Anda di halaman 1dari 9

Kata 'konflik' secara etimologis berasal dari bahasa Latin 'con' yang berarti 'bersama' dan

'fligere' yang artinya 'benturan atau tabrakan'. Sehingga konflik sosial diartikan sebagai
serangkaian fenomena yang bertentangan dan terjadi pertikaian antara individu melalui
konflik kelas hingga internasional. Sedangkan menurut para ahli, pengertian konflik sosial
adalah sebagai berikut.
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip
Mendefinisikan konflik sosial sebagai suatu perjuangan terhadap nilai dan pengakuan
terhadap status yang langka, kemudian kekuasaan dan sumber-sumber pertentangan
dinetralisir atau dilangsungkan atau dieliminir saingannya.
Webster
Sementara itu, menurut Webster istilah conflict dalam bahasa latin berarti suatu perkelahian,
peperangan atau perjuangan, yaitu berupa konfrontasi fisik antara beberapa pihak.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Sedangkan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) oleh Poerwadarminta, konflik
berarti pertentangan atau percekcokan. Pertentangan muncul ke dalam bentuk pertentangan
ide maupun fisik antara dua pihak yang berseberangan (dalam Novri Susan, 2009: 4).
Robert M.Z. Lawang
Konflik sosial sebagai perjuangan untuk memperoleh nilai, status, dan kekuasaan dengan
tujuan memperoleh keuntungan sekaligus menundukkan pesaing.

Terdapat beberapa cara untuk menyelesaikan konflik (Soerjono Soekanto, 1990: 77-78),
yaitu:

Coercion (Paksaan)
Penyelesaiannya dengan cara memaksa dan menekan pihak lain agar menyerah. Coercion
merupakan suatu cara dimana salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah bila
dibandingkan dengan pihak lawan. Cara ini sering kurang efektif karena salah satu pihak
harus mengalah dan menyerah secara terpaksa.

Compromise (Kompromi)
Suatu cara dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya, agar tercapai
suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.

Arbitration (Arbitrasi)
Merupakan suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan diantara kedua belah pihak. Pihak
ketiga mendengarkan keluhan kedua pihak dan berfungsi sebagai “hakim” yang mencari
pemecahan mengikat.

Mediation (Penengahan)
Menggunakan mediator yang diundang untuk menengahi sengketa. Mediator dapat
membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yang terputus, menjernihkan dan
memperjelas masalah serta melapangkan jalan untuk pemecahan masalah secara terpadu.

Conciliation (Konsiliasi)
Merupakan suatu usaha untuk mempertemukan keinginan- keinginan dari pihak-pihak yang
berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.

Konflik sosial adalah masalah yang sering terjadi di dalam kehidupan masyarakat. Beberapa
konflik sosial menyebabkan kerugian cukup besar hingga menelan banyak korban jiwa.
Pemerintah dan masyarakat sebenarnya telah berusaha untuk mencegah terjadinya konflik
sosial. Namun, ada sejumlah faktor yang belum bisa diatasi dengan baik, sehingga konflik
sosial terus terjadi.

Lantas apa penyebab terjadinya konflik sosial? Lalu apa dampak yang ditimbulkan jika
terjadi konflik sosial? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel berikut ini yuk.

Pengertian Konflik Sosial


Konflik sosial adalah ketegangan, ketidaksepakatan, dan pertentangan antara individu atau
kelompok yang memiliki kepentingan atau nilai yang berbeda. Konflik sosial bisa terjadi
dalam berbagai skala, mulai dari konflik antara individu di dalam keluarga hingga konflik
antara kelompok etnis atau antar negara.

Konflik sosial antara individu bisa berupa perselisihan keluarga, sementara konflik sosial
antara kelompok bisa berupa persaingan ekonomi atau konflik agama. Konflik sosial juga
dapat disebabkan oleh ketidakadilan sosial, perbedaan kelas, atau ketidakseimbangan
kekuasaan di antara kelompok-kelompok yang terlibat.

Dijelaskan dalam buku Konflik Sosial di Lampung Tengah oleh Suhairi dan kawan-kawan,
konflik sosial yang berlangsung dalam waktu tertentu dapat menyebabkan dampak yang
cukup luas. Selain menimbulkan situasi yang tidak aman, konflik sosial juga bisa
mengganggu stabilitas nasional dan menghambat pembangunan nasional.

Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Sosial


Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya konflik sosial. Dijelaskan dalam buku
Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial oleh Tim Ganesha Operation, berikut sejumlah
penyebabnya.

Perbedaan Antarindividu atau Kelompok


Konflik sosial dapat terjadi ketika antarindividu atau kelompok memiliki kepentingan yang
berbeda dan saling bertentangan. Sebagai contoh, perbedaan pandangan tentang penggunaan
lahan yang sama atau perbedaan pendapat tentang kebijakan publik.

Perbedaan Kebudayaan di Masyarakat


Penyebab konflik sosial selanjutnya karena ada dua kelompok memiliki perbedaan budaya
yang signifikan dan saling bertentangan satu sama lain. Misalnya, perbedaan agama atau adat
istiadat yang mengakibatkan konflik.

Adanya Perbedaan Kepentingan


Konflik sosial juga bisa terjadi karena terdapat nilai-nilai dan kepentingan yang berbeda dan
saling bertentangan di dalam masyarakat. Contohnya, perbedaan pandangan tentang hak-hak
individu, kebebasan, agama, dan sebagainya.

Terjadinya Kesenjangan Sosial


Kesenjangan sosial merupakan salah satu faktor umum terjadinya konflik sosial di
masyarakat. Hal ini karena kesenjangan sosial-ekonomi yang signifikan terjadi di antara
kelompok tertentu. Misal, ketidakadilan dalam pembagian kekayaan dan kesempatan kerja.

Adanya Tindak Kekerasan


Tindak kekerasan yang dilakukan oleh suatu kelompok kepada kelompok lain juga dapat
menyebabkan konflik sosial masyarakat. Contoh, konflik yang terjadi akibat adanya tindakan
kekerasan atau penindasan dari kelompok yang lebih kuat terhadap kelompok yang lebih
lemah.

Dampak Konflik Sosial


Konflik sosial dapat memiliki dampak yang sangat merusak pada individu, kelompok, dan
masyarakat secara keseluruhan. Dikutip dari buku Sosiologi: Memahami dan Mengkaji
Masyarakat oleh Janu Murdiyatmoko, berikut dampak dari konflik sosial.

Retaknya persatuan kelompok karena anggotanya saling berselisih.


Menimbulkan aksi kekerasan, kerusuhan, dan penghancuran infrastruktur, bangunan, dan
fasilitas umum.
Merusak kegiatan ekonomi, mempengaruhi produksi dan distribusi barang dan jasa, serta
menurunkan daya beli dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Menyebabkan trauma dan kecemasan pada individu yang terlibat atau terkena dampaknya,
terutama pada anak-anak dan kelompok rentan.
Dapat menyebabkan hilangnya nyawa dan kerugian kemanusiaan yang besar pada individu
dan masyarakat secara keseluruhan.

Bentuk-bentuk Konflik Sosial


Menurut buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial oleh Tim Ganesha Operation, konflik
dibedakan berdasarkan sifat dan posisi pelaku yang berkonflik. Untuk lebih jelasnya, simak
bentuk-bentuk konflik sosial di bawah ini.

Berdasarkan Sifat
Bentuk konflik sosial berdasarkan sifatnya terbagi lagi menjadi dua jenis, yakni sebagai
berikut:

Konflik Destruktif
Konflik destruktif adalah konflik yang membawa akibat kurang menguntungkan bagi pihak
yang berkonflik, yaitu mengakibatkan hilangnya nyawa atau harta benda, serta timbulnya
persaingan, cemas, tegang, dan sebagainya.

Konflik Konstruktif
Konflik konstruktif adalah suatu konflik yang mampu membawa ke arah keuntungan yang
membangun.

Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik


Bentuk-bentuk konflik sosial berdasarkan posisi pelaku yang berkonflik terbagi ke dalam tiga
jenis, yaitu:
Konflik Vertikal
Konflik vertikal merupakan konflik yang terjadi antara kelompok masyarakat yang berbeda.

Konflik Horizontal
Konflik horizontal adalah konflik yang terjadi di dalam kelompok sosial yang sama.

Konflik Diagonal
Konflik diagonal ialah konflik yang terjadi karena ketidakadilan alokasi sumber daya secara
menyeluruh, sehingga menimbulkan pertentangan dari masyarakat.

Contoh Konflik Sosial di Indonesia


Konflik Sosial Suku Sampit
Contoh konflik sosial masyarakat Indonesia satu ini mungkin sudah cukup sering kamu
dengar karena konflik ini memang cukup fenomenal.

Kondisi ini terjadi disebabkan karena kondisi karakteristik Indonesia yang memiliki beragam
budaya, suku, serta agama.

Perbedaan kebudayaan, suku dan agama ini lah yang sering kali membuat perpecahan di
lingkungan sosial karena, karena tidak saling menghargai.

Hal inilah yang terjadi antara suku Madura dan Dayak yang saat itu terjadi cukup
menegangkan.

Karena, konflik ini bahkan sempat menjatuhkan banyak korban jiwa baik dari suku Dayak
maupun suku Madura.

Hal ini terjadi akibat kurangnya sikap saling menghargai dan menghormati adat dan
kebudayaan antar suku.

Konflik Sosial Lampung dan Bali


Contoh konflik sosial masyarakat Indonesia selanjutnya adalah konflik sosial yang sempat
terjadi antara Lampung dan Bali. Konflik ini juga cukup banyak diperbincangkan saat itu
karena, konflik ini sebenarnya terjadi akibat adanya kesenjangan sosial terutama dari segi
ekonomi.
Salah satu contoh konflik sosial di masyarakat ini, sebenarnya terjadi antara masyarakat
pendatang dengan masyarakat asli daerah tersebut dan sudah pasti mengakibatkan
pertengkaran.
Adanya kesenjangan sosial antara masyarakat asli daerah sekitar dengan masyarakat
pendatang nyatanya bisa menyebabkan timbulnya sebuah konflik yang menyebabkan
perpecahan.
Karena itu, sudah seharusnya rasa saling menghargai dan menghormati ditanamkan dalam
diri setiap masyarakat agar tidak menimbulkan perpecahan.
Adanya konflik ini bisa menjadi pembelajaran untuk kita agar hal yang sama tidak terulang di
masa datang.
3. Konflik Sosial Aceh
Contoh konflik sosial masyarakat Indonesia selanjutnya mungkin tidak pernah disangka akan
terjadi terutama di Aceh.
Sebagai kota yang dijuluki Serambi Mekkah ini ternyata juga pernah mengalami konflik yang
tidak hanya melibatkan masyarakat namun, juga negara.
Aceh merupakan salah satu wilayah yang terkenal kaya akan sumber daya alamnya yang
melimpah salah satunya minyak bumi.
Bahkan, kabarnya Aceh memiliki kandungan minyak bumi jauh lebih besar dari daerah
Timur Tengah yang terkenal akan kekayaan minyak buminya.
Karena kondisi ini Aceh sempat ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membuat sebuah
keputusan merdeka dari Indonesia.
Hal ini tentu menyebabkan banyak kontra karena itu, sempat dilakukan perundingan setelah
adanya keinginan untuk merdeka ini.
4. Konflik Sosial Jawa Barat
Contoh konflik sosial masyarakat Indonesia selanjutnya merupakan konflik yang disebabkan
adanya perbedaan organisasi. Konflik di Jawa Barat melibatkan antara kubu pembela Islam
atau FPI dengan gerakan masyarakat bawah Indonesia atau GMBI.
Kondisi konflik saat itu memang tidak mengakibatkan timbulnya korban jiwa namun, kondisi
ini sempat membuat banyak kerugian.
Kerugian yang timbul berupa kerugian material, konflik seperti ini sebenarnya bisa terjadi
karena perbedaan pemahaman antar kelompok.
Sehingga kubu pro dan kontra saling mempertegas argument mereka dan akhirnya
mengakibatkan timbulnya sebuah konflik.
Adanya konflik sosial di masyarakat tentu akan sangat merugikan masyarakat sekitar terlebih
kedua masyarakat yang saling berseteru.
5. Konflik Pengusiran Mahasiswa di Yogyakarta
Contoh konflik sosial masyarakat Indonesia mungkin sudah sering kamu dengar karena,
mahasiswa memang sering tidak jauh dari konflik.
Kondisi ini bermula saat ada salah satu mahasiswa yang mendukung adanya kemerdekaan
untuk Papua Barat.
Adanya pendapat ini tentu menimbulkan banyak kontra dari masyarakat sekitar Yogyakarta
dan berniat untuk mengusir mahasiswa dari Papua Barat.
Dari sini cukup jelas bahwa adanya perbedaan pendapat bisa menjadi penyebab utama
timbulnya sebuah konflik.
Hal seperti ini masih mungkin terjadi di masa mendatang, sehingga menjadikan contoh
konflik perubahan sosial apalagi kebanyakan masyarakat sering lebih mudah terpancing
emosi.
Kondisi ini yang akhirnya membuat mereka bertindak di luar batas dan menyebabkan
timbulnya kerugian hingga perpecahan.
6. Konflik Sosial Jakarta 1998
Contoh konflik sosial masyarakat Indonesia berikutnya ini menyangkut tentang posisi
kawasan yang akan dijadikan Ibu Kota Negara.
Konflik sosial di Jakarta terjadi pada tahun 1998 saat itu terjadi adanya penolakan
masyarakat luas yang mengatasnamakan pribumi.
Masyarakat tersebut mengusir hingga melakukan tindakan kriminal terhadap masyarakat
etnis Tionghoa yang tinggal di sekitar Jakarta.
Sehingga, hal ini mengakibatkan adanya konflik antara masyarakat Indonesia dengan etnis
Tionghoa yang menimbulkan banyak kerugian.
Sebenarnya perbedaan etnis ini memang cukup riskan terhadap konflik karena, tidak semua
orang paham akan sikap saling menghargai.
Sehingga, mereka bersikap seenaknya tanpa berfikir apa yang akan terjadi di masa
mendatang ketika mereka melakukan hal tersebut.
7. Konflik Sosial Suku Lampung dan Jawa
Contoh konflik sosial masyarakat Indonesia ini terjadi antara suku Lampung bagian tengah
dengan suku Jawa.
Konflik antar suku ini bahkan menyebabkan banyak kerugian material hingga banyak korban
jiwa yang meninggal dunia.
Mulanya konflik ini terjadi ketika kawasan kampung Jawa berperilaku kasar dengan
masyarakat Lampung dan menimbulkan rasa tidak terima.
Sehingga, masyarakat asli lampung melakukan berbagai tindakan seperti membakar rumah
hingga melakukan pembunuhan kepada masyarakat sekitar.
Kondisi saat itu memang cukup memprihatinkan apalagi seharusnya mereka bisa hidup damai
dalam satu lingkup yang sama.
Namun, justru adanya satu permasalahan ini membuat suku Lampung dan Jawa berkonflik
dan mengakibatkan timbulnya perpecahan.

8. Konflik Sosial Nusa Tenggara Barat


Contoh konflik sosial masyarakat Indonesia selanjutnya adalah konflik sosial yang sempat
terjadi di Nusa Tenggara Barat.
Penyebab timbulnya konflik karena adanya perbedaan suku dan budaya yang ada di sekitar
masyarakat Nusa Tenggara Barat.
Konflik terjadi pada masyarakat Kabupaten Sumbawa Besar yang tinggal di desa Sekarang
karena adanya perbedaan suku dan budaya.
Hal ini membuktikan banyaknya suku dan budaya justru dapat menimbulkan konflik jika
tidak ada sikap saling menghargai dan menghormati.
Karena itu, sangat penting menanamkan sikap saling menghargai dan menghormati dari sejak
dini kepada masyarakat Indonesia.
Terlebih Indonesia memiliki beragam budaya, suku hingga agama yang harus saling
menghormati dan menghargai satu sama lain.
9. Konflik Sosial Ambon
Contoh konflik sosial masyarakat Indonesia selanjutnya adalah konflik sosial yang terjadi di
Ambon diakibatkan kesenjangan sosial.
Konflik Ambon ini terjadi karena adanya kesenjangan sosial yang terlalu berlebihan di
masyarakat sekitar.
Terjadi pada tahun 1998 konflik bermula dari adanya kesenjangan sosial terlebih soal
ekonomi yang terlihat dari masyarakat Islam dan Kristen Protestan.
Kondisi ini kemudian menyebabkan timbulnya konflik yang berkepanjangan dan akhirnya
menyebabkan berbagai masalah.
Dari sini cukup jelas bahwa kesenjangan sosial yang dipengaruhi oleh beberapa faktor sangat
mungkin menyebabkan timbulnya perpecahan.
Untuk itu, diperlukan adanya sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lain agar
hal seperti ini bisa dihindari.
10. Konflik Sosial Situbondo
Contoh konflik sosial masyarakat Indonesia selanjutnya terjadi di daerah Situbondo Jawa
Timur yang disebabkan persoalan agama.
Konflik sosial terjadi pada tahun 1996 di Situbondo Jawa Timur yang melibatkan masyarakat
Islam dengan masyarakat agama lain.
Saat itu terdapat adanya penghinaan yang ditujukan kepada agama Islam dan akhirnya
menimbulkan adanya sebuah konflik.
Hal ini bisa terjadi karena belum adanya sikap saling menghargai dan menghormati antara
agama lain sehingga menimbulkan perpecahan.
Karena itu, sudah seharusnya sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki beragam agama
dan kepercayaan kita harus menanamkan sikap saling menghargai.
Sehingga, tidak akan ada lagi sikap saling menghina antara kepercayaan satu dengan yang
lain dan akhirnya menimbulkan konflik.
11. Konflik Partai Demokrat KLB Deli Serdang
Contoh konflik sosial masyarakat Indonesia selanjutnya tidak disebabkan karena perbedaan
agama, suku maupun budaya.
Karena, konflik satu ini justru disebabkan karena adanya ketidakpuasan sekelompok politisi
atas kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono.
Saat itu kelompok politis KLB Deli Serdang berniat untuk menggagalkan kepemimpinan
AHY dan mendapatkan legitimasi dari kepemimpinan Moeldoko.
Konflik antar partai ini memang sudah cukup sering terjadi bahkan hingga saat ini masih
banyak konflik seperti ini terjadi.
Perbedaan pendapat antara kubu partai sebenarnya menjadi penyebab utama timbulnya
konflik dan mengakibatkan masalah berkepanjangan.
Karena itu, dalam sebuah parta juga diperlukan adanya sikap saling menghargai dan
menghormati satu sama lain.
12. Peristiwa G30S PKI
Konflik yang terakhir pasti sudah tidak asing untuk kamu dengar karena, konflik ini menjadi
peristiwa bersejarah di Indonesia.
Konflik G30S PKI bahkan sempat menewaskan sekitar 7 petinggi angkatan darat (AD),
peristiwa ini terjadi pada 30 September 1965.
Contoh konflik sosial masyarakat Indonesia ini bahkan hingga sekarang masih sering
diperingati dan dipelajari di bangku sekolah.
Karena, pada saat itu G30S PKI memang menjadi peristiwa berdarah sekaligus bersejarah
bagi masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai