis.com/pengertian-konflik-sosial/amp

https://www.yuksinau.id/contoh-konflik-sosial

Anda mungkin juga menyukai